240210180093
Kelompok 6B
temperatur, waktu reaksi, dan perbandingan berat air terhadap pati. Masing- masing
karakteristik ini akan sangat berpengaruh pada hasil modifikasi yang dihasilkan. Oleh
karena itu perlu diperhatikan semua kandungan sampel, dan perlakuan yang diterapkan
agar hasil modifikasi pati bisa sesuai dengan keinginan peneliti dan memberi nilai
tambah pada industry (Sampurno, 2006)
Pada praktikum ini dilakukan modifikasi fisik terhadap pati. Metode yang
digunakan adalah metode HMT (Heat Moisture Treatment) dan Hydrotermal annealing.
Sampel pati yang di modifikasi adalah pati pisang kapas yang sudah dibuat pada
praktikum sebelumnya. Berdasarkan SNI 01-3841-1995, kadar air (b/b) pati pisang
maksimal 5% dan persentase lolos ayakan 60 mesh yaitu minimum 95%.
4.1 Heat Moisture Treatment (HMT)
Modifikasi pati menggunakan metode HMT ini adalah Teknik yang
menggunakaan perlakuan panas dan pengaturan kadar air pada sampel pati. Modifikasi
pati secara HMT dapat meningkatkan ketahanan pati terhadap panas, perlakuan
mekanis dan pH asam (Taggart, 2004). Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan suhu
gelatinisasi dan menurunkan kapasitas pembengkakan granula (Jacobs dan Delcour,
1988). Perlakuan biasa dilakukan pada suhu 840C–1200C dan kondisi sampel semi
kering yaitu kadar air yang lebih rendah dibandingkan syarat terjadinya gelatinisasi
yaitu kurang dari 35% air, w/w. Biasanya dalam modifikasi ini perlu dilakukan
penyeragaman kadar air pada sampel yang akan dimodifikasi dengan penyemprotan dan
pengadukan manual.
Langkah pertama dalam praktikum ini yaitu dilakukan penimpangan sampel.
Penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui rendemen sampel yang akan dihasilkan
dari modifikasi ini. Setelah itu, dilakukan penyeimbangan kadar air menjadi 30% agar
pati tidak tergelatinasi tetapi hanya mengalami perubahan konformasi molekul dan
karakterisasinya (Collado dan Corke, 1999). Setelah itu disemprotan akuades dan
dilakukan pengadukan. Jumlah akuades yang ditambahan dihitung menggunakan
prinsip kesetimbangan massa. Perhitungan dapat didapatkan menggunakan rumus:
(100% - ka1) x BP1 = (100% - ka2) x BP2
Keterangan :
Ka1 : kadar air kondisi awal (100%)
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
Setelah itu dilakukan pengeringan dengan oven blower pada suhu 50oC selama 24
jam. Pada pengeringan ini, aluminium foil yang menutupi sampel dilepas. Tujuan
pengeringan ini adalah menurunkan kadar air dan memperpanjang umur simpan
(Martunis, 2012). Tujuan dari pengeringan ini adalah mengurangi kadar air bahan sampai
batas dimana mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusuhan
akan terhenti, dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan
yang lebih lama (Dewayani et al., 2019). Pemanasan dan pengeringan menggunakan oven
yang berbeda karena memiliki tujuan yang berbeda sehingga prinsip oven yang berbeda
juga diperlukan. Pada pemanasan, aluminium foil membantu membuat sampel
tergelatinisasi awal dan kadar air yang keluar dijaga agar tidak berkurang atau bertambah
lagi. Pada proses pengeringan, penggunaan alumium foil tidak dilakukan karena
tujuannya adalah untuk pengurangan kadar air sampel pati.
Tahap selanjutnya adalah pengecilan ukuran dengan grinder. Pengecilan ukuran
didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bahan padat
dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil
(Earle, 1969). Ayakan yang digunakan adalah 100 mesh untuk mendapatkan ukuran
partikel yang seragam (Widyotomo, 2002). Semakin kecil ayakan maka lubang ayakan
yang digunakan semakin besar. Pemisahan ini biasa dilakukan di atas ayakan berupa plat
berlubang atau anyaman kawat yang dapat meloloskan material. Material yang terlalu
besar disebut sebagai material minus atau undersize (Prabowo, 2010). Hasil dari
pengecilan ini kemudian dikemas dengan plastic nylon dan ditimbang lagi untuk
mengetahui jumlah rendemen, yang didapatkan. Plastik nylon digunakan karena kemasan
ini memiliki kerapatan yang tinggi sehingga uap air dan udara tidak mudah masuk. Hasil
rendemen ini diamati warna dan kadar airnya dan dibandingkan dengan pati alami.
Rendemen sampel dapat dihitung menggunakan rumus:
Rendemen = Berat akhir sampel / berat awal sampel x 100%
Pada pengukuran warna pati, dapat digunakan alat chromameter. Chromameter
adalah alat pengukur yang di desain untuk mengevaluasi warna suatu objek terutama
objek yang memiliki kondisi permukaan dan bertekstur tidak rata. Parameter yang dapat
diamati dalam menggunakan alat ini adalah nilai chroma, derajat hue, nilai a*, nilai b*,
dan kecerahan (McGuire, 1992). Tetapi pada pengujian ini, tidak dilakukan dengan
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
chromameter tetapi hanya dilakukan secara evaluasi visual. Hasil dari pengolahan HMT
ini ada dua yaitu perubahan sifat fisik yaitu perubahan profil amilografi pati, perubahan
karakteristik termal melalui pengujian Differential Scanning Calorymetry (DSC),
perubahan volume pembengkakan granula pati, dan perubahan kelarutan. Sementara itu
perubahan kimia yang terjadi antara lain: terjadinya peningkatan fraksi pati yang memiliki
berat molekul pendek.
4.2 Annealing
Perlakuan annealing ini memiliki perbedaan dengan perlakuan HMT. Perbedaan
ini terletak pada jumlah penambahan air dan pemanasan yang dilakukan. HMT dilakukan
pada kadar air rendah yaitu 30% dan suhu gelatinisasi mencapai 120oC selama 60 menit
sedangkan annealing adalah proses modifikasi dengan memanaskan suspense pati dalam
waktu tertentu dengan kadar air berkisar 40% hinggal >60% b/b. Pada modifikasi ini,
proses dilakukan pada suhu di atas suhu transisi gelas, tetapi di bawah suhu
gelatinisasinya (Jayakody dan Hoover, 2008).
Sama seperti modifikasi HMT, modifikasi ini dilakukan untuk menghasilkan
produk yang stabil terhadap pemasan, proses mekanik, dan tahan terhadap asam
(Oktaviani dan Putri, 2015). Kelebihan dari modifikasi ini yaitu pati yang dihasilkan
memiliki solubilitas kecil, adanya peningkatan suhu gelatinisasi dan bisa
mempertahankan sifat fungsional, sehingga karakteristik fisik dan kimia pati lebih baik
lagi dan akhirnya bisa digunakan oleh industry untuk pengolahan berbagai macam produk
pangan. Modifikasi tepung/pati menggunakan metode annealing dilaporkan dapat
menurunkan swelling power dan kelarutan pati, dan menghambat gelatinisasi (Siswoyo
dan Morita, 2010).
Langkah yang dilakukan dalam proses modifikasi ini mula- mula sampel
ditimbang beratnya. Tujuan penimbangan ini adalah untuk mengetahui berapa banyak
rendemen yang akan dihasilkan dari proses modifikasi ini. Setelah itu dilakukan
pengondisian kadar air pati dengan penambahan akuades. Penambahan akuades
dilakukan dengan prinsip kesetimbangan massa yang sudah dipaparkan pada pembahasan
modifikasi HMT. Campuran pati dan akuades ini kemudian diaduk perlahan hingga
terbentuk suspensi.
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
penguapan. Hasil kadar air ini bisa menjadi patokan tentang kualitas dari sampel pati
modifikasi.
Berdasarkan pengamatan modifikasi HMT dan annealing terdapat beberapa
perbedaan. Modifikasi HMT dilakukan pada kadar air rendah, yaitu 30% dan pemanasan
dilakukan dengan oven cabinet yang temperaturnya mencapai suhu 120oC. Pada
modifikasi annealing, proses modifikasi dilaukan pada kadar air berkitar 40->60% b.b.
Pemanasan juga dilakukan pada suhu yang lebih rendah yaitu 55oC menggunakan
waterbath. Kedua modifikasi ini sama- sama bisa meningkatkan sifat fisika dan kimia
dari pati sehingga memiliki ketahanan panas yang lebih baik, dan adanya rekayasa
viskositas sampel.
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada praktikum ini, kesimpulan yang bisa ditarik adalah
sebagai berikut:
• Pati modifikasi adalah pati yang sudah di rekayasa ssifat aslinya yaitu sifat fisika
dan kimia nya. Tujuan modifikasi ini adalah untuk merubah karakteristik pati sesuai
kebutuhan
• Modifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) adalah modifikasi dengan
memanaskan pati di suhu tinggi, diatas suhu gelatinisasi pati (80-120oC) dengan
kadari air terbatas yaitu dibawah 35%. Pati hasill modifikasi memiliki daya cerna
yang tinggi, merekayasa fase viskositas pati agar dapat meningkatkan nilai guna
pati
• Annealing adalah modifikasi dengan penambahan air berlebih yaitu >65% w/w atau
air sedang (40-45% w/w) dan pemanasan di bawah suhu gelatinisasi pati
• Kedua metode ini dapat menambah nilai guna pati tetapi hanya cara modifikasi nya
yang berbeda yaitu metode HMT dilakukan pemanasan dengan oven, dan annealing
dilakukan pemasan menggunakan waterbath.
5.2 Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, sebaiknya praktikuan benar- benar membaca
modul praktikum terlebih dahulu agar lebih mengerti dan bisa melakukan
modifikasi fisik pati dengan baik. Selain itu, sebaiknya, hasil pati modifikasi di
amati lagi karakteristik nya baik secara fisik maupun kimia.
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, L. 2009. Modifikasi Fisik Pati Jagung dan Aplikasinya Untuk Perbaikan Kualitas
Mi Jagung. Thesis. Pacasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia SNI 01-3841-1995
Tentang Pati Pisang. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Cahyono. 2002. Pisang Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 1 :
78.
Collado, 1999. Heat moisture treatment effects on sweet potato starch differing in
amylose content. Food Chem 65:339-346. America chem society
Cui, S. W. 2005. Food Carbohidrates Chemistry, Physical Properties, and Aplications.
CRC Press, Boca Raton, London, New York, Singapore
Dewayani, W., Syamsuri, R., & Septianti, E. (2019). Pengaruh Varietas Bima Brebes
Dan Maja Cipanas, Jenis Pengering Dan Bahan Pengisi Pada Bubuk Bawang.
Gorontalo Agriculture Technology Journal, 2(1), 38.
https://doi.org/10.32662/gatj.v2i1.483
Earle, R.L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. PT. Sastra Hudaya. Jakarta.
Eliasson, A. C. 2004. Starch in Food : Structure, Function, and Application. CRC Press.
North America.
Fleche, G. 1985. Chemical modifikation and degradation of starch. Di dalam G.M.A. Van
Beynum dan J.A. Roels, ed. Starch conversion technology. Applied Science Publ.,
London.
Gunasekaran K, Shanmugan, V and Suresh, P. 2012. Modelling and Analytical
Experimental Study of Hybrid Solar Dryer Integrated with Biomass Dryer for
Drying Coleus Forskohlii Stems. IPCSIT 28: 28-32.
Herawati, D. 2009. Modifikasi pati sagu dengan teknik heat moisture treatment (HMT)
dan aplikasinya dalam memperbaiki kualitas bihun. Tesis. Institut Pertanian Bogor
Jacobs, H., dan Delcour, J. A. 1998. Hidrotermal Modifications of Granular Starch with
Retention of The Granular Structure: A Review. Journal of Agriculuture. Food
Chemistry. 46(8) pp 2895-2905
Jayakody, L., Hoover R. 2008. Effect of Annealing on the Molecular Structure and
Physicochemical Properties of Starches from Different Botanical Origins – A
Silvano Jovan
240210180093
Kelompok 6B
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296048/pengabdian/pengemasan-dan-
pelabelan.pdf
Sampurno, R. B. 2006. Aplikasi Polimer dalam Industri Kemasan. Jurnal Sains Materi
Indonesia. Edisi Khusus Oktober 2006, hal: 15-22.
Siswoyo, T.A. and N. Morita. 2010. Influence Of Annealing On Gelatinization Properties,
Retrogradation And Susceptibility Of Breadfruit Starch (Artocarpus Communis)
International Journal of Food Properties
Smith P.S. 1982. Starch Derivatives and Their Use in Foods in Food Carbohydrates.
Lineback DR, Inglet GE, editor. Wesport, Connecticut : AVI Publ. Co. Inc.
Taggart, P. 2004. Starch as in Ingridient: Manufacture and Application. CRCPress.
Boca Raton. Florida. 363-392 pp
Widyotomo, S. 2002. Pengaruh Penggilingan Terhadap Perubahan Partikel Tepung Iles-
iles. Tesis Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno, (1992), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wirakartakusuma, M. A., R. Syarief, dan D. Syah. 1989. Pemanfaatan Teknologi Pangan
Dalam Pengolahan Singkong. Buletin Pusbangtepa, 7: 18.
Wurzburg, O. B. 1989. Modified starches: properties and uses. CR Press, Inc., Boca Raton
Florida.
Yao, T., Sui, Z., & Janaswamy, S. (2018). Physical Modifications of Starch. Shanghai:
Srinivas Publisher.
Yuwono, T. 2008. Biologi Molekuler. Erlangga, Jakarta.
Zondag, M.D. 2003. Effect of Microwave Heat-Moisture and Annealing Treatments
on Buckwheat Starch Characteristics. Research Paper, University of Wisconsin.