Kel :8
2. Kompresor Axial
2. Kompresor Putar
2. Lobe
3. Vane
4. Liquid Ring
5. Scroll
http://adiezzzt.blogspot.com/2013/01/makalah-kompresor.html
B. Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor,
sehingga kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang
sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12.
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau
mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan bilamana
lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non stasioner.
Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh motor
listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung stasionar (tidak
berpindah-pindah).
C. Komponen Kompresor
1.Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga
sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.
2.Poros engkol (crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik
(translasi).
5. Silinder (cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket
D. Kompresor Torak
Merupakan salah satu positive displacement compressor dengan prinsip kerja
memampatkan dan mengeluarkan udara / gas secara intermitten (berselang) dari
dalam silinder. Pemampatan udara / gas dilakukan didalam silinder. Elemen
mekanik yang digunakan untuk memampatkan udara / gas dinamakan piston /
torak. Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan discharge yang
dihasilkan oleh kompresor reciprocating.
Torak memulai langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas
dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di dalam
silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam
pipa keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak
bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar
Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada
langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus
sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa.
Namun dalam praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak
membentur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada
katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah
kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan
tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak
kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi
sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai terbuka dititik
(4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini pemasukan gas baru
mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah (1).
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar
volume langkah torak sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar
volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4).
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh
cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.
b. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan
berlangsung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses
semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi
secara sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses
kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses adiabatic dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat
bahwa untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena tekanan
yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi dari pada kompresi isotermal
untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang diperlukan pada kompresi
adiabatik juga lebih besar.
c. Kompresi Politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut kompresi politropik. Hubungan
antara P dan v pada proses politropik dapat dinyatakan dengan persamaan:
Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi
(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada pendinginan
pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n terletak antara 1< n <
k.
Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik reversible
maupun kondisi politropik.
Dimana ;
a. Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang masuk ke dalam
silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi volumetrik dipengaruhi
oleh:
- Clearance silinder.
- Perbandingan tekanan.
- Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya dimana terjadi losses pada katup masuk dan keluar
sebesar 3 %, maka efisiensi volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
2. Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor adalah daya poros yang digunakan untuk memampatkan gas
dalam silinder, yang dirumuskan : Daya = Kerja tiap satuan waktu.
Disini daya gas kompresor dihitung dengan proses politropik, yaitu
pemampatan gas yang berlangsung pada keadaan dimana seluruh parameter
berubah. (mendekati kondisi actual). Daya kompresor reciprocating satu tingkat
(Single Stage) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. Gas Horse Power (GHP) :
http://enda-wahyu.blogspot.com/p/blog-page_3907.html
MACAM-MACAM KOMPRESOR
2. Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga
kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar
Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau
motor bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor
listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel
biasanya digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik
atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik
kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi
listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-pindah).
http://youphie.blogspot.com/2011/09/sekilas-tentang-pneumatik-dan-
kompresor.html
Pneumatik:
Orang pertama yang menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani
bernama KTESIBIOS. Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
‘pneuma’ yang artinya hembusan atau tiupan.
Secara philosophi istilahpneuma dapat diartikan sebagai nyawa. Pneumatik berarti
mempelajari tentang gerakan angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan tenaga dan kecepatan. Pemanfaatan dan pengembangan pneumatik
di dunia teknik dan industri baru dimulai sekitar tahun 1950 hingga sekarang.
Penggunaan teknik pneumatik dalam industri di seluruh dunia sebenarnya
dimulai hanya ketika industri tersebut membutuhkan otomatisasi dan rasionalisasi
rangkaian operasional secara kontinyu untuk mempertingi produktivitas dengan
biaya yang lebih murah. Pneumatik dalam perangkat kontrolnya sering
dikombinasikan dengan sistem yang lain, seperti: elektrik, elektronik, mekanik,
dan hidrolik. Energi yang ditimbulakan oleh udara bertekanan selain mudah
didapat dan dibuang juga mudah diangkut dan disimpan. Pengaturan pada sistem
pneumatik dilakukan dengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang
diatur dengan valve. Pneumatik normanlnya dioperasikan pada tekanan kurang dari
200 psi.
Ciri-ciri dari sistem pneumatik yang dapat dipunyai oleh sistem alat lain
adalah:
1. Sistem pengempaan. Udara disedot dari atmosfer kemudian dikompresi
sampai batas tekanan kerja yang diinginkan. Selama terjadi kompresi maka
suhunya akan naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan. Udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke
obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan). Udara diperbolehkan untuk berekspansi dan
melakukan kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan. Udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosfer yaitu harus dibuang.