Anda di halaman 1dari 31

Topik : Kompresor

Kel :8

Anggota : Antony Salim ( 2012-1-011/ C-04)

Fredy Setiawan ( 2012-1-058/ C-13)

Pruwito ( 2012-1-035/ C-21)

Ruditia Sakti N ( 2012-1-092/ C-24)


http://id.wikipedia.org/wiki/Kompresor

Pemampat atau kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida


mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau
kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system fisika maupun kimia
contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor dibagi
menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.

Jenis kompresor[sunting | sunting sumber]


1. Kompresor dinamik
1. Kompresor Sentrifugal

2. Kompresor Axial

2. Kompresor perpindahan positif (possitive displacement):

1. Kompresor Piston (Reciprocating Compresor)

1. Kompresor Piston Aksi Tunggal

2. Kompresor Piston Aksi Ganda

3. Kompresor Piston Diagfragma

2. Kompresor Putar

1. Kompresor Ulir Putar (Rotary Screw Compressor)

2. Lobe

3. Vane

4. Liquid Ring
5. Scroll

http://adiezzzt.blogspot.com/2013/01/makalah-kompresor.html

A.  Klasifi kasi Kompresor


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor,
(Turbo), Positive Displacement compressor, terdiri
dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri
dari Centrifugal, axial dan ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di
bawah ini:

1.    Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)


Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena
dilengkapi dengan torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal.
Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang
gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di
dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder
secara alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati bawah ke titik
mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan
ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup
satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder.
Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang
diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini
berlangsung secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah
melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak
akan mati secara otomatis.

2. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara


Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara
yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian
didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh
torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian)
udara tahap kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama terjadi
kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem
pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem
udara atau dengan system air bersirkulasi.

Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain,


untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau
lebih tekanannya hingga 15 bar.

3. Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)


Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak
torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan
keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara
resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari
uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak digunakan
pada industri bahan makanan, farmasi, obatobatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak.
Perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam
tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma
tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah
membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembangkempis itulah
yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
4. Kompresor Putar (Rotary Compressor)
Kompresor Rotari Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor dipasang
berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk
dan keluar. Keuntungan darikompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang
pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik
dan halus dalam, dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus
menerus dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang
yang tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris.
Ketikarotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan
melawan dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak
sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau
diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

5. Kompresor Sekrup (Screw)


Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan
(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk
cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua
rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-
roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai
pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup
harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul
dapat menghisap dan menekan fluida.

6. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)


Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa
ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa
pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya
adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadikarena antara baling-
baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan
dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak
pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-
kupu di dalam rumah pompadigerakan oleh sepasang roda gigi yang saling
bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.

7. Kompresor Aliran (turbo compressor)


Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar.
Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial
dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu roda turbin
atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan. Energi
kinetik yang ditimbulkan menjadi energy bentuk tekanan.

8. Kompresor Aliran Radial


Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal
dari ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk
pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya
bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati
sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai
beberapatingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan
sudusudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang
dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-
sudu rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan
akan ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan hinggatekanannya
sesuai dengan kebutuhan.

9. Kompresor Aliran Aksial


Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu
yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar)
dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian
sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutlak diperlukan
untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang diinginkan.
Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem turbin gas
atau mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas
adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini
tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara
bertekanan.

B.  Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor,
sehingga kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang
sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12.
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau
mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan bilamana
lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non stasioner.
Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor
listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak
berpindah-pindah).

C.  Komponen Kompresor
1.Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga
sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.
2.Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik
(translasi).

3.Batang penghubung (connecting rod)


Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala
silang, batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu
menahan beban pada saat kompresi.

4. Kepala silang (cross head)


Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantalan luncurnya.

5. Silinder (cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket

6. Liner silinder (cylinder liner)


Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses
ekspansi, pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.

7. Front and rear cylinder cover.


Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank end/rear cover
yang berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar silinder.
8. Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin
9. Torak (piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan
(suction), kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).

10. Cincin torak ( piston rings)


Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan
dinding liner silinder.

11. Batang Torak (piston rod)


Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.

12. Cincin Penahan Gas (packing rod)


Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara
bagian yang bergerak (batang torak) dengan bagian yang diam (silinder). Cincin
penahan gas ini terdiri dari beberapa ring segment.

13. Ring Oil Scraper


Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame

14. Katup kompresor (compressor valve)


Berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam
atau keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri akibat
adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dengan bagian luar
silinder.

D.  Kompresor Torak
Merupakan salah satu positive displacement compressor dengan prinsip kerja
memampatkan dan mengeluarkan udara / gas secara intermitten (berselang) dari
dalam silinder. Pemampatan udara / gas dilakukan didalam silinder. Elemen
mekanik yang digunakan untuk memampatkan udara / gas dinamakan piston /
torak. Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan discharge yang
dihasilkan oleh kompresor reciprocating.

1.      Prinsip Kerja Kompresor Torak


Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut:
   Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan melalui poros engkol dalam
bentuk gerak rotasi dan diteruskan ke kepala silang (cross head) dengan
perantaraan batang penghubung (connecting rod).
  Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang diteruskan ke
torak melalui batang torak (piston rod).
   Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan perubahan volume dan
tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
Secara sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam suatu
kompresor torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-
V sebagai berikut :

Diagram P-V Kompresor Torak

Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas
dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di dalam
silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak
bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar
Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada
langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus
sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa.
Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak
membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada
katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah
kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan
tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak
kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi
sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai terbuka dititik
(4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini pemasukan gas baru
mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah (1).
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar
volume langkah torak sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar
volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4).

2.      Proses Kompresi Gas


Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu
dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
a.       Kompresi Isotermal
Bila suatu gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga
temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini
dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga
temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal
(temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle, maka persamaan
isotermal dari suatu gas sempurna adalah:

Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh
cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.

b.      Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi
secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses
kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses adiabatic dapat
dinyatakan dalam persamaan:

Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat
bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena tekanan
yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi dari pada kompresi isotermal
untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang diperlukan pada kompresi
adiabatik juga lebih besar.

c.       Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik. Hubungan
antara P dan v pada proses politropik dapat dinyatakan dengan persamaan:
Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi
(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada pendinginan
pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n terletak antara 1< n <
k.
Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik reversible
maupun kondisi politropik.

E.  Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor Torak


1. Kapasitas Sebenarnya.
Dalam perhitungan kapasitas kompresor torak ditunjukan dalam jumlah
volume gas/udara yang sebernarnya yang masuk pada setiap tingkat kompresor
permenit dengan satuan Actual Cubic Feet per Minute (ACFM) atau Inlet Cubic
Feet per Minute (ICFM).
Kapasitas kompresor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Untuk Duplex Double Acting:

Dimana ;

a.       Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang masuk ke dalam
silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi volumetrik dipengaruhi
oleh:
-          Clearance silinder.
-          Perbandingan tekanan.
-          Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya dimana terjadi losses pada katup masuk dan keluar
sebesar 3 %, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
2.      Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor adalah daya poros yang digunakan untuk memampatkan gas
dalam silinder, yang dirumuskan : Daya = Kerja tiap satuan waktu.
Disini daya gas kompresor dihitung dengan proses politropik, yaitu
pemampatan gas yang berlangsung pada keadaan dimana seluruh parameter
berubah. (mendekati kondisi actual). Daya kompresor reciprocating satu tingkat
(Single Stage) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a.       Gas Horse Power (GHP) :

b.Compressor Horse Power (CHP)

F.   Cara Merawat Kompresor


Menggunakan peralatan sesuai dengan peruntukkan dan merawatnya dengan
benar, akan memperpanjang usia peralatan tersebut. Begitu juga dengan
kompresor. Tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan tidak sebagai
mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan menyebabkan kompresor cepat rusak.
Kejadian seperti ini kerap kali terjadi karena keceroboan mekanik dalam
menggunakan kompresor. Tentu saja untuk menjaga dan memelihara kompresor,
harus merujuk kepada petunjuk manual yang telah disediakan produsen dan telah
disesuaikan dengan kapasitas, fungsi dan cara kerja kompresor tersebut.
Agar kompresor awet, selain dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga
perlu perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai
dengan langkah-langkah yang dianjurkan dalam buku manual.
Misalnya, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli
berada pada level aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan
tertutup, belt tidak terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum
kompresor dinyalakan, atur trlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu rendah
dan juga tidak terlalu tinggi.
Selain langkah-langkah tadi, kita juga harus memantau keadaan pressure
gauge sesuai dengan kapasitas kompresor. Misalnya saja kompresor yang
berkekuatan 8 bar, maka motor akan mati ketika pressure gauge menunjukkan
angka 8 bar dan akan hidup kembali bila pressure gauge menunukkan angka 5 bar.
Selain itu harus pula menjadi kebiasaan yaitu ketika selesai menggunakan
kompresor, maka angin yang masih tersisa di dalam tangki harus dibuang.

http://enda-wahyu.blogspot.com/p/blog-page_3907.html
MACAM-MACAM KOMPRESOR

Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara


bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut
kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada
pemakai (sistem pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk
menyimpan udara bertekanan, sehingga udara dapat mencapai jumlah
dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan pada
kompresordilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya melebihi
ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan volume
udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder
pneumatik). Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan seperti di
bawah ini.

1. Klasifi kasi Kompresor


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo),
Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan
ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:

1.1 Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)


            Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena
dilengkapi
dengan torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan
udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya
menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam
silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara
alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati bawah ke
titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya
di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan
dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki
tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-menerus
hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan
mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus,
pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka
katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara
otomatis.
1.2 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
            Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan
udara yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama,
kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua
untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.
Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperatur
udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses
pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan
yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan sistem
air bersirkulasi.

 Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara


lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua
tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
1.3 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
            Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak.
Namun
letak torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang
masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang
bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih
terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor
diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan, farmasi,
obatobatan
dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. perbedaannya
terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak
secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan
sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembang
kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung
penyimpan.
1.4 Kompresor Putar (Rotary Compressor)
            Kompresor Rotari Baling-baling Luncur
Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk
silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari
kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil,
sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus
dalam, dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus
dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang
tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika
rotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan
dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak
sepusat
dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau diperkecil
menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.
1.5 Kompresor Sekrup (Screw)
            Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan
lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara
aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi
helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus,
maka kompresor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada
pesawatpesawat
hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada
rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap
dan menekan fluida.
 1.6 Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)
            Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi
yang
lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian
sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan
pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa
kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi
karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar,
karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri
sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu
itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa
digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga
dapat berputar tepat pada dinding.
1.7 Kompresor Aliran (turbo compressor)
            Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang
besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya
udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat
dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan
aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi
bentuk tekanan.

1.8 Kompresor Aliran Radial


            Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari
ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama
udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat,
maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu.
Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa
tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan
sudusudu
tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu
rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi
dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan hingga
tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

1.9 Kompresor Aliran Aksial


            Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan
oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu
searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan
udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat.
Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang
mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah
seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang
turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik
putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin
akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.

2. Penggerak Kompresor
            Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga
kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau
motor bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor
listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel
biasanya digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik
atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik
kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi
listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-pindah).
http://youphie.blogspot.com/2011/09/sekilas-tentang-pneumatik-dan-
kompresor.html

Sekilas Tentang Pneumatik dan Kompresor

Pneumatik:
Orang pertama yang menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani
bernama KTESIBIOS. Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
‘pneuma’ yang artinya hembusan atau tiupan.
Secara philosophi istilahpneuma dapat diartikan sebagai nyawa. Pneumatik berarti
mempelajari tentang gerakan angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan tenaga dan kecepatan. Pemanfaatan dan pengembangan pneumatik
di dunia teknik dan industri baru dimulai sekitar tahun 1950 hingga sekarang.
Penggunaan teknik pneumatik dalam industri di seluruh dunia sebenarnya
dimulai hanya ketika industri tersebut membutuhkan otomatisasi dan rasionalisasi
rangkaian operasional secara kontinyu untuk mempertingi produktivitas dengan
biaya yang lebih murah. Pneumatik dalam perangkat kontrolnya sering
dikombinasikan dengan sistem yang lain, seperti: elektrik, elektronik, mekanik,
dan hidrolik. Energi yang ditimbulakan oleh udara bertekanan selain mudah
didapat dan dibuang juga mudah diangkut dan disimpan. Pengaturan pada sistem
pneumatik dilakukan dengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang
diatur dengan valve. Pneumatik normanlnya dioperasikan pada tekanan kurang dari
200 psi.
Ciri-ciri dari sistem pneumatik yang dapat dipunyai oleh sistem alat lain
adalah:
1.      Sistem pengempaan. Udara disedot dari atmosfer kemudian dikompresi
sampai batas tekanan kerja yang diinginkan. Selama terjadi kompresi maka
suhunya akan naik.
2.      Pendinginan dan penyimpanan. Udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke
obyek yang diperlukan.
3.      Ekspansi (pengembangan). Udara diperbolehkan untuk berekspansi dan
melakukan kerja ketika diperlukan.
4.      Pembuangan. Udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosfer yaitu harus dibuang.

Kelebihan pneumatik adalah karena udara dapat mengembang dengan begitu


kuat dan cepat di ruangan yang sempit dalam waktu relatif singkat. Sifat-sifat
udara bertekanan mencolok jika ditinjau dari segi:
1.      Jumlah. Angin ada di setiap kehidupan manusia, jadi dimana-mana
selalu trdapat angin dan jumlahnya cukup banyak.
2.      Transport. Angin dapat dan mudah dialirkan lewat pipa-pipa, bahkan
pada jarak yang cukup jauh pun tidak akan dapat berkurang dan tidak akan kembali
ke sumbernya (kompresornya) walaupun akan terjadi konsekuensi kerugian yaitu
pengurangan tekanan (pressure drop).
3.      Penyimpanan. Untuk mendapatkan angin tidak perlu menghidupkan
kompresor secar terus menerus karena angin dapat disimpan dalam tangki dan pasti
tahan lama, walaupun dapat konsekuensi terjadi pengembunan.
4.      Suhu. Udara terkompresi tidak akan terpengaruh oleh perubahan suhu.
Hal ini akan menjamin saat pemakaian, bahkan pada suhu yang rendah sekalipun.
5.      Tahan ledakan. Angin tidak terlalu memberi resiko terhadap letusan
(menimbulakn api) kecusali jika tekanan angin sudah besar bahkan sudah
melampaui batas aman, dan konstruksi tempat penyimpanan sudah tidak dapat
menahannya lagi. Jadi, jelas murah biaya perlindungan melawan bahay letusan.
6.      Kebersihan. Penggunaan angin tidak akan menimbulkan pencemaran
udara dan tidak akan membuat kotoran semacam terak pada pipa-pipa saluran yang
biasanya dapat menyumbat aliran.
7.      Peralatan. Bentuk dan kontruksi dari komponen untuk mendapatkan
dan pemanfaatan angin cukup dibuat sederhana sehingga membuat relatif murah
harganya.
8.      Kecepatan. Angin mempunyai kecepatan sangat tinggi untuk pekerjaan-
pekerjaan medium. Biasanya angin pada peralatan pneumatik memiliki kecepatan
kerja 1m/dtk s/d 2 m/dtk.
9.      Pengaturan. Angin mempunyai fleksibiitas tinggi, dengan kmponen-
komponen pneumatik yang telah direkayasa sedemikian rupa akan didapat
kecepatan angin dan tenaga yang sesuai tujuan. Semuanya dapat diatur sesuai
dengan keinginan sehingga kecepatan dan daya mampu diubah-ubah secara tak
terbatas.
10.  Keamanan. Alat-alat pneumatik dan bagian-bagian yang mengoperasikan
dapat dipasang suatu pengaman pada batas kemampuan maksimum. Oleh
karenanya walaupun kemungkinan terjadi beban lebih maka akan selalu tetap
aman.
Udara bertekanan dan peralatan pneumatik tetap memiliki kekurangan, antara
lain dari segi:
1.      Persiapan. Penggunaan udara bertekanan memerlukan persiapan yang
baik, yaitu cara pengadaan angin yang harus baik, memenuhi syarat untuk
mengoperasikan peralatan pneumatik. Kelembaban udara dan debu (kotoran)
supaya terjaga betul sehingga komponen-komponen peralatan pneumatik dapat
tahan lama.
2.      Tenaga. Ada keterbatasan tenaga dari udara bertekanan, hal ini juga
tergabtung dari kecepatan dan tekanan kerja angin itu sendiri. Biasanya angin
untuk peralaatn pneumatik mempunyai tekanan kerja 6,102 kg/cm2 (6 Bar atau 600
kPa atau 87 psi). Untuk alat-alat yang membutuhkan tekanan lebih dari itu harus
digunakan media lain selain angin.
3.      Kebisingan. Angin yang keluar dari tangki akan menimbulkan suara.
Oleh karenanya setiap komponen pneumatik khususnya lubang pembuangan angin
diberi peredam suara untuk menghindari dan mengurangi tingkat kebisingan.
Nama peredam suara ini dikenal sebagai silencer.
4.      Pembiayaan. Ongkos penyediaan angin dipandang masih sedikit mahal.
Apalagi jika harus dituntut syarat-syarat angin yang baik. Namun demikian dapat
diimbangi dengan segi yang lain yaitu jika sudah dikaitkan dengan suatu
otomatisasi atau otomasi produksi pada pembuatan atau perakitan barang-barang
tertentu. 
Kompresor:
Untuk menghasilkan udara bertekanan (udara kempaan) diperlukan
kompresor yang berfungsi sebagai pemadat udara sampai pada tekanan kerja yang
diinginkan. Kompresor adalah alat untuk memompa bahan
pendingin(refrigeran) agar tetap bersirkulasi di dalam sistem. Fungsi dari
kompresor adalah untuk menaikkan tekanan dari uap refrigeran sehingga tekanan
padakondensor lebih tinggi dari evaporator yang menyebabkan kenaikan
temperatur dari refrigeran. Kompresor berfungsi untuk menghisap
uaprefrigeran yang berasal dari evaporator dan menekannya
ke kondensersehingga tekanan dan temperaturnya akan meningkat ke suatu titik
dimana uap akan mengembun pada temperatur media pendinginan.
Jenis kompresor yang ada terdiri dari dua kelompok utama, yaitu:
1.      Kelompok pertama, adalah yang bekerja dengan prinsip pemindahan
dimana udara dikompresi (dimampatkan) dan diisikan ke dalam suatu ruangn,
kemudian mengurangi atau memperkecil isi ruangan tersebut. Jenis ini disebut
kompresor torak (reciprocating piston compressor, rotary piston compressor).
2.      Kelompok kedua, adalah bekerja dengan prinsip aliran udara yaitu
dengan cara menyedot udara masuk ke dalam bagian satu sisi dan
memampatkannya dengan cara percepatan masa seperti pada prinsip sebuah turbin.
Berdasarkan cara kompresi, ada lima jenis kompresor yang biasa digunakan
pada sistem refrigerasi kompresi uap, yaitu:
1.      Kompresor Torak (Recriprocating Compressors)
2.      Kompresor Rotari (Rotary Compressor)
3.      Kompresor Sentrufugal (Sentrifugal Compressor)
4.      Kompresor Srew
5.      Kompresor Scroll
Sedangkan berdasarkan konstruksinya, ada tiga jenis kompresor yang biasa
digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap, yaitu:
1.      Kompresor Hermatik
2.      Kompresor Semi Hermatik
3.      Kompresor Open Type

Ada beberapa kategori untuk memilih kompresor sebagai pembangkit udara


bertekanan, kriteria itu meliputi:
1.      Penghantaran volume, dimaksudkan untuk mengehtahui jumlah
(volume) yang dapat dihantarkan oleh kompresor pada volume per satuan waktu
tertentu dan pada tekanan tertentu. Penghantaran volume ditentukan dengan dua
car yang berbeda, yaitu:
a.       Penghantaran volume secara teoritis, adalah sama dengan hasil
perkalian volume yang ditiup atau disedot pada satu langkah torak kemudian
dikalikan dengan jumlah putaran poros engkolnya.
b.      Penghantaran volume secara efektif, dipengaruhi oleh tingkat efisiensi
volumetrik. Satu-satunya penghantaran volume ini hanya tersedia untuk
menggerakkan dan mengontrol peralatan pneumatik.
2.      Tekanan, dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.       Tekanan kerja (working pressure), adalah tekanan yang keluar dari
kompresor atau tekanan dalam tangki penampung dan tekanan dalam pipa-pipa
saluran ke pemakai seperti: silinder pneumatik, bagian kontrol, katup-katup
pneumatik, dan sebagainya.
b.      Tekanan operasi (operation pressure), adalah tekanan yang dibutuhkan
pada saat posisi operasi atau peralatan pneumatik itu sedang bejalan.pada
umumnya tekanan operasi itu hanya sebesar 600 kPa (6 bar atau 87 psi).
Hal-hal yang banyak berhubungan dengan tekanan konstan meliputi:
a.       Kecepatan aliran udara bertekan
b.      Gaya dan tekanan angin yang sedang bekerja pada bagian-bagian kerja
alat pneumatik. Bagian-bagian kerja ini disebut working elements.
c.       Waktu urut-urutan dari bagian-bagian kerja tadi.
3.      Penggerak, kebanyakan tenaga penggerak utama dari kompresor udara
adalah motor listrik, baik sistem satu phasa (single phase) atau tiga phasa (three
phases). Ada kalanya juga digerakkan oleh motor bakar seperti motor diesel dan
motor bensin. Kompresor non stasioner akan lebih baik dan lebih menguntungkan
apabila memakai penggerak utama dari jenis motor bakar terutama motor diesel.
4.      Pengaturan, agar supaya sesuai antara penghantaran volume dari suatu
kompresor dengan perubahan atau fluktuasi volume pemakaian, sangat perlu untuk
pengaturan kompresor.  Terdapat bermacam-macam je4nis pengaturan yang
tersedia untuk tujuan ini. Pedoman yang dipakai untuk pengaturan ini adalah
penghantaran volume yang diatur antara penyesuaian harga batas dari tekanan
maksimum dan minimum.
Perbedaan dari jenis-jenis pengaturan meliputi:
a.       Pengaturan tanpa beban, yaitu:
1.      Pengaturan pembuangan (exhaust regulation)
2.      Pengaturan penutup (shut-off regulation)
3.      Pengaturan pemegang katup (grip-arm regulation)
b.      Pengaturan kecepatan rendah, yaitu:
1.      Pengaturan kecepatan (speed regulation)
2.      Pengaturan hambatan penghisapan (suction throttle regulation)
c.       Pengaturan secara hidup-mati (on-off regulation).
5.      Pendinginan, ketika terjadi pemampatan udara dalam kompresor akan
timbul panas yang bersifat merugikan, dengan demikian panas itu seharusnya
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Sirip-sirip pendinginan pada kompresor
yang lebih kecil membuat panas yang timbul dipindahkan secara radiasi. Pada
kompresor besar biasanya dilengkapi dengan penambahan kipas angin sebagai
penyerap panas. Jika jaringan kompresor dengan tenaga penggerak melebihi 30
KW pendinginan udara jauh mendekati cukup, kemudian dilengkapi dengan
sirkulasi air pendingin atau pendinginan dengan air dingin.
6.      Tempat pemasangan, kompresor harus dipasang di ruangan yang dapat
memberikan peredam suara, harus memberi ventilasi yang cukup. Udara yang
terhisap oleh kompresor harus bebas dari debu dan kotoran serta kelembaban udara
sekecil mungkin.
7.      Penampung udara bertekanan (compressed air reciever), berfungsi
untuk menstabilkan pemakaian angin. Penampung udara yang dipakai adalah
bentuk tangki karena mempunyai sifat dapat memperhalus fluktuasi tekanan. Luas
permukaan yang besar dari suatu penampung akan mendinginkan udara dalam
tangki.

Anda mungkin juga menyukai