Anda di halaman 1dari 22

III.

MEASURING EXPOSURE TO EXCHANGE RATE FLUCTUATION

3.I. FOREX EXPOSURE (FE)


Forex Exposure dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi
oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. Suatu
perusahaan MNC atau perusahaan yang melakukan transaksi internasional (ekspor
dan impor) tentu arus kas (cash flow-nya) akan terpengaruh secara langsung oleh
fluktuasi kurs valas. Misalnya jika terjadi depresiasi domestic currency atau
rupiah terhadap USD dan JPY, tentu beban impor akan semakin meningkat, tetapi
sebaliknya penerimaan ekspor dapat pula meningkat.
Bahkan, perusahaan yang tidak melakukan transaksi internasional pun
secara tidak langsung akan terpengaruh dengan fluktuasi kurs valas. Adanya
perubahan kurs valas tentu akan mempengaruhi supply dan demand di dalam
negeri sehingga akan berpengaruh pula pada perusahaan. Pada dasarnya,
pengaruh fluktuasi kurs valas tidak hanya terjadi terhadap transaksi perusahaan,
tetapi juga berpengaruh terhadap nilai sekarang (present value) dari transaksi yang
dilakukan dan neraca serta laporan rugi laba perusahaan.
Secara umum, pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap perusahaan dapat
dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Transaction exposure
b. Economic/operating exposure
c. Translation/accounting exposure

1
1. Transaction Exposure (TE)
TE diartikan sebagai resiko pengaruh fluktusi kurs valas terhadap future cash
transaction. Pengukuran resiko ini dapat dilakukan dengan dua tahapan, yaitu
sebagai berikut.
a. Menentukan Perkiraan Neto dari Inflow dan Outflow dalam Setiap
Valas.
Misalnya suatu perusahaan internasional memiliki dua subdiary yang mempunyai
transaksi sebagai berikut.
* Subdiary X mempunyai net inflow : USD 500.000
* Subdiary Y mempunyai net outflow : USD 600.000
----------------
Konsolidasi net outflow : -USD 100.000
Dalam hal ini, jika USD apresiasi terhadap rupiah, maka net effect-nya akan
merugikan perusahaan karena nilai outflow-nya meningkat dan sebaliknya jika
USD depresiasi terhadap rupiah, net effect-nya akan menguntungkan perusahaan
karena nilai outflow-nya menurun jika dinilai dalam rupiah.

2
b. Menentukan Tingkat Resiko atau Exposure dari Seluruh Valas
Perusahaan yang memiliki beberapa transaction dalam berbagai valas dapat
menjumlahkan seluruh hasil konversi transaksi valas ke dalam mata uang lokal
atau domestic currency seperti contoh transaksi pada sebuah MNC Amerika pada
Tabel berikut.
Tabel.1 Tingkat Resiko atau Exposure Valas
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Currency Inflow Outflow Netto Range of Forex Rate Range of Netto
---------------------------------------------------------------------------------------------------
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
CAD 2M 6M 4M USD0,79-0,81 USD3,16M-3,24M
(outflow) (outflow)
DEM 10M 12M 2M USD0,48-0,52 USD0,96M-1,40M
(outflow) (outflow)
FRF 100M 60M 40M USD0,09-0,11 USD3,60M-4,40M
(inflow) (inflow)
CHF 1M 6M 5M USD0,56-0,64 USD2,80M-3,20M
(outflow) (outflow)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari data/informasi diatas perlu dicatat beberapa hal penting sebagai berikut.
 Pada posisi di atas, net position dalam forex tidak dapat dilakukan
offsetting.
 Open position terbesar (nonoffset) adalah dalam FRF, yaitu net inflow FRF
40 M (kolom 4)

3
 Dengan menggunakan kemungkinan range of forex rate untuk USD, dapat
ditentukan nilai minimum dan nilai maksimum kemungkinan nilai inflow
dan outflow untuk masing-masing forex seperti tercantum pada kolom 6
 Transaction exposure untuk setiap forex akan ditentukan oleh
1. Besarnya open position untuk masing-masing forex
2. Besarnya kemungkinan range forex rate untuk suatu periode dan
forex tertentu
 Berdasarkan kemungkinan range forex rate pada kolom 5, ternyata
1. Resiko atau transaction exposure terbesar beradasarkan nilai adalah
FRF, yaitu FRF 4,40 M
2. Transaction Exposure terbesar adalah dalam CHF, yaitu USD 0,56 s.d.
USD 0,64 atau sebesar USD 0,08.
2. Economics/Operating Exposure (E/OE)
E/OE diartikan sebagai suatu pengaruh valas dari fluktuasi forex rate atau kurs
valas terhadap present value dari future cash flow suatu perusahaan. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa transaction exposure merupakan bagian dari economic
exposure.

Economic exposure juga dapat berpengaruh terhadap perusahaan domestik yang


tidak melakukan transaksi luar negeri (ekspor dan impor). Misalnya suatu
perusahaan Indonesia memproduksi suatu produk dari bahan baku lokal dan
produksinya hanya dipasarkan di dalam negeri atau dengan kata lain perusahaan
tersebut tidak melakukan transaksi luar negeri. Walaupun demikian, cash flow
perusahaan ini tetap akan terpengaruh oleh fluktuasi rupiah
Misalnya, karena apresiasi rupiah, impor produk yang sama dari luar
negeri akan meningkat disebabkan harganya relatif menjadi lebih murah. Karena
adanya persaingan dari produk impor, tentu penjualan perusahaan Indonesia akan
menurun. Dengan kata lain, cash flow-nya akan terpengaruh karena adanya
fluktuasi rupiah terhadap valas

4
Tabel. 2 Economic/Operating Exposure karena Fluktuasi Rupiah
I. Inflow dalam Rupiah Rp. Apresiasi Rp. Depresiasi
a. Penjualan lokal Turun Naik
b. Ekspor dalam Rp Turun Naik
c. Ekspor dalam Valas Turun Naik
d. Bunga diterima dari Foreign Turun Naik
Investment
II. Outflow dalam Rupiah Rp. Apresiasi Rp. Depresiasi
a. Imported Supplies dalam rupiah Tidak Berubah Tidak Berubah
b. Imported Supplies dalam Valas Turun Naik
c. Bunga dibayar atas Pinjaman dari LN Turun Naik

Mengukur Economic/Operating Exposure


Pada prinsipnya, setiap perubahan atau fluktuasi kurs valas tentu akan
berpengaruh terhadap penerimaan atau revenues dan pengeluaran atau biaya
perusahaan.
Pengaruh perubahan/fluktuasi kurs valas ini akan tercermin pada income
statement atau laporan rugi laba suatu perusahaan seperti contoh dibawah ini.
Misalkan, sebuah perusahaan Indonesia memproduksi kayu lapis untuk pasar
dalam negeri dan mengekspor ke Jepang yang dinilai dalam JPY.
Diasumsikan skenario fluktuasi kurs Rp/JPY dan perkiraan penjualan dalam
negeri ke Jepang sebagai berikut.

Tabel.3 Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/JPY terhadap Penjualan Dalam Negeri

5
Kurs JPY Perkiraan Penjualan DN
Rp. 20/JPY Rp. 200 juta
RP. 21/JPY Rp. 225 juta
Rp. 22/JPY Rp. 250 juta

Tabel. 4 Income Statement


Income Dalam Negeri Jepang
Sales Rp. 225 juta JPY 20,0juta
Cost of good sold Rp. 100 juta JPY 10,0 juta
Gross Profit Rp. 125 juta JPY 10,0 juta
Operating Expenses Rp. 45 juta -
(Direct Cost)
EBIT Rp. 80 juta JPY 10,0 juta
Interest Expenses (20%) Rp. 16 juta JPY 2,0 juta
EBT Rp. 64 juta JPY 8,0 juta

Berdasarkan atas asumsi skenario perubahan kurs dan income statement


perusahaan, maka economic exposure ditunjukkan dalam tabel. 5

Tabel. 5. Economic Exposure


Income Statement Rp. 20/JPY Rp. 21/JPY Rp. 22/JPY

6
1.Sales Dalam Negeri Rp. 200 Rp. 225 Rp. 250
2.Sales di Jepang JPY 10 juta Rp. 200 Rp. 210 Rp. 220
3. Total Sales Rp. 400 Rp. 435 Rp. 470
4. Cost of good sold
- Di dalam negeri Rp. 100 Rp. 100 Rp. 100
- Di Jepang (JPY 10 Rp. 200 Rp. 210 Rp. 220
jt)
5. Total Cost of good sold Rp. 300 Rp. 310 Rp. 320
6. Gross Profit Rp. 100 Rp. 125 Rp. 150
7. Operating Expenses Rp. 45 Rp. 45 Rp. 45
(Direct Cost)
8. EBIT Rp. 55 Rp. 80 Rp. 105
9. Interest Expenses (20%)
- di Dalam negeri Rp. 16 Rp. 16 Rp. 16
- Di Jepang JPY 1,5 Rp. 30 Rp. 31,5 Rp. 33
juta
10. Total Interest expenses Rp. 46 Rp. 47,5 Rp. 49
11. EBT Rp. 9 Rp. 32,5 Rp. 56

Kesimpulan pokok yang dapat dicatat dari perhitungan di atas adalah bahwa setiap
perubahan kurs valas akan berpengaruh terhadap present value dari cash flow atau
penerimaan dan pengeluaran, yaitu sebagai berikut:
a. Apresiasi rupiah Rp. 21/JPY menjadi Rp. 20/JPY ternyata menyebabkan EBT
menurun dari 32,5 juta rupiah menjadi 9 juta rupiah atau rugi
b. Depresiasi rupiah dari Rp. 21/JPY menjadi Rp. 22/JPY ternyata menyebabkan
EBT meningkat dari 32,5 juta rupiah menjadi 56 juta rupiah

7
3. Translation/Accounting Exposure (T/AE)
Translation/accounting exposure diartikan sebagai risiko
perubahan/fluktuasi kurs valas terhadap consolidated financial statement
perusahaan. Besar atau kecilnya pengaruh translation/accounting exposure ini
terhadap perusahaan international atau MNC tergantung dari beberapa faktor
sebagai berikut.
a. Tingkat/Kadar Pengaruh Subsidiary Luar Negeri
Dalam hal ini, makin besar peranan suatu subsidiary MNC di luar negeri
maka akan makin besar pula pengaruhnya terhadap consolidated financial
statement dari MNC tersebut.
Misalnya suatu MNC yang lebih banyak melakukan ekspor dari home
country-nya sendiri, maka pengaruh subsidiary-nya di luar negeri relatif kecil
sehingga consolidated financial statement tidak terlalu berpengaruh oleh
perubahan atau fluktuasi kurs valas atau dapat dikatakan bahwa
translation/accounting exposure-nya relatif kecil. Namun, MNC ini tetap
dapat mengalami tingkat pengaruh yang besar dari transaction dan
economic/operating exposure.
b. Lokasi Foreign Subsidiary Berada
Jika subsidiary berada di Negara yang kurs valasnya relatif stabil,
translation/accounting exposure ini akan relatif kecil dan demikian pula
sebaliknya
c. Metode Akuntansi yang Digunakan
Bagaimana metode yang digunakan untuk menilai asset dan liabilities akan
menentukan tingkat translation/accounting exposure.

8
Berikut ini ditunjukkan contoh translation/accounting exposure yang
dialami suatu MNC-USA yang memiliki subsidiary di UK
Table 6
Translation/Accounting Exposure
Tahun Subsidiary Average Translation
Palaporan Earning Forex Rate Earning
Tahun I GBP 5M USD 2.40/GBP USD 12.0M
Tahun II GBP 6M USD 1.15/GBP USD 6.9M

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa meskipun penerimaan subsidiary


di UK meningkat 20%, yaitu dari GBP 5M menjadi GBP 6M, ternyata
consolidated income statement MNC-USA tersebut menurun sebesar USD 5.1 M
(USD 12M-USD 6.9M).
Hal ini dapat terjadi karena depresiasi GBP yang relative besar, yaitu dari
USD2.40/GBP menjadi GBP 1.15/GBP dan bukan karena kesalahan atau
kegagalan subsidiary UK.

II. MANAJEMEN TRANSAKSI EXPOSURE


2.1 Langkah-Langkah Transaction Exposure
Perusahaan yang memiliki cash flows (inflow/outflow) valas yang relatif besar,
biasanya akan mempunyai resiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs
valas. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian atau manajemen
transaction exposure guna menghindari atau menguranginya dengan melakukan
hedging, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menghindari/mengurangi resiko kerugian sebagai akibat fluktasi kurs valas.
Dalam melakukan pengendalian atas transaction exposure perlu diperhatikan
langkah-langklah sebagai berikut.

a. Identifikasi Tingkat Transaction Exposure

9
Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa subsidiary di beberapa negara atau
mempunyai transaksi dalam beberapa valas, maka harus dicari terlebih dahulu net
transaction exposure atau suatu konsolidasi dari seluruh inflow dan outflow untuk
setiap valas dalam suatu periode.
b. Menentukan Perlu atau Tidaknya Hedging
Setiap perusahaan yang melakukan transaksi internasional tentu akan mempunyai
penerimaan (receivable) dan pengeluaran (payable) dalam berbagai valas. Untuk
menentukan apakah perlu dilakukan hedging atau tidak atas penerimaan atau
pengeluaran dalam suatu valas, yang perlu diperhatikan adalah fluktuasi kurs
(apresiasi/depresiasi) valas tersebut seperti contoh dibawah ini.

Tabel 7
Penentuan Hedging
Hedging Valas Apresiasi Valas Depresiasi
(FR > SR) (FR < SR)
Receivable (inflow) (-) tidak perlu (+) perlu
Payable (Outflow) (+) perlu (-) tidak perlu

Dari matrik di atas dapat dikemukakan beberapa catatan penting sebagai berikut:
 Bila perusahaan memiliki receivable dalam suatu valas yang akan apresiasi
(FR > SR), hedging tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, jika valas tersebut
akan depresiasi (FR < SR), hedging perlu dilakukan
 Bila perusahaan memiliki payable dalam suatu valas yang akan apresiasi
(FR > SR), hedging perlu dilakukan. Sebaliknya, jika valas tersebut
depresiasi (FR < SR), hedging tidak perlu dilakukan.
c. Apakah seluruh/sebagian Exposure harus di-hedging
Untuk perusahaan yang mempunyai receivable dan payable atau faktur/invoice
pembeliaan dan penjualan dalam valas yang sama, hedging cukup dilakukan atas
selisihnya saja.

10
2.2. Teknik Hedging Transaction Exposure Hedging Short Term
Setiap perusahaan yang akan melakukan hedging terhadap seluruh atau
sebagian dari transaksi atau cash flow internasionalnya dapat memilih alternatif
dari beberapa teknik hedging di bawah ini yang paling sesuai dengan kepentingan
perusahaannya.
a. Money Market Hedging
b. Forward Contract Hedging
c. Future Contract Hedging
d. Currency option Hedging

A. Money Market Hedging


Setiap perusahaan pada dasarnya dapat menggunakan money market atau
pasar uang untuk melindungi transaction exposure-nya dengan cara berikut.
1. Menggunakan uang tunai/cash yang dimiliki sendiri.
Misalkan suatu perusahaan memerlukan dana sebesar USD1.000.000 dalam
30 hari untuk membiayai impornya. Tingkat bunga USD adalah 6% per tahun
atau 0,5% per bulan
Spot rate Rp. 5.000/USD
Untuk mendapatkan dana USD1.000.000 dalam 30 hari, dapat didepositokan
dana untuk Hedging sebesar berikut

USD1.000.000 = USD995.024,87
1 + 0,005

Dengan spot rate Rp. 5.000/USD, maka untuk dapat mendepositokan dana
sebesar USD995.024,87 selama 30 hari maka diperlukan dana tunai dalam
rupiah sebanyak

11
USD995.024,87 x Rp. 5.000 = Rp. 4.975.124.350
USD
Dengan mendepositokan dana USD995.024,87 selama 30 hari, perusahaan
akan dapat dipaastikan memperoleh dana yang diperlukannya sebesar
USD1.000.000 atau dengan kata lain perusahaan sudah pasti terlindung dari
fluktuasi kurs USD.

2. Meminjam dalam Domestic Currency, kemudian menukarkannya dan


menginvestasikan untuk jangka pendek dalam valas yang dibutuhkan.
Misalkan perusahaan memerlukan dana USD1.000.000 seperti contoh diatas,
tetapi tidak mempunyai tunai. Untuk itu, perusahaan dapat meminjam dana
sebesar Rp.4.975.124,350,- dengan bunga pinjaman 18% per tahun atau 1,5%
per bulan. Kemudian pinjaman ini dikonversikan ke dalam USD dengan kurs
jual spot rate Rp. 5.000/USD, sehingga akan diperoleh dana USD senilai

Rp.4.975.124.350 = USD995.024,87
Rp.5.000/USD

Kemudian hasil konversi senilai USD995.024,87 didepositokan dengan tingkat


bunga 0,5% perbulan sehingga pada akhir bulan atau setelah 30 hari akan
diperoleh dana USD yang diperlukan senilai

USD995.024,87 x (1 + 0,5) = USD1.000.000

Setelah 30 hari perusahaan akan membayar pinjaman + bunga sebesar

Rp. 4.975.124.350 x (1 + 1,5%) = Rp. 5.049.751.215

Teknik hedging transaction exposure yang dilakukan dengan cara kedua ini akan
menguntungkan apabila ternyata future spot rate (FSR) USD mengalami apresiasi
sedekimikan rupa terhadap spot rate sehingga

12
FR – SR > (Tk. bunga Rp – Tk. Bunga USD)
SR

B. Forward Contract Hedging

Teknik hedging dengan menggunakan forward contract ini banyak dilakukan oleh
perusahaan besar atau MNC untuk melindungi receivable atau payable-nya yang
relatif besar terhadap resiko fluktuasi valas.
Misalnya suatu perusahaan USA mempunyai payable atas impor dari Jepang
senilai JPY1.000.000 untuk jangka waktu 90 hari. Spot rate JPY110/USD atau
USD0,0091/JPY.
Untuk menghindari resiko terhadap fluktuasi (apresiasi) JPY, perusahaan
dapat melakukan Hedging dengan forward contract, misalnya dengan forward
rate JPY100/USD atau USD0,01/JPY.
Dengan menggunakan teknik Hedging forward contract ini, perusahaan USA
tersebut akan terhindar dari resiko fluktuasi JPY, terutama jika JPY apresiasi
sehingga future spot rate dari JPY/USD menjadi lebih tinggi daripada
JPY100/USD, misalnya menjadi JPY95/USD.
Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai receivable yang relatif besar
dalam valas yang diperkirakan akan mengalami depresiasi, perusahaan dapat juga
melakukan Hedging atas receivable-nya untuk menghindari resiko kerugian
terhadap fluktuasi (depresiasi) kurs valas.
Untuk menentukan apakah terhadap suatu receivable atau payable harus
dilakukan Hedging atau tidak, dapat digunakan formula sebagai berikut.
1. Hedging Payable
RCHp = NCHp –NCp
RCHp = Real cost Hedging Payable
NCHp = Nominal Cost Hedging Payable
NCp = Nominal Cost Payable without Hedging

13
Dalam hal ini, bila RCHp hasilnya negatif karena NCHp < NCp, ini berarti
melakukan Hedging akan lebih menguntungkan daripada tidak melakukan
Hedging. Sebaliknya, bila RCHp hasilnya positif karena NCHp > NCp, ini
berarti melakukan Hedging akan lebih merugikan daripada tidak
melakukan Hedging.

2. Hedging Receivable
RCHr = NCHr –NCr
RCHr = Real cost Hedging Receivable
NCHr = Nominal Cost Hedging Receivable
NCr = Nominal Cost Payable without Hedging

Dalam hal ini, bila RCHr hasilnya negatif karena NCHr < NCr, ini berarti
melakukan Hedging akan lebih menguntungkan daripada tidak melakukan
Hedging. Sebaliknya, bila RCHr hasilnya positif karena NCHr > NCr, ini
berarti melakukan Hedging akan lebih merugikan daripada tidak
melakukan Hedging.

Penggunaan formula di atas untuk menentukan apakah hedging perlu dilakukan


atau tidak dapat dijelaskan lebih lanjut dengan analisis feasibility dengan data
pada tabel berikut
C. Future Contract Hedging
Currency future market yaitu salah satu bentuk bursa valas yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk melakukan Hedging transaction exposure. Pada
prinsipnya, penggunaan future contract Hedging ini sama dengan forward
contract Hedging. Future contract Hedging ini biasanya digunakan oleh
perusahaan untuk melindungi atau melakukan Hedging untuk nilai transaksi yang
relatif lebih kecil dan sesuai dengan sifat future market. Oleh karena itu, kontrak

14
Hedging harus dilakukan dengan jumlah satuan valas atau currency amaount,
strike/exercise price, dan tanggal tertentu.
Perusahaan yang memiliki future payable ataupun future receivable dalam
valas tertentu, dapat melindunginya dengan menggunakan future contract
Hedging sehingga perusahaan mempunyai suatu kepastian tentang jumlah yang
akan dibayar atau diterima dalam nilai domestic currency.

D. Option Contract Hedging


Option contract Hedging merupakan suatu sistem kontrak yang ideal
dalam arti dapat dibatalkan/tidak direalisasikan apabila fluktuasi kurs valas akan
menimbulkan efek yang lebih merugikan bagai perusahaan. Dengan kata lain,
untuk option contract Hedging, perusahaan mempunyai alternatif untuk
merealisasi atau membatalkan kontraknya sesuai dengan perkembangan realisasi
kurs valas yang telah diantisipasi sebelumnya.

Contoh membandingkan pilihan penggunaan keempat teknik hedging


transaction currency.
Misalnya. Perusahaan AS “ABC” memerlukan dana untuk payable
sebesar GBP 200.000 dalam 180 hari (6 bulan)
Perusahaan mempertimbangkan apakah akan melakukan payable
hedging dengan (1) money market hedging, (2) forward contract
hedging, (3) option contract hedging atau tidak melakukan hedging.

Data dan informasi keuangan internasional adalah sebagai berikut:


 Spot rate: USD1,50/GBP

15
 Forward rate 180 hari: USD1,47/GBP
 Tingkat bunga untuk Per-Tahun: USA UK
Deposito: 4,5% 4,5%
Loan : 5,0% 5,0%
 Strike price untuk call option GBP 180 hari: USD1,48/GBP
dan premiumnya USD0,03/unit
 Strike price untuk put option GBP 180 hari: USD1,49/GBP dan
premiumnya USD0,02/unit
 Probability dan estimasi atau forecasted future spot rate (FSR)
perusahaan ABC
Estimasi FSR Probability
USD 1,43 20%
USD 1,46 70%
USD 1,52 10%

Berdasarkan data dari informasi di atas dapat dihitung hasil yang akan
diperoleh dari masing-masing teknik hedging transaction exposure
sebagai berikut:

(1) Money Market Hedging


Meminjam USD dan mengkonversikan dalam GBP untuk
membayar GBP200.000 dengan jalan sebagai berikut:

 Jumlah yang diinvestasikan = GBP200.000

16
(1 + 0,0225)
= GBP 195.599,02
 Jumlah USD yang diperlukan untuk mendapatkan GBP
195.599,02 yang akan didepositokan 195.599,02 x USD
1,50 = USD293.398,53
 Jumlah USD yang harus dibayar (pinjaman pokok +
bunga 180 hari) USD 293.398,53 x (1 + 0,025) =
USD300.733,50

(2) Forward Contract Hedging


Membeli forward contract GBP 180 hari untuk payable sebesar
forward rate: GBP 200.000 x USD 1,47 = USD 294.000

(3) Call Option Hedging


Membeli call option valas payable dengan strike price USD1,48
dan premium USD0,03

17
Tabel.1
Call Option Hedging dalam Hedging Payable
FSR 180 Premium Total Unit Price Total Payment Probability
Hari Paid GBP200.000
USD 1,43 USD0,03 USD 1,46 USD 292.000 20%
USD 1,46 USD0,03 USD 1,49 USD 298.000 70%
USD 1,52 USD0,03 USD 1,51 USD 302.000 10%
Klo call option hasil total unit price melebihi BEP maka BEP yg dipakai misal
1,52 + 0,03 harusnya 1,55 namun tetap dipakai 1,51. BEP didapat dari strike
price + premi yaitu 1.48 + 0.03 = 1.51
Total payment dapat dari 200,000 * 1,46
Expected Value of Option = 20% (USD292.000) + 70%
(USD298.000) + 10% (USD 302.000) = USD 297.200

(4) Tidak melakukan Hedging


Membeli GBP 200.000 dengan spot rate untuk pembayaran
payable 180 hari

Tabel. 2
Tidak Melakukan Hedging dalam Hedging Payable
FSR 180 Hari USD yang diperlukan untuk Probability
Membeli GBP200.000
USD 1,43 USD 286.000 20%
USD 1,46 USD 292.000 70%
USD 1,52 USD 304.000 10%

Expected value tidak melakukan hedging = 20% (USD 286.000) +


70% (USD 292.000) + 10% (USD 304.000) = USD 292.000
Kesimpulan

18
Dari analisis perhitungan keempat teknik hedging transaction
exposure di atas dapat diketahui bahwa yang lebih menguntungkan
bagi perusahaan ABC justru tidak melakukan hedging. Alasannya
adalah karena beradasarkan perhitungan di atas expected value
dengan tidak melakukan kontrak hedging memerlukan dana yang
terkecil, yaitu sebesar USD 292.000
Akan tetapi, kebijakasanaan tidak melakukan hedging ini
biasanya tidak dapat dipertahankan terus sampai 180 hari karena
mungkin dalam waktu 60 hari telah terjadi perubahan kurs valas. Oleh
karena itu, biasanya adalah lebh baik dilakukan hedging sehingga
amount payable yang diperlukan untuk jangka waktu 180 hari dapat
dilindungi tanpa perlu melakukan peninjauan setiap waktu. Dalam
kasus di atas, pilihan hedging yang tepat adalah dengan forward
hedging karena biayanya yang terendah.

Contoh Hedging Receivable


Misalnya perusahaan AS “XYZ” ingin melindungi receivable GBP
300.000 dalam 180 hari terhadap kemungkinan depresiasi GBP

Dengan data dan informasi keuangan internasional yang sama seperti


yang dihadapi oleh perusahaan ABC, yang akan diperoleh dari
masing-masing teknik hedging transaction exposure adalah sebagai
berikut.
(1) Money Market Hedging
Meminjam GBP dan mengkonversikannya kedalam USD dan kemudian
menginvestasikan USD dan selanjutnya menggunakan receivable untuk
membayar pinjaman dalam jangka 180 hari dengan jalan sebagai berikut.

19
 Jumlah pinjaman dalam = GBP 300.000
(1 + 0,025)
= GBP 292.682,93
 USD yang diterima dari konversi
GBP = GBP292.682,93 x USD1,50/GBP = USD
439.024,39
 Akumulasi USD setelah 180 hari
= USD 439.024,39 x ( 1 + 0,0225) = USD 448.902,44

(2) Forward Market Hedging


Menjual GBP dengan Forward Rate 180 hari, sehingga USD
yang diterima
GBP 300.000 x USD 1,47/GBP = USD 441.000

(3) Put Option Hedging


Membeli put option valas receivable dengan strike price USD
1,49 dan premium USD 0,02/unit
Tabel. 3
Put Option Hedging dalam Hedging Receivable
FSR 180 Premium Total Unit Total Payment Probability
Hari Price Paid GBP 300.000
USD 1,43 USD 0,02 USD 1,47 USD 441.000 20 %
USD 1,46 USD 0,02 USD 1,47 USD 441.000 70%
USD 1,52 USD 0,02 USD 1,50 USD 450.000 10%
Bep put = strike price – premi = 1.47 dan 1.43-0.02 harusnya
1.41 tapi yg diambil 1.47
Expected value = 20% (USD 441.000) + 70% (USD 441.000) +
10% (USD 450.000) = USD 441.900

20
(4) Tidak Melakukan Hedging

Tabel.4
Tidak melakukan hedging dalam Hedging Recivable
FSR 180 Hari USD yang Diperlukan Untuk Probability
Membeli GBP300.000
USD 1,43 USD 429.000 20%
USD 1,46 USD 438.000 70%
USD 1,52 USD 456.000 10%

Expected Value = 20% (USD429.000) + 70% (USD438.000) +


10% (USD 456.000) = USD 438.000

Kesimpulan
Dari analisis/perhitungan keempat teknik hedging transaction
exposure untuk receivable di atas ternyata penerimaan yang paling
optimal adalah hedging melalui money market hedging (USD
448.902). Walaupun hasil perhitungan alternatif yang keempat
dengan tidak melakukan hedging pada tingkat FSR USD 1,52
menghasilkan receivable yang lebih tinggi (USD 456.000), tetapi
dengan probability yang rendah, yaitu 10%. Jadi berdasarkan
perbadingan tersebut dapat disimpulkan bahwa melakukan hedging
atas receivable-nya lebih baik dari tidak melakukan hedging

Soal TUGAS

21
1. a. Assume that Carbondale Company expects to receive S$500,000 in one
year. The existing spot rate of the Singapore dollar is $0.60. The one-year
forward rate of the Singapore dollar is $0.62. Carbondale created a
probability distribution for the future spot rate in one year as follows:
Future Spot Rate Probability
$ 0.61 20%
$ 0.63 50%
$ 0.67 30%

Assume that one-year put options on S$ are available, with an-exercise price
of $ 0.63 and a premium of $ 0.04 per unit. One-year call options on S$ are
available with an exercise price of $ 0.60 and a premium of $ 0.03 per unit.
Assume the following money markets rates:
US Singapore
Deposit rate 8% 5%
Borrowing rate 9% 6%

Given this information, determine whether a forward hedge, money market hedge,
or currency options hedge would be most appropriate. Then, compare the most
appropriate hedge to an unhedged strategy, and decide whether should hedge its
receivables position
b. Assume that Baton Rouge Inc, expects to need S$1 million in one year. Using
any relevant information in Part A of this question, determine whether a forward
hedge, money market hedge, or a currency options hedge would be most
appropriate. Then, compare the most appropriate hedge to an unhedge strategy,
and decide whether Baton Rouge should be hedge its payables position.

22

Anda mungkin juga menyukai