Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok : Ika Kusdian Novanti_3193008

Mariah Shabrina_3193015
Nur Elfrida Br Haloho_3193018
Rahma Nuraeni_3193019
Refky Ardi Pratama_3193021
Rena Aprilia_3193023
Vincent_3193031
FX Victor N_3153101
Kelas : D3 Akuntansi 1A
Tugas : Tugas Kelompok 3 (Tiga) Evaluasi
UTS Hukum Bisnis
Dosen : Dr. Dhanang Widijawan, S.H., M.H.
Tanggal : 12 Mei 2020
Kampus : Politeknik Pos Indonesia

1. Hukum merupakan aturan (yang bersifat memerintah, melarang, memaksa), yang


dibuat oleh lembaga/instansi yang berwenang (memiliki otoritas/pemerintah), untuk
mengatur tata kehidupan bermasyarakat agar terwujud keadilan, ketertiban,
kedamaian (kebahagiaan). Oleh karena itu, hukum memiliki ciri-ciri berupa
(menjatuhkan) sanksi (hukuman) bagi pelanggar agar senantiasa taat hukum.
Jelaskan, mengapa?
Jawaban : Hukum senantiasa mengikuti dan melekat pada manusia serta
perkembangan masyarakat. Hukum dapat berfungsi : 1) Alat pengatur tata
tertib hubungan masyarakat. 2) Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
lahir dan batin. 3) Sarana penggerak dan pembangunan dan, 4) Fungsi kritis.
Dalam konteks pergaulan hidup manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan
mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hukum pula yang memberi petunjuk apa
yang harus dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan Sehingga, segala sesuatu
dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Hal ini dimungkinkan karena hukum memiliki
sifat dan watak sebagai pengatur tingkah laku manusia serta memiliki ciri memerintah
dan melarang. Begitu pula hukum dapat memaksa agar hukum ditaati anggota
masyarakat. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin,
Hukum memiliki ciri memerintah, melarang sifat memaksa dan daya yang mengikat
fisik dan psikologis. Karena hukum memiliki sifat , ciri dan daya mengikat, maka
hukum dapat memberikan keadilan, yaitu dapat menentukan siapa yang bersalah dan
siapa yang benar. Keadilan digambarkan sebagai suatu keseimbangan yang
membawa ketentraman di dalam hati orang yang apabila melanggar menimbulkan
kegelisahan dan guncangan.

( HO HUKBIS Hal 15 & 16 )

2. a. Mengapa diperlukan Hukum Bisnis dalam sistem perdagangan/perniagaan ataupun


perekonomian suatu negara?
Jawaban : Hukum bisnis diperlukan dalam bisnis dalam system
perdagangan/perniagaan ataupun perekonomian suatu negara karena hukum
bisnis adalah hukum yang yang mengatur aktivitas perdagangan yang
berfokus pada arus ekonomi sehingga suatu perdagangan/perniagaan dan
perekonomian suatu negara dapat dikontrol atau diawasi oleh hukum.
( Sumber : HO ke 7 Hukum Bisnis )

b. Peraturan perundang-undangan apa saja yang menjadi dasar utama pengaturan Hukum
Bisnis
Jawaban : Landasan dasar hukum bisnis di Indonesia adalah Hukum Perdata
dalam arti luas yang dasarnya diatur dalam KUH Perdata dan semua
peraturan perundangan yang mengatur bidang keperdataan dan KUHD dan
semua peraturan perundangan yang mengatur tentang badan hukum serta
semua hubungan hukum yang mengatur bidang perniagaan serta berbagai
kebijakan pemerintah yang mengaturnya.
Secara umum sumber hukum bisnis (sumber hukum perundangan) tersebut
adalah :
 Hukum Perdata (KUHPerdata)
 Hukum Dagang (KUHDagang)
 Hukum Publik (Pidana Ekonomi/KUHPidana)
 Peraturan Perundang-undangan diluar KUH Perdata, KUH Pidana,
KUH Dagang
Sumber hukum bisnis yang utama/pokok  adalah Pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata yaitu :
 Asas kontrak (perjanjian) itu sendiri yang menjadi
sumber hukum utama, dimana masing-masing pihak terikat untuk
tunduk kepada kontrak yang telah disepakati (kontrak yg dibuat
diberlakukan sama dengan Undang-undang).
 Asas kebebasan berkontrak, dimana para pihak bebas untuk membuat
dan menentukan isi dari kontrak yang mereka sepakati.
(Sumber : Buku Dasar-Dasar Hukum Kontrak Bisnis Hal 55)
https://www.artonang.com/2015/12/sumber-hukum-bisnis.html

c. Kegiatan-kegiatan apa saja yang diatur oleh Hukum Bisnis?

Jawaban : Hukum bisnis adalah hukum yang mengatur aktivitas dan proses
perdagangan yang berfokus pada kegiatan ekonomi yaitu meliputi
kepemilikan benda baik materiil maupun immateriil, tentang kontrak, tentang
e-contract, perjanjian kerja, perjanjian konsumen, berkaitan dengan transaksi
perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri, tentang perbankan dan
hukum jaminan, tentang HAKI, tentang pajak, tentang pengelolaan badan
usaha, tentang penanaman modal, pasar modal tentang pengelolaan industri,
perdagangan internasional, tentang kepemilikan dan pengelolaan tanah,
pengelolaan sumber daya alam, hukum lingkungan pengelolaan serta
pelaksanaan proses ekonomi, perbankan, transaksi jasa, teknologi dan
manajemen, tentang proses sengketa bisnis dan alternative penyelesaian
sengketa serta kejahatan bisnis, Perlindungan dan kepastian hukum bagi
pemilik teknologi dan pengguna teknologi, Hukum kriminalitas, Hukum bisnis
dalam dunia pertambangan, dsb.
(Sumber : Buku Dasar-Dasar Hukum Kontrak Bisnis Hal 55 – 56)
https://adalah.co.id/hukum-bisnis/
d. Richard Burton Simatupang membedakan 3 bidang aktivitas usaha (bisnis). Sebutkan.
Jawaban : Menurut Richard Burton Simatupang, dalam kegiatan bisnis ada
pula yang membedakannya dalam tiga bidang usaha, yaitu :
1. Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan (Commerce).
Merupakan keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-
orang dan badan-badan memperoleh keuntungan.
Contoh : Produsen (Pabrik), dealer, agen, grosir, took, dan
sebagainya.
2. Bisnis dalam arti kegiatan industri (industry).
Kegiatan memproduksi atau mengahsilkan barang-barang yang
nilainya lebih berguna dari asalnya.
Contoh : Industri perhutanan, perkebunan, pertambangan, penggalian
batu, pembuatan gedung, jembatan, pabrik makanan, pakaian, pabrik
mesin, dan sebagainya.
3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service)
Kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang
maupun badan.
Contoh : Jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara
(lawyer), penilai (appraisal), akuntan, dan lain lain.
( Sumber : Buku Dasar-Dasar Hukum Kontrak Bisnis Hal 56 – 57 )

3 a. Jelaskan, mengapa definisi “persetujuan” dalam KUH Perdata Pasal 1313, perlu
dilengkapi.
Jawaban : Karena para sarjana hukum perdata pada umumnya berpendapat
bahwa definisi atau batasan atau dapat disebut rumusan perjanjian yang
terdapat dalam pasal 1313 KUHP tersebut kurang lengkap dan bahkan
dikatakan terlalu luas sehingga banyak mengandung kelemahan dan terlihat
kekurangannya sehingga definisi persetujuan dalam KUHP pasal 1313 ini
perlu dilengkapi.
b. Sebutkan, siapa saja (para ahli hukum) yang melengkapi dan bagaimana rumusannya.
Jawaban : 1. Mariam Darus badrulzaman
Definisi persetujuan (kuhp perdata pasal 1313)
 tidak lengkap
 sepihak
 terlalu luas (mencakup hukum keluarga dan perbuatan
melawan hukum) .
2. R. Subekti
" Suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada yang lain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal".
3. R. Setiawan
"Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana satu orang
atau lebih mengingatkan dirinya terhadap 1 orang atau lebih".
4. R. Wirjono prodjodikoro
"Suatu perhubungan dalam mengenai hukum serta harta
benda kekayaan antara dua pihak dalam mana satu pihak
berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau
tidak melakukan suatu hal sedang pihak lain berhak menuntut
pelaksanaan janji".

(Dari buku dasar-dasar hukum kontrak bisnis Dr Danang widyawan)

c. Sebutkan cakupan/ruang lingkup Hukum Kontrak.


Jawaban : 1. nilai-nilai asas-asas, konsep-konsep, norma-norma.
2. (yang) tertulis hukum positif atau peraturan per-uu-an.
3. Dan tidak tertulis (kebiasaan, kesusilaan, kepatutan)
4. dalam praktik :
 Bisnis (umumnya)
 Hukum bisnis (khususnya)
5. Yang berfungsi mengakomodasi, memfasilitasi, dan
memproteksi proses hukum:
 Pertukaran kepentingan
 Hak dan kewajiban
6. Dalam rangka peralihan atau penguasaan kekayaan (benda,
uang, barang, ekonomis, hak milik)
7. Yang diformulasikan dalam kontrak secara adil, pasti dan efisien
8. Sejak pra kontraktual, pada saat terjadinya kontraksi dan Pos
kontraktual.
9. Sebagai produk dari sistem hukum yang rasional dan formal.
(H.O Hukbis)
d. Sebutkan dan jelaskan empat (4) asas Hukum Kontrak, berikut pasal-pasal dan rumusannya
(Kitab Undang-Undang Hukum Perdata/KUH Perdata)
Jawaban : Asas konsensualisme (KUHP Perdata pasal 1320, 1338)
 Erat hubungannya dengan kebebasan kontrak
 Mengandung arti "kemanusiaan" (will) para pihak untuk saling
berpartisipasi dan saling mengikat diri
 terdapat dalam istilah "semua" mengandung arti meliputi seluruh
perjanjian, baik yang namanya dikenal maupun yang tidak
dikenal dalam UU
Asas kebebasan berkontrak (kuh perdata pasal 1319, 13 38)
 Merupakan asas yang esensial dari Hukum perjanjian
 Dinamakan pula sebagai asas otonomi "konsensualisme"
 Menentukan "adanya" Perjanjian Perdata: "kemauan" (Wil) para
pihak untuk saling berpartisipasi, mengikat diri.
Asas itikad baik (terdapat dalam asas keseimbangan KUH
Perdata pasal 1338)
 Sesuai dengan kepatutan, keadilan, ketertiban umum, dan
kesusilaan
 Asas keseimbangan menghendaki kedua (2) pihak memenuhi
dan melaksanakan perjanjian
 Merupakan kelanjutan dari asas persamaan
 Salah satu pihak ( kreditur pemilik atau penjual) memiliki
kekuatan untuk menentukan prestasi dan jika diperlukan dapat
menuntut pelunasan prestasi pihak lain (debitur) melalui
kekayaan debitur.
Asas mengikat pas vachetta surit servanda pasal 1338 dari kuh
perdata
 Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU
bagi yang membuat "apa" "siapa"
 Sesuai pasal 1320 kuh perdata.
e. Jelaskan, mengapa sahnya kontrak harus memenuhi empat (4) syarat, yaitu : (1) sepakat;
(2) cakap; (3) hal tertentu; dan (4) (sebab yang) halal.
Jawaban : (1) sepakat, (2) cakap, (3) hal tertentu, (4) sebab yang halal
 Sepakat
pernyataan kehendak atau (sesuai satu sama lain, bebas
tanpa tekanan atau paksaan yang disetujui para pihak)
 Kecakapan (Hukum atau pasal 1329 KUH perdata dewasa,
sehat)
Para pihak memiliki kemampuan atau kesadaran tanggung
jawab atas setiap perbuatan (perjanjian) yang dibuat atau
dilakukan
Tidak cakap hukum (membuat perjanjian, KUHP Perdata
pasal 1330)
Belum dewasa, di bawah pengampuan, dilarang oleh
peraturan Perundang-undangan.
 Suatu hal tertentu
(Barang) tertentu : jelas, concrete, nyata.
 (sebab yang) halal
Isi, maksud, tujuan yang dikehendaki para pihak (dalam
perjanjian) tidak dilarang oleh Peraturan perundang-
undangan, kepatutan dan kesusilaan.
(H.O Hukum Bisnis)

f. Jelaskan, mengapa ada pembedaan antara "perjanjian bernama" dan "perjanjian tidak
bernama".
Jawaban : karena masing-masing perjanjian memiliki fungsi yang berbeda
seperti "perjanjian bernama" yaitu perjanjian yang memiliki nama sendiri. perjanjian
tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe
yang paling banyak terjadi sehari-hari perjanjian bernama ada dalam bab V hingga
BAB XVIl kuh perdata. sedangkan perjanjian "tidak bernama" yaitu perjanjian yang
tidak diatur dalam kuh perdata dan dagang tetapi terdapat di masyarakat, jumlah
perjanjian ini tidak terbatas didasarkan pada asas kebebasan.
(Sumber-sumber dasar hukbis)
g. Jelaskan, pengertian "perjanjian dapat dibatalkan" dan "perjanjian batal demi hukum".
Jawaban : Terpenuhinya syarat “Sepakat” dan “Cakap”
 Disebut syarat Subyektif
Karena terkait dengan subyek perjanjian (para pihak)
Apabila tidak dipenuhi, Perjanjian dapat dibatalkan.
Terpenuhinya syarat “(suatu hal) tertentu” dan “(sebab yang) halal”
 Disebut syarat Obyektif
Karena terkait objek perjanjian (perbuatan hukum para pihak
selaku subjek hukum)
Apabila tidak dipenuhi, perjanjian batal demi hukum.
( HO Hukum Kontrak Ke 6 Halaman 13)

Anda mungkin juga menyukai