Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Hukum Dalam Bisnis Telah diperiksa & disetujui

Dosen : Rr. Endang Wahyuni, SH, MM Jurusan Dosen


Program : S1 MTU
Studi
Hari, Tanggal :
Waktu : 18.30 – 20.30
Sifat Ujian : Tutup Buku
PERHATIAN : Agar setiap mahasiswa mematuhi Tata Tertib Ujian yang berlaku di
ITL Trisakti (lihat Buku Pedoman Akademik). Soal dan lembar
jawaban dikumpulkan.

1. Mengapa hukum harus ditaati dan apa tujuan dari hukum ! Jelaskan dan
berikan contohnya
2. Berikan contoh tentang kehidupan seseorang yang selalu bersentuhan
dengan hukum !
3. Dalam pembagian ilmu hukum, dikenal adanya hukum Privat dan Publik.
Jelaskan pengertian dan perbedaan tentang kedua bentuk hukum
dimaksud dan berikan contoh !
4. Dalam keadaan bagaimana debitur dikatakan wanprestasi ? Jelaskan dan
berikan contoh jenis wanprestasi yang saudara ketahui dan apa akibat
hukum bila melakukan wanprestasi.
5. Jelaskan menurut pendapat saudara hal apa yang paling pokok dalam
membuat perjanjian dan apa akibatnya apabila salah satunya tidak
dipenuhi ! Berikan contoh !
6. Kata sepakat bisa batal kalau mengandung unsur apa ? Sebutkan dan
jelaskan serta berikan contohnya unsur yang dimaksud .
7. Jelaskan Apa itu badan usaha serta apa beda badan usaha berbadan
hukum dengan badan usaha bukan berbadan hukum, jelaskan dan berikan
contoh badan usahanya.

*** Selamat Ujian Semoga Berhasil ***

Nama : Amelia Shaffira Putri


NIM : 19B505011186
Kelas : S1 Manajemen Transportasi Udara
Mata Kuliah : Hukum Dalam Bisnis
Dosen : Rr. Endang Wahyuni, SH, MM

1. Mengapa hukum harus ditaati dan apa tujuan dari hukum ! Jelaskan dan berikan
contohnya
Jawab:
Hukum Dalam Bisnis 1.
Hukum meliputi peraturan yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibuat oleh
badan berwenang dan bersifat memaksa disertai sanksi yang tegas bagi yang
melanggarnya. Hukum dibuat dengan tujuan untuk:
- Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
- Melindungi hak asasi setiap manusia
- Menciptakan kesejahteraan, ketentraman, kenyamanan dalam kehidupan
- Menciptakan rasa keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa mengenal kasta
- Menjadi petunjuk dalam pergaulan bagi setiap anggota masyarakat
- Menjaga agar tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat

Terdapat contoh alasan mengapa orang mau mentaati hukum yaitu :


Orang menaati hukum karena takut akan sanksi (hukuman). Sanksi itu adalah petaka bagi
yang terkenanya. Hukuman itu dijatuhkan kepada seseorang yang terbukti melanggar hukum
dan diputus bersalah oleh pengadilan. Hukuman pada dasarnya adalah perwujudan
konkretisasi kekuasaan negara dalam pelaksanaan kewajibannya untuk dapat memaksakan
ditaatinya hukum. Dengan adanya sanksi itulah, secara normalnya manusia pasti ada rasa
takut karena kehidupannya di penjara menjadi serba terbatas dengan ketat aturan yang ada.
Kebebasan dan hak-hak yang sehari-hari dinikmatinya menjadi jelaslah berbeda, sehingga
derita nestapalah yang terbayangkan di dalam alam pikirannya. Usaha-usaha untuk melarikan
diri dari penjara adalah konfirmasi bahwa di dalam sana kebebasan dan ruang gerak sangat
tidak bebas. Sisi baik dari penjara adalah bahwa melalui sanksi itu dapat diredam terjadinya
perbuatan yang sama yang akan merugikan masyarakat karena pelakunya menjalani hukuman
di penjara dalam waktu tertentu. Artinya, sifat sanksi dalam hal ini memberi efek kejeraan
kepada pelakunya dan melindungi dari perbuatan tercela terhadap masyarakat. Sifatnya
mendidik dan diharapkan terpidana tidak mengulangi perilakunya kembali setelah selesai
menjalani masa hukumannya

2. Berikan contoh tentang kehidupan seseorang yang selalu bersentuhan dengan


hukum!
Jawab:
- Mematuhi perintah orang tua
- Tidak mencontek ketika sedang ulangan
- Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
- Membayar pajak
- Menghargai pendapat
- Tidak menyinggung perasaan orang lain
- Mematuhi peraturan lalu lintas

3. Dalam pembagian ilmu hukum, dikenal adanya hukum Privat dan Publik. Jelaskan
pengertian dan perbedaan tentang kedua bentuk hukum dimaksud dan berikan
contoh !
Jawab:
- Hukum Publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat
perlengkapan atau hubungan antara negara dengan warga negaranya. sedangkan
- Hukum Private adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain, dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan.
berdasarkan kepentingannya, hukum yang mengatur kepentingan perseorangan dan
kepentingan negara yang dalam kedudukannya bukan sebagai penguasa, adalah hukum privat.
sedangkan hukum publik adalah hukum yang mengatur atau melindungi kepentingan-
kepentingan negara sebagai penguasa.
- Perbedaan Hukum Publik dan Hukum Private :
Perbedaannya ada pada pihak dan sifat peraturannya. Dalam hukum publik salah satu pihak
adalah penguasa dan dalam hukum privat para pihaknya adalah perorangan, tanpa menutup
kemungkinan bahwa penguasa bisa menjadi pihak juga. Peraturan hukum publik bersifat
memaksa sedangkan peraturan hukum privat bersifat melengkapi meskipun ada juga yang
memaksa.
- Contoh Hukum Publik :
1. Hukum Tata Negara
2. Hukum Administrasi Negara
3. Hukum Pidana
- Contoh Hukum Private :
1. Hukum Perdata tentang Pribadi
2. Hukum Perdata tentang Harta Kekayaan
3. Hukum Perdata tentang Perikatan
4. Hukum Perdata tentang Hak Imaterial
5. Hukum Dagang

4. Dalam keadaan bagaimana debitur dikatakan wanprestasi ? Jelaskan dan berikan


contoh jenis wanprestasi yang saudara ketahui dan apa akibat hukum bila
melakukan wanprestasi.
Jawab:
Wanprestasi merupakan perbuatan cidera atau ingkar janji (breach of contract), secara
etimologis istilah wanprestasi ini berasal dari bahasa Belanda yang artinya ialah prestasi
yang buruk dari seorang debitur atau orang yang berhutang dalam melaksanakan suatu
perjanjian yang telah disepakati. wanprestasi dapat diartikan sebagai tidak terlaksananya
prestasi dikarenakan kesalahan dari debitur, baik itu karena kelalaian maupun karena
kesengajaan.
Dampak dari wanprestasi adalah:
1. Kewajiban untuk membayar ganti rugi. Sanksi pertama adalah debitur memiliki
kewajiban untuk membayar ganti rugi atas kerusakan yang terjadi pada properti
kreditur, Ketentuan terkait satu ini telah diatur dalam Pasal 1246 KUH Perdatan yang
menyatakan, bahwa debitur memiliki kewajiban untuk membayar 3 jenis ganti rugi yaitu
biaya, kerugian dan bunga.
2. Pembatalan perjanjian, Sanksi kedua ialah pembatalan perjanjian. Hukuman ini dapat
diterapkan, jika salah satu pihak tidak memiliki kemampuan untuk melihat sifat dari
pembatalan kesepakatan sebagai bentuk sanksi wanprestasi. Oleh sebab itu, debitur
menganggap bahwa semua kewajibannya telah dihapuskan.
3. Peralihan risiko, Sanksi atau dampak ketiga adalah peralihan risiko yang berlaku pada
kesepakatan yang berkaitan dengan objek suatu barang, contohnya perjanjian
pembiayaan leasing. Hal ini telah dijelaskan dalam Pasal 1237 KUH Perdata yang
menyatakan bahwa apabila debitur lalai, maka ia harus menanggung objek barang serta
seluruh materialnya dengan biayanya sendiri.

5. Jelaskan menurut pendapat saudara hal apa yang paling pokok dalam membuat
perjanjian dan apa akibatnya apabila salah satunya tidak dipenuhi ! Berikan
contoh !
Jawab:
Yang paling pokok dalam membuat perjanjian adalah:
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang tidak terlarang.
Akibat apabila salah satunya tidak dipenuhi masing-masing terbagi menjadi 2 jenis syarat
perjanjian. Membuat perjanjian pertama dan kedua disebut secara subjektif karna
menyangklut pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Sementara perjanjian ketiga dan
keempat disebut objektif, kerena menyangkut objek perjanjian. Jika suatu perjanjian tidak
memenuhi syarat subjektif (kesepakatan dan/atau kecakapan), akibatnya perjanjian dapat
dibatalkan. Sedangkan jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat objektif (suatu hal
tertentu dan/atau sebab yang halal), akibatnya perjanjian batal demi hukum.

6. Kata sepakat bisa batal kalau mengandung unsur apa ? Sebutkan dan jelaskan
serta berikan contohnya unsur yang dimaksud.
Jawab:
Salah satu elemen yang dapat membuat perjanjian batal adalah ilegalitas. Ilegalitas
berarti bahwa perjanjian tersebut melibatkan objek atau pertimbangan yang
melanggar hukum, seperti sesuatu yang dilarang oleh hukum, bertentangan dengan
kebijakan publik, atau tidak bermoral. Misalnya, perjanjian untuk melakukan
kejahatan, seperti pembunuhan, perampokan, atau penipuan, adalah ilegal dan batal.

Demikian pula, perjanjian untuk melakukan tindakan yang melanggar hak orang
lain, seperti pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, atau pelanggaran kontrak,
adalah ilegal dan batal. Perjanjian yang bertentangan dengan kepentingan umum,
seperti perjanjian untuk menahan perdagangan, menciptakan monopoli, atau
menghindari pajak, juga ilegal dan batal.

Perjanjian yang ilegal dan batal tidak dapat ditegakkan oleh hukum, dan tidak ada
pihak yang dapat mengklaim hak atau upaya hukum apa pun di bawahnya. Para
pihak juga dapat menghadapi konsekuensi hukum untuk menandatangani perjanjian
semacam itu, seperti penuntutan pidana, tanggung jawab perdata, atau penyitaan
properti.

7. Jelaskan Apa itu badan usaha serta apa beda badan usaha berbadan hukum dengan
badan usaha bukan berbadan hukum, jelaskan dan berikan contoh badan usahanya
Jawab:
Salah satu elemen yang dapat membuat perjanjian batal adalah ilegalitas. Ilegalitas
berarti bahwa perjanjian tersebut melibatkan objek atau pertimbangan yang
melanggar hukum, seperti sesuatu yang dilarang oleh hukum, bertentangan dengan
kebijakan publik, atau tidak bermoral. Misalnya, perjanjian untuk melakukan
kejahatan, seperti pembunuhan, perampokan, atau penipuan, adalah ilegal dan batal.
Demikian pula, perjanjian untuk melakukan tindakan yang melanggar hak orang lain,
seperti pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, atau pelanggaran kontrak, adalah
ilegal dan batal. Perjanjian yang bertentangan dengan kepentingan umum, seperti
perjanjian untuk menahan perdagangan, menciptakan monopoli, atau menghindari
pajak, juga ilegal dan batal.
Perjanjian yang ilegal dan batal tidak dapat ditegakkan oleh hukum, dan tidak ada pihak
yang dapat mengklaim hak atau upaya hukum apa pun di bawahnya. Para pihak juga
dapat menghadapi konsekuensi hukum untuk menandatangani perjanjian semacam
itu, seperti penuntutan pidana, tanggung jawab perdata, atau penyitaan properti.

Anda mungkin juga menyukai