Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hendra Jamil

Kelas : B Keperawatan 2018


Nim : C01418071
SISTEM UROLOGI (PERKEMIHAN)
Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat sisa
metabolisme tubuh, seperti urea dan asam urat. Agar proses berkemih atau buang
air kecil berlangsung normal, semua bagian dalam sistem urinaria perlu bekerja
dengan baik.

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.

Suatu sistem terjadinya proses penyaringan darah dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan yaitu dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, satu ureter
yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria (VU),
tempat urin dikumpulkan, satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
1. Ginjal
Manusia memiliki sepasang ginjal terletak di belakang perut. Ginjal kanan biasanya
terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal,
yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal).
Struktur Ginjal Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
longgar yang disebut kapsula.
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
Lapisan ginjal Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan
fibrus berwarna ungu tua. Lapisan ginjal terbagi atas : lapisan luar (yaitu lapisan korteks /
substantia kortekalis), Lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
2. Ureter
Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk menyerupai
saluran pipa atau tabung. Ureter berfungsi untuk mengalirkan urine dari
masing-masing ginjal untuk ditampung di kandung kemih.  Fisiologi ureter
menyalurkan urine dari ginjal ke vesika urinaria ureter memasuki dinding v.u secara serong,
sehingga ketika v.u terisi, urine tdk kembali.
3. Vesica urinaria (kantung kemih)
Berbentuk seperti buah pir/kendi, terdiri dari fundus & bladder neck. Terletak dalam
panggul di belakang simphisis pubis. Dindingnya terdiri dari lapisan serosa, otot, mukosa &
transisional. Memiliki 3 muara disebut Trigone. Terdapat dua spinter : spinter interna dan
eksterna.
Vesica urinaria Sebuah kantung dengan otot yang mulus dan berfungsi sebagai
penampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang
dan mengempis. Proses miksi - Distensi kandung kemih (± 250 cc) → reflek kontraksi dinding
kandung kemih → relaksasi spinkter internus → relaksasi spinkter eksternus → pengosongan
kandung kemih. Kontraksi kandung kemih dan relaksasai spinkter dihantarakan melalui serabut
saraf simpatis. Persarafan vesika urinaria diatur torakolumbal & kranial dari sistem saraf otonom
Lapisan vesica urinaria Lapisan sebelah luar (peritonium), Tunika muskularis (lapisan
otot), Tunika sub mukosa Lapisan mukosa (bagian dalam).
4. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih • Berfungsi
menyalurkan air kemih keluar Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan
kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi
sebagai saluran pengeluaran air mani. Uretra Saluran yang berjalan dari leher v.u ke lubang luar
(meatus urethra). Dilapisi membran mukosa Panjang : laki : 15-20 cm, wanita : 3-4 cm. Fisologi
urethra yaitu untuk mengeluarkan urine dari v.u ke luar tubuh.
 Uretra pada wanita Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di
antara klitoris dan pembukaan vagina. Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari
wanita. Artinya, wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan
infeksi saluran kemih.
 Uretra pada pria Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya: Pars pra-
prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat. Pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat
pembukaan kecil, dimana terletak muara vas deferens. Pars membranosa, sekitar 1,5 cm
dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis. Pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm
dan melintas di corpus spongiosum penis.
Penyakit pada Sistem Urologi
Adanya masalah pada sistem urinaria atau saluran kemih tidak hanya
ditandai dengan perubahan warna urine. Berikut ini adalah beberapa masalah
atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem urinaria:
1. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana
pun dari sistem urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih. Wanita
berisiko lebih besar terkena ISK dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan
jarak antara lubang saluran kemih dan anus pada wanita lebih dekat.
2. Batu saluran kemih
Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu
di sistem urinaria, seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung
kemih. Ukuran batu umumnya bervariasi. Semakin besar ukuran batu yang
terbentuk, semakin besar pula risiko batu tersebut menyumbat aliran
urine dan menimbulkan penyakit.
3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada
kandung dan saluran kemih mengalami gangguan, sehingga tidak dapat
mengendalikan proses buang air kecil.
Penyakit ini bisa membuat Anda tiba-tiba mengompol, terlebih saat batuk
atau bersin. Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, namun tidak
menutup kemungkinan orang yang lebih muda juga mengalaminya.
4. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali
disebabkan oleh infeksi bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat
menyebabkan rasa nyeri dan dorongan untuk lebih sering buang air kecil.
5. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein
di dalam urine meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan
pada pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi untuk menyaring
limbah dan kelebihan air dari darah. Sindrom nefrotik dapat disebabkan
oleh berbagai hal, misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa,
kelelahan, tidak nafsu makan, serta pembengkakan di kaki, wajah, dan
berbagai bagian tubuh, seperti wajah dan sekitar mata.
6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah pembengkakan atau peradangan pada ginjal.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih
sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh atau kemerahan, sakit
pinggang atau perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak
segera diobati, sindrom nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan
membuang cairan serta zat limbah tubuh.
Kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal dapat disebabkan oleh
berbagai hal, mulai dari efek samping obat-obatan, cedera berat pada
ginjal, dehidrasi, hingga penyakit tertentu, seperti hipertensi dan
diabetes menahun yang tidak ditangani dengan baik.
Ketika mengalami gagal ginjal, seseorang akan mengalami beberapa gejala
seperti berkurangnya jumlah urine, tidak buang air kecil sama sekali
selama berhari-hari, pembengkakan di kaki, sesak napas, lemas, hingga
pucat.
Jika Anda mengalami masalah pada sistem urinaria, terlebih jika disertai
keluhan seperti demam, nyeri pinggang atau punggung yang sangat berat,
nyeri saat berkemih, dan terdapat darah atau nanah pada urine, segera
konsultasikan ke dokter urologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis dan penanganan yang tepat akan mencegah kerusakan sistem
urinaria, sehingga kondisi tersebut dapat diobati dengan baik. Hal ini
penting dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
akibat kerusakan berat pada sistem urinaria berat.

Anda mungkin juga menyukai