TENTANG
ii
MEMUTUSKAN:
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya sampai ada keputusan
lain yang mengaturnya lebih lanjut;
Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 2017
Direktur,
ii
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PERENCANAAN PELAYANAN
1. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah
pasien masuk rawat inap.
2. Asuhan untuk setiap pasien adalah individual untuk setiap pasien.
3. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis (lembar Asesmen Pasien Rawat Inap)
dalam bentuk kemajuan terukur pencapaian sasaran.
B. ASUHAN PASIEN
1. Rencana asuhan untuk setiap pasien direview dan diverifikasi oleh DPJP dengan
mencatat kemajuannya pada lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi.
2. Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh
pemberi pelayanan pada lembar Catatan PerkembanganTerintegrasi.
3. Reasesmen dilakukan :
a. Dokter pada saat visite
b. Perawat :Bila ada perubahan kondisi pasien, Pasien pindahan dari ruang lain,
Pasien dengan monitoring khusus.
C. PERINTAH / ORDER
1. Yang diijinkan memberi perintah/order adalah dokter (DPJP, Dokter lain pemberi
pelayanan).
2. Yang diijinkan menuliskan perintah/order di rekam medis pasien di form Catatan
PerkembanganTerintegrasi adalah dokter(DPJP, Dokter lain pemberi pelayanan).
3. Perintah/order harus ada tertulis di rekam medis pasien,diberikan untuk :
a. Aktivitas asuhan pasien seperti untuk pemeriksaan laboratorium dan prosedur
diagnostik lain, pemberian obat, pelayanan keperawatan dan terapi nutrisi.
b. Tindakan operasi dan tindakan lain yang berhubungan dengan aktifitas
pengelolaan pasien.
4. Dalam pada perintah yang mestinya tertulis tetapi disampaikan melalui telepon, maka
petugas berwenang (perawat atau dokter ruangan) yang menerima perintah melalui
telepon wajib menuliskan perintah di rekam medis dan dimintakan paraf pada saat
pertama kali dokter visite setelah memberi pesan melalui telepon (TBK).
5. Setiap pemeriksaan diagnostik imaging dan pemeriksaan laboratorium klinik,pemberi
perintah (dokter) harus menuliskan indikasi klinis/rasional di lembar permintaan
pemeriksaan.
6. Pada unit-unit khusus seperti UGD atau Unit pelayanan Intensif, pemeriksaan
diagnostik imaging dan pemeriksaan laboratorium klinik dapat dilakukan tanpa
menunggu perintah dokter tetapi perawat dapat memintakan pemeriksaan atas indikasi
klinis pasien atau alasan pemeriksaan yang rasional dengan mendokumentasikannya
di Catatan Perkembangan terintegrasi. Adapun hasil pemeriksaan yang tidak sesuai
batas kewajaran (tidak normal) dilaporkan kepada DPJP.
7. Semua perrmintaan tertulis ditulis di lokasi yang seragam yaitu pada Catatan
Perkembangan terintegrasi.
E. FORMAT PANCATATAN
Format Pencatatan di lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi adalah sebagai
berikut:
1. Rencana pelayanan dan asuhan pelayanan yang diberikan serta re-assesmen
diintegrasikan dan dikoordinasikan di antara berbagai unit kerja dan pelayanan
melalui rekam medis pasien, yaitu di (Catatan Perkembangan Terintegrasi),
dengan pengaturan sebagai berikut:
a. Pada kolom 1, tenaga kesehatan wajib menuliskan tanggal dan jam pelayanan.
b. Pada kolom 2, tenaga kesehatan wajib menuliskan profesi yang diembannya
(dokter, perawat, fisioterapist, ahligizi, petugas radiologi, petugas
laboratorium, farmasis klinik, ahli gizi atau petugas pastoral).
c. Pada kolom 3, tenaga kesehatan wajib menuliskan pelaksanaan pelayanan dan
atau rencana pelayanan dan atau hasil pelayanan.
d. Pada kolom 4, tenaga kesehatan wajib memberikan paraf dan nama terang.
2. Dokter pada kolom 3, petugas kesehatan memberikan asuhan pelayanan termasuk
re-assesmen dengan format SOAP sebagaimana dalam panduan dan prosedur
penulisan SOAP.
BAB IV
DOKUMENTASI