Farida M - 30101507448 - HNP
Farida M - 30101507448 - HNP
Disusun oleh :
FARIDA MAHANINGRUM
30101507448
Pembimbing :
dr. NAILI SOFI RIASARI, Sp. N
DAFTAR MASALAH
NO MASALAH TGL NO MASALAH TGL
AKTIF INAKTIF
1 LBP 30-4-20 - - -
2 obesitas 30-4-20 - - -
3 Lasequa + 60 30-4-20 - - -
derajat
4 Patrik + 30-4-20 - - -
5 Kontra patrik + 30-4-20 - - -
6 x-foto 1-5-20 - - -
Gambaran
spondilosis
lumbal
7 1,3,4,5,6,7 1-5-20 - - -
spondilosis
lumbal
KASUS
Nama : Ny. S
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Status : Menikah
Alamat : Lamper
Nomor CM : 012xxxxx--.--
SUBJEKTIF
Anamnesa: Dilakukan secara Alloanamnesa pada tanggal 1 Mei 2020, di
Ruang Poli Saraf pukul 13.00 WIB
KELUHAN UTAMA: Nyeri pinggang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Onset : 6 bulan yang lalu
Kualitas : nyeri dari punggung kanan dan kiri menjalar sampai ke bagian
OBJEKTIF
Status Presens (8 April 2020)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis GCS 8(E4V5M6)
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,50C
SpO2 : 100%
NPS :6
BB : 80kg
TB : 142 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal
Wajah : simetris (+), edema (-)
Mata : simetris(+),lagoftalmus (-/-)conjungtiva anemis (-)
Telinga : sekret (-/-), nyeri tekan (-/-) simetris (+)
Mulut : sianosis (-)
Hidung : simetris (+), deviasi septum (-), sekret (-/-)
Leher : Sikap : Normal
Pergerakan : Normal
Pembesaran KGB :Tidak ada
Nyeri tekan : (-)
STATUS INTERNUS
Cor :
Inspeksi : IC tak tampak
Palpasi : IC kuat angkat
Perkusi : redup
Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : simetris (+), retraksi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di lapang paru
Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : nyeri tekan (-), pembesaran hepar & lien (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Ekstremitas :
Edema : superior (-/-), inferior (-/-)
Akral dingin: superior (-/-), inferior (-/-)
CRT : superior (<2s/<2s), inferior (<2s/<2s)
Status Neurologi
GCS : E4V5M6
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk : tidak dilakukan
Kernig : tidak dilakukan
Laseque : tidak dilakukan
Brudzinski I-IV : tidak dilakukan
N. I (Olfactorius) N N
N.II (Opticus)
a. Daya penglihatan N N
b. Lapang pandang N N
c. Fundus okuli tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N.III (Oculomotorius)
a. Ptosis (-) (-)
b. lagophtalmus (-) (-)
c. Gerak mata keatas dbn dbn
d. Gerak mata kebawah dbn dbn
e. Gerak mata media dbn dbn
f. Ukuran pupil 3mm 3mm
g. Bentuk pupil Bulat, reguler Bulat, regular
h. Reflek cahaya direct (+) (+)
i. Reflek cahaya indirect (+) (+)
j. Reflek akomodasi tidak dilakukan tidak dilakukan
k. Strabismus divergen (-) (-)
l. Diplopia (-) (-)
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah (+) (+)
b. Strabismus konvergen (-) (-)
c. Diplopia (-) (-)
N.V (Trigeminus)
a. Menggigit tidak dilakukan tidak dilakukan
b. Membuka mulut (+) (+)
c. Sensibilitas (+) (+)
d. Reflek kornea tidak dilakukan tidak dilakukan
e. Trismus (-) (-)
N.VI (Abducens)
a. Pergerakan mata (ke
(+) (+)
lateral)
(-) (-)
b. Strabismus konvergen
(-) (-)
c. Diplopia
N.VII (Facialis)
a. Mengerutkan dahi (+) (+)
b. Mengangkat alis (+) (+)
c. Menutup mata (+) (+)
d. Sudut mulut (+) (+)
e. Meringis (+) (+)
f. Mecucu/bersiul (+) (+)
g. Daya kecap 2/3 depan (+) (+)
N.VIII (Vestibulocochlearis)
a. Suara berbisik (+) (+)
b. Mendengarkan detik arloji tidak dilakukan tidak dilakukan
c. Tes rinne tidak dilakukan tidak dilakukan
d. Tes weber tidak dilakukan tidak dilakukan
e. Tes schwabach tidak dilakukan tidak dilakukan
N.IX (Glossopharyngeus)
a. Arkus faring N
b. Uvula N
c. Daya kecap 1/3 belakang N
d. Reflek muntah N
e. Sengau N
f. Tersedak N
N.X (Vagus)
a. Arkus faring N
b. Daya kecap 1/3 belakang N
c. Bersuara (+)
d. Menelan (+)
N.XI (Accesorius)
(+)
a. Memalingkan muka
dbn
b. Sikap bahu
dbn
c. Mengangkat bahu
N.XII (Hypoglossus)
a. Sikap lidah Normal
b. Menjulurkan lidah Ditengah
c. Artikulasi Jelas
Anggota Gerak Atas Kanan Kiri
Sistem motorik :
Gerakan bebas bebas
Kekuatan 5 5
Tonus normotonus normotonus
Trofi normotrofi normotrofi
Klonus (-) (-)
Sistem sensorik :
Sensibilitas dbn dbn
Refleks Biceps ++ ++
Refleks Tromner (-) (-)
Sistem Sensoris :
Sensibilitas
Reflek Fisiologi
+
- Refleks Patella +
+
- Refleks Achiles +
Reflek Patologis
Tes Laseque
(+) 60o (+)60o
Tes Laseque silang
(+) (+)
Tes Patrik
(-) (-)
Tes Kontra Patrik
(+) (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Laboratorium (darah rutin, GDS, ureum, creatinin,)
• X foto Lumbosacral AP Lateral
ASSESMENT
Diagnosis Klinis : Low Back Pain, Ischialgia sinistra et dextra (bilateral),
hipoastesi sesuai dermatome L4- S1, paraparese inferior
flaksid
Diagnosis topis : nervus vertebra dari L4- S1
Diagnosis etiologi : HNP
TERAPI
Medikamentosa
P/O Natrium Diklofenak 50 mg 2x1
P/O Gabapentin 100 mg 3x1
P/O Diazepam 2 mg 2x1
P/O Mecobalamin 500 mg 3x1
Non Medikamentosa :
Konsul Rehabilitasi Medik
Fisioterapi : SWD/ TENS
William Flexion Exercise + Mc Kenzie
Terapi okupasi
Terapi ortotik : pasang korset
Cognitive Behavior Therapy
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sakit pinggang atau biasa dikenal dengan sebutan “low back pain”
berupa rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak yang terjadi di daerah
menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada
kaki. Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-
Etiologi
Etiologi low back pain (LBP) dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai
berikut :
1. Proses Degeneratif
Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, spondilolistesis, HNP, stenosis
satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai osteoartrosis
belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago
2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu arthritis rematoid yang sering timbul
terkena secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua
dan sakit pinggang yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo,terutama kaum wanita, seringkali
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat
sisi.
6. Tumor
macam metastasis.
7. Toksik
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
osteomielitis kronik.
9. Problem Psikoneurotik
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau
batas-batas anatomis.
Faktoresiko :
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan riwayat trauma
sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah raga tidak
teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok, berat badan berlebih, batuk
lama dan berulang.(2)
Manifestasi Klinis
serta mengedan, batuk atau bersin. Menghilang bila berbaring pada sisi
yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan. Sering terdapat
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh. Setelah periode
radiks yang terkena. Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex.
yang menekan medula spinalis. Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada
gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis). Diawali nyeri
interspinosa.(3)
Diagnosis
a. Anamnesis
Dalam menegakkan diagnosa perlu diperhatikan hal–hal seperti derajat nyeri,
faktor resiko dan pekerjaan, ada tidaknya trauma dan hasil pemeriksaan
penunjang.
Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? Apakah nyeri diawali oleh suatu
sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu? Apakah
Gambaran klinis
Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala
bokong dan otot hamstring tidak sering terjadi kecuali jika terdapatnya
gait (cara berjalan seperti orang yang kesakitan), berdiri tidak tegak, tidak
bisa duduk lama. Inspeksi daerah punggung. Perhatikan jika ada lurus
tidaknya, lordosis, ada tidak jalur spasme otot para vertebral, deformitas,
kifosis, gibus.
2. Palpasi
pada salah satu procesus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba
Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri pinggang
bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang
lain.
a. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu saraf
dapat diketahui.
b. Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen mana yang
c. Pemeriksaan refleks
Refleks tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi motor neuron
bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri punggung bawah
yang disebabkan oleh HNP maka reflex tendon dari segmen yang terkena
Test-test
i. Tes lasegue (straight leg raising). Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan
sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri pinggang dikarenakan
iritasi pasa saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini,
mulai dari pantat sampai ujung kaki.
ii. Crossed lasegue. Bila tes lasegue pada tungkai yang tidak sakit menyebabkan rasa
nyeri pada tungkai yang sakit maka dikatakan crossed lasegue positif.
iii. Tes kernig. Sama dengan lasegue hanya dilakukan dengan lutut fleksi, setelah sendi
coxae 90o dicoba untuk meluruskan sendi lutut.
iv. Patrick sign (FABERE sign). FABERE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi,
external, rotasi, extensi. Pada tes ini penderita berbaring, tumit dari kaki yang satu
diletakkan pada sendi lutut pada tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan
pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri maka hal ini berarti
ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis.
v. Kontra Patrick sign. Cara melakukan tes ini yaitu tungkai dalam posisi fleksi sendi
lutut dan sendi panggul, kemudian lutut didorong ke medial, bila di sendi sakroiliaka
ada kelainan, maka di situ akan terasa nyeri.
vi. Bragard’s sign. Bragard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika
LSR positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR + (nyeri) dan
secara cepat dorsofleksikan pada pergelangan kaki. Jika nyeri (+) atau bertambah maka
Bragard’s sign (+).
vii. Sicard’s sign. Sicard’s sign merupakan tes lanjutan dari tes Lasegue (LSR). Jika LSR
positif (nyeri), turunkan kaki sedikit di bawah titik ketika LSR + (nyeri) dan secara
cepat dorsofleksikan ibu jari kaki tersebut. Jika nyeri (+) atau bertambah maka sicard’s
sign (+).
viii. Tes Naffziger. Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan
meningkat, hal ini menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, sehingga timbul nyeri
radikuler.
ix. Tes Valsava. Penderita disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuatnya.
Dengan melakukan tes-tes ini, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis banding
yang lain.(1,4,5)
pada pasien, dan nyeri umumnya terletak pada bagian dimana terdapatnya
belakang. Nyeri dan kekakuan otot adalah hal yang sering dijumpai. Pada
diketahui bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki
mereka keatas seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat diketahui
pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu membuat massa
otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada beberapa pasien,
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
diantaranya adalah:
1. Perawatan non-farmakologis.
Bed Rest mutlak di tempat tidur yang padat dengan posisi yang
relaks, lutut agak ditekuk dan di bawah pinggang untuk selama 2-3
2. Perawatan farmakologi
Pemberian obat analgesik
Obat-obatan NSAID
Obat-obatan pelemas otot (muscle relaxant)
Penenang minor atau major bila diperlukan
3. Pembedahan
Discectomy : Membuang sebagian ataupun keseluruhan intervertebral dics.
Laminotomy : Beberapa bagian lamina dibuang untuk mengurangi tekanan pada
saraf.
Laminectomy: Membuang keseluruhan lamina.
4. Perubahan gaya hidup
Melakukan pekerjaan sehari-hari secara ergonomic.
Menurunkan berat badan
Program Rehabilitasi Medik
a. Medikamentosa
- Analgetik
- Transquilizer
- Neuroroborantia
b. Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
- Latihan AKS
- Proper Body Mechanism
- Latihan dengan aktivitas
Ostetis Prostetis
Petugas yang memberikan bantuan kepada penderita demi menghadapi masalah sosial yang
Prognosis
kepada aktivitas normal tanpa terapi yang agresif, dan dapat sembuh
sempurna dalam hitungan kira-kira 1-2 bulan. Tetapi sebagian kecil akan
terapi. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan pada kontrol bowel dan
Pencegahan
nyeri punggung bawah dengan durasi yang lebih lama. GDG merasa
tidak ada perbaikan. Maka dengan alasan ini GDG mengubah fokus
Pembaruan
maret 2011 dan diberitahukan bahwa saat itu belum ada bukti yang
berikutnya.(7)
Rekomendasi
Ischialgia adalah kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah, rasa panas, dan
kesemutan di sepanjang kaki bagian belakang (sepanjang persyarafan Ischiadicus)
yang disebabkan oleh kompresi atau kecelakaan. Ischialgia memiliki banyak istilah
seperti Lumbosacral Radiculer Syndrome, nyeri pada akar syaraf, dan penjepitan akar
syaraf. Ischialgia biasanya terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma. Pada
kondisi ini terdapat adanya keluhan nyeri, keterbatasan LGS, dan penurunan kekuatan
otot (Wibowo, 2013).
Ischialgia menyerang nervus Ischiadicus yang berasal dari radiks
sensorik nervus Ischiadicus. Oleh karena itu, nyeri yang dialami sering
muncul pada bagian posterior paha dan lateral tungkai. Ischialgia dapat
atau dua akar nervus spinalis lumbalis bawah dan nervus sacralis, tekanan
2014).
2.2 Etiologi
Menurut Sidharta (1979) dalam Sanjaya (2014), ischialgia dibagi menjadi tiga yaitu:
2.3 Patofisiologi
Menurut Sidharta (1999) dalam Sanjaya (2014), vertebra manusia terdiri dari
cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Nervus ischiadicus adalah berkas
saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis
dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks
spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus
komunis dan nervus tibialis. Ischialgia 6
timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks
posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus
ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
keterbatasan gerak dan kelemahan otot. Spasme otot sudah pasti terjadi
pada otot lain. Pada m.Hamstring dan m.Gastrocnemius juga kadang lebih
tegang dari yang lain. Pada kasus ischialgia ini gangguan aktivitas terjadi
karena pada tungkai yang sakit mengalami penurunan kekuatan otot akibat
1. Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan
Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.
2. Nuatha A.A. Bgs. Ngr. Beberapa Segi Klinik Dalam Penatalaksanaan Nyeri
Pinggang Bawah. Downloaded from:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/54_10_beberapa_segi
klinikdanpenatalaksanaannya. pdf.html. Mei 2014
3. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain.
Downloaded from : http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri-
pinggang-low-back-pain/ Mei 2014.
4. Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.
5. Mahar Marjono. Iskialgia Dalam: Neurologi Klinik Dasar. PT.Dian Rakyat.
Jakarta 2004;94-1001
6. Roger Chou, MD, and Laurie Hoyt Huffman, MS. (2007) Medications for Acute
and Chronic Low Back Pain: A Review of the Evidence for an American Pain
Society/American College of Physicians Clinical Practice Guideline. Annals of
Internal Medicine 147, 507-510
7. Guideline on the Evaluation and Management of Low Back Pain. Downloaded
from:
http://www.oregon.gov/oha/herc/EvidenceBasedGuidline/Guideline_on_the_Eva
luation_and_Management_of_Low_Back_Pain.pdfMei 2014.