Xi Teknik Switching DLM Sistem Telepon
Xi Teknik Switching DLM Sistem Telepon
Xi Teknik Switching DLM Sistem Telepon
XI.1 PENDAHULUAN
Analisis permasalahan telepon dapat dibagi atas:
1. Switching Engineering / Teknik Switching
Bidang ini meliputi segala hal yang menyangkut cara menghubungkan 1
(satu) pelanggan dengan pelanggan lainnya, yakni:
a. Teknik switching: cara kerja komponen spt kontak, selektor, rele,
dlm membentuk lintasan langsung antar 2 pelanggan.
b. Persoalan jaringan: merupakan analisis tentang susunan dan
bentuk jaringan telepon.
c. Traffic & trunking: analisis kebutuhan perangkat serta jlh saluran
telepon berdasar kepadatan trafik/lalulintas pembicaraan telepon.
2. Transmission Engineering / Teknik Transmisi
Bidang ini menyangkut segala hal yang dialami sinyal saat merambat di
sepanjang saluran transmisi, misal redaman (attenuation), waktu tunda
(delay time), cacad (distortion) maupun gangguan ( disturbance).
KONSENTRATOR
1
2
3
4
10
10 5
KONSENTRATOR
2
3
4
60
INTERKONEKTOR
KE YG DIPANGGIL
PELANGGAN
1 2 3 697
4 5 6 770
7 8 9 852
* 0 # 941
SENTRAL
BPF
Catatan:
1. Setiap penekanan tombol, ada 2 frekuensi yang terkirim ke sentral.
2. Semua satuan pada Gbr.XI-3 adalah dalam Hz.
DTMF berfungsi untuk merobah setiap digit yang berasal dari tombol tekan
(push button) menjadi sinyal kode berupa 2 (dua) frekuensi sebagaimana
terlihat pada Gbr.XI-3. Kedua frekuensi inilah yang selanjutnya dikirim ke
sentral.
XI.5 B E L
5
1. Maknit permanen 3 U
2. Kumparan 4
3. Tangkai pemukul 2
4. Pemukul 6
5. Bel atas
6. Bel bawah
S
1
dari Sentral
Bel berfungsi untuk memberi tahu pelanggan bahwa ada panggilan yang
masuk, bagan sederhananya dapat dilihat pada Gbr.XI-4.
5
3
4
2
6
F(p) ki F(p) ka
5 5
3 3
4 4
2 2
6 6
a b
2. Saat bekerja :
Saat ada panggilan, dari sentral mengalir arus bolak balik melalui kedua
kumparan sehingga timbul fluks maknit sesaat yg membangkitkan gaya
maknit sesaat F(s) ki dan F(s) ka yang besarnya sama.
Pada ½ perioda yang positip (Gbr XI-6a):
Sesuai dgn pengaturan polaritas kumparan yang dibuat berlawanan,
meskipun besar kedua gaya sesaat F(s) ki dan F(s) ka sama, tetapi
arahnya berlawanan, pada gambar terlihat bahwa arah F(s) ki keatas
sedang arah F(s) ka kebawah.
Dgn demikian gaya maknit total kanan > gaya maknit total kiri,
sehingga pemukul mengenai bel 5 karena posisi tangkai kanannya
yang tertarik miring kebawah.
Pada ½ perioda yang negatip (Gbr XI-6b):
Fasa arus pada ½ periode negatip berikutnya akan meyebabkan fasa
gaya sesaat F(s) ki dan F(s) ka juga berobah, sehingga sebagaimana
terlihat pada gambar, arah F(s)ki kebawah sedang arah F(s) ka keatas.
Dgn demikian gaya maknit total kiri > gaya maknit total kanan,
sehingga pemukul mengenai bel 6 karena posisi tangkai kanannya
yang tertarik miring kebawah
3. Kecepatan pergerakan memukul :
Jika frekuensi arus bolak balik adalah 300 Hz, berarti dlm 1 detik
masing-masing bel 5 dan 6 akan dipukul 300 kali secara bergantian,
pukulan tsb terdengar sebagai deringan bel.
Rangkaian Anti Side Tone berfungsi untuk menjaga agar suara sipembicara
tidak masuk kedalam speakernya sendiri, dalam hal ini berarti arus IMX dari
mikrofon X hanya mengalir menuju Speaker Y, sehingga seharusnya ISx = 0
Speaker Speaker
L3 L3
I1‘ I2’ I3’ I4’
I1 I2 I3 I4
L1 I L2 Sal.Transmisi L1 L2
ZBN Mikrofon Zo Mikrofon ZBN
I5
Pelanggan X Pelanggan Y
Gbr.IX-8 : Bagan sederhana dari Rangkaian Anti Side Tone saat
pelanggganX berbicara dan pelanggan Y mendengar,
dgn persyaratan:
- Impedansi karakteristik saluran Zo= Impedansi balans ZBN
- Impedansi kumparan Z(L1) = Z(L2)
1. Pada pihak pelanggan X (saat X berbicara) :
Arus I yang berasal dari mikrofon X akan bercabang menjadi I1 dan I2
dimana I1 = I2 karena Z(L1) + ZBN = Z(L2) + Zo
Oleh adanya I1 terjadi induksi arus I1’ dari kumparan L1 ke L3 .
Oleh adanya I2 terjadi induksi arus I2’ dari kumparan L1 ke L3 .
Karena kumparan L1=L2 dan arus I1=I2 maka arus I1’=I2‘ tetapi dengan
arah yang berlawanan, sehingga arus total yang meliwati speaker = 0.
Ini berarti suara yg berasal dr mikrofon X tdk akan masuk ke speaker X