Anda di halaman 1dari 12

Bab Euro Currency Market

7
 Materi Bahasan :
TIU :
 Euro Dollar
 Mahasiswa mampu memahami dan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi valas
mengerti tentang Euro dollar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
transaksi valas

TIK :
 Dapat menerangkan dan menjelaskan
beberapa istilah di Euro Dollar, yaitu
Libor, Sibor, Jibor, dan Petro Dollar
 Dapat menjelaskan faktor-faktor yg
mempengaruhi valas.

Pendahuluan

Euro currency market adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal
sebagai Euro dollar market yang mulai tumbuh dan berkembang sejak awal tahun
1960. Pasar uang ini sebenarnya dimulai dari simpanan emas Uni Soviet dalam
bentuk deposito dolar di bank Inggris untuk membiayai impor gandumnya dari USA.

Pasar ini semakin bertumbuh dan berkembang, karena USD banyak digunakan
sebagai alat transaksi perdagangan keuangan internasional, terutama di Eropa.

Euro Dollar

USD yang banyak beredar tersebut ditempatkan (disimpan) dalam bentuk deposito
pada bank-bank di luar Amerika, terutama di Eropa, yang kemudian disebut Euro
dollars (Roland Marin, 1985: 785).

Pelaku utama dalam Euro currency/Euro dollars ini terdiri dari bank-bank besar
yang dikenal sebagai Euro banks yang menerima deposito dan memberikan
pinjaman dalam berbagai currency.

Beberapa faktor yang menyebabkan bertumbuh dan berkembangnya Euro dollar ini
antara lain sebagai berikut.
1. Adanya peraturan pemerintah USA 1968 yang membatasi pinjaman luar negeri
oleh bank USA, sehingga cabang MNC- USA hanya dapat meminjam USD di
bank Eropa;
Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 91
2. Tidak adanya ketentuan reserve requirement untuk deposito Euro dollar;
3. Adanya pembatasan tingkat bunga tertinggi (ceiling rate) dari deposito pada
bank USA sehingga mendorong transfer USD ke Euro dollars market yang pada
waktu itu belum atau tidak ada pembatasan.

Hal ini mendorong turun atau berkurangnya spread antara kewajiban membayar
bunga deposito dengan hasil atau bunga yang diperoleh dari kredit (loan) oleh bank
Eropa, tetapi tetap memperoleh keuntungan yang wajar.

Interest Rate
USA Banks Loan 6 %
Euro Banks Loan 5 %
Euro Deposits 4 %
USA Banks Deposits 3 %
0 %

* Spread (5% - 4%) < (6% - 3%)

Adanya tingkat bunga pinjaman (loan) yang relatif lebih rendah di Euro Banks (5%)
dibandingkan di USA Bank (6%) di satu pihak dan di tingkat bunga deposito yang
relatif lebih tinggi di Euro Banks (4%) dibandingkan dengan di USA Banks (3%) di
pihak lain telah mendorong semakin berkembangnya Euro dollars market.

Libor
Basic interest untuk Euro dollars loans biasanya dikaitkan dengan London
Interbank Offer Rate (LIBOR), yaitu rate atau tingkat bunga pinjaman yang berlaku
antarbank di London yang dijadikan patokan atau dasar untuk menentukan tingkat
bunga pinjaman pada pasar uang internasional. Biasanya, perusahaan atau bank dari
negara dunia ketiga akan dikenakan tingkat bunga yang lebih tinggi, misalnya
LIBOR+1% atau +1.5%, tergantung pada tingkat risiko dan jangka waktu
pinjamannya.

Sibor Jibor
Di samping LIBOR, untuk wilayah Asia dikenal juga SIBOR (Singapore Interbank
Offer Rate), yaitu tingkat bunga pinjaman yang berlaku antarbank di Singapura. Di
Jakarta sekarang ini mulai dikenal JIBOR (Jakarta Interbank Offer Rate), yaitu
tingkat bunga pinjaman antarbank di Jakarta.
Semenjak terjadinya kenaikan harga minyak bumi setelah pecahnya perang Arab –
Israel pada tahun 1967, beberapa negara anggota OPEC dari Timur Tengah paling
banyak memanfaatkan Euro dollars market ini, terutama dari dolar hasil penjualan
minyaknya yang dikenal sebagai Petro dollars.

Petro Dollars
Proses recycling daur ulang Euro dan petro dollars inilah yang semakin mendorong
bertumbuh dan berkembangnya Euro currency atau Euro dollars market hingga
sekarang ini menjadi sumber dana utama bagi multinational corporation (MNC) dan
negara sedang berkembang (NSB), termasuk Indonesia.
Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 92
Recycling Euro Dollars Asian Dollars Market

Secara luas, Euro currency market dapat juga diartikan dan meliputi bank di Asia
yang menerima deposito dalam foreign currency, terutama USD yang kemudian
dikenal sebagai Asian dollars market. Asian dollars market ini dapat bertumbuh dan
berkembang karena tuntutan dunia usaha untuk mengakomodasi atau melayani
kebutuhan yang semakin meningkat dari dunia bisnis di Asia akan USD sebagai alat
transaksi keuangan atau perdagangan internasional. Beberapa faktor lain yang
mendorong bertumbuh dan berkembangnya Asian dollars market ini terutama di
Hong Kong dan Singapura antara lain sebagai berikut.

 Pada tahun 1968 pemerintah Singapura menghapuskan pajak bunga sebesar 40%
untuk nonresident deposit.
 Tahun 1973 pemerintah Singapura mengurangi tax on bank profit on Asian
dollars off shore loans dari 40% menjadi 10%.

Gambar 7.1
Tindakan Spekulator

SPEKULASI CFM
DEM125,000.00

PERKIRAAN REALISASI PERKIRAAN REALISASI


SR APRESIASI SR DEPRESIASI
(USD0.5600/DEM) (USD0.5000/DEM)

CFC KONTRAK BELI CFC KONTRAK JUAL


HARGA RENDAH HARGA TINGGI
(USD0.5300/DEM) (USD0.5300/DEM)

KONTRAK BELI < PENJUALAN SR KONTRAK JUAL > PEMBELIAN SR


KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN
(125,000 x 0.03) (125,000 x 0.02)

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 93


Gambar 7.2
Call Option

CURRENCY CALL OPTION CONTRACT


STRIKE PRICE USD0.5000/DEM
PREMIUM USD0.0200/UNIT

FUTURE SPOT RATE FUTURE SPOT RATE


(USD0.5300/DEM KE ATAS) (USD0.5100/DEM KE BAWAH)
LEBIH TINGGI DARIPADA LEBIH RENDAH DARIPADA
STRIKE PRICE DITAMBAH STRIKE PRICE DITAMBAH
PREMIUM PREMIUM

CALL OPTION TIDAK


CALL OPTION DIREALISASI
DILAKSANAKAN
KARENA UNTUNG
KARENA RUGI
(USD0.0100/DEM)
(MAX.USD0.0200/DEM)

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Valas

Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini yaitu adanya arus uang dan
modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan di
berbagai negara yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa
mengenal kewarganegaraan pemiliknya dan tanpa batas wilayah (borderless). Aliran
valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan
spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena
adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan
menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat.
Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruh kurs valas di masing--
masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut:
 Supply dan demand foreign currency,
 Posisi balance of payment (BOP),
 Tingkat inflasi,
 Tingkat bunga
 Tingkat income,
 Pengawasan pemerintah,
 Ekspektasi dan spekulasi/isu/rumor.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 94


Perbedaan Supply dan Demand Foreign Currency

Valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran
pada bursa valas atau forex market. Sumber-sumber penawaran atau supply valas
tersebut terdiri atas:

SUPPLY VALAS
 Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas atau forex;
 Impor modal atau capital import dan transfer valas lainnya dari luar negeri
ke dalam negeri.

DEMAND VALAS
Sumber-sumber permintaan atau demand valas tersebut terdiri atas:
 Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex;
 Ekspor modal atau capital export dan transfer valas lainnya dari dalam
negeri ke luar negeri.

Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan permintaan dan penawaran
valas yang terjadi di bursa valas tentu akan mengubah harga atau nilai valas tersebut
yang ditunjukkan oleh kurs valas atau forex rate-nya seperti tergambar pada Grafik
3.2 berikut.

Grafik 7.2 : Pengaruh Permintaan dan Penawaran terhadap Kurs Valas

Kurs Valas Rp/USD


Xbj
Sfc
cm
S’fc
A2
Rp5.500/USD
Rp5.000/USD A1
Rp4.500/USD
A3
D’fc
Mbj
Dfc
Cx
QS
0 USD USD
Keterangan:
QUSD = Kuantitas USD Mbj = Impor Barang dan Jasa
Sfc = Supply Foreign Currency Bm = Capital Import
Dfc = Demand Foreign Currency Cx = Capital Export
Xbj = Ekspor Barang dan Jasa
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa:
 Bila ekspor barang/jasa.(Xbj) dan capital import (Cm) naik, penawaran atau
suplai valas (Sfc) atau forex akan bertambah. Bila permintaan atau demand valas
(Dfc) tetap tidak berubah maka akan terjadi perubahan atau penurunan kurs

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 95


valas. Dalam hal ini valas atau forex akan depresiasi, sedangkan rupiah atau
domestic currency akan apresiasi (Rp4.500/USD).
 Bila impor barang/jasa (Mbj) dan capital export (Cx) naik maka permintaan atau
demand valas (Dfc) atau forex akan bertambah. Bila penawaran atau suplai valas
(Sfc) tetap tidak berubah maka akan terjadi perubahan atau kenaikan kurs valas.
Dalam hal ini valas atau forex akan apresiasi sedangkan rupiah atau domestic
currency akan depresiasi (RP5.500/USD).

Posisi Balance of Payment (BOP)

Balance of payment atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang
disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antara penduduk suatu negara dan
penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Catatan
transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa, dan
modal pada suatu periode tertentu akan menghasilkan suatu posisi saldo positif
(surplus) atau negatif (defisit) atau ekuilibrium.

Dari struktur BOP di bawah akan dapat diketahui, apakah posisi monetary account
akan menunjukkan BOP surplus atau defisit atau ekuilibrium.
Dalam hal ini, perlu diketahui hal berikut.
 Apabila saldo monetary account memberikan tanda – (negatif), berarti BOP
dalam posisi surplus.
 Apabila saldo monetary account memberikan tanda + (positif), berarti BOP
dalam posisi defisit.

Bagi kalangan dunia bisnis, biasanya bagian yang lebih diperhatikan yaitu posisi
saldo balance of trade (BOT), terutama sekali posisi saldo current account (neraca
transaksi berjalan) dan saldo capital account (neraca modal).

Secara ringkas, struktur BOP suatu negara akan terdiri dari pos-pos seperti contoh di
bawah.

BOP Indonesia tahun anggaran 1996/1997


(Dalam Jutaan USD)

I. Current Account (1 + 2 + 3) -USD 8.065,-


(Neraca Transaksi Berjalan) ––––––––
1. Balance of Trade USD 6.2331,-
(Neraca Perdagangan) ––––––––
Ekspor Barang USD 2.038,-
Impor Barang -USD 45.815,-
2. Service Account -USD 14.288,-
(Neraca Jasa)
3. Unilateral Account 0,-
(Neraca Transaksi. Sepihak)
II. Capital Account USD 12.667,-
(Neraca Modal) ––––––––
Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 96
1. Capital Import
- Pemerintah (pinjaman) USD 5.248,-
- Swasta (PMA & Pinjaman) USD 13.487,-
2. Capital Export
- Pemerintah (cicilan pk. pinjaman) –USD 6.118,-
- Swasta 0,-
III. Perubahan Cadangan Devisa = dR
(Change of Forex Reserve = I + II) -USD 4.602,-
IV. Error and Omission -USD 700,-
(Selisih yang belum dapat diperhitungkan)
V. Monetary Account -USD 3.902,-
(Neraca lalu-lintas moneter) ––––– ––––––––
Over All Balance 0,-
Sumber: Dep. Keuangan, Desember 1997

Current account dan capital account akan menghasilkan posisi saldo perubahan
cadangan devisa OR) yang mencermin posisi saldo valas atau yang
diperoleh/dimiliki oleh negara untuk periode bersangkutan. Dalam hal ini apabila
menunjukkan tanda positif (+) maka sudah dapat dikatakan bahwa posisi BOP
surplus.

Sebaliknya, apabila posisi saldo perubahan cadangan devisa atau forex


menunjukkan tanda negatif (–) maka sudah dapat dikatakan pula bahwa posisi BOP
defisit.

Selanjutnya secara teoretis, posisi saldo dR ini dapat mempengaruhi kurs valas atau
forex rate karena alasan berikut.

 Bila posisi saldo dR positif ini berarti suplai valas atau forex lebih besar
daripada demand valas atau forex (Sfc > Dfc atau sebaliknya Ddc > Sdc) untuk
periode tersebut, sehingga akan menimbulkan efek atau sentimen positif dalam
arti nilai domestic currency (rupiah) relatif stabil pada bursa valas dan dapat
menghilangkan isu devaluasi. Selanjutnya, bila posisi saldo positif periode ini
lebih meningkat dibanding periode sebelumnya, kurs valas cenderung akan
menurun yang berarti bahwa nilai domestic currency relatif kuat/stabil.
 Sebaliknya, bila posisi saldo dR negatif karena Sfc < Dfc atau sebaliknya Ddc <
Sdc, maka akan menimbulkan efek atau sentimen negatif dalam arti nilai
domestic currency (rupiah) relatif lemah atau kurs valas atau forex cenderung
meningkat di bursa valas dan sering diikuti dengan isu devaluasi rupiah.

Tingkat Inflasi

Bagaimana tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas atau forex dapat
digambarkan pada Grafik 7.3.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 97


Grafik 7.3
Pengaruh Inflasi terhadap Kurs Valas
S’

JPY110/USD
JPY105/USD
JPY100/USD

D’

D
QUSD
0 USD USD

Pada keadaan semula kurs valas atau forex JPY/USD adalah sebesar JPY100 per
USD. Diasumsikan inflasi di USA meningkat cukup tinggi (misalnya mencapai 5%),
sedangkan inflasi di Jepang relatif stabil (hanya 1%) dan barang-barang yang dijual
di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling mensubstitusi.

Dalam keadaan demikian tentu harga barang-barang di USA akan lebih mahal
sehingga impor USA dari Jepang akan meningkat. Impor USA yang meningkat ini
akan mengakibatkan permintaan terhadap JPY meningkat pula.

Di lain pihak, kenaikan harga barang di USA akan mengurangi impor Jepang dari
USA sehingga permintaan akan USD justru menurun. Perkembangan tingkat inflasi
tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas atau forex, baik JPY
maupun USD sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD bergeser dari
JPY100/USD menjadi JPY105/USD dan kemudian menjadi JPY110/USD. Analisis
lebih mendalam tentang hubungan antara inflasi dan kurs valas atau forex rate akan
dibahas lebih lanjut dalam bab 4 dengan menggunakan teori purchasing power
parity (PPP Theory).

Tingkat Bunga

Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau perubahan
tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas atau forex rate. Pengaruh
tersebut dapat dijelaskan dengan Grafik 3.4.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 98


Grafik 7.4
Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Kurs Valas
S S’

DEM2.00/USD
DEM1.90/USD

QUSD
0 USD USD

Dengan adanya reunifikasi Jerman, pemerintah Jerman memerlukan dana yang


cukup besar untuk membangun wilayah eks Jerman Timur. Karena permintaan dana
yang besar tersebut, pemerintah Jerman menaikkan tingkat bunganya untuk menarik
modal luar negeri ke Jerman, terutama dari USA. Banyaknya valas dalam bentuk
USD yang akan masuk ke Jerman akan menyebabkan peningkatan permintaan DEM
dan penawaran USD sehingga kurs valas atau forex rate DEM/USD berubah dari
DEM2.00/USD menjadi DEM1.90/USD.

Analisis lebih mendalam tentang hubungan antara tingkat bunga dengan kurs valas
atau forex rate akan dibahas lebih lanjut dalam bab 4 dengan menggunakan teori
interest rate parity (IRP Theory).

Tingkat Pendapatan

Faktor kelima yang dapat mempengaruhi kurs valas atau forex rate adalah
pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan pendapatan
masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia
relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor ini akan
membawa efek kepada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kurs valas atau forex rate dari Rp5.000/USD menjadi Rp5.500/USD
seperti terlihat pada Grafik 7.5 di bawah ini.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 99


Grafik 3.5
Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Kurs Valas

Rp5.500 / USD
Rp5.000 / USD

D’

D
QUSD
0 USD USD’

Pengawasan Pemerintah

Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya dijalankan dalam berbagai bentuk


kebijaksanaan moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri untuk tujuan tertentu
mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate. Misalnya: pengawasan
lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier, pengetatan uang beredar, penaikan
tingkat bunga, dan sebagainya. Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya
akan berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan valas atau forex yang pada
gilirannya akan berpengaruh pula terhadap kurs valas atau forex rate.

Ekspektasi dan Spekulasi/Isu/Rumor

Adanya harapan bahwa tingkat inflasi atau defisit BOT-USA akan menurun atau
sebaliknya juga dapat mempengaruhi kurs valas atau forex rate USD. Adanya
spekulasi atau isu devaluasi Rp karena defisit current account yang besar juga
berpengaruh terhadap kurs valas atau forex rate dimana valas secara umum
mengalami apresiasi.

Pada dasarnya, ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat tersebut akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akhirnya akan mempengaruhi
kurs valas atau forex rate.

Demikian pula halnya dengan adanya isu dan rumor, misalnya sakitnya Presiden
atau Menteri Keuangan dapat mempengaruhi sentimen dan ekspektasi masyarakat
sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akan berakibat pada
fluktuasi kurs valas. Salah satu contoh kongkrit adalah naiknya kurs USD, sehingga
mencapai sekitar Rp6.000/USD, karena adanya isu/rumor sekitar kesehatan Presiden
pada bulan November/Desember 1997.

Sehubungan dengan fluktuasi nilai Rp terhadap USD yang sangat besar sejak akhir
Juli s.d. Desember 1997, walaupun fundamental ekonomi makro Indonesia seperti
tingkat inflasi, posisi BDP dan lain-lain relatif baik, menunjukkan bahwa faktor

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 100


yang paling berpengaruh adalah unsur spekulasi/isu/rumor, yang beredar di
masyarakat bisnis. Dengan demikian fluktuasi Rp terhadap USD yang sangat besar
tersebut tidak dapat dijelaskan lagi hanya dengan teori-teori ekonomi, tetapi harus
dilihat dari aspek politik dan sosial ekonomi.

Secara ringkas perkembangan nilai fluktuasi kurs tengah valas khususnya USD
terhadap Rp sejak 28-8-1971 s.d. awal Januari 1998 yang dicatat dari berbagai
sumber, dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 7.1
Tingkat Devaluasi/Depresiasi Rupiah terhadap US Dollar

Tgl/Tahun Kurs Lama Kurs Baru Tk. Devaluasi/


Depresiasi (Rp)
1. 23/8 – 1971 Rp 378/USD Rp 415/USD Devaluasi  10%
2. 15/11 – 1978 Rp 415/USD Rp 625/USD Devaluasi  50%
3. 30/3 – 1983 Rp 720,50/USD Rp 970/USD Devaluasi  35%
4. 12/9 – 1986 Rp l.134/USD Rp 1.644/USD Devaluasi  45%
5. 1/7 – 1997 - Rp 2.450/USD Depresiasi  50%
6. 1/8 – 1997 - Rp 2.600/USD Depresiasi  6%
7. 1/9 – 1997 - Rp 3.035/USD Depresiasi  17%
8. 1/10 – 1997 - Rp 3.275/USD Depresiasi  8%
9. 1/11 – 1997 - Rp 3.670/USD Depresiasi  12%
10. 1/12 – 1997 - Rp 3.700/USD Depresiasi  1%
11. 26/12 –1997 - Rp 5.500/USD Depresiasi  49%
12. 5/1 – 1998 - Rp 6.500/USD Depresiasi  18%
13. 8/1 – 1998 - Rp 10.000/USD Depresiasi  54%

Berdasarkan data di atas maka dapat dicatat bahwa apresiasi USD terhadap Rp sejak
23 Agustus 1971 sampai dengan 8 Januari 1998 telah mencapai rata-rata  94% per
tahun, tetapi dengan catatan bahwa apresiasi yang terjadi sejak akhir Juli 1997 lebih
banyak disebabkan oleh faktor-faktor psikologi sosial politis atau bersifat
nonekonomis. Sedangkan apresiasi USD sejak 1 Juli 197 sampai dengan akhir
Desember 1997 atau dalam 6 bulan mencapai  125% atau rata-rata  21% per
bulan dan jika dibandingkan sampai dengan Januari 1998 maka apresiasi USD
mencapai  308% atau  44% per bulan.

Rangkuman
Euro currency market adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal
sebagai Euro dollar market yang mulai tumbuh dan berkembang sejak awal tahun
1960, sedangkan USD yang banyak beredar dan disimpan dalam bentuk deposito
pada bank-bank di luar Amerika, terutama di Eropa disebut Euro Dollar. Para
pelaku utama dalam Euro currency/Euro dollar adaalh bank-bank besar yang
dikenal dengan euro banks.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 101


London Interbank Offer Rate (LIBOR) adalah tingkat bunga pinjaman yang berlaku
antar bank di London yang dijadikan patokan untuk menentukan tingkat bunga
pinjaman pada pasar uang internasional. Untuk wilayah asia dikenal juga SIBOR
(Singapore Interbank Offer Rate) yaitu tingkat bunga pinjaman yang berlaku antar
bank di Singapura.

Beberapa faktor atau kondisi yang mempengaruhi kurs valas di masing-masing


tempat antara lain : Supply dan demand foreign currency, posisi balance of
payment, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat income, pengawasan pemerintah
dan ekspektasi dan spekulasi

Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Euro currency market/euro currency dollar
2. Terangkan mengapa LIBOR dijadikan patokan atau dasar untuk menentukan
tingkat bunga pinjaman pada pasar uang internasional.
3. Di tingkat asi juga dikenal istilah SIBOR dan JIBOR, jelaskan maksudnya ?
4. Sebutkan factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi permintaan valas ?
5. Terangkan apa yang terjadi bila monetary account memberikan tanda –
(negative).
6. Terangkan secara ringkas struktur dari BOP
7. Jelaskan bagaimana inflasi akan mempengaruhi permintaan/penawaran terhadap
valas
8. Mengapa kalangan pebisnis/arbitrageur/spekulator juga mempertimbangkan
adanya rumor atau isu-isu hangat yang terjadi di negaranya atau di dunia, dalam
melakukan transaksi valas.

Bab7 Euro Currency Future Market dan Option Market 102

Anda mungkin juga menyukai