Anda di halaman 1dari 2

Reminisensi

Karya : Nur Fadilah

Tiada ampun terucap pada sajak elegi yang tuan ucap

Termaktub dalam sebuah raspodi penuh tabir kepalsuan

Sedari sang dewi merasakan kampana asmaraloka

Mahligai sang dama runtuh dalam siluet anjangsana

Kemanakah reminisensi rinai-rinai ayar yang mendekap dalam Atma ?

Membelenggu tubuh kala senja pamit dalam nafas bentala

Hanya debu kembali kedebu, menatap dalam Aksa nestapa

Sehingga Kalbuku merapah pada Hima jamanika kepalsuan

Rinai-rinai reminisensi tertunduk dalam Kirana sang Dewi

Kalbumu sangat lunglai wahai tuan!!

Bahkan kalbuku tak ingin mendengar senandika bahanamu

Nada anjangsanamu mengoyak kalbu dalam balutan nestapa sang renjana

Senarai rinai-rinai reminisensi yang telah hilang dalam Kirana sang Dewi

Raspodi yang kau syairkan perlahan rekah dalam serpihan

Reminisensi yang tersimpan dalam penantian sang sakinah

Perlahan Terambau dalam ketukan kamuflase untaian acuman sang ajisaka


Nur Fadilah itu namaku. Dila tentu saja nama panggilanku. Aku bertempat tinggal di Desa
Kesek kecamatan Labang kabupaten Bangkalan. Dan aku bersekolah Di SMA 1 KAMAL.
Melewati masa SMA yang hampir usai, maka dari itu aku mencari pengalaman dengan cara
mengikuti beberapa lomba yang ada. Hitung-hitung melatih kreativitas dan menulis yang
sama sekali jarang sekali aku asah. Semenjak Corona Hobbyku beralih menjadi penulis.
Walaupun hanya penulis pemula hehehe setidaknya ada waktu yang aku pergunakan untuk
mencari pengalaman dan prestasiku yang selama ini aku impikan. Salam terakhir dari aku.
Salam senandung literasi.

Anda mungkin juga menyukai