Anda di halaman 1dari 11

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Telaah Jurnal

Fakultas Kedokteran Mei 2020


Universitas Muslim Indonesia

TRENDS AND PATTERNS OF SUSPECTED


INFANTICIDE CASES AUTOPSIED AT
THE KACYIRU HOSPITAL, RWANDA :
CASE REPORT

Oleh:

Meilinda Aji Syahputri

111 2019 1014

Pembimbing Supervisor :

dr. Denny Mathius, Sp.F, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Meilinda Aji Syahputri, S.Ked

NIM : 111 2019 1014

Universitas : Universitas Muslim Indonesia

Judul Telaah Jurnal : Trends and Patterns of Suspected Infanticide Cases

Autopsied at the Kacyiru Hospital, Rwanda: Case

Report

Adalah benar telah menyelesaikan Telaah Jurnal berjudul “Trends and

Patterns of Suspected Infanticide Cases Autopsied at the Kacyiru Hospital, Rwanda:

Case Report” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan pembimbing dan

supervisor dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 30 Mei 2020

Supervisor Pembimbing

dr. Denny Mathius, Sp.F, M.Kes


KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Segala puji bagi Allah Subhanahu wata ‘ala atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan Telaah Jurnal yang berjudul “Trends and
Patterns of Suspected Infanticide Cases Autopsied at the Kacyiru Hospital, Rwanda:
Case Report” dalam rangka menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah membawa kedamaian dan
rahmat bagi semesta alam ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak, rekan sejawat, dan terutama dr. Denny Mathius, Sp.F, M.Kes yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga Telaah Jurnal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat membuka diri terhadap masukan
dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah

Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Makassar, 30 Mei 2020

Penulis
ABSTRAK

Infanticide didefinisikan sebagai pembunuhan seorang anak usia 12 bulan setelah

kelahiran. Terkhusus, ketika seorang anak terbunuh dalam 24 jam pertama setelah

kelahiran itu disebut sebagai infanticide. Meskipun ada peraturan yang jelas tentang

pembunuhan bayi di Rwanda sebagaimana diabadikan dalam pasal 143 Pidana

Code (2012), kasus pembunuhan bayi masih tercatat dalam jumlah besar. Namun,

kejadian pembunuhan bayi yang sebenarnya di Rwanda dan keseluruhan dunia

pada umumnya tidak diketahui karena fakta bahwa kasus tersebut tidak sepenuhnya

terdeteksi.

Kami menyajikan kasus kematian bayi baru lahir yang diselidiki di kamar mayat

Rumah Sakit Kacyiru sepanjang salah satu dari berbagai disiplin ilmu tahunan

sekolah musim panas forensik diadakan di Kigali-Rwanda. Sekolah musim panas

forensik ini didanai oleh Layanan Pertukaran Akademik Jerman (DAAD), yang

diadakan setiap tahun sejak 2012 melalui kerja sama antara Institut Kedokteran

Hukum / Pusat Medis Universitas Hamburg-Eppendorf dan Universitas Rwanda.

Kata Kunci: Infanticide, Neunaticide, Sekolah musim panas forensik, Rwanda


PENDAHULUAN

Infanticide didefinisikan sebagai pembunuhan anak usia 12 bulan setelah kelahiran.

Terkhusus, ketika seorang anak terbunuh dalam 24 jam pertama setelah kelahiran

itu disebut sebagai infanticide. Insiden pembunuhan anak yang sebenarnya di

seluruh dunia tidak diketahui karena fakta bahwa kasus-kasus pembunuhan anak

tidak sepenuhnya terdeteksi atau salah dikategorikan. Namun diperkirakan bahwa

95.000 kasus pembunuhan anak terjadi pada tahun 2012 diterjemahkan ke dalam 8

per 100.000 dengan angka tertinggi dilaporkan di Amerika Latin (12 per 100.000)

dan Afrika Timur dan Tengah (10 per 100.000).1,2

Di Rwanda, undang-undang tentang tentang pembunuhan bayi jelas ditulis pada

pasal 143 KUHP Rwanda (2012) menetapkan bahwa “Seseorang yang membunuh

anak kandung atau anak angkatnya akan dihukum penjara seumur hidup”. Tercatat

dari departemen pengobatan Rumah Sakit Kacyiru, satu-satunya rumah sakit yang

diamanatkan untuk melakukan dugaan terkait pembunuhan bayi dalam

hubungannya dengan pemeriksaan post mortem, menunjukkan bahwa 103 kasus

dugaan pembunuhan bayi telah diterima dan diperiksa sejak 2010 ditetapkan ke

dalam 15 kasus yang diperkirakan pembunuhan bayi per tahun. 3 Meskipun

demikian, dianggap dengan jumlah kasus ini mungkin diremehkan. Di laporan ini,

kami menyajikan kasus kematian bayi baru lahir yang diselidiki di kamar mayat
Rumah Sakit Kacyiru sepanjang salah satu dari berbagai disiplin ilmu tahunan

sekolah musim panas forensik diadakan di Kigali-Rwanda.3

LAPORAN KASUS

Seorang bayi laki-laki yang baru lahir ditemukan tewas dalam sebuah kotak yang

dibungkus tekstil berwarna. Orang yang menemukan kotak dengan bayi tersebut

mengatakan kepada polisi bahwa ada seorang wanita di lingkungan mereka yang

hamil tetapi sudah tidak lagi dan tidak ada yang tahu dimana bayi dari wanita

tersebut. Wanita tersebut dicurigai membantah membunuh bayi itu dan mengatakan

kepada polisi bahwa bayi itu lahir mati. Polisi kemudian tertarik untuk mengetahui

motif dari kematian bayi ini, apakah alami atau tidak alami.

Investigasi Eksternal:

Bayi laki-laki yang baru lahir dengan berat 2.785 gr dan panjang ubun-ubun sampai

tumit 52 cm. Tidak ada malformasi diobjektivasi. Tidak ada tanda-tanda kekuatan

eksternal terutama di mulut dan lubang hidung serta leher. Tali pusar terputus,

dengan panjang hanya 3 cm. Tidak ada hematoma galeal yang ditemukan.
Gambar 1: Pemeriksaan luar tubuh dan (R) linen berwarna yang menutupi bayi dalam sebuah kotak.
Foto oleh H. Mushumba dan K. Pueschel

Gambar 2: (L) Pemeriksaan Wajah dan (R) Sisa bagian tali pusar (sekitar 3 cm).
Foto oleh H.Mushumba dan K.Pueschel

Temuan Autopsi:

Ada konfigurasi normal organ-organ internal termasuk sistem kardiovaskular. Kedua


paru-paru mengambang di air. Lambung mengambang di air dengan terlihat gas
gelembung di dalam. Tidak ada aerasi yang objektif pada usus halus.

Gambar 3: Pemeriksaan paru-paru. Perhatikan area dengan warna merah muda serta area yang lebih kecil
dengan warna biru tua. Warna merah muda adalah indikasi untuk aerasi.
Foto oleh H. Mushumba dan K. Pueschel
Gambar 4:(L) "Tes Hidrostatik" yang menunjukkan paru-paru dan (R) lambung mengambang.
Foto oleh H. Mushumba dan K. Pueschel

Sebab Kematian:

Asfiksia (berkenaan dengan ditemukan dibungkus tekstil dan ditempatkan dalam


kotak). Cara kematiannya dianggap tidak wajar.

DISKUSI

Seperti yang dikatakan sebelumnya, kejadian sebenarnya dari kasus pembunuhan

bayi tidak diketahui pasti karena fakta bahwa data tidak lengkap aau beberapa

kasus salah klasifikasi. Di negara-negara berkembang, seperti Rwanda, meskipun

upaya yang telah dilakukan untuk membantu akses perawatan kehamilan sebelum,

selama, dan setelah persalinan. Beberapa persalinan masih terkendala fasilitas

kesehatan sehingga sulit dijalankan. Terkadang, persalinan yang tidak dipantau ini

juga aborsi ilegal tidak hanya akan mengakibatkan kematian bayi tetapi juga sang

ibu.2,4

Pengabaian bayi telah dikaitkan sebagai pembunuhan bayi paling umum sampai

dengan penyembunyian kehamilan juga terbukti relatif umum di seluruh dunia.

Kecenderungan tersangka paling umum kasus pembunuhan bayi di Rwanda

sebagaimana pada laporan kasus ini yaitu sesak napas akibat bayi dimasukkan

dalam kotak-kotak ditutupi dengan linen kemudian dimasukkan dalam semak-semak


atau dibuang ke lubamg oleh ibu yang dicurigai. Disadari jika hanya ada orang yang

lewat yang menyadari adanya mayat dan kemudian melaporkan ke polisi. Berbagai

penelitian memang telah menunjukkan bahwa mati lemas dan tenggelam adalah

metode paling umum pembunuhan bayi. Terkadang kesulitan untuk dibuktikan

apakah bayi itu lahir hidup atau tidak. Satu studi menunjukkan bahwa diantara bayi

yang berusia lebih dari 26 minggu kehamilan, 28% (n=31) dianggap telah lahir hidup

tetapi diferensiasi tidak tercapai pada 31%.5,6,7

Penelitian lain memeriksa pembunuhan anak yang berusia kurang dari lima tahun di

Afrika Selatan menunjukkan bahwa sebagian besar kematian (74,4%) adalah bayi

berusia kurang dari satu tahun 53,2% diantaranya adalah neonatus dalam 28 hari

pertama kelahiran. Hal ini juga menjadi tren di Rwanda neonatus awal merupakan

bagian terbsesar yang diduga kasus pembunuhan bayi.8

Seperti pada studi oleh abraham et al., dua pertiga dari kasus filisida (pembunuhan

anak sendiri) oleh ibu. Penelitian lain oleh T. Porter et al., mencatat wanita yang

terlibat dalam pembunuhan bayi cenderung pada wanita hamil akibat pelecehan,

masih muda, menganggur, belum menikah, atau masih duduk di bangku sekolah.

Belum ada asosiasi konklusif yang dibuat untuk menghubungkan pembunuhan bayi

dengan mental sang ibu.6,8

Di Rwanda, studi ekstensif harus dilakukan untuk menetapkan faktor-faktor yang

sering yaitu pada kehamilan yang tidak direncanakan, aborsi yang diinduksi dan

pembunuhan bayi yang berlanjut. Pendekatan lain juga bisa yang dikenal sebagai

“safe-havens” seperti di AS, tempat bayi dapat ditinggalkan secara hukum.


Pendidikan seks serta akses untuk kontrasepsi juga dapat diintensifkan untuk

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

REFERENSI

1. Wilczynski A. The incidence of child homicide: how accurate are the official

statistics? J Clin Forensic Med 1994; 1(2): 61-6

2. United Nations Children’s Fund. Hidden in plain sight: a statistical analysis of

violence against children. New York: United Nations Children’s Fund; 2014.

3. Hakizimana FX. Post Mortem examination at Kacyiru Hospital. Forensic summer

school 2016, Kigali- Rwanda

4. Pueschel K, Anders S, Heinemann A et al., Ungewollte Schwangershaft,

Totgeburt: Spezielle rechtmedizinische Erfahrungen in Ruanda. paed (20) 2014;

384-9
5. Friedman SH, Horwitz SM, Resnick PJ. Child murder by mothers: a critical

analysis of the current state of knowledge and a research agenda. Am J

Psychiatry. 2005; 162:1578–1587

6. Porter T, Gavin H. Infanticide and neonaticide: a review of 40 years of research

literature on incidence and causes. Trauma Violence Abuse. 2010; 11:99– 112

7. Du Toit-Prinsloo L, Pickles C, Smith Z, et al,. The medico-legal investigation of

abandoned fetuses and newborns-a review of cases admitted to the Pretoria

Medico-Legal Laboratory, South Africa. Int J Legal Med. 2016; 130:569–574

8. Abrahams N, Mathews S, Martin LJ, et al,. Gender differences in homicide of

neonates, infants, and children under 5 y in South Africa: results from the cross-

sectional 2009 National Child Homicide Study. PLoS Med. 2016; 13: e1002003

Anda mungkin juga menyukai