Anda di halaman 1dari 36

TATA GUNA LAHAN

Ar. DEWI MARIANA, ST., MT., IAI


8 ELEMEN PEMBENTUK KOTA
(Shirvani, 1985)

A. Tata Guna Lahan (Land Use)


B. Bentuk & Kelompok Bangunan (Building & Mass
Building)
C. Ruang Terbuka (Open Space)
D. Parkir & Sirkulasi (Parking & Circulation)
E. Tanda-tanda (Signages)
F. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)
G. Pendukung Kegiatan (Activity Support)
H. Preservasi (Preservation)
A. TATA GUNA LAHAN
¨ Rancangan dua dimensi berupa denah peruntukan
lahan sebuah kota.
¨ Pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan
pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi
tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran
keseluruhan bagaimana daerah pada suatu
kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
A. TATA GUNA LAHAN
¨ Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk
hubungan antara sirkulasi/parkir & kepadatan
aktivitas/penggunaan individual
A. TATA GUNA LAHAN
A. TATA GUNA LAHAN
¨ Pertimbangan tata guna lahan segi umum
¨ Aktivitas pejalan kaki (street level) à menciptakan
lingkungan yang lebih manusiawi
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

1. KETINGGIAN BANGUNAN
¤ Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak
pandang manusia.
¤ Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk
sebuah garis horizon (skyline).
¤ Ketinggian bangunan di
tiap fungsi ruang perkotaan
akan berbeda, tergantung
dari tata guna lahan.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

2. KEPEJALAN BANGUNAN
¨ Penampilan gedung dalam
konteks kota.
¨ Kepejalan (bulk) suatu
gedung ditentukan oleh :
¤ perbandingan tinggi : luas :
lebar : panjang
¤ olahan massa (desain bentuk)
¤ variasi penggunaan material
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
3. KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (FLOOR AREA RATIO)
¨ Jumlah luas lantai bangunan berbanding luas tapak
¨ Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya
dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai harga
tanah & peraturan atau kepercayaan setempat.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
4. KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (BUILDING COVERAGE
RATIO)
¨ Luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas
tapak keseluruhan
¨ Dimaksudkan untuk
menyediakan area terbuka
yang cukup di kawasan
perkotaan à daur lingkungan
tidak terhambat, terutama
penyerapan air ke dalam
tanah.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

5. GARIS SEMPADAN BANGUNAN (BUILDING LINE)


¨ Merupakan jarak bangunan terhadap as jalan.
¨ Sangat penting dalam mengatur keteraturan
bangunan di tepi jalan kota.
¨ Berfungsi sebagai jarak
keselamatan pengguna
jalan jika terjadi
kecelakaan.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

6. LANGGAM / GAYA
¨ Suatu kumpulan karakteristik bangunan – struktur,
kesatuan & ekspresi digabungkan di dalam satu
periode / wilayah tertentu.
¨ Peran dalam skala urban :
jika direncanakan dengan
baik dapat menjadi
guideline pemersatu
fragmen & bentuk
bangunan di kota.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

7. SKALA
¨ Rasa akan skala &
perubahan dalam
ketinggian ruang /
bangunan dapat
memainkan peranan
dalam menciptakan
kontras visual yang dapat
membangkitkan daya
hidup & kedinamisan.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

8. MATERIAL
¨ Peran material
berkenaan dengan
komposisi visual dalam
perancangan.
¨ Komposisi yang
dimaksud diwujudkan
oleh hubungan antar
elemen visual.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

9. TEKSTUR
¨ Dalam sebuah komposisi
yang lebih besar (skala
urban) sesuatu yang
dilihat dari jarak
tertentu maka elemen
yang lebih besar dapat
menimbulkan efek-efek
tekstur.
B. BENTUK & KELOMPOK BANGUNAN

10. WARNA
¨ Dengan adanya warna
(kepadatan warna,
kejernihan warna), dapat
memperluas kemungkinan
ragam komposisi yang
dihasilkan.
C. SIRKULASI & PARKIR
¨ Elemen perancangan kota yang secara langsung
dapat membentuk & mengkontrol pola kegiatan
kota à keberadaan sistem transportasi dari jalan
publik, pedestrian way & tempat transit yang saling
berhubungan akan membentuk pergerakan /
kegiatan.
¨ Dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat
aktivitas, dll.
¨ Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada
kegiatan komersial di daerah perkotaan &
mempunyai pengaruh visual pada beberapa
daerah perkotaan.
C. SIRKULASI & PARKIR
C. SIRKULASI & PARKIR
D. JALUR PEJALAN KAKI
D. JALUR PEJALAN KAKI
E. PENDUKUNG AKTIVITAS
¨ Koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan
binaan yang dirancang.
¨ Keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan
dalam suatu ruang tertentu.
¨ Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
¨ Pengadaan fasilitas lingkungan.
¨ Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk,
lokasi & fasilitas yang bertitik-tolak dari skala
manusia.
F. PENANDAAN (SIGNAGE)

¨ Petunjuk arah jalan,


rambu lalu lintas, media
iklan, dan berbagai
bentuk penandaan lain.
¨ Keberadaan penandaan
akan sangat
mempengaruhi visualisasi
kota.
G. PRESERVASI
¨ Perlindungan terhadap lingkungan permukiman & urban
places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada
& mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan
terhadap bangunan bersejarah.
¨ Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
¤ Peningkatan nilai lahan
¤ Peningkatan nilai lingkungan
¤ Menghindarkan dari pengalihan bentuk & fungsi karena
aspek komersial
¤ Menjaga identitas kawasan perkotaan
¤ Peningkatan pendapatan dari pajak & retribusi
G. PRESERVASI
ALAT PERENCANA TATA GUNA LAHAN

¨ Penyediaan fasilitas
umum
¨ Peraturan bangunan
¨ Himbauan,
kepemimpinan &
koordinasi
¨ Rencana Tata Guna
Lahan
TUJUAN PERENCANAAN TGL (Roberts, 1986)

¨ Livability
¨ Efficiency
¨ Amenity
¨ Flexibility & choices
¨ Minimum harm to natural
communities of plants and
animals, optimum use of
resources
¨ Public involvements in planning
process (Woodbury, 1966)
PARADIGMA PERENCANAAN KOTA
¨ Societal guidance :
¤ Pemerintah menjadi aktor perencana yang sentral
¤ Tujuan jelas – product oriented
¨ Societal transformation :
¤ Pemerintah/institusi menjadi obyek perencanaan
dengan tujuan memperbaiki bidang/aktor yang
terkait
¤ Membuat pranata - process oriented
STANDAR PERENCANAAN TAPAK,
Chiara, 1994

1. Sifat khas fisik tapak


2. Ketersediaan
pelayanan sanitasi &
pengamanan
3. Keterbatasan dari
bahaya & gangguan
setempat
1. SIFAT KHAS FISIK TAPAK
¨ Kondisi tanah & bawah tanah
¨ Air tanah & drainase
¨ Keterbebasan dari banjir permukaan
¨ Kesesuaian penapakan bangunan
yang akan direncanakan
¨ Kesesuaian untuk akses & sirkulasi
¨ Kesesuaian untuk pembangunan
ruang terbuka
¨ Keterbatasan dari bahaya
kecelakaan topografi
2. SANITASI & PENGAMANAN

¨ Persediaan air & pembuangan


air selokan saniter
¨ Pembuangan sampah
¨ Listrik, bahan bakar &
komunikasi
¨ Pengamanan oleh polisi &
penyelamat kebakaran
3. BAHAYA & GANGGUAN

¨ Bahaya kecelakaan
3. BAHAYA & GANGGUAN

¨ Kebisingan & getaran


3. BAHAYA & GANGGUAN

¨ Bau-bauan, asap & debu :


¤ Pabrik, industri, rumah potong
hewan, penyamakan kulit & pabrik
produk dari binatang; industri karet,
kimia dan pupuk, pewarnaan /
pencucian tekstil; pabrik kertas,
sabun & cat; pabrik gas.
¤ Tempat pembuangan sampah
¤ Sungai yang dikotori air selokan /
instalasi pengolahan tinja
3. BAHAYA & GANGGUAN
¤ Peternakan
¤ Asap lalu lintas kendaraan
bermotor & kereta api dengan
bahan bakar batubara.
¤ Sumber asap & debu : industri,
jalur kereta api, tempat
pembuangan & kebakaran
sampah. Debu dari lahan terbuka
seperti lahan kosong, perkebunan
yang tidak ditanami, tempat
rekreasi yang tak terurus &
daerah berdebu yang luas.

Anda mungkin juga menyukai