Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kastalani

NIM : 2019101603121504

Kelas : Manajemen 6E

A. Soal PPh Pasal 23


1. Apa yang dimaksud dengan PPh Pasal 23?
Jawab: Ketentuan dalam Pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal
21, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya.
2. Siapa saja subyek PPh Pasal 23?
Jawab: Subjek pajak Pasal 23 terdiri dari:
Badan Pemerintah
Subjek Pajak badan dalam negeri
Bentuk Usaha Tetap
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri yang telah mendapat
penunjukan dari Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak PPh Pasal
23
3. Apa saja objek yang dapat dikenakan PPh Pasal 23?
Jawab: Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah:
Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
Royalti
Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong
Pajak Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
sewa tanah dan/atau pembangunan
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
4. Apa saja kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 23?
Jawab: kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 23 antara lain:
 Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa
 Pembayaran atas pengadaan / pembelian barang atau material.
5. Jelaskan tarif yang dapat dikenakan pajak penghasilan pasal 23?
Jawab: Di dalam PPh Pasal 23, terdapat dua jenis tarif yang diberlakukan:
a. Sebesar 15% dari jumlah bruto atas:
 Dividen
 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
 Royalti
 Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21
b. Sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
atas:
o Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa tanah, dan/atau bangunan.
o Imbalan sehubungan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak
Penghasilan Pasal 21. Jasa lain terdiri dari:
1. Jasa penilai (appraisal)
2. Jasa aktuaris
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
4. Jasa hukum
5. Jasa arsitektur
6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape
7. Jasa perancang (design)
8. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh Bentuk Usaha
Tetap (BUT)
9. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
migas
10. Jasa penambang dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi
dan penambang selain migas
11. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
12. Jasa penebangan hutan
13. Jasa pengolahan limbah
14. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
15. Jasa perantara dan/atau keagenan
16. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI, dan KPEI
17. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan
oleh KSEI
18. Jasa pengisian syara (dubbing) dan/atau sulih suara
19. Jasa mixing film
20. Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slide,
klise, banner, pamphler, baliho, dan folder
21. Jasa sehubungan dengan software atau hardaware komputer, atau
sistem komputer termasuk perawatan,, pemeliharaan, dan
perbaikan
22. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website
23. Jasa internet termasuk sambungannya
24. Jasa penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data,
informasi, dan/atau program
25. Jasa instalasi atau pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
26. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan
oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
27. Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut,
dan udara
28. Jasa maklon
29. Jasa penyelidikan dan keamanan
30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
31. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
32. Jasa pembasmian hama
33. Jasa kebersihan atau cleaning sevices
34. Jasa sedot septic tank
35. Jasa pemeliharaan kolam
36. Jasa catering atau tata boga
37. Jasa freight forwading
38. Jasa logistik
39. Jasa pengurusan dokumen
40. Jasa pengepakan
41. Jasa loading dan unloading
42. Jasa laboratorium dan/atau dilakukan oleh lembaga atau rangka
penelitian akademis
43. Jasa pengelolaan parkir
44. Jasa penyondiran tanah
45. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan
46. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit
47. Jasa pemeliharaan tanaman
48. Jasa pemanen
49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan/atau perhutanan
50. Jasa dekorasi
51. Jasa pencetakan/penerbitan
52. Jasa penerjemah
53. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam pasal
15 UU PPh
54. Jasa pelayanan kepelabuhan
55. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa
56. Jasa pengelolaan penitipan anak
57. Jasa pelatihan dan/ kursus
58. Jasa pengiriman dan p-engisian uang ke ATM
59. Jasa sertifikasi
60. Jasa survey
61. Jasa tester
62. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya
dibebankan pada APBN dan APBD

Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak
memiliki NPWP, besar tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100%.
Kepemilikan NPWP dapat dibuktikan oleh wajib pajak, antara lain dengan
cara menunjukkan kartu NPWP.

6. PT. Untung selalu menjadi salah satu pemegang saham PT. Berkah Bersama. Pada
bulan April 2020 PT. Berkah Bersama membagi deviden tunai Rp 1000 lembar. PT.
Untung selalu memiliki saham pada PT. Berkah Bersama sebanyak 5000 lembar..
Berapa PPh Pasal 23 yang pada kasus tersebut ?
Jawab: Harga Perolehan setiap lembar saham :
5.000 lembar yang diperoleh @1.000 = Rp. 5.000.000
PPh Pasal 23 = 15% × Rp. 5.000.000 = Rp. 750.000
7. PT. Junaidi pada bulan Juni 2020 membayarkan royalty sebagai berikut:

Penerima Jumlah Royalti Keterangan


Tuan Slamet Rp. 35.000.000 Memiliki NPWP, Menikah
PT. Maju Bersinar Rp. 124.000.000 Memiliki NPWP
Nona Sinta Rp. 15.000.000 Tidak Memiliki NPWP, Tidak
Menikah, tanpa tanggungan
Tuan Agung Rp. 70.000.000 Memiliki NPWP
Berapa PPh pasal 23 yang dapat dikenakan pada kasus tersebut ?

Jawab:
a. Tuan Slamet (Memiliki NPWP, Menikah) : 15% × Rp. 35.000.000 = Rp.
5.250.000
b. PT. Maju Bersinar (Memiliki NPWP) : 15% × Rp. 124.000.000 = Rp.
18.600.000
c. Nona Sinta (Tidak Memiliki NPWP, Tidak menikah, tanpa tanggungan) :
30% × Rp. 15.000.000 = Rp. 4.500.000
d. Tuan Agung (Memiliki NPWP) : 15% × Rp. 70.000.000 = Rp. 10.500.000
B. Soal PPh Pasal 24
1. Apa yang dimaksud dengan PPh Pasal 24?
Jawab: PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) adalah peraturan yang mengatur
hak wajib pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di luar negeri,
untuk mengurangi nilai pajak terhutang yang dimiliki di Indonesia.
2. Apa saja syarat penggabungan penghasilan luar negeri sehingga dapat dikenakan
kredit pajak PPh pasal 24 dan kapan penggabungan penghasilan ?
Jawab: Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan sebagai
berikut:
Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam Tahun Pajak
diperolehnya penghasilan tersebut (accrual basis)
Penggabungan penghasilan lainnya dilakukan dalam Tahun Pajak
diterimanya penghasilan tersebut (cash basis)
Penggabungan penghasilan yang berupa dividen (Pasal 18 Ayat 2 UU PPh)
dilakukan dalam Tahun Pajak pada saat perolehan dividen tersebut
ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
3. Apa saja dasar hukum untuk perhitungan PPh pasal 24?
Jawab: Dasar hukum PPh Pasal 24 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh)
4. Bagaimana cara atau tahapan dalam penghitungan PPh Pasal 24?
Jawab: tahapan dalam penghitungan PPh Pasal 24:
Menghitung total penghasilan kena pajak
Menghitung total PPh terutang
Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan: (penghasilan Luar
Negeri : total penghasilan) x total PPh terutang.
5. PT. Jaya Makmur yang beralamat di Malang memperoleh penghasilan neto pada
tahun 2018 sebagai berikut :
a. Penghasilan dalam negeri Rp. 500.000.000,-
b. Penghasilan luar negeri Rp. 500.000.000,- (tarif pajak di luar negeri yang berlaku
20%)
Pertanyaaannya berapa kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan pada PPh pasal
24?
Jawab:
1) Menghitung total penghasilan kena pajak :
Penghasilan dalam negeri Rp. 500.000.000,-
Penghasilan luar negeri Rp. 500.000.000,-
Jumlah Penghasilan Netto : Rp. 1.000.000.000
2) Menghitung total PPh terutang :
30% × Rp. 1.000.000.000 = Rp. 300.000.000
3) Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan :
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x total PPh terutang
( Rp. 500.000.000 : Rp. 1.000.000.000 ) × Rp. 300.000.000 = Rp. 150.000.000
4) Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di Luar Negeri:
20% × Rp. 500.000.000 = Rp. 100.000.000\
Dari perhitungan di atas, kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah sebesar
Rp. 100.000.000 atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri. Jumlah
ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh
dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih
jumlah yang terendah.

Anda mungkin juga menyukai