1. KETINGGIAN BANGUNAN
¤ Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak
pandang manusia.
¤ Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk
sebuah garis horizon (skyline).
¤ Ketinggian bangunan di
tiap fungsi ruang perkotaan
akan berbeda, tergantung
dari tata guna lahan.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
2. KEPEJALAN BANGUNAN
¨ Penampilan gedung dalam
konteks kota.
¨ Kepejalan (bulk) suatu
gedung ditentukan oleh :
¤ perbandingan tinggi : luas :
lebar : panjang
¤ olahan massa (desain bentuk)
¤ variasi penggunaan material
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
3. KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (FLOOR AREA RATIO)
¨ Jumlah luas lantai bangunan berbanding luas tapak
¨ Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya
dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai harga
tanah & peraturan atau kepercayaan setempat.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
4. KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (BUILDING COVERAGE
RATIO)
¨ Luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas
tapak keseluruhan
¨ Dimaksudkan untuk
menyediakan area terbuka
yang cukup di kawasan
perkotaan à daur lingkungan
tidak terhambat, terutama
penyerapan air ke dalam
tanah.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
6. LANGGAM / GAYA
¨ Suatu kumpulan karakteristik bangunan – struktur,
kesatuan & ekspresi digabungkan di dalam satu
periode / wilayah tertentu.
¨ Peran dalam skala urban :
jika direncanakan dengan
baik dapat menjadi
guideline pemersatu
fragmen & bentuk
bangunan di kota.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
7. SKALA
¨ Rasa akan skala &
perubahan dalam
ketinggian ruang /
bangunan dapat
memainkan peranan
dalam menciptakan
kontras visual yang dapat
membangkitkan daya
hidup & kedinamisan.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
8. MATERIAL
¨ Peran material
berkenaan dengan
komposisi visual dalam
perancangan.
¨ Komposisi yang
dimaksud diwujudkan
oleh hubungan antar
elemen visual.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
9. TEKSTUR
¨ Dalam sebuah komposisi
yang lebih besar (skala
urban) sesuatu yang
dilihat dari jarak
tertentu maka elemen
yang lebih besar dapat
menimbulkan efek-efek
tekstur.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
10. WARNA
¨ Dengan adanya warna
(kepadatan warna,
kejernihan warna), dapat
memperluas kemungkinan
ragam komposisi yang
dihasilkan.
C. SIRKULASI & PARKIR
¨ Elemen perancangan kota yang secara langsung
dapat membentuk & mengkontrol pola kegiatan
kota à keberadaan sistem transportasi dari jalan
publik, pedestrian way & tempat transit yang saling
berhubungan akan membentuk pergerakan /
kegiatan.
¨ Dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat
aktivitas, dll.
¨ Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada
kegiatan komersial di daerah perkotaan &
mempunyai pengaruh visual pada beberapa
daerah perkotaan.
C. SIRKULASI & PARKIR
C. SIRKULASI & PARKIR
D. JALUR PEJALAN KAKI
D. JALUR PEJALAN KAKI
E. PENDUKUNG AKTIVITAS
¨ Koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan
binaan yang dirancang.
¨ Keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan
dalam suatu ruang tertentu.
¨ Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
¨ Pengadaan fasilitas lingkungan.
¨ Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk,
lokasi & fasilitas yang bertitik-tolak dari skala
manusia.
F. PENANDAAN (SIGNAGE)
¨ Penyediaan fasilitas
umum
¨ Peraturan bangunan
¨ Himbauan,
kepemimpinan &
koordinasi
¨ Rencana Tata Guna
Lahan
TUJUAN PERENCANAAN TGL (Roberts, 1986)
¨ Livability
¨ Efficiency
¨ Amenity
¨ Flexibility & choices
¨ Minimum harm to natural
communities of plants and
animals, optimum use of
resources
¨ Public involvements in planning
process (Woodbury, 1966)
PARADIGMA PERENCANAAN KOTA
¨ Societal guidance :
¤ Pemerintah menjadi aktor perencana yang sentral
¤ Tujuan jelas – product oriented
¨ Societal transformation :
¤ Pemerintah/institusi menjadi obyek perencanaan
dengan tujuan memperbaiki bidang/aktor yang
terkait
¤ Membuat pranata - process oriented
STANDAR PERENCANAAN TAPAK,
Chiara, 1994
¨ Bahaya kecelakaan
3. BAHAYA & GANGGUAN