PARTUS SPONTAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan RSI Sultan Agung Semarang
Periode 26 Agustus 2019 – 26 Oktober 2019
Disusun oleh:
EVAN RIFKIAN
30101306936
Pembimbing:
dr. Gunawan Kuswondo, Sp.OG
Kala II
1. Melihat tanda dan gejala kala II
Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a. Pembukaan lengkap
b. Ibu ingin mengejan
c. Vulva membuka
d. Perineum menonjol
e. Anus terbuka
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosisn 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali
pakai dalam partus set.
b. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
c. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai
d. Memakai sarung tangan steril
e. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakannya kembali di
partus set
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau
belum. Jika kulit ketuban belum pecah, sedangkan sudah pembukaan lengkap lakukan
amniotomi
b. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ
dalam batas normal
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan mengejan
a. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
b. Menunggu hingga ibu ingin mengejan
c. Melakukan pimpinan mengejan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk mengejan
5. Persiapan pertolongan bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva, meletakkan menyiapkan kain bersih dilipat 1/3
bagian, dibawah bokong ibu
b. Membuka partus set
6. Menolong kelahiran bayi
LAHIRNYA KEPALA
a. Saat kepala bayi membuka vulva, lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi kain
tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
b. Menganjurkan ibu untuk mengejan perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir
c. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih
d. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
e. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
LAHIRNYA BAHU
a. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan arah luar hingga
bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke
arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
a. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
b. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
penggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir.
7. Penanganan bayi baru lahir
a. Menilai dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dnegan posisi kepala
bayi lebih rendah dari tubuhnya
b. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem pada kedua 2 cm dari
klem pertama (ke arah ibu)
d. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong
tali pusat diantara kedua klem tersebut
e. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki.
Kala III dan Kala IV
1. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
a. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua
b. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c. Segera setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 Unit IM atau IV.
2. Peregangan tali pusat terkendali
a. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva
b. Meletakkan tangan kiri diatas kain yang ada di perut ibu, dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.Memegang tali pusat dan
klem dengan tangan kanan
c. Menunggu uterus kontraksi dan kemuadian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan penekatan berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan
hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikutnya mulai.
3. Mengeluarkan plasenta
a. Setelah plasenta terlepas, menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm
dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit :
o Ulangi pemberian oksitosin
o Menilai kandung kemih, jika penuh di kateterisasi dengan menggunakan teknik
aseptik jika perlu
o Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
o Lakukan manual plasenta jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir sejak kelahiran
bayi
b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan
perlahan-lahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
4. Pemijatan Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
5. Menilai Perdarahan
a. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik
mengambil tindakan yang sesuai.
b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif.
6. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
a. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi
perdarahan persalinan vagina.
b. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5
%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
c. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali
disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
d. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati
yang pertama.
e. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
f. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih atau kering.
g. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
7. Evaluasi
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri. Jika ditemukan laserasi yang
memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
menggunakan teknik yang sesuai.
b. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus.
c. Mengevaluasi kehilangan darah.
d. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
8. Kebersihan dan keamanan
a. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
b. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
c. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
d. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
e. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin
0,5% dan membilas dengan air bersih.
f. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
g. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
9. Dokumentasi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, coass Ilmu Kandungan dan Kebidanan periode 26
Agustus 2019 – 26 Oktober 2019
Nama : EVAN RIFKIAN
NIM : 30101306936
Dengan ini, telah melakukan Tugas DOPS partus spontan pada hari Sabtu, 07 September
2019 jam 15.35 WIB pada pasien:
Nama : Ny. I
Umur : 36 Tahun
Alamat : Sidogemah Sayung, Demak
Tanggal masuk : 07 September 2019
Diagnosa : G2P1A0, 36 tahun, hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauterin, presentasi kepala U, puki, inpartu kala II preterm.
Mengetahui,
Coass Bidan
Pembimbing
A. IDENTITAS PASIEN
No RM : 01-39-**-**
Nama : Ny. I
Usia : 36 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Menikah
Kelas : II
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis tanggal 07 September 2019.
Keluhan utama
Kencang-kencang.
Status Obstetri
- Inspeksi : Perut tampak membesar, tampak membujur, hpigmentasi alba dan
striae (+), sikatrik (-), terlihat gerak janin(+)
- Palpasi :
TFU 2 jari di bawah proc. Xyphoideus.
Leopold I : Teraba bagian besar, bulat, lunak
Leopold II : Teraba tahanan memanjang sebelah kanan dan bagian
kecil - kecil di sebelah kiri
Leopold III : Teraba bagian besar, bulat, keras.
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
- His : 5 kali/10 menit (30 detik), diantara kontraksi ada relaksasi
- TFU : 26 cm
- TBJ : (26 - 11) x 155 = 2325 gr
- Auskultasi : DJJ 11-11-11, teratur, perbedaan tidak lebih dari 1
Genitalia
- Eksterna
Inspeksi : air ketuban (+), lendir darah (+), chadwick (+), vulva oedem (-), tanda
radang (-), massa (-), hemoroid (-).
- Interna (VT)
Pembukaan : 3 cm
Penipisan : 50 %
KK : (+)
Bagian bawah janin : Kepala
Penurunan : H II
Point of Direction : UUK kanan belakang
Bagian-bagian kecil : -
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGY
Hemoglobin 10.0 L 11.7 - 15.5 g/dl
Hematokrit 28.9 L 33 - 45 %
Leukosit 17.59 3.6 - 11.0 ribu/uL
H
Trombosit 254 150 - 440 ribu/Ul
Golongandarah/Rh A/Positif -
URINE
Warna Kuning
Kejernihan Agak Keruh
Protein Neg <30 (Negatif) mg/dl
Reduksi Neg <15 (Negatif) mg/dl
Bilirubin Neg <1 (Negatif) mg/dl
Reaksi/Ph 6.8 4,8-7,4 -
Urobilinogen 0.2 <2 mg/dl
Benda keton 5 H <5 (Negatif) mg/dl
Nitrit Neg Negatif -
Beratjenis 1.030 H 1.015-1.025 -
Blood Neg <5 (Negatif) Eri/uL
Leukosit Neg <10 (Negatif) Leu/uL
Mikroskopis
Epitelsel 3-4 5-15 /LPK
Eritrosit 0-1 0-1 /LPB
Leukosit 1-3 3-5 /LPB
Silinder 0 0-1 (hialin) /LPK
Parasit Negatif Negatif -
Bakteri Positif I Negatif -
Jamur Negatif Negatif -
Kristal Negatif -
Benang mucus Negatif -
Ringkasan/Resume
G2P1A0 36 tahun hamil 35 minggu datang IGD RSI Sultan Agung Semarang jam 12.30
WIB dengan keluhan kenceng kenceng dirasakan sejak jam 10.00 WIB pagi. Keluar air
ketuban sejak jam 11.00. Gerak janin masih dirasakan aktif dan keluar lendir darah.
Status Internus
dbn
Genitalia
Eksterna
Hemoroid (-), Chadwick (+)
Interna (VT)
Pembukaan 3 cm, penipisan 50%, KK (-), bagian bawah Kepala, U, ↓ , H2, UUK
kanan belakang.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : DBN
Diagnosis
G2P1A0, 36 tahun, hamil 35 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi
kepala, U, puki, inpartu kala II preterm.
FOLLOW UP PASIEN
LAMPIRAN PATOGRAF