BAB I
DEFINISI
Penundaan atau perubahan jadwal pelayanan pada pasien harus dilihat sebagai masalah
antar disiplin dan atau multi disiplin. Oleh karena itu kebijakan ini secara berlaku untuk
semua karyawan di RSI “Ibnu Sina” Bukittinggi, termasuk dokter, perawat dan para
manajer.
Tanggung Jawab
1) Jika dokter belum datang visite sesuai dengan sasaran mutu kehadiran
visite dokter setiap hari, maka perawat ruangan rawat inap segera
menghubungi dokter yang bersangkutan.
Penundaan pelayanan gizi meliputi penundaan pelayanan gizi di bagian Rawat Jalan
yaitu poli gizi dan bagian Rawat Inap yaitu layanan asuhan gizi/konsultasi gizi.
Penyebab penundaan pelayanan gizi di bagian rawat inap adalah petugas gizi sedang
melakukan konseling gizi diruang perawatan
1. Tatalaksana di Bagian Rawat Jalan :
a. Petugas gizi menginformasikan keterlambatan pelayanan gizi ke Bagian
pendaftaran rawat jalan oleh karena petugas gizi sedang melakukan
pelayanan di rawat inap pada waktu yang sama
b. Petugas bagian pendaftaran rawat jalan segera menginformasikan :
1) Untuk pasien yang mendaftar melalui telepon bahwa ada perubahan
jadwal praktik gizi(sebutkan jam praktiknya) dan permohonan maaf atas
ketidaknyamanan tersebut.
2) Untuk pasien yang sudah datang di poliklinik, maka petugas bagian
pendaftaran menginformasikan bahwa ada perubahan jadwal praktikgizi
(sebutkan jam praktiknya) dan permohonan maaf atas ketidaknyamanan
tersebut.
3) Pemberitahuan dari manajer rawat jalan dalam bentuk tulisan yang
ditempelkan di poli tersebut
4) Sarankan Jika pasien waktunya terbatas, maka dapat disarankan untuk
periksa di hari yang lain.
5) Jika pasien tidak mau periksa di hari yang lain, maka dapat disarankan
untuk bersabar menunggu.
b. Jika penundaan tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga RSI Ibnu
Sina Bukittinggi belum dapat melayani pemeriksaan radiologi tertentu, maka
dilakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait : bagian ICU/ICCU,
Pemasaran, bagian Rekam Medis, bagian Rawat Jalan, bagian Rawat Inap,
IGD melalui surat edaran
a. Tatalaksana :
Jika layanan resep untuk obat tersebut dapat terlayani kembali, maka
dilakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait.
a. Tatalaksana :