Anda di halaman 1dari 25

ISTILAH-ISTILAH DALAM PENELITIAN

Penelitian :
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.

Cara ilmiah : mempunyai ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,


empiris dan sistematis.
Rasional : masuk akal, terjangkau oleh penalaran manusia
Empiris : dapat diamati oleh indera manusia
Sistematis : mengikuti langkah-langkah atau alur tertentu
yang logis (alur penelitian).
Tujuan dan Kegunaan Penelitian (mendapatkan data) :
1. Mendeskripsikan berbagai fenomena
2. Menerangkan hubungan berbagai fenomena
3. Memecahkan berbagai masalah
4. Melihat suatu efek tertentu
Alur Penelitian :
Teori Fakta
kesenjangan teori dan fakta
Masalah

Perumusan Masalah

Kerangka Teori / Kerangka Konsep

Hipotes

Metode Penelitian (desain, variabel, subyek,analisis)

Generalisasi Hasil Penelitian/ Simpulan


Tipologi / Ranah Penelitia Kedokteran
1. Penelitian Deskriptif
Peneliti melakukan eksplorasi fenomena kedokteran
tanpa berupaya menghubungkan antar variabel pada
fenomena tersebut.
2. Penelitian Analitik
Peneliti melakukan identifikasi terhadap variabel serta
mencari hubungan antar variabel.
 Jika peneliti melakukan intervensi terhadap variabel
disebut “ Analitik Eksperimental ”
 Jika peneliti hanya mengamati fenomena apa adanya
tanpa melakukan intervensi disebut “Analtik
Observasional “
Penelitian Ekperimental dibedakan menjadi 2 :
1. Penelitian Eksperimental Murni
Penelitian yang memungkinkan peneliti
mengendalikan hampir semua variabel luar (variabel
perancu), sehingga perubahan pada efek hampir
sepenuhnya akibat pengaruh perlakuan.
2. Penelitian Eksperimental Kuasi ( Eksperimental
Semu)
Peneliti tidak memungkinkan mengontrol hampir
semua variabel luar, sehingga perubahan pada efek
tidak sepenuhnya akibat pengaruh perlakuan.
Dalam bidang kedokteran dikenal jenis “ Peneilitian
Epidemiologik “ yaitu penelitian kedokteran yang
mengkaji problem kesehatan dengan menggunakan
pendekatan komunitas atau sekelompok masyarakat.
Penelitian Epidemilogik :
1. Penelitian Epidemiologik intervensi (Eksperimental)
2. Penelitian Epidemiologik Observasional ( survei),
baik deskriptif maupun analitik.
Penelitian Survei Epidemiologik analitik dikenal ada
3 macam :
1. Survei Epidemiologik Cross Sectional
karakter subyek yang diobservasi dilakukan pada “satu
saat” ( point time approach), atau tiap subyek hanya
diobservasi sekali saja pada saat pemeriksaan.
2. Survei Epidemiologik Case Control
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi pada
kelompok kasus positip(efek) maupun kontrol kemudian
diikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko
3. Survei Epidemiologik Cohort
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi pada kelompok
kausa positip( faktor risiko) maupun kontrol, kemudian diikuti
secara prospektif sampai periode tertentu untuk diidentifikasi ada
tidaknya efek.
Selain jenis penelitian di atas, dalam bidang kedokteran dikenal :
♦ Penelitian Evaluatif :
penelitian untuk menilai tingkat kesehatan, usaha penyehatan,
tindakan medik tertentu.
Penelitian evaluatif ada 2 macam :
1. Reviu Program : mengevaluasi pelaksanaan program kesehatan
(imunisasi, abatisasi, pemberantasan nyamuk)
2. Trial : menilai atau menguji suatu tindakan medik tertentu
baik terhadap individu ( Trial klinik) maupun masyarakat
(Trial program) yang meliputi aspek preventif, diagnostik,
kuratif maupun rehabilitatif.
♦ Penelitian Laboratorium :
penelitian yang pelaksanaanya (observasi dan pengukuran)
dilaksanakan di laboratorium.
Masalah :
Kesenjangan antara yang seharusnya (teori) dengan
kenyataan yang ada (fakta), yang selanjutnya dibuat rumusan
masalah.

Rumusan Masalah :
Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang didasarkan oleh
adanya kesenjangan antara teori dan fakta (masalah), dan
pertanyaan tersebut harus bisa dijawab secara empiris dan
kemungkinan jawabannya lebih dari satu.

Kerangka Teori/Kerangka Konsep :


Informasi-informasi ilmiah yang diolah dalam rangka untuk
menjawab permasalahan-permasalahan penelitian
(Landasan Teori ).
Hipotesis :
Jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang
kebenarannya harus dibuktikan secara empirik dengan cara
melakukan penelitian.
atau
Suatu pernyataan tentang hubungan (yang diharapkan) antara
dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk dilakukan
pembuktian secara empirik.

Karakteristik hipotesis :
1. Merupakan kalimat deklaratif (pernyataan)
2. Mengekpresikan hubungan antar variabel
3. Merupakan jawaban tentatif (sementara)
4. Memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik
Macam Hipotesis :
1. Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif/Hipotesis Riset/ H1) :
hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
“ ada hubungan antara..... dengan............”
“ ada perbedaan antara ..........dengan........”
Ada dua macam hipotesis kerja :
a. Hipotesis satu ekor : hubungan antara var. bebas dengan
tergantung sudaha jelas arahnya.
“Indek prestasi mhs dari kota lebih tinggi dibandingkan
mhs dari desa “
b. Hipotesis dua ekor : hubungan antara var. bebas dan
tergantung belum jelas arahnya.
“ Ada perbedaan indeks prestasi mhs dari kota dengan
mhs dari desa “
2. Hipotesis Nilai ( Hipotesis Tandingan ) :
hipotesis dari variabel-variabel “luar” yaitu variabel
tandingan bagi variabel pengaruh yang ada dalam
hipotesis kerja.
Contoh :
“Faktor kelelahan akan berpengaruh terhadap suseptibilitas
individu terhadap penyakit infeksi”
maka hipotesis tandingannya “ faktor X, Y, Z akan mempengaruhi
suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi “

3. Hipotesis Nihil ( Hipotesis Nol / H0 ) :


hipotesis yang akan dibuktikan dengan analisis statistik. Hipotesis
nol merupakan kebalikan dari hipotesis kerja.
“ tidak ada hubungan antara..... dengan............”
“ tidak ada perbedaan antara ..........dengan........”
Variabel :
Karakteristik subyek penelitan yang berubah dari satu subyek
ke subyek lain (obyek penelitian yang bervariasi).

Macam Variabel :
1. V. bebas (Independen, prediktor, risiko, determinan, kausa) :
Variabel yang apa bila berubah akan mengakibatkan
perubahan variabel tergantung.
2. V. Tergantung (dependen,efek, hasil, outcome, respon,event :
variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.
3. Variabel perantara :
variabel yang menjembatani pengaruh variabel bebas
dengan variabel tergantung.
4. Variabel Pendahulu :
variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel
tergantung, tetapi sekaligus berpengaruh juga terhadap
variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas
terhadap variabel tergantung tersebut.
5. Variabel Prakondisi :
variabel yang keberadaannya merupakan prasarat bagi
bekerjanya suatu variabel bebas terhadap variabel
tergantung.
6. Variabel Perancu ( confounding variable ) :
variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan
variabel tergantung tetapi bukan merupakan variabel
antara.
7. V. Luar :
variabel lain yang tidak diteliti , yang hanya berhubungan
dengan variabel bebas saja atau tergantung saja, atau yang
tidak berhubungan dengan v. bebas maupun tergantung.

variabel luar

var. Bebas var. antara var. Tergantung

var. Luar var. Luar


var. Perancu

var. Luar var. luar


Skala Pengukuran Variabel :
Skala pengukuran diklasifikasikan menjadi 2 yaitu skala
kategorikal dan skala numerik.
• Skala kategorikal dibedakan menjadi 2 yaitu skala nominal
dan skala ordinal.
• Skala numerik dibedakan menjadi skala interval dan skala
rasio

1. Skala Nominal
skala yang hanya merupakan nama atau label, tidak
menggambarkan peringkat. Misal : jenis kelamin, golongan
darah, suku bangsa, dll.
2. Skala Ordinal
skala yang menunjukkan adanya peringkat, tetapi
jarak antara dua peringkat tidak dapat diukur secara
kuantitasi. Misal: tingkat sosial ekonomi dibedakan
menjadi rendah, menegah dan tinggi.

3. Skala Interval
Skala yang menunjukkan adanya peringkat dan jarak
antara dua peringkat dapat diukur, tetapi tidak
mempunyai nilai 0 (nol) mutlak. Misal: suhu, 0°C ≠
0°F. IQ = 0, bukan berarti tidak mempunyai
kecerdasan, karena kalau standar pengukurannya
berbeda hasilnya akan berbeda.
c. Skala Rasio
Skala yang menunjukkan adanya peringkat dan
jarak antara dua peringkat dapat diukur, tetapi
mempunyai nilai nol mutlak. Misal : usia, berat
badan, kadar Hb dll.
Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah / sekelompok subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu.

Populasi dibedakan menjadi 2:


1. Populasi Target
Populasi yang ditandai oleh karakteristik klinis dan
demografis. Misal : pasien karsinoma paru berumur
dibawah 40 th; wanita pasca menopause, remaja
pengguna narkoba, dll.
2. Populasi Terjangkau
Populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu.
Misal : pasien karsinoma paru berumur dibawah 40 th
yang berobat di R.S. Kariadi periode tahun 2010-2011
2. Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
sehingga bisa mewakili populasi yang diteliti.
3. Subyek Terpilih / Sampel dikehendaki (intended sample)
bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi yang direncanakan akan ditelili.
4. Subyek Yang benar diteliti
subyek yang benar-benar mengikuti penelitian sampai
selesai ( Subyek terpilih dikurangi yang drop out, loss to
follow-up dll.)
Cara pemilihan sampel :
1. Berdasarkan Peluang (Probability Sampling )
Tiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai
sampel penelitian.
a. Simple Random Sampling
Setiap subyek dalam populasi terjangkau diberi nomor,
dan dipilih sebagian (sesuai jumlah yang dikehendaki)
dengan bantuan tabel angka random (bisa secara
computerized).
b. Systematic Sampling
Setiap subyek dalam populasi terjangkau diberi nomor.
Jika ingin diambil sejumlah 1/n dari populasi, maka setiap
subyek nomor ke-n dipilih sebagai sampel ( nomer pertama
yang terpilih dilakukan secara acak, mis : dengan
menjatuhkan ujung pensil ke tabel angka random)

c. Stratified Random Sampling


Sampel dipilih secara acak untuk setiap strata ( misal :
berdasarkan umur, sosial ekonomi,status gizi, ras, dll.).

d. Cluster Random Sampling


Sampel dipilih secara acak pada kelompok individu
dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misalnya
berdasarkan wilayag desa, kecamatan, kabupaten, dll.
2. Tidak Berdasarkan Peluang ( Non-Prbability Sampling)
a. Consecutive Sampling
Semua subyek yang dateng dan memenuhi kriteria
pemilihan diambil sebagai sampel sampai sejumlah
subyek yang dibutuhkan dalam penelitian terpenuhi.

b. Convenient Sampling
Sampel diambil tanpa sistimatika tertentu, sehingga
jarang didapatkan sampel yang representatif, dan
merupakan cara pengambilan sampel yang paling
lemah.
c. Purposive Sampling
Sampel diambil berdasarkan pertimbangan subyektif,
misalnya responden yang dipilih diharapkan dapat
memberikan informasi atau data yang lengkap.
Istilah-Istilah dalam Uji Statitistik
Statistik merupakan suatu bidang ilmu yang menyangkut:
1. Pengumpulan, penataan dan pembuatan ihtisar data.
2. Penarikan inferensi (kesimpulan) tentang populasi
keseluruhan berdasarkan data yang diamati pada sampel.

Biostatistik: konsep statistik yang diterapkan pada ilmu


biologi, kedokteran dan kesehatan.
Uji Statistik/Uji Hipotesis:
• Prosedur untuk menunjukkan kesahihan suatu hipotesis.
• Berfungsi sebagai ‘pengambil keputusan’ yaitu apakah
menolak H₀ atau menerima H₀ berdasarkan tingkat
kemaknaan.
Tingkat Kemaknaan/Signifikansi
Tingkat kemaknaan : Probabilitas tertentu yang dipakai
sebagai patokan untuk menolak H₀
atau menerima H₀ jika H₀ benar.
atau
Besarnya kemungkinan/probabilitas
bahwa hasil yang diperoleh disebabkan
semata-mata oleh faktor peluang apa
bila H₀ benar.
Tingkat kemaknaan dinyatakan dengan nilai ‘ p ’, yang disebut
batas kemaknaan uji hipotesis.
Contoh:
Pada penelitian tentang ‘Hubungan merokok pada ibu hamil dengan
kejadian berat badan lahir rendah’ bermakna pada p=0,05.
Dengan nilai p=0,05 menunjukkan bahwa terdapat 5 dari 100 terjadi hanya karena
faktor peluang.

Anda mungkin juga menyukai