Anda di halaman 1dari 5

The Effects of Total Quality Management Practices on Performance within a Company

for Frozen Food in the Republic of Macedonia: A Review


Silvano Jovan (240210180093)

TQM adalah sistem structural yang di buat untuk memenuhi kebutuhan dan standar
dari konsumen dan supplier pada suatu bisnis. Karena TQM melibatkan seluruh aspek usaha
terutama konsumen, seluruh pegawai dan proses yang berlaku ditambah dengan prinsip terus
berkembang kea rah yang lebih, TQM bisa menjadi metode penting untuk bertahannya bisnis
di era modern ini. Perusahaan yang dibahas pada jurnal ini adalah perushaan manufaktur
pangan dari olahan siput terutama untuk kegiatan ekspor dan dampak implementasi TQM
terhadapnya. Pabrik ini adalah pabrik yang memproduksi mentega dari sibut, dan daging
kaleng olahan siput. Karena produk yang dibuat adalah makanan yang dikonsumsi langsung,
maka penjaminan mutu pada seluruh aspek usaha sangat penting dan dijunjung tinggi oleh
usaha ini. Oleh karena itu, perusahaan ini menggunakan sistem TQM dalam menetapkan
standar kualitas yang tinggi. (Mitreva et al., 2016)

Proses TQM pada perusahaan ini bisa didasarkan pada beberapa metodologi. Pertama,
metodologi subsistem internal yang terdiri dari standarisasi, metodologi proses stastikal
kontol, metodologi Analisa Bisaya yang dikeluarkan selama proses produksi, metodlologi
edukasi, metodologi evaluasi seluruh kegiatan TQM (audit) (Mitreva, 2011). Dalam
prakteknya, secara internal perusahaan ini juga mengedepankan dan mengaharuskan adanya
kerjasama yang baik antara karyawan yang bekerja (120 karyawan yang berpengalaman), hal
ini dilakukan agar sikap individualisme dalam proses usaha bisa di minimalkan. Prinsip lain
yang dijalankan adalah seluruh kegiatan dilakukan dengan efisien dan simple yang berfokis
pada hasil (bukan banyaknya tugas yang diberi), selain itu setiap personil juga mendapat
tugas yang cocok dengan kepribadian sehingga hasil yang dikeluarkan adalah hasil maksimal.
Semua ini disusun dalam SOP yang membantu tercipatnya disiplin dan komunikasi antara
karyawan dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan. Dengan langkah ini,
semua kekurangan atau kesalahan bisa dihindari dengan berfokus pada pusat masalah, yaitu
personil dalam usaha.

Dalam proses produksinya, semua alat digunakan sesuai dengan standard masing-
masing alat. Pertama- tama siput hidup diterima dari supplier dalam wadah plastic yang
sudah di kunci. Setelah itu setiap sampel yang diterima akan di tes secara acak untuk
menentukan kualitas sudah memenuhi standar atau belum. Setelah itu, siput di simpan pada
temperature 40oC. Proses ini diawasi oleh pegawai yang bertugas sebagai quality control
untuk di data dan diseleksi. Semua proses ini selalu diawasi oleh QC dengan sistem piramida
QC-CE sehingga ada sistem yang mengatur proses menjadi efisien. Di sini lah peran personil
QC (Quality control) dan QA (quality assurance) diperlukan yaitu menjamin kualitas tetap
terjaga dengan sistem yang baik dan proses produksi berkelanjutan. Semua bahan yang sudah
diterima kemudian dikondisikan agar bisa diolah dengan baik di tahap selanjutnya. Ketika
ingin diolah, siput di panaskan pada suhu 90 oC dan dipotong kecil untuk proses selanjutnya.
Di proses ini daging dipisahkan dari cangkang siput. Berikut adalah contoh sistem yang
dibuat untuk proses ini (Mitreve et al., 2015)

Perusahaan siput ini memiliki beberapa produk yang memiliki cara pengolahan yang
berbeda- beda pula. Oleh karena itu penerapan TQM yang sangat diperlukan hingga tidak
terjadi kesalahan pada produk akhir. Berikut adalah sistem yang dibuat untuk pengolahan
daging siput yang dikalengkan
Sistem TQM juga diterapkan pada persiapan pengolahan yaitu dengan mengikuti
prosedur yang ketat pada setiap alat yang digunakan sehingga kualitas tetap terjaga. Hal ini
juga diterapkan sampai pengemasan berbagai produk yang ditawarkan mulai dari personil
yang mengolah maupun alat dan prosedur yang digunakan untuk menyiapkan produk olahan
siput menjadi produk yang siap dijual. Setelah dijual tidak lupa, ada bagian dalam perusahaan
yang bertugas mencari timbal balik dari konsumen sehingga perusahaan bisa terus
memperbaiki dan bertumbuh terus menerus memenuhi ekspektasi konsumen baik dari produk
akhir maupun kerjasama tim internal perusahaan

Untuk membuat TQM sukses dapat disimpulkan perlu komitemen dari seluruh
manajemen perusahaan sampai karyawan dan seluruh personil yang terlibat. Diperlukan juga
pelatihan karyawan agar seluruh personil sudah terlatih dan bisa menjalankan sistem yang
dibuat dengan baik dan akhirnya seluruh kualitas tetap terjaga. Diperlukan juga kerjasama
perusahaan dan supplier sebagai mitra, hal ini dilakukan untuk menjamin bahan baku yang
digunakan dan meningkatkan daya saing produk. Proses produksi harus dilakukan dengan
sistem tertata dan konsisten membuat produk yang berkualitas tinggi. Dengan prinsip dasar
ini, seluruh proses usaha bisa berjalan dengan baik dan TQM bisa diterapkan dengan baik.
(Kanji, 1998). Selain bisa mengoptimalkan kualitas, pengolahan dengan metodologi yang
baik dapat menghemat biaya secara signifikan (Chepujnoska, 2008)

Dilihat dari seluruh aspek yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan metodologi Total Quality Managaement (TQM) dapat meningkatkan tingkat
efisiensi dan efektivitas perusahaan pengolahan siput ini, karena semua kemungkinan terjadi
kesalahan dan cacat dicegah dengan langkah preventif dan kerja proaktif secara
berkelanjutan. Tentunya sistem ini membutuhkan komitmen total dari seluruh personil
perusahaan untuk menciptakan kualitas tinggi yang konsiten secara berkelanjutan. Tanpa
adanya kerjasama seluruh pihak, maka penerapan TQM hanya akan membuang waktu,
tenaga, dan mengurangi kesukseksan bisnis. Perusahaan juga harus terus menerapkan
adaptasi dari waktu ke waktu agar bisnis tetap berjalan dan menjaga kepercayaan konsumen
terhadap produk. (Mitreva, et al., 2014)
Referensi:

Chepujnoska, V. & Mitreva, E. (2008). Methodology for optimization of the quality costs,
Economic development, Skopje, 10(1), 213.
Kanji, G. K. (1998b). An innovative approach to make ISO 9000 standards more effective,
Total Quality Management, 9(1), 67-78.
Mitreva, E. (2011). Model-integral methodology for successful designing and implementing
of TQM system in Macedonian companies. International Journal for Quality Research,
5(4), 255-260.
Mitreva, E., Taskov, N. & Lazarovski, Z. (2014a). The need for the design and
implementation of TQM system for the airport services TAV Airports Holding,
Macedonia. In: 8th International Quality Conference, 8th IQC, Center for Quality,
Faculty of Engineering, University of Kragujevac
Mitreva, E., Taskov, N., Sazdova, J., Gjeorgieva, I. & Gjorshevski, H. (2015a). The Need for
Implementation of Integrated Management Systems (IMS) in Macedonian Companies”.
Calitatea - acces la succes (Quality - Access to Success), 16(147), 62-65.
Mitreva, E., Cvetkovik, D., Filiposki, O., Taskov, N., & Gjorshevski, H. (2016). The Effects
of Total Quality Management Practices on Performance within a Company for Frozen
Food in the Republic of Macedonia. Tem Journal, 5(3), 339–346.
https://doi.org/10.18421/TEM53-14

Anda mungkin juga menyukai