Anda di halaman 1dari 11

5.

Dasar Hukum Objek dan kegiatan yang diaudit


Peraturan perundang undangan yang melandasi objek/kegiatan yang diaudit yaitu :
1) Kerugian Keuangan Negara
(1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
- Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 62. Kerugian
Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti
jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
- BAB XIII Penyelesaian Kerugian Daerah
Pasal 136
(1) Setiap kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, wajib mengganti
kerugian tersebut.
Pasal 140
(1) Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah
ditetapkan untuk mengganti kerugian daerah dapat dikenai sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana.
(2) Putusan pidana atas kerugian daerah terhadap bendahara, pegawai negeri bukan
bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari tuntutan
ganti rugi.
(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
- BAB I, Ketentuan Umum, Bagian Pertama, Pengertian
Pasal 1, Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 77. Kerugian Daerah
adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
- BAB XIV, Kerugian Daerah Pasal 315
(1) Setiap kerugian daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
(2) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan daerah, wajib mengganti
kerugian tersebut.
- Pasal 319
(1) Bendahara, pegawai negeri sipil bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah
ditetapkan untuk mengganti kerugian daerah dapat dikenai sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Putusan pidana atas kerugian daerah terhadap bendahara, pegawai negeri sipil
bukan bendahara dan pejabat lain tidak membebaskan yang bersangkutan dari
tuntutan ganti rugi.
(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
- Pasal 74
(3) Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa yang
dikoordinasikan dengan APIP Daerah Kabupaten.
- Pasal 77
Kerugian Dcsa yang terjadi karenaadanya pelanggaran administratif dan/atau
pelanggaran pidana diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Peraturan Bupati Kabupaten Bondowoso No 89 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa
- Pasal 83
(1) Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa yang
dikoordinasikan dengan APIP Daerah Kabupaten.
- Pasal 84
Kerugian Dcsa yang terjadi karenaadanya pelanggaran administratif dan/atau
pelanggaran pidana diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2) Ketentuan Umum Dalam Dana Desa


(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
3. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
(3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
1) Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
2. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APBDesa,
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
(4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
1) Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
5. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
6. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
17. Sekretaris Desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa.
19. Kepala Seksi adalah unsur dari pelaksana teknis kegiatan dengan bidangnya.
20. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan
Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan.
21. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dirniliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
25. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya discbut SiLPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran.
33. Aparat Pengawas Internal Pemerintah, yang selanjutnya disingkat APIP adalah
lnspektorat Daerah Kabupaten/Kota.

(5) Peraturan Bupati Kabupaten Bondowoso No 89 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan


Keuangan Desa
1) Pasal 1
23. Rckeriing Kas Desa adalah rekening ternpat menyimpan uang Pemerintahan
Desa yang menampung seluruh perierirnaan Desa dan digunakan untuk
membayar scluruh pengeluaran Desa dalam 1 (satu) rekcning pada Bank yang
ditetapkan.
24. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dirniliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
28. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
37. Aparat Pengawas Internal Pemerintah, yang selanjutnya disingkat APIP adalah
lnspektorat Kabupaten Boridowoso.

3) Asas Keuangan Dana Desa


(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 4 Pengaturan Desa bertujuan:
e. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka,
serta bertanggung jawab;
(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
1) Pasal 2
Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan
masyarakat setempat.
(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Kabupaten Bondowoso No 89 Tahun
2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
1) Pasal 2
(1) Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
(2) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola dalam
masa 1(satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember.

4) Tugas Pengelola Keuangan


(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 26
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
berwenang:
a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
berkewajiban:
f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;
2) Pasal 29 Kepala Desa dilarang:
a. merugikan kepentingan umum;
b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak
lain, dan/atau golongan tertentu;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;
f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa
dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
1) Pasal 3
(1) Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan
kekayaan milik Desa yang dipisahkan.
(2) Kepala Desa selaku PKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai
kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
APBDesa;
d. Menetapkan PPKD;
e. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;
f. Menyetujui RAK Desa; dan
g. Menyetujui SPP.
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksut pada ayat (2), Kepala Desa menguasakan Sebagian kekuasaannya
kepada Perangkat Desa selaku PPKD.
2) Pasal 4
PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) berasal dari unsur Perangkat
Desa,terdiri dari:
a. Sekretaris Desa;
b. Kaur dan Kasi; dan
c. Kaur Keuangan.

(3) Peraturan Bupati Kabupaten Bondowoso No 89 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan


Keuangan Desa
1) Pasal 5
(1) Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan
kekayaan milik Desa yang dipisahkan.
(2) Kepala Desa selaku PKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai
kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa;
d. Menetapkan PPKD;
e. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;
f. Menyetujui RAK Desa; dan
g. Menyetujui SPP.
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa menguasakan Sebagian kekuasaannya
kepada Perangkat Desa selaku PPKD.
2) Pasal 6
PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) berasal dari unsur Perangkat
Desa,terdiri dari:
a. Sekretaris Desa;
b. Kaur dan Kasi; dan
c. Kaur Keuangan.

5) Keuangan Desa
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 71
(1) Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
(2) Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.
2) Pasal 75
(1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Keuangan Desa.
(2) Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.
(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
1) Pasal 91
Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa dan
penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa.
2) Pasal 92
Pencairan dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan
bendahara Desa.
3) Pasal 93
(1) Pengelolaan keuangan Desa meliputi:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.
(2) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya
kepada perangkat Desa.
4) Pasal 94
Pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

(3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
1) Pasal 12
(1) Kelornpok Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
huruf a, lerdiri atas jenis:
a. hasil usaha;
b. hasil aset;
c. swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan
d. pendapatan asli desa lain.
(2) Hasil usaha Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, antara lain bagi
hasil BUMDesa.
2) Pasal 25
(2) SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling scdikit meliputi
pelampauan penerimaan pendapatan tcrhadap belanja, penghematan belanja,
dan sisa dana kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.
3) Pasal 28
(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b antara lain
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pernerintah Desa dalam bentuk uang
yang diinvestasikan dalam BUMDesa untuk meningkatkan pendapatan Desa
atau pelayanan kepada masyarakat.
(4) Penyertaan modal pada BUM Dcsa melalui proses analisis kelayakan sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
(6) Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sedikitnya
memuat ketentuan.
a. Indikator penyertaan modal yang dapat disertakan dan
b. Indikator analisa kelayakan penyertaan modal
4) Pasal 43
(1) Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank
yang ditunjuk Bupati.
(2) Rekening kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dibuat oleh Pemerintah
Desa dengan specimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
(3) Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya, rekening kas
Dcsa dibuka di wilayah terdekat yang dibuat oleh Pemerintah Desa dengan
specimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
(4) Penunjukan bank dalam pengelolaan keuangan Desa melalui rekening kas Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dcngan Keputusan Bupati.
5) Pasal 49
RAK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 memuat arus kas masuk dan arus
kas keluar yang digunakan mengatur penarikan dana dari rekening kas untuk
mendanai pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh kepala Desa.
6) Pasal 51
(1) Arus kas keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 memuat semua
pengeluaran belanja atas beban APB Desa.
(2) Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung dengan bukti
yang lengkap dan sah.
(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat persetujuan kepala Desa
dan kepala Desa bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti tersebut.
7) Pasal 55
(1) Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan melalui penyedia
barang/jasa dilakukan setelah barang/jasa diterima.
(2) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan:
a. Pernyataan tanggung jawab belanja; dan
b. Bukti penerimaan barang/jasa di tempat.

(4) Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 89 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan


Keuangan Desa
1) Pasal 14
(1) Kelornpok Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
huruf a, lerdiri atas jenis:
a. hasil usaha;
b. hasil aset;
c. swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan
d. lain-lain pendapatan asli desa.
(2) Hasil usaha Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, antara lain bagi
hasil BUMDesa.
2) Pasal 31
(2) SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling scdikit meliputi
pelampauan penerimaan pendapatan tcrhadap belanja, penghematan belanja, dan
sisa dana kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.
3) Pasal 34
(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b antara lain
digunakan untuk menganggarkan kekayaan pernerintah Desa dalam bentuk uang
yang diinvestasikan dalam BUMDesa untuk meningkatkan pendapatan Desa
atau pelayanan kepada masyarakat.
(4) Penyertaan modal pada BUM Dcsa melalui proses analisis kelayakan sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
4) Pasal 35
(1) Tata cara penyertaan modal pada BUMDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
34 ayat (4) diatur dengan memperhatikan ketentuan indikator penyertaan modal
yang dapat disertakan dan indikator analisis kelayakan penyertaan modal.
(2) Indikator pernyetaan modal yang dapat disertakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. penyertaan modal dalam bentuk uang dapat dilakukan apabila terjadi surplus
anggaran;
b. penyertaan modal dalam bentuk barang dapat dilakukan apabila barang
tersebut tidak sedang dipergunakan untuk pelaksanaan penyelenggaran
pemerintahan desa dan pelayanan masyarakat.
(3) Indikator analisis kelayakan penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pada saat penycrtaan modal awal pendirian BUMDesa meliputi:
a. terbentuknya kelembagaan BUMDesa yang dilengkapi regulasi;
b. kejelasan unit usaha dan produk barang/jasa yang dihasilkan;
c. membuka lapangan kerja;
d. proyeksi pendapatan serta keuntungan/laba BUMDesa;
e. dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli
Desa.
(4) Indikator analisis kelayakan penambahan penyertaan modal pada saat
BUMDesa telah terbentuk adalah tertib administrasi pengelolaan dan pelaporan
yang antara lain meliputi:
a. terdapat dokumen laporan pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDesa
tahunan, setidaknya laporan tahun sebelumnya;
b. Terdapat dokurnen laporan keuangan, setidaknya berupa:
- Laba rugi BUMDesa;
- Perkembangan perubahan modal yang dimiliki BUMDesa;
c. Terdapat dokumen rencana kerja dan anggaran BUMDesa, yang sedikitnya
membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan pengembangan usaha
BUMDesa, terrnasuk proyeksi pendapalan dan laba BUMDesa,
5) Pasal 51
(1) Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank yang
ditunjuk Bupati.
(2) Rekening kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dibuat oleh Pemerintah
Desa dengan spesimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
(3) Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya, rekening kas
Dcsa dibuka di wilayah terdekat yang dibuat oleh Pemerintah Desa dengan
spesimen tanda tangan kepala Desa dan Kaur Keuangan.
(4) Penunjukan bank dalam pengelolaan keuangan Desa melalui rekening kas Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
6) Pasal 58
RAK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 memuat arus kas masuk dan arus
kas keluar yang digunakan mengatur penarikan dana dari rekening kas untuk
mendanai pengeluaran berdasarkan DPA yang telah disahkan oleh kepala Desa.
7) Pasal 60
(1) Arus kas keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 memuat semua
pengeluaran belanja atas beban APB Desa.
(2) Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung dengan bukti
yang lengkap dan sah.
(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat persetujuan kepala Desa
dan kepala Desa bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti tersebut.
8) Pasal 64
(1) Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakan melalui penyedia
barang/jasa dilakukan setelah barang/jasa diterima.
(2) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan:
a. Pernyataan tanggung jawab belanja; dan
b. Bukti penerimaan barang/jasa di tempat.

6) Pengalokasian Dana Desa


(1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
1) Pasal 95
(1) Pemerintah mengalokasikan Dana Desa dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara setiap tahun anggaran yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
(2) Ketentuan mengenai pengalokasian Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur tersendiri dalam Peraturan Pemerintah.
(2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
1) Pasal 15
(1) Dana Desa disalurkan oleh Pemerintah kepada kabupaten/kota.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara pemindah bukuan dari RKUN ke RKUD.
(3) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disalurkan oleh kabupaten
/kota kepada Desa.
(4) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan
cara pemindah bukuan dari RKUD ke rekening kas Desa.

Anda mungkin juga menyukai