Anda di halaman 1dari 24

STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada

Mata Kuliah Telaah Kurikulum

DISUSUN OLEH:

Sherin Azzahra 1930201124

Micca Marsella 1930201148

Yunike Amelia 1930201150

Dosen Pengampu: Agra Dwi Saputra, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami hanturkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
kemudahan, serta karunia-Nya kepada kami sehigga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat waktunya, yang berjudul “STANDAR
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM“.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kalimat ini masih banyak keku
rangan, baik mengenai isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami berharap semog
a makalah ini bisa menambah penetahuan para pembaca.Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kam
i sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi terciptanya maka
lah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pak Agra
Dwi Saputra, M.Pd. selaku pembimbing makalah yang telah membimbing sampai
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi sega
la usaha kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palembang, 29 Maret 2021

Penulis

Kelompok 2

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................II

DAFTAR ISI ...........................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi Profesional Guru dalam

Pengembangan Kurikulum......................................................5

1. Kompetensi Pendagogik.........................................................5

2. Kompetensi Kepribadian........................................................10

3. Komptensi Sosial....................................................................12

4. Kompetensi Propesional.........................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................19

B. Saran .........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berdampak pada kemajuan suatu bangsa, artinya semakin ban

yak jumlah orang yang menempuh pendidikan tinggi maka akan memberikan

sumbangan pemikiran yang besar kepada bangsanya. Pelaku peran pendidika

n tersebut tidak lain adalah guru dan dosen,dimana Indonesia memiliki Pendi

dikan Tinggi Keguruan yang menghasilkan lulusannya untuk menjadi tenaga

pengajar, mentransfer knowladge yang diperoleh kepada peserta didik. Sehin

gga, guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kompetensi dan sika

p profesional untuk diajarkan kepada peserta didik. 1

Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen meny

atakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk me

ningkatkan martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran dan men

ingkatkan mutu pendidikan nasional. Profesional merupakan pekerjaan atau k

egiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehi

dupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Diperjelas oleh Westly

Gibson dalam Rindjin mengatakan bahwa ciri-ciri profesionalisme itu antara l

ain (1) masyarakat mengakui layanan yang diberikan atas dasar dimilikinya s

eperangkat ilmu dan keterampilan yang mendukung profesi itu; (2) diperluka

1
Jumadi., Prasetyo, Z., Wilujeng, I. Pemetaan Kompetensi Pedagodik, (Jakarta:
Rosdakarya, 2013) hlm. 7-10

1
2

n adanya proses pendidikan tertentu sebelum seseorang dapat atau mampu me

laksanakan tugas profesi tersebut; (3) dimilikinya mekanisme seleksi standar

sehingga hanya mereka yang kompeten boleh melakukan pekerjaan atau prof

esi itu; dan (4) dimilikinya organisasi profesi untuk melindungi kepentingan a

nggotanya serta meningkatkan layanan kepada masyarakat termasuk adanya k

ode etik profesi sebagai landasan perilaku keprofesionalannya.

Guru merupakan tenaga pendidik yang profesional dibidangnya, dibuktik

an dengan kemampuan akademik berupa sertifikat atau ijazah pendidik. Sejal

an dengan ungkapan Payong dimana kualifikasi bersifat statis, artinya pengak

uan terhadap kemampuan akademik seseorang yang dibuktikan dengan pemb

erian ijazah atau sertifikat tidak berubah sejauh bersangkutan menyandang ge

lar akademik yang sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dibuktikan ija

zah atau sertifkat pendidik maka dianggap telah menguasai kompetensi sebag

ai seorang guru. Untuk menjadi guru yang profesional, guru harus menjadi ot

oritas mutu dan profesionalisme guru sebagai etos kerja mereka dan menjadik

annya sebagai landasan orientasi berperilaku dalam tugas-tugasnya profesiny

a. Sehingga, guru yang profesional apabila sesuai dengan profesi yang diperol

eh dan mengajarkan kompetensikompetensi yang dimiliki. 2

Banyaknya perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan profesional seor

ang guru, tidak semuanya memiliki kemampuan layaknya profesional melain

kan sebatas ijazah. Menyatakan bahwa, orang yang profesional memiliki sika

p-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam p
2
Jamaris, Martini. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. (J
akarta: Gramedia, 2006). Hlm.30
3

ekerjaan yang sama atau katakanlah berada pada satu ruang kerja. Hal inilah

yang akan membedakan guru profesional hanya dengan ijazah atau guru prof

esional dengan kecakapan atau kemahiran sebagai guru. Guru yang profesion

al senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas guru dan senantiasa untu

k mengupdate kompetensi yang dimiliki.

Sikap profesional dan kompetensi keahlian yang dimiliki guru tidak lain

pada bidang pembelajaran. Guru merupakan komponen utama dalam proses p

embelajaran di sekolah yang menentukan keberhasilan peserta didiknya. Barg

hava et al. menyatakan bahwa faktor terpenting dalam pembelajaran adalah g

uru. Mengajar merupakan kebiasaan yang dilakukan seorang guru dalam men

jalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Proses pembelajaran terjadi apab

ila interaksi antara guru dan peserta didik atau sebaliknya yang dihasilkan den

gan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan yang sifatnya baru, penguata

n wawasan dan pengalaman. Sejalan dengan ungkapan Cooper, et al. yaitu,

―Effective teachers know that one of their primary tasks is to involve the st

udent in the learning process‖. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang guru dikat

akan efektif dalam mengajar apabila melibatkan peserta didik selama pembel

ajaran berlangsung.3

Selama proses mengajar guru memiliki banyak peran yang tidak sebatas

mentransfer knowladge yang dimiliki. Berbagai hal yang dilakukan guru dala

m dunia pendidikan, menurut Mulyasa dapat diidentifikasi sedikitnya 19 pera

n guru, antara lain guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, pen
3
Payong, M. R. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasin
ya). (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hlm. 4
4

asehat, pembaharu (inovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong

kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa

cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator. Guru

sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru sebagai fasilita

tor, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belaj

ar bagi peserta didik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pendagogik?

2. Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?

3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?

4. Apa yang dimaksud dengan propesional?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi Profesional Guru dalam Pengembangan

Kurikulum

1. Kompetensi Pedagogik

Pedagogik bermakna selaku seluruh usaha yang dicoba oleh

pendidik buat membimbing seseorang anak jadi manusia dewasa yang

matang.4Kedudukan pendidik di sekolah digantikan oleh guru

sehingga terjalin perpindahan tuntutan pedagogik. Kondisi ini

menjadikan tugas guru tidak cukup pengajar yang berfokus pada

transfer ilmu pengetahuan, namun meluas pada ranah non akademis.

Kompetensi pedagogik sangat erat kaitannya dengan ilmu

mengajar serta metodologi mengajar yang wajib dipunyai guru

sehingga dapat berfungsi selaku pendidik serta pembimbing yang baik.

Kompetensi pedagogik merupakan keahlian mengelola pembelajaran

peseta didik yang meliputi uraian terhadap partisipan didik,

perancangan serta penerapan pendidikan, penilaian hasil belajar, dan

pengembangan partisipan didik buat mengaktualisasikan bermacam

potensi yang dipunyai. Kedua statment tersebut menggambarkan kalau

kompetensi pedagogik ialah keterampilan dalam mengajar yang baik,

guru selaku seseorang yang profesional diharapkan bisa menjembatani

4
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional.
6

bermacam kepribadian siswa melalui kompetensi pedagogik yang

dimilikinya.

Kompetensi pedagogik bagi Shulman dapat direpresentasikan

lewat aksi dalam wujud metode guru memahami apa yang tidak

dikenal oleh siswa, metode menjadikan siswa lebih terampil, serta

metode membentuk perilaku siswa, metode berdialog dengan siswa,

metode memusatkan, metode mengantarkan ide-ide sehingga siswa

yang tidak ketahui jadi ketahui serta siswa yang tidak terampil jadi

mahir. Madhavaram mengatakan komponen penting dalam kompetensi

pedagogik antara lain pengetahuan pada materi pelajaran, pengetahuan

dalam pendekatan pedagogik, kemampuan menejemen pendidikan,

keahlian menejemen kelas, dan keahlian menejemen siswa. Para pakar

Asia Tenggara merekomendasikan kompetensi pedagogik berbentuk:

1)Sediakan latihan dipimpin yang dibutuhkan serta pembahasan

pada interval waktu yang tepat.

2)Memakai pelajaran up- to- date

3)Tujuan pendidikan sesuai dengan suasana kehidupan nyata

4)Berentetan serta menarik dalam mengarahkan pelajaran dengan

memperhitungkan tingkatan pengetahuan siswa

5)Membagikan siswa dengan peluang belajar di luar jam sekolah

6)Memakai media dengan instruksi yang sesuai

7)Mendesak siswa belajar mandiri


7

Madhavaram mengatakan bahwa kompetensi pedagogik selaku

keahlian individual untuk mengkoordinasi, campuran sinergis dari

sumber nyata (bahan instruksi semacam novel, postingan, dan

teknologi semacam aplikasi ataupun hardware) dan sumber tidak nyata

(semacam pengetahuan, keahlian, pengalaman) buat menggapai

efisiensi serta daya guna pada pedagogi.5 Guerriero melaporkan kalau

pengetahuan pedagogik merupakan pengetahuan spesial dalam

menghasilkan keefektifan mengajar serta mewujudkan atmosfer kelas

yang mengasyikkan buat siswanya. Pengetahuan pedagogik guru muat

seluruh pengetahuan kognitif yang diperlukan buat menghasilkan area

belajar serta mengajar yang efisien, pengetahuan pedagogik bisa

dipelajari meski lingkungan. Secara lebih rinci, pengetahuan

pedagogik dijabarkan selaku berikut:6

1)Pengetahuan tentang manajemen kelas dalam wujud

penanganan konflik di kelas dengan pas, mengajar dengan

menejemen waktu yang cocok, memiliki arah yang jelas dalam

pelajaran

2)Pengetahuan dalam tata cara pengajaran dalam wujud

mengetahui kapan serta gimana mempraktikkan tiap metode

3)Pengetahuan tentang evaluasi kelas dalam wujud metode dari

penilaian formatif serta sumatif

5
Shulman, L.E. Knowledge and Teaching: Foundation of The New Reform. Harvatd Educa
tional Review, (1986), hlm. 55
6
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2
007), hlm.56
8

4)Pengetahuan dalam struktur penyusunan tujuan pendidikan

serta proses pendidikan, perencanaan serta penilaian pelajaran

5)Adaptivitas dalam menanggulangi kelompok belajar heterogen

di kelas

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru serta Dosen mengatakan yang diartikan dengan

kompetensi pedagogik merupakan keahlian mengelola pembelajaran

partisipan didik. Kompetensi pedagogik guru bersumber pada

Peraturan Menteri Pembelajaran Nasional (Kermendiknas) Nomor. 16

tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi serta Kompetensi Guru,

standar kompetensi pedagogik dijabarkan dalam kompetensi inti

selaku berikut:

1) Memahami ciri partisipan didik dari aspek raga, moral, kultural,

emosional, serta intelektual.

2) Memahami teori- teori belajar serta prinsip- prinsip pendidikan

yang mendidik.

3) Meningkatkan kurikulum yang terpaut dengan mata pelajaran

atau bidang pengembangan yang diampu.

4) Menyelenggarakan pendidikan yang mendidik.

5) Menggunakan teknologi data serta komunikasi untuk

kepentingan pendidikan.
9

6) Memfasilitasi pengembangan kemampuan partisipan didik

untuk mengaktualisasikan bermacam kemampuan yang

dimilikinya.

7) Berbicara secara efisien, empatik serta santun dengan peserta

didik.

8) Menyelenggarakan evaluasi serta penilaian proses serta hasil

belajar.

9) Menggunakan hasil evaluasi serta penilaian buat kepentingan

pendidikan.

10)Melaksanakan aksi reflektif buat tingkatkan kualitas

pendidikan.

Tubuh Standar Nasional Pembelajaran (BSNP) pada tahun 2008

merangkum 10 kompetensi inti pedagogik tersebut jadi 7 kompetensi

inti buat memudahkan dalam evaluasi (Kemendiknas, 2010: 45) selaku

berikut:

1)Memahami ciri partisipan didik

2)Memahami teori- teori belajar serta prinsip- prinsip pendidikan

yang mendidik.

3)Pengembangan kurikulum

4)Aktivitas pendidikan yang mendidik.

5)Pengembangan kemampuan partisipan didik

6)Komunikasi dengan partisipan didik

7)Evaluasi serta evaluasi


10

Peraturan Menteri Studi, Teknologi, serta Pembelajaran Tinggi

Republik Indonesia No 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan

Guru merumuskan kompetensi pedagogik selaku seperangkat

pengetahuan, perilaku, serta keahlian yang meliputi merencanakan

pendidikan, melakukan pendidikan, serta memperhitungkan dan

mengevaluasi pendidikan. Pada Pedoman OGN (Kemdikbud,

2019:16), kompetensi pedagogik mencakup modul:7

1) Uraian partisipan didik secara mendalam.

2) Perancangan pembelajaran

3) Penerapan pembelajaran

4) Perancangan serta penerapan penilaian pembelajaran

5) Pengembangan kemampuan partisipan didik

Berdasarkan uraian tersebut, penulis membuat kesimpulannya adal

ah kemampuan mengajar adalah kemampuan guru memahami karakter

istik siswa, memahami prinsip pembelajaran, rencanakan pembelajara

n yang sesuai siswa, mengorganisir pembelajaran yang efektif, dan me

lakukan penilaian dan penilaian pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Guru yang baik merupakan guru yang disiplin, bertanggung

jawab, berusia serta bisa jadi panutan untuk siswanya. Guru pula

memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, menghormati siswanya dan

7
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2
011) hlm. 22
11

bisa meberikan evaluasi yang tepat kepada siswanya. Kepribadian

ialah pola sikap yang berkaitan dengan kecenderungan dalam

mengambil sesuatu aksi serta berhubungan dengan anggapan sosial

terkait dengan pekerjaannya. Banyak aspek pengajaran yang positif

bisa dibesarkan, tetapi susah untuk melaksanakan pergantian dalam

karakter seorang. Karakter positif antara lain bertanggung jawab,

berikan teladan, menguasai perasaan siswanya, mengajar dengan

mengasyikkan, bisa menanggulangi konflik dengan baik serta tidak

sungkan memohon maaf.

Kemdikbud (2010:50-52) serta pada Standar Kualifikasi

Akademik serta Kompetensi Guru yang diterbitkan oleh BSNP tahun

2007 melaporkan kalau kompetensi karakter mencakup:

1) Guru berperan cocok dengan hukum di Indonesia. Seluruh

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru mengindikasikan

penghargaanya terhadap bermacam keberagaman agama,

kepercayaan yang dianut, suku, adat istiadat wilayah asal,

latar balik sosial ekonomi, serta/ atau tampilan raga.

2) Guru menunjukkan diri selaku teladan untuk partisipan didik

dan warga. Guru dihormati oleh partisipan didiknya serta oleh

anggota warga sekitarnya, tercantum orang tua siswa.

3) Guru berperilaku cocok dengan kode etik profesi guru. Guru

melakukan tugasnya cocok dengan harapan kepala sekolah/

madrasah serta komite sekolah/ madrasah. Seluruh aktivitas


12

guru mencermati kebutuhan partisipan didik, sahabat sekerja,

serta tujuan sekolah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 14 tahun 2005

tentang Guru serta Dosen yang diartikan dengan kompetensi

kepribadian merupakan keahlian karakter yang mantap, berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa dan jadi teladan partisipan didik. Pada

Permendiknas no 16 tahun 2007, keahlian dalam standar kompetensi

karakter mencakup 5 kompetensi utama, ialah:8

1) Berperan cocok dengan norma agama, hukum, serta sosial.

2) Menunjukkan diri selaku individu yang jujur, berakhlak mulia,

dan teladan untuk partisipan didik, dan warga.

3) Menunjukkan diri selaku individu yang mantap, normal,

berusia, arif, serta berwibawa.

4) Menampilkan etos kerja, tanggungjawab yang besar, rasa

bangga jadi guru, serta rasa percaya diri.

5) Menjunjung besar kode etik profesi guru.

Peraturan Kemristekdikti Republik Indonesia No 55 Tahun 2017

tentang Standar Pembelajaran Guru merumuskan kompetensi karakter

selaku seperangkat pengetahuan, perilaku, serta keterampilan yang

membentuk karakter guru yang mencerminkan sikap ahklak mulia,

kearifan, serta kewibawaan sehingga jadi teladan untuk peserta didik.

8
Republik Indonesia. Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akad
emik dan Kompetensi Guru. (Jakarta: Seketariat Negara, 2007), hlm. 2
13

Bersumber pada penjelasan, kompetensi karakter guru meliputi

keahlian dalam berperan cocok norma yang berlaku, berkepribadian

positif sehingga jadi teladan untuk partisipan didik, serta menunjukkan

etos kerja jadi seseorang guru.

3. Kompetensi Sosial

Bagi Sanjaya kalau kompetensi sosial adalah keahlian orang buat

hidup bersama- sama di dunia yang mencakup ikatan antar orang,

antar budaya, serta kehidupan bersosial. Kompetensi sosial

dipengaruhi lewat interaksi dengan anggota keluarga, sahabat sebaya

di sekolah ataupun di area kerja, atau area seorang. Kompetensi sosial

merupakan sebutan yang digunakan bergantian dengan sebutan

sebagai kompetensi interaksional, kompetensi komunikatif,

kompetensi interpersonal, kompetensi relasional, kompetensi

emosional, kompetensi komunikasi, serta keahlian sosial.9

Seseorang guru sangat berarti, tidak cuma buat pengembangan

handal guru, namun pula dalam meningkatkan area belajar yang ramah

sosial yang diisyarati dengan komunikasi yang ramah, kerja sama,

serta bekerja sama dengan guru lain buat berkomunikasi dengan para

siswa. Kompetensi sosial dalam bidang pendidikan diperoleh lewat

proses komunikasi serta kerjasama, kompetensi sosial wajib diberikan

dari jenjang dasar hingga pada pembelajaran besar untuk kesuksesan

9
Sanjaya, W. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. (Jakarta: Prenadamedia Gro
up, 2015), hlm. 44
14

masa depan serta mewujudkan pembangunan sosial dan ekonomi yang

kilat berganti dalam komunitas yang bermacam- macam.

Kompetensi sosial untuk seseorang guru ialah salah satu daya

ataupun keahlian buat mempersiapkan partisipan didik jadi anggota

warga yang baik dan keahlian buat mendidik, membimbing warga

dalam mengalami kehidupan yang hendak tiba. Kompetensi sosial

serta emosi guru dalam mengendalikan nada di kelas dalam

menunjang serta menghasilkan ikatan dengan siswa mereka, sehingga

bisa berikan motivasi, membina siswa menanggulangi konflik,

mendorong kerjasama antar siswa, serta berperan selaku panutan

siswanya. Menurut Jamaris mengenali keahlian sosial dapat lewat

keahlian dalam memotivasi siswa, keahlian dalam berbicara dengan

orang tua, warga serta sahabat seprofesi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

Tentang Guru serta Dosen mengatakan kalau yang dimaksud

kompetensi sosial merupakan keahlian pendidik selaku bagian dari

warga buat berbicara serta berteman secara efisien dengan partisipan

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali

partisipan didik serta warga dekat (Kemdikbud, 2005). Menurut

Permendiknas No 16 Tahun 2007, keahlian sosial mencakup 4

kompetensi utama dalam berperan, berbicara, beradaptasi dalam

keragaman budaya, berbicara dengan komunitas profesi sendiri serta

profesi lain secara lisan serta tulisan ataupun wujud lain. BSNP tipe 6.
15

0. 11/ 2008 tentang Kerangka Penanda buat Pelaporan Pencapaian

Standar Nasional Pembelajaran: Standar Kualifikasi Akademik serta

Kompetensi Guru merangkum aspek kompetensi sosial sebagai

berikut:

1) Berlagak inklusif, berperan obyektif, dan tidak diskriminatif.

2) Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang

tua, partisipan didik, serta warga.

Kompetensi sosial pada Peraturan Menteri Studi, Teknologi, dan

Pembelajaran Besar Republik Indonesia No 55 Tahun 2017 tentang

Standar Pembelajaran Guru ialah seperangkat pengetahuan, perilaku,

dan keahlian buat berbicara, berhubungan, serta menyesuaikan diri

secara efisien serta efektif dengan partisipan didik, sesama guru,

orangtua/ wali dan warga dekat. Bersumber pada penjelasan diatas,

kompetensi sosial ialah keahlian guru yang mencangkup keterlibatan

dalam organisasi/ komunitas guru, berbicara serta berhubungan secara

efektif dengan sesama guru, partisipan didik, serta orang tua.

4. Kompetensi Propesional

Dalam mencapai kompetensi handal butuh pelaksanaan dasar kepro

fesian yang diharapkan, pengetahuan yang cocok, pengetahuan prosed

ural, keahlian serta pertimbangan dalam mengombinasikan berbagai pe

ngetahuan, keahlian serta keahlian. Sejalan dengan pernyataan tersebut

Jumadi, Prasetyo, serta Wilujeng menyebutkan kompetensi handal ya

ng bisa diukur meliputi kemampuan modul, konsep serta pola pikir kei
16

lmuan, memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pela

jaran serta pengembangan modul pembelajaran cocok dengan kompete

nsi yang hendak dicapai.

Sebutan kompetensi handal ialah aplikasi dari konsep untuk kehidu

pan kerja, sangat lingkungan serta berhubungan dengan profesi, di ma

na sangat bergantung pada interaksi pengetahuan, keahlian, perilaku, s

erta motivasi, dibutuhkan antara lain:

1) Mengenali kebutuhan kenaikan handal diri sendiri dan rencana

dalam pengembangan profesional

2) Aktif berorganisasi tidak hanya tugas mengajar

3) Mengevaluasi pengetahuan keprofesiannya serta metode menga

jar yang efektif

4) Melakukan praktek keahlian manajemen berbasis sekolah

5) Ikut serta dalam aktivitas belajar mandiri buat pengembangan k

eprofesian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentan

g Guru serta Dosen melaporkan yang diartikan dengan kompetensi han

dal merupakan keahlian kemampuan modul pelajaran secara luas serta

mendalam. Bagi Permendiknas Nomor. 16 tahun 2007, standar kompet

ensi handal dijabarkan ke dalam 5 kompetensi inti, ialah:

1) Memahami modul, struktur, konsep, serta pola pikir keilmuan y

ang menunjang mata pelajaran yang diampu.


17

2) Memahami standar kompetensi serta kompetensi dasar mata pel

ajaran ataupun bidang pengembangan yang diampu.

3) Meningkatkan modul pendidikan yang diampu secara kreatif.

4) Meningkatkan keprofesionalan secara berkepanjangan dengan

melaksanakan aksi reflektif.

5) Menggunakan teknologi data serta komunikasi untuk berbicara

serta meningkatkan diri

Kompetensi profesional yakni kemampuan pendidik dalam pengua

san materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkink

annya membimbing partisipan didik memperoleh kompetensi yang dit

etapkan. Kompetensi profesional tercermin dari kerutinan dan kebijaks

anaan dalam berdialog, mempraktikkan pengetahuan, kemampuan, pen

alaran, emosi, aplikasi tiap hari buat kepentingan diri sendiri maupun b

ersama. Kompetensi profesional perlu penerapan dasar keprofesian ya

ng diharapkan, pengetahuan yang sesuai, pengetahuan prosedural, kem

ampuan dan pertimbangan dalam mencampurkan berbagai pengetahua

n, kemampuan dan kemampuan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, J

umadi, Prasetyo, dan Wilujeng menyebutkan kompetensi profesional y

ang dapat diukur meliputi keahlian materi, konsep dan pola pikir keilm

uan, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajar

an dan pengembangan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi

yang hendak dicapai.


18

Istilah kompetensi profesional yakni aplikasi dari konsep untuk keh

idupan kerja, sangat area dan berhubungan dengan profesi, di mana sa

ngat tergantung pada interaksi pengetahuan, kemampuan, sikap, dan m

otivasi. Kemampuan profesional yang diperlukan antara lain:

1) Mengidentifikasi kebutuhan peningkatan profesional diri sendir

i dan rencana dalam pengembangan profesional.

2) Aktif berorganisasi tidak cuma tugas mengajar

3) Mengevaluasi pengetahuan keprofesiannya dan tata cara menga

jar yang efektif

4) Melaksanakan praktek kemampuan manajemen berbasis sekol

ah

5) Turut dan dalam kegiatan belajar mandiri buat pengembangan k

eprofesian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 ten

tang Guru dan Dosen memberi tahu yang dimaksud dengan kompetens

i profesional ialah kemampuan keahlian materi pelajaran secara luas d

an mendalam. Untuk Permendiknas No. 16 tahun 2007, standar kompe

tensi profesional dijabarkan ke dalam 5 kompetensi inti, yakni:10

1) Menguasai materi, struktur,konsep, dan pola pikir keilmuan yan

g mendukung mata pelajaran yang diampu.

10
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. S
urabaya: Kesindo Utama.
19

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelaj

aran maupun bidang pengembangan yang diampu

3) Tingkatkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4) Tingkatkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melak

ukan aksi reflektif.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar kompetensi profesional guru dalam pengembangan

kurikulum merupakan kemampuan pendidik dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkanya

membimbimng partisipan didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan

atau konsep untuk kehidupan kerja, sangat area dan berhubungan dengan

profesi, dimana sangat tergantung pada interaksi pengetahuan,

kemampuan, sikap, dan motifasi.

Standar kompetensi profesional guru dalam pengembangan

kurikulum terdiri dari beberapa kompetensi yaitu :

1. Kompetensi pedagogik

2. Kopetensi kepribadian

3. Kompetensi social

4. Kompetensi propesioanal.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ban

yak terdapat kekurangan atau kesalahan, baik dari penyajian materi maupu

n penulisan makalah. Hal ini di karenakan keterbatasan kemampuan penuli

s. Tentunya untuk lebih meningkatkan kualitas pada makalah berikutnya ,p

enulis mengharap keritik dan saran dari pada pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jumadi., Prasetyo, Z., Wilujeng, I. (2013). Pemetaan Kompetensi Pedagodik,

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Ka

nak-Kanak. Jakarta: Gramedia.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Ja

karta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

_________. (2011). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Payong, M. R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, da

n Implementasinya). Jakarta: PT. Indeks.

Republik Indonesia. 2007. Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kua

lifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Seketariat Negara

Shulman, L.E. (1986). Knowledge and Teaching: Foundation of The New Reform.

Harvatd Educational Review

Sanjaya, W. (2015). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Prena

damedia Group

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Do

sen. Surabaya: Kesindo Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai