Anda di halaman 1dari 5

MOSI 1 PRO Budi Rahardjo (2002).

Menurutnya, manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat


menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai
Sumber kompasiana 6 November 2010   21:16 WIB
media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-
Definisi Sumber belajar pada hakikatnya adalah segala sesuatu baik benda, data, line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah.
fakta, ide, orang, dan lain sebagainya yang bisa menimbulkan Akses kepada nara sumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara
proses belajar. Contohnya buku paket, modul, LKS (lembar kerja siswa), realia, fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk
model, market, bank, museum, kebun binatang, dan pasar. melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.

Efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil dan terget yang Internet sebagai media pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu
diharapkan dengan tepat waktu. Sehingga bisa disimpulkan bahwa suatu pekerjaan saja memiliki kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo (2002)
dapat dikatakan efektif jika tujuan yang ditetapkan sebelumnya berhasil untuk adalah infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana, dan
dicapai. budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan
model pembelajaran melalui internet. Dengan begitu guru- guru akan mengatakan
Definisi media pembelajaran.Kata media merupakan bentuk jamak dari kata ”Siapa takut” ketika dihadapkan pada internet yang menyimpan segala informasi
medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya dan sebagai sumber belajar siswa dan guru di dalam kelas.
komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju Sekolah merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan antara subsistem
komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan sub sistem lainnya yaitu meliputi pihak sekolah , pemerintah daerah dan
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran pemrintah pusat,komite sekolah, dan peran masyarakat. Sekolah yang ingin
mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran harus bisa diberi otonomi dan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. keluwesan-keluwesan yang lebih besar dalam mengelola sumberdaya pendidikan
di sekolah tersebut. Hal ini akan mengingatkan kita pada Manajemen Berbasis
Berdasarkan paparan diatas, terlihat bagi kita bahwa teknologi informasi, sekolah (MBS), adanya keberagaman dalam mengelola sekolah, asal tetap dalam
khususnya internet memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap dimensi koridor kebijakan pendidikan nasional. Implementasi dari MBS tersebut adalah
pendidikan. Internet memberikan kontribusi yang sangat besar didalam membantu sebagai berikut : (1)sekolah lebih memperbanyak mitranya dan melibatkan mereka
setiap dimensi yang ada untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. dalamPenyelenggaraan sekolah, diantaranya komite, Lembaga swadaya
Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, Masyarakata, sektor swasta, organisasi profesi dan orang tua. (2)Bangun kapisitas
karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan sekolah yang meliputi perencanaan, sumber daya manuSia, kurikulum, kesiswaan,
komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis sarana dan prasarana, pendanaan,kepemimpianaoranisasi, administrasi, dll. (3)
dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Demikian juga dalam Membuat rencana pengembangan sekolah yang dijiwai oleh MBS
dunia pendidikan, berkat adanya jaringan internet, maka dapat membantu setiap (otonomi,partisipasi, keterbukaan, akuntabilitas, kerjasama dan subainabilitas)
penyedia jasa pendidikan untuk selalu mendapat informasi-informasi yang terkini yang isinya antara lain : (a) visi,misi, strategi, tujuan, dan sasaran, (b)
dan sesuai dengan kebutuhan. identifikasikan urusan-urusan sekolah yang dperlukan untuk mencapai setiap
Asep Saepudin (2003), menyatakan bahwa pada jenjang dan jalur pendidikan lain sasran. (c) sekolah melakukan analisis SWOT untuk mengetahui tingkat kesiapan
di mana proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang setap faktor dalam setiap urusan / atau fungsi sekolah (d) pilihlah langkah –
sesungguhnya sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk langkah pemecaahan persoalan, (e) buatkan rencana dari rincian program untuk
masyarakat yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu merealisasikan rencana.
menangulanginya.
Bila kita melihat konteks diatas maka, sekolah akan mampu menciptakan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. 6) Berubahnya peran
pembelajaran yang berbasis internet dengan melibatkan semua pihak, dan adanya siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) Relatif lebih efisien. 
keterbukaan serta mampu membuat program yang baik dengan melakukan
kerjasama kepada semua pihak dan setiap guru mampu meningkatkan
kompetensinyadalampenguasaan komputer, sehingga diharapkan dapat MOSI 1 KONTRA
memanfaatkan media internet sebagai media pembelajaran di kelas/ di sekolah.
Sumber kompasiana 6 November 2010   21:16 WIB
Karena walau bagaimanapun kita tidak bisa terhindar dari globalisasi yang salah
satunya adalah meningkatkan pembelajaran teknologi komonikasi dan informasi. Definisi buku teks pelajaran merupakan buku utama yang digunakan pada proses
Dengan demikian, terlihat bahwa media lain yang selama ini telah dipergunakan belajar mengajar karena mencakup kompetensi dasar yang termuat dalam
sebagai media pendidikan secara luas, internet juga mempunyai peluang yang tak kurikulum yang digunakan dalam satuan lembaga pendidikan. Kebutuhan
kalah besarnya, dan bahkan mungkin karena keunikannya yang bisa mengakses informasi siswa terhadap materi pelajaran dalam rangka memenuhi kompetensi
segala informasi dari penjuru dunia. Internet bisa menjadi media pembelajaran dirinya tentu perlu didukung oleh keberadaan buku teks pelajaran yang berkualitas
yang paling terkemuka dan dipergunakan secara luas disekolah- sekolah, terutama yang layak digunakan dalam proses belajar mengajar.
sekolah yang berstandar Nasionan dan Skolah Berstandar Internasioanl, Siapkah Sebagai buku acuan wajib buku teks pelajaran ini sebelum digunakan pada satuan
kita sebagai guru, melakukan itu ? pendidikan dalam prosesnya telah melalui uji kelayakan yang dilakukan oleh
Berdasarkan pemahaman diatas, nampaklah bagi kita bahwa kehadiran internet Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan melalui peraturan
dalam dimensi pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak, dan sudah menteri.
merupakan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan, maka kehadiran internet pada Buku teks atau buku pelajaran merupakan buku yang digunakan siswa dalam
dasarnya sangat membantu dunia pendidikan untuk mengembangkan situasi belajar mendukung kegiatan belajar yang berisi uraian mengenai materi tertentu yang
mengajar yang lebih kondusif dan interaktif. Dimana para peserta didik tidak lagi disusun secara sistematis dengan tujuan tertentu, buku teks pelajaran ini digunakan
diperhadapkan dengan situasi yang lebih konvensional, namun mereka akan sangat oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, biasanya selain memuat materi
terbantu dengan adanya metode pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek juga memuat soal-soal yang dapat dikerjakan siswa untuk melatih kegiatan belajar
pemakaian lingkungan sebagai sarana belajar. Oleh karena itu, Elangoan, 1999, mandiri siswa.
Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997, dalam soekartawi (2003),
menyatakan bahwa internet pada dasarnya memberikan manfaat antara lain: 1) Dilain pihak, Bullen, (2001), Beam, (1997), dalam Soekartawi (2003), menyatakan
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi bahwa kelemahan penggunaan internet adalah : 1) Kurangnya interaksi antara guru
secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar; 2)
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial; 3) Proses belajar dan mengajarnya
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) Siswa dapat belajar atau me-review cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan; 4) Berubahnya peran guru dari
bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut
tersimpan di komputer. 4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT; 5) Siswa yang tidak
berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal; 6) Tidak semua tempat
secara lebih mudah. 5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga listrik, telepon ataupun komputer); 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
memiliki ketrampilan soal-soal internet.
Para peneliti telah menemukan perbedaan membaca buku biasa dengan buku
elektronik atau e-book. Banyak penelitian menunjukkan bahwa membaca dengan
cara konvensional mempunyai banyak manfaat dibandingkan dengan membaca
Sumber bobo.grid.id secara elektronik yang bisa mempengaruhi tidur Anda. Berikut beberapa alasan
mengapa Anda harus membaca buku dibandingkan e-book. 1. Kehilangan
Sumber belajar menggunakan buku teks memiliki keunggulan yaitu informasi
Berkaitan dengan Mata Penelitian pada tahun 2014 menemukan bahwa pembaca e-book memiliki
Walaupun kita menggunakan mata saat membaca, tapi saat kita membaca buku, kemampuan yang kurang dalam mengingat kembali plot cerita dan peristiwa-
mata kita akan terasa lebih rileks. peristiwa yang dikisahkan di buku dibandingkan dengan mereka yang membaca
buku secara konvensional. "Dalam studi ini, kami menemukan bahwa pembaca
Ini berbeda ketika kita membaca lewat internet dengan menggunakan ponsel atau buku biasa menunjukkan laporan yang lebih tinggi terkait langkah-langkah yang
smartphone. berkaitan dengan empati, perpindahan, pendalaman dan keterkaitan narasi,
daripada pembaca e-book," kata seorang penulis studi tersebut, Anne Mangen dari
Saat kita membaca dari ponsel, cahaya terang dari layar akan membuat mata kita
Stavanger University di Norwegia. Digitalisasi teks juga berarti itu cenderung
menjadi cepat lelah.
memecah konsentrasi pembaca karena penuh dengan gangguan dan link yang
Hal ini bisa membuat mata kita mengalami gangguan, seperti mata merah, iritasi, dapat membawa Anda ke mana saja di internet. Membaca dengan menggunakan
bahkan sampai mengalami minus. layar komputer atau gadget akan merangsang Anda melakukan dengan kegiatan
lain seperti mengecek facebook atau twitter yang menyebabkan Anda 'beristirahat'
Berkaitan dengan Konsentrasi dari membaca terlalu sering.
Menurut penelitian, membaca buku fisik juga bisa membuat konsentrasi seseorang
lebih meningkat daripada membaca lewat internet.
Ketika kita membaca buku fisik, kita akan tenggelam di dalam alur cerita buku,
apalagi kalau buku itu bercerita tentang petualangan. MOSI 2 KONTRA

Kita bisa tenggelam di dalam cerita, bertemu dengan tokoh-tokoh ajaib bersama Saya tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa ujian naisonal masih
dengan si tokoh utama dalam buku. efektif untuk dijadikan tolok ukur standar kemajuan pendidikan di Indonesia. Hal
ini karena ujian nasional dipandang mampu untuk menggambarkan seluruh
Namun, kalau kita membaca lewat internet, konsentrasi kita mungkin akan kualitas peserta didik. Harus kita ketahui nilai dari seorang peserta didik tidak
terpecah atau terbagi. hanya ditentukan oleh soal-soal ujian melainkan interaksinya dengan masyarakat,
Misalnya, saat kita sedang asyik membaca, tiba-tiba ada pesan atau chat yang nilai religius, sosial, bahkan sampai pada penerapan ilmu di masyarakat. Hal-hal
masuk dari teman. ini tidak dapat dijangkau oleh ujian nasional sehingga tidak bisa dijadikan tolok
ukur standar kemajuan pendidikan di Indonesia.
Kita pun jadi meninggalkan bacaan itu dan memilih untuk membalas pesan itu
lebih dulu. Guru tidak diberdayakan dalam UN
Ditinjau dari pemberdayaan guru, UN sama sekali tidak berguna. Otoritas guru
untuk merencanakan, menyusun, dan memberikan penilaian kepada siswa-
siswanya sebagai bagian integral dari tugasnya telah direbut. Seperti dimasa-masa
lalu guru tetap tidak dipercaya sebagai orang yang mampu melakukannya dengan saja. Sebab kemampuan siswa dapat dilihat juga dari mata pelajaran lain dan dari
baik. Akhirnya UN menjadi semacam pusat perhatian dalam proses pembelajaran. segi afektif dan psikomotor.
Seluruh proses pembelajaran dipusatkan kepada upaya untuk sukses dalam UN,
Standar kelulusan yang ditentukan dalam UN itu secara tidak langsung telah
sehingga hakikat proses belajar menjadi terabaikan. Karena guru cenderung kurang
mematikan karakter siswa. Mesti diingat, hasil ujian itu bukan penentu kualitas
kreatif. Guru hanya menerima soal yang berasal dari pusat. Dengan kata lain, guru
pendidikan, tetapi hanya sebatas alat ukur saja.
hanya berkutat pada soal-soal yang berhubungan dengan UN, tidak berfikir
bagaimana mengembangkan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Sebenarnya  
guru yang mengetahui kemampuan anak didiknya, sehingga apakah anak itu layak
lulus atau tidak, yang paling tahu adalah guru. Tetapi guru tidak berdaya sebab Pemerintah belum menyamahkan fasilitas yang mendukung pendidikan
fungsinya diambil alih oleh pemerintah. Sekolah dan para guru mengerahkan Pelaksanaan Ujian secara Nasional dengan melihat kualitas siswa secara makro
hampir semua sumberdayanya untuk mengajarkan bagaimana agar lulus UN. sama sekali tidak adil. Dengan kondisi sekolah Indonesia yang sangat beragam dan
Akibatnya mata pelajaran yang tidak diujikan dinomorduakan. Sebenarnya hasil lebarnya jurang pemisah (disparitas) mutu pendidikan antara kota dengan desa,
UN tidak menentukan kualitas sekolah, sekalipun masyarakat menilai dari hasil sekolah di Papua dengan diluar Papua, sudah pasti akan di dapat hasil yang tidak
UN-nya. Sebab nilai UN bukan representatif kualitas siswa. Kualitas siswa sama.
sebenarnya itu dinilai oleh guru, dari apa yang telah dipelajarinya selama ia belajar
di sekolahnya. Pemerintah seharusnya terlebih dahulu menyamakan fasilitas pendukung
pendidikan dan persebaran guru-guru berkualitas ke setiap sekolah. Bila semua
Untuk dapat meluluskan siswanya  ada indikasi terjadi rekayasa hasil UN di proses  yang diperlukan berjalan baik, hal itu akan mendorong pada kualitas yang
lapangan. Pembentukan tim sukses oleh guru dan kepala sekolah. ingin dicapai.
Dampak UN kepada para siswa Tanyakan ke tim pro.
Ditinjau dari pemberdayaan siswa, UN sama sekali tidak berguna. Karena UN Lalu bagaimana dengan keberadaan ujian nasional terhadap esensi
tidak representatif. Sebab kelulusan mereka masa hanya ditentukan empat mata pendidikan Indonesia?
pelajaran saja. Kalau demikian ketentuan lulusnya, mengapa mesti buang-buang
waktu, biaya dan energi untuk mempelajari mata pelajaran lainnya. Dengan
hadirnya UN menjadi suatu momok yang sangat menakutkan. Selain itu, orang tua
para siswa juga menjadi ikut bingung, bagaimana anaknya dapat lulus. Akhirnya,
daripada nanti tidak lulus, orang tua menambah dengan mengundang guru privat MOSI 2 PRO
atau mengikuti bimbingan belajar. Sebab banyak siswa dan orang tua yang takut,
sehingga sebelum UN berlangsung, banyak siswa/orang tua mendatangi Sumber news.detik.com Senin, 29 Apr 2013 10:18 WIB
Pendeta/Kiai dan orang pintar untuk minta bekal doa/mantra agar lulus. Ternyata Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan
banyak siswa yang tidak lulus. Mengapa mereka berpikiran seperti itu, itu pemerintah yang menurut pendapat saya, merupakan bentuk lain daripada
menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan diri dan memilih jalan EBTANAS (evaluasi belajar tahap akhir nasional) yang sebelumnya dihapus.
pintas. Sebenarnya bagi para siswa UN tidak representatif karena terbukti banyak Benarkah UN merupakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur tingkat
siswa yang lulus UN, tidak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. UN pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
tidak bisa dijadikan sebagai standar kelulusan. Karena kemampuan siswa tidak
hanya dilihat dari 3-4 mata pelajaran yang di UN-kan dan dinilai secara kognitif
ujian nasional bukanlah hal yang asing lagi dalam dunia pendidikan Indonesia.
Sebagai salah satu program kerja pemerintah, ujian nasional diadakan untuk
menjadi tolak ukur kemampuan siswa terhadap pendidikan yang mereka jalankan.
Lewat ujian nasional, kemampuan siswa terhadap mata pelajaran yang sudah
dipelajari selama masa pendidikan dapat terlihat, apakah sudah berhasil dikuasai
atau belum. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa berhasilnya ujian nasional
seorang siswa menandakan keberhasilan pendidikan yang diberikan para guru.
Menurut pandangan kami, maka Melalui persentase kelulusan siswanya maka
efektifitas kegiatan belajar mengajar masing-masing sekolah dapat dievaluasi oleh
pemerintah.
Prestasi siswa melalui nilai-nilai ujian nasional dan nilai rata-rata yang diperoleh
peserta didik menunjukkan semakin meninggkatnya kualitas pendidikan di
Indonesia.
UN berfungsi sebagai alat pengendalian mutu pendidikan secara nasional,
pendorong peningkatan mutu pendidikan secara nsional, bahan dalam menentukan
kelulusan peserta didik, dan sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ujian Nasional (UN) masih tetap dilaksanakan ditengah protes dari beberapa
kelompok yang menentangnya.  Mekipun UN menuai banyak kritik, namun pada
kenyataannya UN merupakan faktor penting  dalam menilai standar pendidikan
nasional. Oleh karena itu UN tetap dilaksanakan, “kata Menteri Pendidikan
Nasional”. Untuk menepis  keraguan banyak pihak mengenai kualitas UN, BNSP
telah melakukan sejumlah kajian. Salah satunya adalah peningkatan kualitas soal
UN dan adanya Tim Pemantau UN yan independen. Tim Pemantau sekaligus
pengawas ini terdiri dari para dosen, kata Mendiknas. Sistem penilaian tetap
diambil alih oleh pemerintah, jika diberikan kepada guru, maka penilaian akan
sama dengan evaluasi belajar tahap akhir nasional (EBTANAS).

Anda mungkin juga menyukai