Anda di halaman 1dari 48

RESUME MATERI PENGANTAR GEOLOGI TEKNIK

Rangkuman Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Geologi Teknik

Dosen Pengampu : Riri Susanti, M.Pd.T.

JENIS-JENIS BATUAN

A. Batuan Beku

Batuan beku atau adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang

mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah

permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai

batuan ekstrusif (vulkanik). Proses pelelehan terjadi dari kenaikan temperatur,

penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Jenis-jenis batuan beku yaitu :

 Granit :Sebagai bahan bangunan, monumen, jembatan, dekorasi.

 Gabro :Sebagai ubin lantai dan batu nisan.

 Andesit :Sebagai nisan kuburan, cobek, arca untuk hiasan, candi,

sarkofagus, punden berundak, meja batu.

1
 Diorit :Sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan

gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan dan

jalan raya.

 Basalt :Sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan

atau pondasi bangunan dan sebagai agregat.

 Obsidian :Sebagai perhiasan cincin dan kerajinan

 Batu Apung :Sebagai bahan pengisi (filler), pemoles atau penggosok

(polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif,

isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

B. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada

kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang

lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian

lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan

berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Jenis-jenis

batuan sedimen antara lain :

 Konglomerat :sebagai batuan penyimpan hidrokarbon atau batuan

induk sebagai penghasil hidrokarbon.

 Batu Pasir :sebagai batu-tembok dan material pembuatan gelas

atau kaca.

 Breksi :sebagai kerajinan seperti vas bunga, meja, asbak

 Batu Lempung :sebagai kerajinan seperti asbak dan patung

 Batu Gamping (Kapur) :sebagai bahan baku semen, keramik, penjernih air.

 Stalaktit dan stalakmit :sebagai keindahan alam dan menjadi hiasan rumah.

2
C. Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan malihan adalah batuan yang merupakan hasil ubahan dari suatu

tipe batuan yang sudah ada oleh proses metamorfisme. Batuan asal atau protolith

yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500

bar),akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat

berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.

Jenis-jenis batuan malihan antara lain :

Marmer :untuk membuat patung dan lantai.

Sabak :untuk bahan kerajinan, batu tulis, bahan bangunan, atap rumah.

Ganes :untuk bahan kerajinan.

Sekis :sebagai sumber mika yang utama.

Kuarsit :untuk bahan kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan.

Milonit :untuk bahan kerajinan.

STRATIGRAPHY DAN STRATIFIKASI

A. Stratigraphy

Stratigrafi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan

serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya

(mempelajari tentang aturan, hubungan, dan kejadian lapisan-lapisan batuan di

alam dalam ruang dan waktu) yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan

tentang sejarah bumi.

1. Prinsip Dasar Stratigrafi

1) Prinsip Superposisi

3
Pada kerak bumi tempat diendapkannya sedimen, lapisan yang

paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada lapisan-lapisan

yang telah mengalami pembalikan.

2) Asal Horizontal (Original Horizontal)

Prinsip ini menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi

oleh gravitasi akan membentuk lapisa yang mendatar (horizontal).

3) Prinsip Kesinambungan Lateral (Continuity)

Lapisan sedimen diendapkan menerus dan berkesinambungan

sampai batas cekungan sedimentasinya.

4) Hukum Urutan Fauna/Azas Suksesi Fauna (Faunal Succesion)

Urutan lapisan batuan sedimen mengandung fosil.

5) Hukum Intrusi/Penerobosan (Cross Cutting Relathionship)

Batuan yang diterobos batuan lainnya terbentuk lebih dahulu dari

batuan yang menerobos.

6) Teori Katastrofisme (Catastrophism)

Cuvier berpendapat bahwa flora dan fauna dari setiap zaman itu

berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadi revolusi maka hewan-

hewan ini musnah.

7) Teori Uniformitarianisme (Uniformitarianism)

Proses-proses alam berlangsung secara berkesinambungan dan

yang terjadi sekarang ini, terjadi pula pada masa lampau namun

dengan intensitas yang berbeda.

2. Unsur-Unsur Stratigrafi

 Elemen batuan

4
 Unsur pelapisan (waktu)

3. Macam-Macam Kontak Antar Lapisan

 Kontak Tajam

 Kontak Berangsur

 Kontak erosional

 Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity

 Kontak Selaras atau disebut Conformity

4. Macam-Macam Bidang Ketidakselarasan

 Angular Unconformity (Ketidakselarasan Sudut)

 Disconformity

 Paraconformity (Keselarasan Semu)

 Nonconformity

B. Stratifikasi

Karena kondisi pengendapan dari waktu ke waktu tidak seragam dan tidak

continue maka akan dijumpai bahwa batuan sedimen kelihatan berlapis-lapis

atau dikenal dengan istilah Strarifikasi.Kenampakan stratifikasi ini merupakan

gambaran umum dari batuan sedimen .

GEOLOGI STRUKTUR (SESAR DAN KEKAR)

A. Pengertian Geologi Struktur

Geologi struktur : ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan

sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.

5
B. Jenis-Jenis Struktur Sekunder

1. Kekar (Joint) adalah struktur retakan (rekahan) batuan akibat gaya yang

bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara

umum dicirikan oleh: pemotongan bidang perlapisan batuan, biasanya terisi

mineral lain (mineralisasi), dan kenampakan breksiasi. Kekar

diklasifikasikan menjadi :

1) Berdasarkan Cara Terbentuknya

 Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan): disebabkan oleh gaya

pengerutan yang timbul akibat pendinginan atau akibat

pengeringan, biasanya berbentuk polygonal yang memanjang.

 Sheet Joint (Kekar Lembar): sekumpulan kekar yang sejajar

dengan tanah. Kekar terjadi terutama pada batuan beku dan

terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.

2) Berdasarkan Bentuknya

 Kekar Sistematik: kekar dalam bentuk berpasangan arahnya

sejajar satu dengan yang lainnya.

 Kekar Non Sistematik: kekar yang tidak teratur, biasanya

melengkung, saling bertemu atau bersilangan.

3) Berdasarkan Ganesanya

 Kekar Kolom: terdapat pada batuan beku, kolom berkembang

tegak lurus pada permukaan pendinginan.

 Kekar Gerus: terjadi akibat stress yang cenderung

menggelincirkan bidang satu sama lainnya yang berdekatan

6
 Kekar Tarik: terbentuk arah tegak lurus dari gaya yang

cenderung memindahkan batuan akibat dari stress yang

cenderung menekannya pada arah berlawanan, dan akhirnya

kedua dindingnya akan saling menjauh.

2. Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.

Berdasarkan pergeserannya, dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

 Sesar Mendatar (Strike slip faults) adalah sesar yang

pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser ke arah

yang berlawanan dengan blok bagian kanannya.

 Sesar Naik (Thrust faults) adalah sesar dimana salah satu blok

batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke

arah bawah disepanjang bidang sesarnya.

 Sesar Turun (Normal faults) adalah sesar yang terjadi karena

pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi.

Berdasarkan Ada Tidaknya Gerakan Rotasi, sesar dibedakan menjadi :

 Sesar Translasi Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi. Garis

yang sejajar dengan blok lain tetap sejajar.

 Sesar Rotasi Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan

yang lainnya. Ada titik yang tidak mengalami pergeseran.

Berdasarkan Rake Net Slip,sesar dibedakan menjadi :

 Strike Slip Fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar.

 Dip Slip Fault : Arah gerakan tegak lurus bidang sesar.

Berdasarkan Pergerakan Sesarnya, maka dibedakan menjadi:

7
 Stick slip (tidak kontinyu), Sesar yang bergerak secara tiba-tiba

dengan menyimpan energi besar seperti ini menyebabkan

terjadinya gempa bumi.

 Stable sliding (kontinyu), Disebabkan oleh adanya fluida yang

menyebabkan gerakan terus berlangsung.

DISKONTINUITAS

A. Pengertian Diskontinuitas pada batuan

Bidang diskontinu merupakan bidang yang memisahkan massa batuan menjadi

bagian yang terpisah, terjadi pada bagian yang memiliki kuat tarik paling lemah

pada batuan. Bidang diskontinu disebabkan perubahan tekanan, temperatur,

regangan, mineralisasi, dan rekristalisasi pada massa batuan dalam waktu yang

panjang.

B. Jenis-Jenis Bidang Diskontinu

1. Kekar (joint)

2. Sesar (fault)

3. Lipatan (fold) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan atau

gelombang atau lengkungan akibat gaya endogen berupa tekanan.

Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dibagi menjadi 6 yaitu :

 Lipatan tegak: posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap

bidang lipatan, juga membagi antiklin dan sinklin sama besar.

 Lipatan miring: lipatan tegak yang mendapat tekanan terus- menerus

sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu sisi.

8
 Lipatan menggantung: lipatan miring yang terus mendapat dorongan.

Lipatan ini mempunyai puncak yang menggantung.

 Lipatan isoklinal: mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan

lainnya, disebabkan adanya dorongan yang terjadi secara berkelanjutan.

 Lipatan rebah: puncak lipatan rebah berbentuk landai seperti benda

yang merebah. Penyebabnya adalah adanya dorongan secara melintang

yang berasal dari satu arah saja.

 Lipatan sesar sungkup: merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang

terus mendapat tekanan. Jika lapisan tanah yang mengalami lipatan sesar

sungkup tidak cukup elastis, maka akan terjadi patahan.

4. Perlapisan (bedding): terdapat pada permukaan batuan yang mengalami

perubahan ukuran dan orientasi dari batuan tersebut, serta perubahan

meneralogi yang terjadi selama proses pembentukan batuan berlangsung.

5. Fracture dan Crack: diartikan sebagai bidang diskontinu yang pecah tidak

paralel dengan struktur lain yang tampak pada batuan.

6. Fissure: bidang diskontinu yang membagi suatu material utuh tanpa

inemisahkannya menjadi bagian terpisah. 

C. Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Analisis Bidang Diskontinu

1. Set Kekar (Joint Set) adalah sejumlah kekar yang memiliki orientasi relatif

sama, atau sekelompok kekar yang sejajar.

2. Spasi Bidang Diskontinu

 Total spacing adalah jarak antar bidang diskontinu dalam suatu lubang

bor atau sampling line pada pengamatan di permukaan. 

9
 Joint set spacing adalah jarak antara bidang diskontinu dalam satu joint

set. Jarak diukur di sepanjang lubang bor atau sampling line pada

pengamatan di permukaan. 

 Normal set spacing, jarak yang diukur adalah jarak tegak lurus antara

satu bidang diskontinu dengan bidang diskontinu lainnya yang ada dalam

satu joint set. 

3. Orientasi Bidang Diskontinu yaitu kedudukan dari bidang diskontinu yang

meliputi arah dan kemiringan bidang. Arah, kemiringan dan bidang

diskontinu biasanya dinyatakan dalam (Strike/Dip) atau (Dip Direction/Dip). 

 Strike (jurus), Merupakan arah dari garis horizontal yang terletak pada

bidang diskontinu yang miring, Arah ini diukur dari utara searah jarum jam

ke arah garis horizontal tersebut. 

 Dip (kemiringan bidang) , Dip adalah sudut yang diukur dan bidang

horizontal ke arah kemiringan bidang diskontinu. 

 Dip Direction, Dip direction merupakan arah penunjaman dari bidang

diskontinu. Dip & Direction (DDR) diukur dari North searah jarum jam ke

arah penunjaman tersebut atau sama dengan 90 derajat dari strike searah

jarum jam ke arah penunjaman. Dip & Direction (DDR) - Strike + 90° 

PROSES DI PERMUKAAN BUMI (ANGIN DAN LANDSCAPE,

PROSES FLUVIAL DAN GLACIASI)

A. Angin

10
Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan

udara di sekitarnya. Angin dapat diukur menggunakan Anemometer (mengukur

kecepatan angin), Wind Vane (mengetahui arah angin) dan Windsock (sebagai

anemometer dan wind vane di bandara-bandara). Kecepatan angin ditentukan

oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin dan resistensi

medan yang dilaluinya.

1. Proses dan Faktor Terjadinya Angin

Apabila dipanaskan, udara memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.

Kemudian tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin di

sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut

menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas

lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin

ini dinamakan konveksi. Faktor-faktor yang menyebabkan angin terjadi

antara lain adalah:

 Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan

tekanan udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar

gradien barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.

 Lokasi, Semakin dekat dengan garis khatulistiwa, kecepatan angin lebih

cepat.

 Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin

yang bertiup.

 Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari.

2. Sifat-Sifat Angin

11
 Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah

angin tersebut.

 Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.

 Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tampat lain, dan dari

waktu ke waktu.

3. Jenis-Jenis Angin

 Angin Laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang

umumnya terjadi pada siang hari.

 Angin Darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang

pada umumnya terjadi saat malam hari.

 Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak

gunung dan biasa terjadi pada siang hari.

 Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah

gunung dan terjadi pada malam hari.

 Angin Fohn adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis. Angin ini

bersifat panas, merusak dan dapat menimbulkan korban.

 Angin Muson (Angin Musim) adalah angin yang berhembus secara

periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode

yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan

setiap setengah tahun.

 Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia ke

Benua Australia, mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia

bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas,

seperti perairan dan samudra. Angin ini terjadi pada bulan Desember,

12
Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan Kecepatan

Minimum 3 m/s.

 Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia

ke Benua Asia, sedikit curah hujan di Indonesia bagian timur karena

angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun.. Terjadi pada

bulan juni, juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli.

B. Bentang Alam

Bentang alam adalah pemandangan alam atau daerah dengan aneka ragam

bentuk permukaan bumi yang sekaligus merupakan suatu kesatuan.

1. Jenis- Jenis Bentang Alam Faktor Endogen dan Eksogen

a. Gaya Endogen: gaya yang berasal dari dalam bumi berupa:

1) Tektonisme: mengakibatkan terjadinya pergeseran dan perubahan

letak lapisan batuan, baik secara horizontal maupun secara vertikal.

 Orogenesa dapat menimbulkan :

 Lipatan. Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan

kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan

relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan. Lipatan ke atas

dinamakan punggung lipatan (antiklinal) sedangkan lipatan ke

bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal).

 Patahan. Gerakan tekanan horizontal dan vertikal

menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau

patah. Misalnya: tanah turun (Slenk), tanah naik (Horst), dan

Fleksur.

13
 Epirogenesa: gerak naik atau turun dari permukaan bumi, meliputi

daerah yang luas, baik samudera ataupun benua yang berlangsung

lambat.

2) Vulkanisme adalah proses pergeseran magma di dalam bumi. Proses

terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang

menyusup ke litosfer (kulit bumi).

3) Seisme (gempa). Menurut proses terjadinya, gempa bumi di terbagi

menjadi 3 :

 Gempa tektonik terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di

litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik.

 Gempa vulkanik terjadi akibat aktivitas gunung api.

 Gempa runtuhan atau longsoran terjadi akibat daerah kosong di

bawah lahan mengalami runtuh.

b. Gaya Eksogen: Gaya yang berasal dari luar bumi, seperti air (hujan,

sungai,dan laut) pasir yang ditiup angin dan Gletsyer (es mencair). Macam-

macam pengikisan batuan dan bentuk muka bumi yang dapat dihasilkan:

 Erosi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh air hujan atau air

sungai. Contoh proses terbentuknya sungai meander, danau Tpal Kaki

Kuda (Ox Bow Lake), lembah, ngarai dan jurang.

 Korasi adalah pengikisan oleh air hujan yang terdapat di daerah

yangtersususn atas batuan kapur. Contoh: proses terbentuknya Danau

Karst “Lokwa/Doline (danau di daerah kapur) dan Goa Kapur.

 Abrasi adalah pengikisan batuan yang dilakukan oleh air laut. Contoh:

apabila pada suatu pantai terdapat suatu bukit atau pegunungan, maka

14
ombak laut selalu memukul-mukul pantai itu, sehingga terjadi pengkisan

terhadap batu-batu itu dan akhirnya terbentuklan pantai yang bertebing

(Pantai Curam).

 Eksarasi adalah pengkisan batuan yang dilakukan oleh gietsyar (es

mencair) di daerah es. Contoh: proses terbentuknya danau glasial di

daerah USA pada zaman es mencair.

C. Bentuk Lahan Bentukan Asal Fluvial

Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun

kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang

disebabkan oleh aksi air permukaan, Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi

karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air

permukaan.

1. Dataran aluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim,

curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan

mempercepat proses pelapukan dan erosi. Dataran alluvial menempati daerah

pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. Potensi air tanah

daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.

2. Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai

yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut.

Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.

3. Tanggul alam sungai (natural levee). Tanggul yang terbentuk akibat banjir

sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan

banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai.

15
Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi

sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

4. Rawa belakang (backswamps) adalah bagian dari dataran banjir dimana

simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya terletak di

belakang sungai alam sebuah tanggul.

5. Kipas aluvial: suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir

dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi

perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan

material yang cepat. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah

yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari

perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air

yang baik.

6. Teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai.

Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan

aliran overbank sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan

dataran banjir. Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan

perkembangan teras sungai adalah perubahan base level of erosion dan

perubahan iklim.

D. Bentuk Lahan Asal Proses Glasial

Glasial merupakan suatu bentang alam dimana terdapat

kenampakan alam seperti gletser. Gletser merupakan massa es

yang mampu bertahan lama dan mampu bergerak karena

pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang

mengalami kompaksi dan rekristalisasi. Gletser dapat berkembang

16
di suatu tempat setelah melewati beberapa periode tahun dimana

es terakumulasi dan tidak melebur atau hilang. Ada dua tipe

bentang alam glasial :

 Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah

pegunungan.

 Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas

tertutup gletser.

ASAL USUL DAN TERJADINYA AIR TANAH, MUKA AIR

TANAH

A. Pengertian Air Tanah

Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer)

di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah.

Keunggulan air tanah yaitu lebih sehat karena telah mengalami proses filtrasi

secara alamiah dan apabila air tanah tersedia di tempat tersebut, pengambilannya

tanpa memerlukan peralatan mahal. Air tanah juga memiliki kekurangan yaitu

pemanfaatannya dengan membuat sumur dan keterdapatan tidak merata pada

setiap tempat.

B. Asal Usul dan Sifat-sifat Air tanah

1. Pembentukan Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan dan air permukan yang meresap (infiltrate)

dari zona tak jenuh (zone of aeration) dan meresap ke tanah (percolate)

hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah termasuk ke

fase daur hidrologi, yakni peristiwa berulang dari tahap air dari atmosfer ke

17
bumi dan kembali ke atmosfer (penguapan dari sumber air, pengembunan

membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam badan air dan penguapan

kembali). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah

berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang

terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan

penutup, penggunaan lahan, tumbuhan penutup, serta manusia yang berada di

permukaan.

2. Wadah Air Tanah

Suatu formasi geologi yang mampu untuk menyimpan dan melalukan air

tanah dalam jumlah berarti ke sumur atau mata air disebut akuifer. Lapisan

pasir atau kerikil adalah salah satu akuifer. Wadah air tanah yang disebut

akuifer tersebut dialasi oleh lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang

rendah, misalnya lempung.

3. Pengaliran dan Imbuhan Air Tanah

Air tanah dapat terbentuk atau mengalir dari daerah imbuh, pada saat hujan

turun, hingga membutuhkan waktu tinggal di dalam akuifer sebelum muncul

kembali secara alami di daerah luah, tergantung dari kedudukan zona jenuh

air, topografi, kondisi iklim dan sifat-sifat hidrolika akuifer. Jika jumlah total

pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui jumlah rata-rata

imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara menerus serta

pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer.

C. Hubungan Intrusi Air Laut Dengan Penurunan Muka Air Tanah

Intrusi diartikan sebagai perembesan air laut ke daratan, bahkan sungai sungai.

Penyebabnya, antara lain penebangan pohon bakau, penggalian karang laut,

18
pembuatan tambak udang dan ikan yang memberikan peluang besar masuknya

air laut ke daratan. Apabila keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah

tawar dan air bawah tanah asin di daerah pantai terganggu, maka akan terjadi

pergerakan air bawah tanah asin ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut.

Penyusupan air asin ini dapat terjadi antara lain akibat :

 Penurunan muka air tanah atau bidang pisometrik di daerah pantai.

 Pemompaan air bawah tanah yang berlebihan didaerah pantai.

 Masuknya air laut ke daratan melaui sungai, kanal, saluran, rawa,

ataupun cekungan lainnya.

D. Penurunan Muka Air Tanah dan Beberapa Faktor yang Menyebabkannya

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan muka air tanah antara lain:

 Pemompaan dalam skala besar, sehingga mengakibatkan penurunan

yang drastis pada water level tersebut.

 Gempa yang mengakibatkan rekahan pada permukaan tanah sehinggan

air tanah tersebut turun atau meresap ke lapisan tanah di bawahnya.

 Eksploitasi lahan menyebabkan sempitnya area infiltrasi air hujan yang

turun.

 Intrusi air laut.

AQUIFER, AQUICLUDES DAN AQUITARD, AIR KAPILER,

SERTA EKSPLORASI AIR TANAH

A. Aquifer

19
Aquifer diartikan sebagai lapisan batuan bawah permukaan yang dapat

menyimpan dan melepaskan air dalam jumlah yang cukup berarti (kerikil, pasir,

batu kapur, batuan gunung berapi). Macam-macam aquifer antara lain:

 Aquifer Terkungkung (Confined Aquifer) adalah aquifer yang lapisan atas dan

bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air.

 Aquifer Setengah Terkungkung (Semi Confined Aquifer) adalah akuifer yang

lapisannya masih mampu dilewati air meskipun sangat kecil (lambat).

 Aquifer Setengah Bebas (Semi Unconfined Aquifer) adalah peralihan antara

akuifer setengah terkungkung dengan akuifer bebas.

 Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer) adalah lapisan lolos air yang hanya

sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.

Sedangkan bentuk lahan aquifer antara lain :

 Lintasan air (Water Course): bentuk lahan di mana materialnya

terdiri dari aluvium (pasir dan kerikil) yang mengendap di sepanjang

alur sungai sebagai bentuk lahan dataran banjir serta tanggul alam.

 Dataran (Plain): bentuk lahan berstruktur datar dan tersusun atas

bahan aluvium yang berasal dari berbagai bahan induk sehingga

merupakan akuifer yang baik.

 Lembah antar pegunungan (Intermontane Valley): lembah yang

berada di antara dua pegunungan dan materialnya berasal dari hasil

erosi dan gerak massa batuan dari pegunungan disekitarnya.

 Lembah terkubur (Burried Valley): lembah yang tersusun oleh

material lepas yang berupa pasir halus sampai kasar.

20
B. Aquicludes adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam

kondisi alami tidak mampu mengalirkannya, misalnya lapisan lempung.

C. Aquitqrd adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air

tetapidengan laju yang sangat lambat jika dibandingkan dengan akuifer.

D. Air Kapiler

Air kapiler adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara

sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari

gravitasi.

E. Jenis Air Tanah

Berdasarkan letaknya, air tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

 Air Tanah Freatik merupakan air tanah dangkal yang letaknya tidak jauh dari

permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air.

 Air Tanah Dalam (Artesis) merupakan air tanah dalam yang terletak di antara

lapisan akuifer dengan lapisan batuan kedap air.

Sedangkan berdasarkan asalnya, dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu

 Air Tanah Meteorit (Vados): air tanah yang berasal dari proses presipitasi

(hujan) dari awan yang mengalami kondensasi bercampur debu meteorit.

 Air Tanah Baru (Juvenil): air tanah yang terbentuk dari dalam bumi karena

intrusi magma, ditemukan dalam bentuk air panas (geyser).

 Air Konat merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba.

F. Eksplorasi Air Tanah

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi dengan

menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika (termasuk meteorologi,

21
elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer). Untuk mengetahui kondisi di bawah

permukaan bumi penelitian geofisika melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi

dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari

pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah

permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

Metoda geofisika yang dipakai dalam eksplorasi yaitu seismik, gravitasi,

kemagnitan dan metode elektrik. Metode yang umum dipakai dalam pencarian

cebakan hidrokarbon serta mineral padat antara lain metoda seismik dan gravitasi

yang banyak digunakan dalam eksplorasi minyak, metoda elektrik yang sering

dipakai untuk pencarian cebakan bijih dan pelacakan air tanah sedangkan metoda

magnetik dapat digunakan untuk kepentingan kedua hal itu.

DESKRIPSI TANAH DAN BATUAN

A. Definisi Tanah

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral

padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari

bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang

mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.

B. Asal Usul Tanah

Tanah berasal dari bebatuan keras yang mengalami pelapukan. Pelapukan adalah

proses disintegrasi batuan. Sederhananya, pelapukan akan menyebabkan batuan

yang keras menjadi lunak. Batuan yang tadinya menyatu menjadi rapuh dan

akhirnya hancur menjadi tanah.

C. Partikel Tanah

22
 Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang

mengandung partikel mineral quartz, feldspar dan mineral-mineral lain.

Diameter butiran > 5 mm.

 Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar. Butiran

dari mineral yang lain mungkin juga masih ada pada golongan ini.

Diameter butiran 0,0075 - 5,0 mm.

 Lanau (silt) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran sangat

kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran quartz yang sangat halus, dan

sejumlah partikel berbentuk lempengan pipih yang merupakan pecahan dari

mineral mika, Diameter butiran 0,002 - 0,0075 mm.

 Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan

submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan

mikroskopis biasa) yang berbentuk lempengan pipih dan merupakan partikel

dari mika. Lempung didefinisikan sebagai golongan partikel yang berukuran

kurang dari 0,002 mm (= 2 mikron).

D. Jenis-Jenis Tanah

 Tanah humus : terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon.

 Tanah pasir: terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang

memiliki butiran yang kasar dan berkerikil.

 Tanah alluvial: terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di daratan

rendah dan tanah ini memiliki sifat yang subur dan cocok untuk pertanian.

 Tanah podzolit adalah tanah yang umumnya kita temukan di pegunungan

dengan suhu dan curah yang tinggi.

23
 Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk oleh material letusan

gunung berapi yang memiliki tingkat kesuburan yang bagus dan

mengandung zat hara yang tinggi.

 Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang mulanya subur dan kaya akan

unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut di bawa oleh air

hujan yang tinggi.

 Tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur dan terbentuk

dari pelapukan batuan kapur.

 Tanah gambut adalah tanah yang kurang begitu subur dan merupakan

hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawah.

E. Batuan

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang

sudah dalam kedaan membeku atau keras. Pembagian kelas batuan ini dibuat

dengan berdasarkan:

 Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat didalam batu.

 Tekstur batu yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral didalam batu.

 Struktur batu yaitu susunan hablur mineral didalam batu.

 Proses pembentukan

MATERIAL GEOLOGI DAN PENGGUNAANNYA UNTUK

KONSTRUKSI

A. Material Geologi Untuk Konstruksi

Dalam pembangunan suatu konstruksi, terdapat tiga tahapan utama, yaitu:

24
 Pra konstruksi, geologist diperlukan untuk menginvestigasi kondisi geologi

daerah konstruksi sehingga didapatkan data dan informasi geologi yang

diperlukan. Data dan informasi geologi yang diperlukan meliputi informasi

permukaan yang berupa data tanah, batuan, airtanah, struktur geologi, dan

stratigrafi daerah rencana konstruksi. Sedangkan untuk informasi bawah

permukaan meliputi pemetaan, coring, dan pengukuran geofisika lainnya.

 Syn-konstruksi, geologist berperan dalam mengawasi perkembangan

konstruksi suatu bangunan berdasarkan keadaan geologi yang telah

diidentifikasi sebelumnya.

 Pasca konstruksi, geologist berperan dalam maintenance terkait

perkembangan kondisi geologi pada daerah konstruksi tersebut.

B. Sifat-Sifat Material Geologi

1. Sifat Mekanik diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap

pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan

keduanya. Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan

pengujian mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat

merusak  (destructive test), dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva

atau data yang mencirikan keadaan dari material tersebut. Sifar-sifat

mekanik material yang perlu diperhatikan:

 Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama berdeformasi 

persatuan luas. 

 Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas. 

 Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan material. 

25
 Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi material atau

kemampuan material untukmenahan deformasi. 

 Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk

mendeformasi plastis. 

 Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang berdasarkan pada

ukuran mula. 

 Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah. 

 Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai terjadi

perpatahan. 

 Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis lokal

akibat penetrasi pada permukaan.

2. Sifat Fisik adalah sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh

pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus

listrik yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara

lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik. Dengan

adanya perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan pengembangan

material bahkan penemuan material baru.

3. Sifat Teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses.

Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat

mampu mesin dan sifat mampu bentuk.

C. BATUAN SEBAGAI BAHAN KONTRUKSI

1. Persyaratan Umum Batu Bahan Kontruksi

 Berada dalam jarak yang ekonomis ke pamakai yang potensial, sehingga

tidak membebani ongkos penambangan dan pengolahan.

26
 Cukup kuat untuk menahan deformasi atau crushing akibat beban yang

dialami dan perubahan volume akibat perubahan moisture content.

 Cukup durable untuk menahan stress selama masa kerja dari jalan dan

beton

 Mempunyai kemampuan untuk tahan erosi, abrasi.

 Tahan terhadap infiltrasi air.

2. Batu Bahan Bangunan, faktor penentuan batu digunakan sebagai bahan

bangunan adalah:

 Volume material batu yang dapat ditambang atau diolah

 Kemudahannya dalam proses penambangan

 Dampak buangan limbah dari proses penambangannya

 Biaya pengangkutannya

RECONNAISSANCE SURVEY, EXPLORASI LAPANGAN, UJI

LAPANGAN, INSTRUMENTASI DI LAPANGAN

A. RECONNAISSANCE SURVEY

Pada pekerjaan lapangan geologi ,terutama pada daerah baru, sebelum suatu

pekerjaan pemetaan detail dimulai ,selalu dilakukan pekerjaan orientasi atau

pengenalan. Orientasi bertujuan untuk mengenal daerah yang akan dipetakan

atau diteliti,mengikuti jalur tertentu.Reconnaissance dimaksud untuk

memperoleh gambaran tentang medan kerja ,pencapaiannya serta kondisi geologi

secara umum. Adapun kondisi geologi yang perlu dikenali meli[puti kondisi

27
morfologi,litologi &paleontology, struktur serta potensi geologi (sumber

geologi) dan negative (bencana alam).

B. EKSPLORASI LAPANGAN

Suatu ekplorasi lapangan minimal haruslah mengikuti prosedur lapangan

sebagai berikut :

1. Investigasi awal, dengan menggunakan informasi dan data yang ada.

2. Survey Geologi lapangan secara mendetail.

3. mengaplikasikan geologi tersebut sebagai gambaran permukaan

suatu lapangan.

4. Boring , Drilling dan Excavation untuk mendapatkan hasil secara

detail pada suatu titik.

5. Uji Tanah dan batuan , terutaama mengenai sifat mekanisnya.

C. PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN

Informasi kondisi tanah dasar fondasi , dapat diperoleh dengan cara menggali

lubang secara langsung dipermukaan tanah yang disebut lubang uji (test-plit ),

maupun dengan cara pengeboran tanah. Penyelidikan tanah terdiri dari 3 tahap

yaitu : pengeboran atau penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah

(sampling) dan pengujian contoh tanah . Pengujian contoh tanah dapat dilakukan

di laboraturium atau dilapangan. Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman

dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi penurunan

akibat struktur yang akan dibangun. Tujuab investigasi geoteknik adalah untuk

mendapatkan informasi berkenaan dengan kondisi tanah dan air tanah pada suatu

28
lokasi tertentu. Untuk mendapatkan informasi tersebut pada umumnya dilakukan

dengan pengeboran ( boring and drilling ) , dimana contoh tanah diambil untuk

diuji lebi lanjut .

CARA GEOFISIKA, EVALUASI TERRAIN DAN PEMETAAN

GEOLOGI UNTUK REKAYASA SIPIL

A. Penyelidikan Tanah di Lapangan

1. Cara Penyelidikan

 pengeboran atau penggalian lubang uji

 pengambilan contoh tanah (sampling) dan

 pengujian contoh tanah (dilakukan di laboratorium atau di lapangan).

2. Alat-alat Penyelidikan

 Lubang-uji (test pit) untuk mengetahui apa saja jenis tanah yang ada,

dan berapa tebal lapisan tanah yang dijumpai tersebut. Cara ini berguna

untuk mengetahui kondisi lapisan tanah dengan teliti.

 Bor tangan (hand auger) hanya digunakan bila tanah mempunyai

kohesi yang cukup, tidak dapat digunakan pada pasir yang terendam air

dan sering digunakan dalam penyelidikan tanah untuk proyek jalan

raya, kereta api, dan lapangan terbang. Untuk pembuatan lubang yang

lebih dalam pada tanah kohesif digunakan bor ulir.

 Bor cuci (wash boring) dilakukan dengan cara penyemprotan air

sambil memutar pipa selubung (casing) untuk memudahkan penetrasi

ujung mata bor. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara kering

dengan cara mengganti ujung mata bor denga tabung contoh. Bor cuci

tidak dapat digunakan jika tanah mengandung batu-batu besar.

29
 Bor putar (rotary drill) digerakan dengan mesin, dapat menembus

lapisan tanah keras atau bat sampai kedalaman lebih dari 40 m. Alat ini

dapat digunakan pada lapisan tanah keras, batu,tanah lempung dan

bahkan tanah pasir.

3. Penyelidikan Tanah di Lapangan

1) Uji penetrasi standart atau uji SPT (standart penetration test)

2) Uji penetrasi kerucut statis (static penetration test)

3) Uji beban plat (plate load test)

4) Uji geser kipas atau geser baling-baling (vane shear test)

B. Metode Pemetaan Tanah

1. Cara Geofisika

 Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis). Kontras

resistivity pada batuan mengubah potensial listrik bawah permukaan

sehingga didapatkan bentuk anomali daerah yang diamati.

 Metode Seismik, salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang

dikelompokkan ke metode geofisika aktif, dimana pengukuran

dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik. 

 Metode GPR (Ground Penetrating Radar): metode yang mempelajari

kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan

menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz.

 Metode Magnetik: metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan

magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan

metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik

30
bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan dari

berbagai macam batuan.

2. Evaluasi Terrain

a) Pendekatan. 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh, yaitu:

 Pendekatan dua tahap

Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi

secara fisik, dan tahap kedua evaluasi lahan secara ekonomi.

Pendekatan tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasi

sumber daya lahan baik untuk tujuan perencanaan makro, maupun

untuk studi pengujian potensi produksi. 

 Pendekatan paralel

Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan

ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain

analisis ekonomi dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan

secara serempak bersamaan dengan pengujian faktor-faktor fisik.

Cara seperti ini umumnya menguntungkan untuk suatu acuan yang

spesifik dalam kaitannya dengan proyek pengembangan lahan pada

tingkat semi detil dan detil. Melalui pendekatan paralel ini

diharapkan dapat memberi hasil yang lebih pasti dalam waktu yang

singkat.

b) Penyiapan Data

Untuk melakukan evaluasi terrain baik dengan menggunakan

pendekatan dua tahapan maupun pendekatan paralel perlu didahului

dengan konsultasi awal. Konsultasi awal ini untuk menentukan tujuan

31
dari evaluasi yang akan dilakukan, data apa yang diperlukan dan

asumsi-asumsinya yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam

penilaian. Evaluasi lahan yang akan dilakukan tergantung dari

tujuannya yang harus didukung oleh ketersediaan datasdan-informasi-

sumber-daya-lahan.

C. Pemetaan Geologi Untuk Rekayasa Sipil

Jenis peta geologi dibedakan menjadi :

 Peta geologi permukaan atau peta rincian (surface geological map),

memberikan formasi geologi yang langsung terletak di bawah  permukaan.

 Peta pengungkap atau peta ungkapan (outcrop map).

 Peta ikhtisar geologis, tidak saja memberikan pengamatan langsung terhadap

formasi-formasi yang telah tesingkap, akan tetapi ada kalanya pula

ekstrapolasi atas daerah-daerah yang beberapa formasinya.

 Peta struktur, berskala sedang hingga besar. Peta dengan garis-garis

kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu,

yang berada di dalam tanah-bawah.

 Peta isopach, berskala sedang-besar, di mana garis-garis menghubungkan

titik-titik yang sama tebal dan sebuah formasi atau lapisan.

 Peta-peta yang dibuat berdasarkan foto udara, disebut “petafotogeologi”.

32
KONSERVASI, RESTORASI, DAN REKLAMASI

A. Konservasi adalah upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki daya guna

lahan termasuk kesuburan tanah dengan cara pembuatan bangunan teknik sipil

disamping tanaman (vegetatif), agar tidak terjadi kerusakan tanah dan

kemunduran daya guna dan produktifitas lahan.

 Tujuan Konservasi Tanah

 Menjamin bahwa sumber daya tanah dan air dapat mendukung

kehidupan secara berkesinambungan.

 Melindungi agar sumber daya tanah dan air tidak mengalami

kerusakan.

 Meningkatkan produktivitas tanah yang sejak awal merupakan tanah

tidak atau kurang produktif.

 Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:

 Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan

menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah. Tanaman

penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya

erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan

bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan

mengurangi fluktuasi temperatur tanah.

 Metode mekanik adalah cara pengelolaan tanah darat menggunakan

sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.

Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi

erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan.

33
 Metode kimia, yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha

pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau

bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah.

Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh berjangka

panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah..

Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada

tanah liat yang berat.

B. Restorasi

adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali menjadi

semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama restorasi

terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi

dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.Restorasi terdiri dari kegiatan reklamasi

dan revegetasi (mengembalikan pohon, shrub, dll).

C. Reklamasi

adalah upaya peningkatan kegunaan daerah pantai untuk keperluan perumahan,

pertanian maupun perluasan wilayah.

1. Tipologi Kawasan Reklamasi

 Berdasarkan fungsinya

 Kawasan Ruang Terbuka  Kawasan Perumahan dan

(Publik, RTH Lindung, Permukiman.

RTH Binaan, Ruang  Kawasan Perdagangan

Terbuka Tata Air). dan Jasa.

 Kawasan Pelabuhan  Kawasan Pelabuhan

Laut / Penyeberangan. Udara.

34
 Kawasan Mixed-Use.  Kawasan Industri.

 Kawasan Pendidikan  Kawasan Pariwisata.

 Berdasarkan luasannya dan lingkupnya

 Reklamasi Besar

 Reklamasi Sedang

 Reklamasi Kecil

2. Tujuan dan Manfaat Reklamasi

 Menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum termanfaatkan

menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat.

 Merupakan salah satu langkah pengembangan kota.

 Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut.

 Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk

mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng

perlindungan garis pantai.

BENCANA ALAM GEOLOGI

A. Pengertian Bencana Alam

Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh alam dan atau

non-alam maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

35
B. Mitigasi

Mitigasi adalah upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangai

dan memperkecil akibat-akibat yang ditimbulkan oleh bencana, yang meliputi

kesiapsiagaan serta penyiapan kesiapan fisik, kewaspadaan dan kemampuan.

Mitigasi bertujuan untuk mengurangi korban, kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan sekecil mungkin.

C. Karaktristik Bencana Alam

Berikut adalah karakteristik beberapa jenis bencana alam yang sangat

umum terjadi di Indonesia dan upaya mitigasinya.

1. Gempa bumi. Teori tektonik lempeng mengajarkan bahwa bagian luar

bumi terdiri dari berbagai lempeng yang saling bergerak. Proses

pergerakan inilah yang mengakibatkan terakumulasinya energi dan

tegangan yang cukup tinggi pada kerak bumi, kemudian terlepaskan

dan menghasilkan earthquake yang dahsyat (gempbumi tektonik). Efek

gempabumi yakni kerusakan bangunan dan banyaknya korban.

Kerusakan bangunan yang ditimbulkan gempa sangat bergantung pada

beberapa parameter, yaitu: jarak terhadap pusat gempa, besaran gempa,

lama getaran gempa, banyaknya frekuensi getaran tanah, kondisi geologi

dan tanah setempat, kelenturan, kekuatan dan kesatuan bangunan.

2. Tsunami adalah gelombang yang timbul karena adanya perubahan

dasar laut atau perubahan badan air yang terjadi secara tiba-tiba dan

impulsive, akibat gempabumi, erupsi vulkanik, longsoran bawah laut atau

runtuhan gunung es, akibat terjangan benda luar angkasa ke permukaan

laut. Tsunami diklasifikasikan sebagai gelombang panjang karena panjang

36
gelombangnya dapat mencapai beberapa ratus kilometer dengan amplitude

gelombang yang kecil. Gelombang ini merambat dengan kecepatan

yang berbanding lurus dengan akar kedalaman perairan, dengan

kecepatan dapat mencapai ratusan kilometer perjam.

3. Letusan gunung api diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti

hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan.

Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu

yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat

disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil. Akibat

letusan gunung api, secara local dapat sangat destruktif dan pada kejadian

tertentu dimana letusannya yang sangat dahsyat dapat mengubah iklim

global atau bahkan dapat mengubah sejarah manusia.

4. Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,

bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke

bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor yaitu air yang

meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut

menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir,

maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di lereng dan keluar

lereng. atasnya akan bergerak mengikuti.

5. Banjir adalah bencana alam yang diakibatkan oleh curah hujan yang

cukup tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang

memadai. Pada umumnya banjir terjadi karena luapan sungai yang tidak

mampu menghadang derasnya air yang datang sehingga menyebabkan

jebolnya sistem perairan disuatu daerah. Banjir juga diakibatkan oleh

37
manusia itu sendiri karena membuang sampah sembarangan ke saluran-

saluran pembuangan air dan menebang pohong-pohon secara liar, pohon

bermanfaat sebagai penyerap air dikala datangnya hujan.

GEOLOGI DAN KONSTRUKSI

A. Konstruksi Pondasi

1. Pengertian dan Fungsi Pondasi

Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi

meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya (penahan

seluruh beban yang berada di atasnya dan gaya-gaya dari luar). Jika

tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat

menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul tegangan

tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

2. Persyaratan Perencanaan Pondasi

 Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah

lateral dari bawah pondasi khususnya untuk pondasi

telapak dan pondasi rakit.

 Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume

musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan

pertumbuhan tanaman.

 Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran

atau pergeseran tanah.

38
 Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang

disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat didalam tanah.

 Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan

geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu

dilakukan.

 Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.

 Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus

dapat ditolerir dan elemen pondasi dan elemen bangunan atas.

 Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk

perlindungan lingkungan.

3. Pemilihan Pondasi Bersadarkan Daya Dukung Tanah                     

 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di

bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi

dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi

strauss).

 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau

lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya

adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored

pile.

 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di

bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi

tiang pancang atau pondasi bored pile.

Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan

Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah : Tanah keras (lebih

39
dari 5 kg/cm2); Tanah sedang (2-5 kg/cm2); Tanah lunak (0,5-2

g/cm2); Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2). Kriteria daya dukung

tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara

sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi

beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka

tanah tersebut digolongkan tanah keras.

B. Konstruksi Penambangan Bawah Tanah

1. Pengertian Tambang Bawah Tanah

Tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral

atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan

langsung dengan udara terbuka.

2. Tahap Utama di Dalam Tambang Bawah Tanah

 Development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap

development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian

fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.

 Production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.

Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa

dihasilkan.

3. Syarat-Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah

Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:

 Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,

disseminated, tabular, platy, sill, dll).

 Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah,

permeabilitas).

40
 Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi,

Rock Mass Rating, Q-System, dll).

 Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan

teknologi, Sumber Daya Manusia, dll).

 Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi,

dll).

4. Jalan Masuk Tambang Bawah Tanah

 Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari

permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya

digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari

bawah tanah.

 Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan

menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift

yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.

 Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat

disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

5. Penyanggaan Dalam Tambang

 Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material

yang dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga

alamiah dibagi menjadi: Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak

ditambang, Endapan bijih kadar rendah, Waste (batuan samping), atau

mineral lain yang tidak ditambang.

 Penyangga buatan adalah penyangga buatan yang dimasukan ke

dalam tambang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga

41
buatan ini disebut juga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir,

tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan. Cara pemasangan

penyangga dibedakan menjadi: Raise set (cara pemasangan penyangga

dari bawah ke atas), Lead set (cara pemasangan penyangga maju,

searah dengan penambangan endapan bijih), Corner set (cara

pemasangna penyangga ke arah samping atau juga menyudut).

C. Konstruksi Bendungan

1. Pengertian Bendungan

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju

air menjadi waduk,danau ,atau tempat rekreasi.Seringkali bendungan juga

digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air.

Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk

membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

2. Fungsi Bendungan

 Sebagai pembangkit listrik.

 Untuk menstabilkan aliran air atau irigasi.

 Untuk mencegah banjir.

 Untuk bangunan pengalihan.

 Untuk tujuan hiburan atau sebagai tempat rekreasi.

3. Macam-macam Bendungan

 Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)

adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu

debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi

kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

42
 Bendungan pengelak (cofferdam) adalah bendungan yang dibangun

sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi

rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan

pembangunannya secara teknis.

 Bendungan utama (main dam) adalah bendungan yang dibangun

untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

 Bendungan sisi (high level dam) adalah bendungan yang terletak di

sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi

puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-

optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama

diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan

sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.

 Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang

terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun

untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak

mengalir ke daerah sekitarnya.

 Tanggul (dyke, levee) adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi

kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari

bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang

puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

 Bendungan limbah industri (industrial waste dam) adalah

bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan

limbah yang berasal dari industri.

43
 Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam) adalah

bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan

hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari

hasil galian pertambangan juga.

4. Komponen Bendungan

a. Badan bendungan (body of dams) adalah tubuh bendungan yang

berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki

tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau

tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam

daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang

disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan

listrik bagi jutaan konsumen.

b. Pondasi (foundation) berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

c. Pintu air (gates) untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di

saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari

pintu air adalah : Daun pintu (gate leaf) dan Rangka pengatur arah

gerakan (guide frame).

d. Angker (anchorage): menahan rangka pengatur arah gerakan agar

dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

e. Hoist adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat

dibuka dan ditutup dengan mudah.

f. Bangunan pelimpah (spill way) untuk mengalirkan air banjir yang

masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan

bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

44
 Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)

 Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge

carrier, flood way)

 Bangunan peredam energy (energy dissipator)

g. Kanal (canal) untuk menampung limpahan air ketika curah hujan

tinggi.

h. Reservoir untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

i. Stilling basin memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

j. Katup (kelep, valves) fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya

dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan

terowongan tekan).

k. Drainage gallery sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

D. Konstruksi Terowongan

1. Pengertian Konstruksi Terowongan

Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah

atau gunung. Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk

menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material

lainnya menembus rintangan alam dan aktivitas manusia. Terowongan

berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas, saluran

pembuangan dan lain-lain.

2. Klasifikasi Terowongan Berdasarkan Fungsinya

 Terowongan Lalu Lintas (Traffic): Terowongan kereta api,

Terowongan jalan raya, Terowongan navigasi, Terowongan tambang.

45
 Terowongan Angkutan: Terowongan pembangkit Tenaga Listrik

(Hidro Power), Terowongan Water Supply, Terowongan Sewerage

Water, Terowongan untuk utilitas umum

3. Klasifikasi Terowongan Berdasarkan Cara Pelaksanaannya

 Micro Tunel untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air

(berukuran 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan secara modern

dengan cara otomatis dengan peralatan robot).

 Terowongan dongkrak sebagai alternative karena pengggalian

biasa terlalu mahal karena panjang yang terbatas, misalnya

pembuatan underpass dan sejenisnya.

 Terowongan Batuan (Rock) dibuat menembus batuan masif yang

relative keras dan dapat dilakukan langsung dengan metode

penggalian menggunakan peralatan manual, mekanis maupun

blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang berkaitan

dengan air tanah, dan struktur penopang pada zona patahan.

 Terowongan Melalui Tanah Lunak (Soft Ground) di buat

melalui tanah lempung, pasir dan batuan lunak (soft rock). Karena

mudah runtuh maka untuk pelaksanaan penggalian digunakan

pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel harus segera dipasang

bersamaan dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring Machine.

46
 Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover) dilaksanakan

dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai kedalaman yang

diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan

lining precast dan melakukan penimbunan kembali (covering).

Metode ini cocok dilaksanakan jika tersedia areal yang cukup,

tidak mengganggu aktivitas dipermukaan dan letak jalur

terowongan cukup dekat dengan permukaan.

 Terowongan Bawah Air biasanya melewati jalur batuan atau

tanah lunak. Hal yang membedakan dengan terowongan tanah

lunak adalah adanya tekanan air yang sangat tingggi, sehingga

diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi kedap air.

Salah satu metodenya yaitu dengan membuat trench di dasar sungai

atau laut lalu menempatkan precast tube lining dan menerapkan

teknik sambungan kedap air.

4. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang

a. Kebanyakan terowongan Sipil adalah permanen, sedangkan

terowongan tambang kebanyakan bersifat sementara (temporary).

b. Terowongan Sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum

(transportasi, dll) sedangkan terowongan tambang digunakan untuk

kepentingan khusus (pekerja atau aktifitas tambang).

c. Panjang terowongan tambang biasanya besar karena digunakan

untuk produksi tambang sedangkan terowongan Sipil kebanyakan

dibuat pendek dan dilaksanakan dengan standart yang sangat ketat.

47
d. Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi

telah diketahui cukup rinci karena adanya survey yang mendalam

bersamaan dengan penyelidikan potensi material tambangnya.

Sedangkan terowongan Sipil biasanya dibangun pada lokasi yang

baru sehingga memerlukan penyelidikan geoteknik yang baru dan

terperinci.

e. Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat

mengakibatkan perubahan kondisi (rock reinforcement).

f. Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena

tuntutan masalah keamanan.

E. Akses Terowongan dan Manajemen Material

 Konstruksi Portal. Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum

disebut portal. Akses ini dapat berupa sebuah shaft yang dikontruksi

secara vertikal sampai kedalaman tertentu sesuai elevasi rencana

terowongan utama (horizontal), atau berupa face terowongan yang bisa

disiapkan secara horizontal karena kondisi lahan memungkinkan.

 Manajemen Material yang memerlukan perhatian yaitu :

 Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.

 Material supporting system dan elemen lining precast atau

formwork dan beton cair yang harus dibawa masuk dalam

terowongan dan geraka alat keluar masuk terowongan.

 Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang

keluar terowongan.

48

Anda mungkin juga menyukai