Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENUNDAAN
PELAYANAN

RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS


Jln. Yos Sudarso no. 13 Lubuklinggau
Telp. (0733) 321013
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II RUANG LINGKUP 2

BAB III TATA LAKSANA 3

BAB IV DOKUMENTASI 5
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam pemberian pelayanan medis dan pelaksanaan tindakan medis, diperlukan

adanya persetujuan yang diberikan oleh pasien. Persetujuan tindakan merupakan

pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakili pasien yang isinya berupa persetujuan

atas rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau

dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan

atau penolakan.

Suatu persetujuan dianggap sah apabila:

- Pasien telah diberi penjelasan/informasi.

- Pasien atau yang sah mewakili pasien dalam keadaan cakap (kompeten) untuk

memberikan keputusan atau persetujuan.

- Persetujuan harus diberikan secara sukarela.

Terkadang orang menekankan pentingnya penandatanganan formulir persetujuan

tindakan kedokteran. Meskipun persetujuan tersebut penting tetapi hal tersebut tidak

mencukupi. Yang lebih penting adalah mengadakan diskusi yang rinci dengan pasien, dan

didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.

2. Definisi

Penundaan pelayanan medis adalah pelayanan yang dapat saja ditunda

pelaksanaannya oleh pasien atau yang memberiksan persetujuan dengan berbagai alasan,

misalnya terdapat anggota keluarga yang belum setuju, masalah keuangan atau waktu

pelaksanaan. Jika dalam hal penundaan tersebut cukup lama, maka apabila persetujuan

tindakan medis telah diberikan pasien maka perlu diperiksa kembali apakah persetujuan

tindakan yang telah diberikan masih dianggap berlaku atau tidak.


3. Tujuan

3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum panduan penundaan pelayanan adalah untuk memberikan informasi

dan panduan mengenai penundaan pelayanan, faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya penundaan dan cara memberikan informasi mengenai penundaan kepada

pasien.

3.2 Tujuan Khusus

- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terjadinya penundaan pelayanan.

- Menjelaskan cara pemberian informasi penundaan pelayanan kepada pasien.

- Menghindari terjadinya konflik antara petugas dan pasien.

- Meningkatkan tanggung jawab petugas (DPJP, perawat, dan petugas lainnya).


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pelayanan Rawat Inap

2. Pelayanan Poliklinik

3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

4. Pelayanan Kamar Operasi

5. Pelayanan Laboratorium

6. Pelayanan Hemodialisa

7. Pelayanan Farmasi

8. Pelayanan Radiologi

9. Pelayanan Rehabilitasi Medik

10. Pelayanan Rawat Intensif

11. Pelayanan Gizi


BAB III
TATA LAKSANA

Pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan berkelamjutan dan seragam.

Pemberian pelayanan meliputi layanan assesmen, pemeriksaan penunjang dan pengobatan, dan

rujukan. Banyak sumber daya yang terkait dalam hal pemberian pelayanan antara lain, dokter,

paramedik, non medis, sarana dan prasarana.

Kelancaran pemberian pelayanan bekerja seperti sebuah sistem yang cukup kompleks.

Apabila ada satu bagian dari sistem yang bermasalah atau mengalami hambatan akan

mengakibatkan proses pemberian layanan akan tertunda. Banyak faktor yang menyebabkan

sebuah sistem mengalami hambatan, dan pada umumnya berkaitan erat dengan komponen-

komponen yang berkaitan dengan pelayanan.

Penundaan pemberian pelayanan terutama pengobatan akan menimbulkan dan

memperberat morbiditas pasien yang sudah ada. Pada kasus-kasus tertentu keputusan pemberian

informasi penundaan pelayanan harus segera disampaikan baik kepada DPJP pasien maupun

kepada pasien sendiri. Sehingga memerlukan pertimbangan apakah pasien lebih cenderung

dirujuk atau ditransfer ke rumah sakit lain. Disamping itu, pemberian informasi penundaan

pelayanan harus merinci dengan jelas kepastian berapa lama waktu yang diperlukan atau yang

ditoleransi oleh pasien sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. Informasi penundaan

pelayanan tersebut juga sebaiknya disampaikan ke instalasi Humas agar informasi penundaan

bisa disosialisasikan kepada bagian informasi layanan rumah sakit.

Ada beberapa hal yang menjadi topik penting dalam ruang lingkup penundaan pelayanan:

1. Jenis Pelayanan

Jenis penundaan pelayanan harus diinformasikan dengan jelas mengenai jenis pelayanan

yang mengalami penundaan.

a. Pelayanan Medis

- Tindakan Medis

- Tindakan Intervensi Medis


b. Pelayanan Penunjang

- Radiologi

- Laboratorium

2. Informasi Pelayanan

a. Rencana Penundaan

Rencana penundaan pelayanan kesehatan sebaiknya diinformasikan lebih dini.

Pemberitahuan penundaan dini terutama berkaitan dengan hambatan masalah sarana

seperti adanya informasi penghentian aliran listrik maupun program pemeliharaan

prasarana. Rencana penundaan yang sudah terjadwal sudah dapat diinformasikan

sekurangnya dua hari penundaan kepada semua instalasi yang terkait.

b. Masalah Penundaan

Informasi penundaan pelayanan harus merinci dengan jelas permasalahan penundaan

pelayanan. Informasi penundaan meliputi factor-faktor yang menyebabkan

penundaan.

c. Alasan Penundaan

Disamping informasi permasalahan penundaan pelayanan juga harus menjelaskan

alasan-alasan penyebab terjadinya penundaan pemberian pelayanan. Alasan

penundaan harus jelas dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait.

d. Waktu Tunggu Penundaan

Penundaan pelayanan berkaitan erat dengan masalah waktu. Informasi waktu yang

dibutuhkan harus dirinci dengan jelas agar segera dapat diambil keputusan mengenai

kelanjutan pelayanan kepada pasien. Kepastian kelanjutan pelayanan sangat

dibutuhkan terutama di Instalasi Rawat Intensif.

e. Alternative Penundaan

Penundaan pelayanan beresiko dapat menimbulkan dan meningkatkan morbiditas

pada pasien. Keputusan adanya penundaan pelayanan harus segera ditindak lanjuti

terutama kasus-kasus kritis. Tindak lanjut dari penundaan pelayanan harus berupa

solusi untuk mencari alternative untuk kelanjutan pemberian pelayanan yang bermutu

dan berkualitas.
3. Penanggung Jawab

Sebagai pemakai jasa layanan kesehatan pasien berhak mendapat informasi atas

pelayanan yang diterimanya. Informasi tersebut termasuk informasi tentang penundaan

pelayanan. Ketiadaan pemberian informasi penundaan pelayanan dapat menimbulkan

konflik antara petugas dan pasien. Informasi penundaan pelayanan yang diterima oleh

petugas media wajib disampaikan kepada DPJP pasien baik secara langsung mapun tidak

langsung. DPJP pasien sebagai penanggung jawab layanan wajib menginformasikan

kepada pasiennya bahwa ada penundaan pelayanan. Disamping itu DPJP pasien juga

sebaiknya mendiskusikan kepada pasien mengenai alasan, waktu dan alternative

kelanjutan layanan akibat penundaan.

4. Dokumentasi

Semua informasi yang telah diterima dan disampaikan kepada pasien berkaitan dengan

penundaan pelayanan harus dituliskan oleh paramedik dan DPJP pasien di lembaran

integrasi.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form Layanan Integrasi

Anda mungkin juga menyukai