Anda di halaman 1dari 14

Nama Kelompok : Ika Kusdian Novanti_3193008

Mariah Shabrina_3193015
Nur Elfrida Br Haloho_3193018
Rahma Nuraeni_3193019
Refky Ardi Pratama_3193021
Rena Aprilia_3193023
Vincent_3193031
Kelas : D3 Akuntansi 1A
Tugas : Kelompok 3 (Tiga) Pancasila ke
2
Tentang : Menjelaskan dan
Menghubungkan Skema
Hubungan Antara Nilai-nilai
Pancasila terkait Cita-cita
Nasional
Dosen : Dr. Dhanang Widijawan, S.H.,
M.H.
Tanggal : 30 Mei 2020
Kampus : Politeknik Pos Indonesia

REVISI
SKEMA HUBUNGAN ANTARA NILAI-NILAI PANCASILA (7+1 SEBUTAN
PANCASILA) TERKAIT TUJUAN / CITA-CITA NASIONAL (NEGARA
KESEJAHTERAAN / WELFARE STATE)
Pancasila ada sejak sejak ada bangsa Indonesia
(Puncak Peradaban Sriwijaya dan Majapahit).
PANCASILA secara Etimologis istilah “pancasila” berasal dari Sansakerta
dari India (Bahasa Kasta Berahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa
Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan
“Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksial yaitu “panca” artinya “lima” dan
“syila” vokal 1 pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”. Sama halnya dengan
arti kedua yaitu “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau yang senonoh”.
Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
dimana sila-sila yang terdapat dalam pancasila itu sudah diterapkan dalam
kehidupan masyarakat meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara konkrit.
Menurut kitab Sutasoma Karang Mpu Tantular, pancasila berarti ” berbatu sendi
yang lima “ atau “ pelaksanaan kesusilaan yang lima”.
Puncak peradaban bangsa di Indonesia yaitu pada saat kejayaan Sriwijaya
dan Majapahit yaitu karena manusia pada masa itu saling terikat karena kesatuan
bahasa dan kebudayaan yang menempati suatu wilayah.

TUHAN (YME) / RELIGIOSITAS


Tuhan :
 Sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah manusia sebagai yang
Mahakuasa, Mahaperkasa, Mahaesa.
FALSAFAH BANGSA DAN NEGARA
Falsafah :
 Anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang
dimiliki oleh orang (masyarakat).
Bangsa :
 Kelompok masyarakat yang Bersamaan asal keturunan, adat,
Bahasa, dan sejarahnya,serta, berpemerintahan sendiri.
 Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan yang
Bahasa dan kebudayaan dalam arti umum dan menempati wilayah
tertentu di muka bumi.
Negara :
 Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat
 Kelompok sosial yang menduduki wilayah/daerah tetentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan yang politik, berdaulat sehingga berhak
menentukan tujuan nasinalnya.
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 9 DAN
HALAMAN 45)

Penjelasan :

Falsafah Pancasila ini merupakan suatu pandangan hidup yang telah diyakini
bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran oleh karena itu dijadikan falsafah hidup
bangsa. Falsafah Pancasila meliputi nilai untuk hidup saling tolong menolong atau
semangat gotong royong, rukun, saling menjaga keamanan dan pertahan serta
saling menghargai dan memberi kebebasan beragama, dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai luhur ini mengkristal dalam rumusan
Pancasila sebagai perwujudan filsafat kemanusiaan yang mencerminkan hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan
alam sekitarnya.

Pancasila adalah isi dalam jiwa bangsa Indonesia yang turun-menurun


lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, pancasila tidak
saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia. Dasar
pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila dijelaskan sebagai berikut.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara republik Indonesia, mengandung
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.

Filsafaat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa negara adalah


merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan yang
merupakan masyarakat hukum (legal society). Adapun negara yang didirikan oleh
manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara
sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat bahwa manusia sebagai
warga negara sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama).

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/242455/pancasila-sebagai-falsafah-
bangsa-indonesia

PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA


Pandangan Hidup :
 Konsep yang dimiliki seseorang/golongan dalam masyarakat yang
bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah di dunia ini
Bangsa :
 Kelompok masyarakat yang Bersamaan asal keturunan, adat, Bahasa,
dan sejarahnya,serta, berpemerintahan sendiri
 kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan yang Bahasa
dan kebudayaan dalam arti umum dan menempati wilayah tertentu di
muka bumi
Negara :
 Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyat
 kelompok sosial yang menduduki wilayah/daerah tetentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan yang politik, berdaulat sehingga berhak menentukan
tujuan nasinalnya.
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 35-36)

Penjelasan :

Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada
suatu keadaan dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini
adalah pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok-kelompk manusia lainya. Kelompok ini
membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini
kita dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa,
Flores, Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar
terbentuknya kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita miliki
adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini.

Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk


memenuhi kehidupan di dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri
dari suku bangsa tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari akhir.
Berdasarkan hal tersebut kita menemukan persamaan pandangan hidup di antara
suku-suku bangsa di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua dunia
kehidupan. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sebuah petunjuk atau
pedoman untuk mengatur kehidupan bernegara, Pancasila di jadikan pedoman
hidup karena mengandung nilai-nilai yang memuat cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia.

https://www.kompasiana.com/novitarizky/555472106523bda81d4aefb8/panca
sila-sebagai-pandangan-hidup-bangsa
JIWA & KEPRIBADIAN BANGSA
Jiwa :
 Roh (manusia, yang ada di dalam tubuh, menyebabkan seseorang hidup),
nyawa
 Seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran,
angan-angan)
Kepribadian :
 Sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau bangsa yang
membedakannya dari orang/bangsa lain
Bangsa :
 Kelompok masyarakat yang Bersamaan asal keturunan, adat, Bahasa,
dan sejarahnya,serta, berpemerintahan sendiri
 Kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan yang Bahasa
dan kebudayaan dalam arti umum dan menempati wilayah tertentu di
muka bumi.
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 37,38, DAN
HALAMAN 40)

Penjelasan :
Hubungan Pancasila dengan adalah tercipta nya jiwa dan kepribadian bangsa,
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia berarti nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian
dan budaya bangsa Indonesia Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa yang
membedakan dengan bangsa lain.

Peran Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah sebagai pedoman


hidup bangsa dalam mengambil keputusan, sebagai jiwa dari bangsa Indonesia
dalam mewujudkan setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang dibentuk di
Indonesia demi kepentingan negara, sebagai kepribadian bangsa Indonesia yang
menjadi identitas bangsa Indonesia, sebagai sumber hukum dari segala hukum yang
berlaku di Indonesia, dan sebagai cita-cita bangsa dalam mempersatukan
keragaman yang ada di Indonesia serta menciptakan keadilan dan kedamian
didalamnya sehinga negara ini teteap terus Berjaya dan berkembang dari hari ke
hari sampai selama-lamanya.

Di era globalisasi sekarang ini, identitas dan kepribadian bangsa Indonesia


haruslah dijaga jati dirinya agar tidak luntur dan lenyap karena arus jaman yang
tiada berhenti berkembang. Sebagai warga negara Indonesia tentunya kita perlu
membina dan memupuk kepribadian kita karena kita ada;ah cerminan bangsa
Indonesi. Sehingga dalam diri kita tercermin Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam mengatur kehidupan bangsa serta mempersatukan bangsanya
dan mencegah perpecahan di dalamnya.
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pancasila-jiwa-seluruh-bangsa-indonesia/

NILAI & DIMENSI


Nilai :
 Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan
Dimensi :
 Ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas dan sebagainya)
(KBBI)
Penjelesan :
Pancasila memiliki nilai dan dimensi. Pada nilai dasar yg terdapat di pancasila
Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal
sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang
baik dan benar. Bahkan Dimensi keterbukaan untuk menerima kemajuan zaman
yang lebih baik yang sesuai dengan nilai-nilai Idealisme. Pancasila tumbuh seiring
dengan gerak perkembangan bangsa melalui perwujudan dan pengalaman di
kehidupan sehari-hari. Pada nilai dan dimensi ini memiliki hubungan terhadap dasar
dan idealistis, karna pada dasar nya nilai memiliki dasar yang pokok / pangkal pada
suatu pendapat (ajaran, aturan), azas, alas, fondasi. Pada hubungan ini pun sangat
memengaruhi karena memiliki dasar seperti mengatur penyelenggaraan
pemerintahan negara (seperti pemb UUD 45)

DASAR & IDEALISTIS


Dasar :
 Pokok atau pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan)
Idealitis :
 Berwatak seorang idealis, bersifat menuju cita-cita
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 34 DAN
KBBI)

Penjelasan :
Hubungan pada idealitas atau dasar yg menghubungkan dengan perjanjian luhur
bangsa yaitu karna pada saat mendirikan negara (proklamasi Kemerdekaan, 17
Agustus 1945) (pidato pres Soeharto, sidang DPRGR,16 Agustus 1967) dalam
pengertian nya pun disini tertera bahwa perjanjian itu adalah persetujuan
(tertulis/lisan) yang dibuat oleh dua pihak / lebih : masing masing bersepakat akan
menaati apa yang tersebut dalam persetujuan.
Dengan berpegang Pancasila sebagi sumber hukum tertinggi dan sumber tertib
hukum; sebagainilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktik; serta konkritisasi dari
nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
sosial menunjukkan kedudukan kuatnya Pancasila. Untuk menjadikan pasal-pasal,
perundang-undangan yang akan diaturnya, memiliki cita-cita, karsa dan rasa
Pancasila, maka dibutuhkanlah politik hukum yang menjadi katalisator idealisasi
Pancasila. Hal ini karena dengan politik hukum, maka nilai-nilai luhur sila-sila
Pancasila dapat dijabarkan atau kemudian diimplementasikan darah,semangat dan
nafas Pancasila dalam undang-undang yang akan diaturnya, sehingga undang-
undang baru menjadi bagian yang integral dan tidak bertolak belakang
pengaturannya denganberaura dan roh positif Pancasila. Maksudnya, undang-
undang yang baru dibentuknya itu akankah sejalan dan senafas dengan kehendak
dan kemurnian niat baik atau positif dari Pancasila. Nilai-nilai yang telah ada dan
hadir di kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia sejak dahulu kala, sehingga
politik hukum dapat mewujudkannya ke dalam nilai-nilai Pancasila itu ke dalam
produk-produk hukum yang dibentuknya. Hal ini, karena politik hukum adalah
kebijaksanaan negara tentang hukum.
Kebijakan negara terhadap hukum yang bagaimanakah yang ingin dicita-
citakan (ius constituendum) dengan sistem hukum yang ada saat ini, strategi dan
dengan cara apakah yang dipandang sebagai paling tepat untuk mencapai tujuan
tersebut, kapan sesungguhnya waktu yang tepat untuk merubah dan bagaimanakah
perubahan itu sebaiknya dilakukan, dan dapat dirumuskan pola yang baku dan
mapan yang akan dapat membantu memutuskan proses pemilihan tujuan dan cara-
cara yang dapat untuk mencapai tujuan tersebut melalui politik hukum dasar
kerangka utamnya. Dengan hal ini, maka politik hukum dapat diterjemahkan
merupakan aktivitas kebijakan negara untuk menentukan pola dan cara membentuk
hukum (hukum baru atau mengganti hukum lama), mengawasi bekerjanya hukum
dan untuk dapat memperbaharuhi hukum sesuai dengan tujuan negara
sebagaimana diatur UUD 1945.  Politik hukum dapat dijadikan sebagai alat atau
sarana dan langkah yang tepat dan dapat digunakan pemerintah untuk menciptakan
sistem hukum nasional yang dikehendaki dan dengan sistem hukum nasional akan
dapat diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang lebih besar. Melalui politik hukum
yang bersendikan kelima sila Pancasila akan berpengaruh besar terhadap materi
atau substansi kalimat pasal-pasal yang akan diaturnya undang-undang yang
dibentuknya. Strategi dengan memasukan dan menjadikan Pancasila sebagai
bagian kesatuan, akan dihasilkan pembangunan hukum nasional yang menyatunya
nilai-nilai luhur dari Pancasila dalam setiap peraturan perundang-undangan yang
diaturya adalah refleksi semangat, cita-cita dan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah
ada dan hidup serta menjadi bagian kehidupan seluruh bangsa Indonesia.
https://business-law.binus.ac.id/2019/01/29/hidupnya-nilai-nilai-pancasila-
dalam-pembentukan-perundang-undangan/
PERJANJIAN LUHUR BANGSA (MEMPERSATUKAN)
Perjanjian :
 Persetujuan (tertulis/lisan) yang dibuat oleh dua pihak/lebih
Luhur :
 Tinggi
 Mulia
Bangsa :
 Kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat,
Bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri
Mempersatukan :
 Menjadi Bersatu
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 42-46)
Penjelasan :

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia telah bersifat final.


Artinya menjadi kesepakatan nasional yang diterima secara luas oleh rakyat
Indonesia. Hal ini  diperkuat  dengan Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara, jo Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap
Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960
sampai dengan Tahun 2002.

Pada pengertian luhur adalah tinggi, atau mulia, yang memiliki kedudukan,
pangkat, martabat tertinggi. Dalam perjanjian luhur bangsa ini mempunyai
hubungan terhadap instrumental dan normatif atau kebijakan. Pada dasar nya suatu
perjanjian yang telah direncanakan oleh para leluhur memiliki kebijakan pada
kehidupan saat ini.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para


Pendiri Bangsa yang kemudian dikenal sebagai  sebuah Perjanjian Luhur bangsa
Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 dan tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni
1966,  bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dirumuskan
oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Memorandum DPR-GR tersebut disahkan oleh MPRS dengan Ketetapan
No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan
MPRNo.IX /MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di Indonesia.
INSTRUMENTAL & NORMATIF (KEBIJAKAN)
Instrumental :
 Nama kasus atau peran semantik suatu frasa nomina yang
menyatakan atau berfungsi sebagai alat
Normatif :
 Berpegang teguh pada norma, menurut norma atau kaidah yang
berlaku
Hubungan instrumental dan normatif atau kebijakan ini sangat mempengaruhi
alam semesta. Karena, kebijakan ini dapat menampung atau wadah bagi semua
golongan dan agama yg berlandaskan pada pancasila. Karna sifat pancasila itu
universal / menyeluruh maka menyangkut juga terhadap tuhan, manusia serta alam
semesta. Pancasila sebagai ideologi terbuka, artinya adalah Pancasila itu terbuka
pada perubahan-perubahan sehingga senantiasa relavan sepanjang zaman /
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa mengubah atau
mengganti nilai dasarnya yang sudah diatur sesuai dengan dasar negara dalam
Hukum dasar perundang-undangan.
KEDUDUKAN (TINGGI)
Kedudukan :
 Tingkatan atau martabat
FUNGSI (UTAMA)
Sumber Tertib Hukum
Cita-cita Hukum
Fungsi :
 Peran sebuah unsur bahsa dalam satuan sintaksis yang lebih luas
(Seperti nomina berfungsi sebagai subjek)
Sumber :
 Asal, tempat keluar
Tertib :
 Teratur, menurut aturan
 Dengan sepatutnya
 Aturan, peraturan yang baik
Hukum :
 Peraturan/adat (resmi, mengikat, dikukuhkan
penguasa/pemerintah)
Cita-cita :
 Keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran
Hukum :
 Peraturan/adat (resmi, mengikat, dikukuhkan
penguasa/pemerintah)
(HO PANCASILA DR. DHANANG WIDIJAWAN, S.H., M.H. HALAMAN 47 DAN
HALAMAN 48)

Negara Kesejahteraan
Negara kesejahteraan (welfare state) dianggap sebagai jawaban yang paling
tepat atas bentuk keterlibatan negara dalam memajukan kesejahteraan rakyat.
Keyakinan ini diperkuat oleh munculnya kenyataan empiris mengenai kegagalan
pasar (market failure) dan kegagalan negara (state failure) dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Menurut Goodin (1999; dalam Simarmata, 2008: 19) negara
kesejahteraan sering diasosiasikan dengan proses distribusi sumber daya yang ada
kepada publik, baik secara tunai maupun dalam bentuk tertentu (cash benefits or
benefits in kind). Konsep kesejahteraan juga terkait erat dengan kebijakan sosial-
ekonomi yang berupaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara umum.
Beberapa bidang yang paling mendesak untuk diperhatikan dalam kebijakan
kesejahteraan adalah masalah pendidikan, kesehatan dan penyediaan lapangan
kerja. Secara umum suatu negara bisa digolongkan sebagai negara kesejahteraan
jika mempunyai empat pilar utamanya, yaitu: (1) social citizenship; (2) full
democracy; (3) modern industrial relation systems; dan (4) rights to education and
the expansion of modern mass educations systems.
(Sumber) http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sospol/article/view/4759
Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara
mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan
ekonomi dan sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip
kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang setara, dan tanggung jawab
masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal
untuk menjalani kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup
berbagai macam organisasi ekonomi dan sosial. Sosiolog T.H. Marshall
mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai gabungan demokrasi,
kesejahteraan, dan kapitalisme. Para pakar menaruh perhatian khusus pada cara
Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan sistem
kesejahteraannya secara historis.
(Sumber) https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kesejahteraan
KEDUDUKAN PANCASILA DAN FUNGSI UTAMA PANCASILA

Pancasiila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki


dan diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea
keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia.
Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling
tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum
dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai
hukum yang berlaku di negara Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara
Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan
perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan
interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut.
Pancasila dalam posisinya sebagai sumber semua sumber hukum, atau
sebagai sumber hukum dasar nasional, berada di atas konstitusi, artinya Pancasila
berada di atas UUD 1945. Jika UUD 1945 merupakan konstitusi negara, maka
Pancasila adalah Kaidah Pokok Negara yang Fundamental (staats fundamental
norm). Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang
tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah
dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno
menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat), pikiran
sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia
merdeka yang kekal dan abadi”.
Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai
hukum dasar memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam
kedudukannya sebagai kaidah pokok negara (staats fundamental norm) sifatnya
tetap kuat dan tak berubah. Staats fundamental norm adalah norma yang
merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi. Ia ada terlebih dahulu sebelum
adanya konstitusi.
Pancasila sebagai staats fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam
mendirikan negara, maka ia tidak dapat diubah. Hukum di Indonesia tidak
membenarkan perubahan Pancasila, karena ia sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional di Indonesia. Mengubah
Pancasila berarti mengubah dasar atau asas negara. Kalau dasar asas atau
fundamental dari negara tersebut diubah maka dengan sendirinya negara yang
diproklamasikan hasil perjuangan para pahlawan bangsa akan berubah atau tidak
ada sebab dasarnya atau fundamennya tidak ada.
Pada Pasal 2 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 ini tetap menegaskan
hal yang sama sebagaimana dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 bahwa
Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Dengan demikian,
keberadaan Pancasila kembali menjadi supreme norm dalam sistem hukum negara
Indonesia sehingga Pancasila sebagai suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-
cita hukum maupun cita-cita moral bangsa terlegitimasi secara yuridis.
Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan hidup bangsa
Indonesia memiliki kedudukan sebagai staats fundamental norm yang merupakan
dasar asas dalam mendirikan negara, besifat tetap, tidak dapat diubah. Hukum di
Indonesia tidak membenarkan perubahan Pancasila, karena ia sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional di Indonesia.
Penegasan serta legitimasi kedudukan Pancasila sebagai sumber segala sumber
hukum negara (kaitannya dengan theorie von stufenfbau der rechtsordnung) selain
telah secara jelas termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, juga
telah secara jelas tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-Philosopische-
Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-Der-
Rechtsordnung.html

Hubungan antara Manusia (Sesama) dengan Alam (Semesta)


Mengingat pentingnya manusia dalam negara Pancasila itu maka Pancasila
selalu menempatkan martabat dan seluruh haknya diatas segala-galanya. Karena
hanya dengan kesadaran dan penghayatan manusia akan nilai-nilai yang
terkandung didalam Pancasila itulah pancasila dapat lestari dan abadi dalam diri
bangsa Indonesia sudah tidak mau lagi menerima kehadiran pancasila di
tengahtengah kehidupannya, maka Pancasila itu sudah tidak ada artinya lagi. Oleh
sebab itu sebagai penuntun serta petunjuk terhadap seluruh bangsa Indonesia akan
nilai-nilai luhur dilakukan secara terus menerus tanpa henti agar seluruh rakyat
Indonesia menjadi rakyat yang benar-benar. Pancasilais yang siap menjaga dan
melestarikan Pancasila dalam kehidupannya setiap hari. Melihat pentingnya
manusia dalam diri Pancasila, maka saya hendak mengupasnya lebih dalam lagi,
sehingga apa yang menjadi permasalahan akan dapat menjadi jelas. Manusia
adalah satu-satunya hamba Allah yang diciptakan dalam bentuk yang paling
sempurna, karena disamping dirinya diberi nafsu, daya berkembang, juga dilengkapi
dengan akal fikiran yang sehat, sehingga dengan fikirannya itu dirinya dapat
mengetahui segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini, termasuk dirinya
sendiri. Dalam kehidupan beragama manusia selalu ditempatkan diatas segala-
galanya, bahkan dirinya menjadi tolak ukur dari segala sesuatu yang ada.Akan tetapi
sejauhmana penghayatan Pancasila terhadap manusia dan seluruh harkat dan
martabatnya itu adalah merupakan masalah yang tidak mudah untuk didiskusikan
secara singkat, oleh sebab itu tertarik mengambil judul “Harkat Dan Martabat
Manusia Dalam Pandangan Kenegaraan Pancasila Dan Uud Nri Tahun 1945”.
terhadap Kesejahteraan dalam Pembukaan UUD 1945 adalah penghormatan
kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban
tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan
penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya
dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan
dirinya serta keharmonisan lingkungannya.
https://www.google.co.id/url?
q=http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/PH/article/download/1508/1175&sa=U&ved=
2ahUKEwiNo5L37ozqAhXEAnIKHTycBLU4ChAWMAZ6BAgCEAE&usg=AOvVaw2E
dC8KPA1qr9XB1vnPF01-

Manusia diberikan akal dan pengetahuan serta kesempatan dari Tuhan untuk
mengelola alam ini (kholifah). Akal dan pengetahuan inilah yang menjadi bahan
terbentuknya sikap dan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan alam. Sikap
dan perilaku manusialah yang kadang bisa berpengaruh pada kelesatarian alam.
Alam tidak pernah marah kepada manusia. Alam sayang kepada manusia.
Memberikan segala hal dalam perikehidupan manusia. Terjadinya banjir, tanah
longsor dan bencana alam lainnya bukan karena alam marah.  Alam berusaha
menyeimbangkan kondisinya. Mengobati luka – luka yang telah dibuat manusia.
Berusaha menerobos jalan yang telah ditutup manusia dengan rumah – rumah dan
sampah. Jalan yang telah puluhan tahun, bahkan ratusan tahun mereka lewati dan
aliri. 

Bagi manusia jangan pernah menyalahkan alam. Akal manusia yang


sombonglah penyebabnya. Kesombongan yang berusaha menaklukkan alam.
Menjadikan kawasan yang seharusnya dilindungi menjadi permukiman dan
pertanian. Bukit – bukit terjal dibuat vila yang hanya dipakai ketika akhir pekan dan
liburan datang. Koreksi pada diri kita sebagai manusia. Apakah kita sudah
memperlakukan alam dengan semestinya.

Leopold seorang akademisi berkebangsaan Amerika mengatakan ; “ Bila kehidupan


alam semesta selama jutaan tahun telah membentuk suatu yang kita sukai, namun
kita tidak pahami, lalu siapa lagi kalau bukan orang tolol yang malah mencopot
bagian –bagian yang seakan – akan tidak ada gunanya.”.

Para pendiri bangsa ini telah memikirkan dasar pembangunan bangsa


dengan seksama. Bahwa pembangunan tidak hanya pembangunan materi. Modal
awal pembangunan adalah pembangunan nilai religius, keadilan, moral dan etika.
Nilai inilah yang harus diletakkan terlebih dahulu.

Saripati nilai Pancasila adalah nilai religius, berkeadilan, beradab (akhlak,


etika, moral), persatuan dan berdaulat merupakan falsafah bangsa kita. Nilai – nilai
yang belum kita implementasikan dalam pembangunan. Pembangunan sekarang
senantiasa menitikberatkan pada pembangunan materi dan ekonomi. Jarang
menyentuh pada pembangunan nilai – nilai diri pada manusia. Nilai religius universal
tidak hanya didominasi atas perilaku manusia dalam beribadah dalam masjid,
gereja, vihara dan sebagainya. Nilai religius dalam falsafah bangsa ini dapat
diterapkan dan di interaksikan dalam pengelolaan lingkungan dan alam.

https://www.kompasiana.com/ariyanto.wibowo/54f358797455139e2b6c71ba/
menginteraksikan-pancasila-dalam-lingkungan

Anda mungkin juga menyukai