Anda di halaman 1dari 4

NAMA MAHASISWA: ANDHIKA CAHYA KHARISMA

NIM: 131923143058
RUANG: RUANG IRNA PEDIATRIK LT 5

LEMBAR JAWAB UJIAN (LJU)


PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA PROGRAM B 21

SOAL

Anda adalah Kepala Ruang Rawat Inap H di RSQ. Sebagai kepala ruangan anda harus
melakukan suatu perubahan manajemen ruangan untuk meningkatkan kualitas layanan
keperawatan. Berdasarkan hasil analisis ditemukan model pendokumentasian yang belum
sesuai standar.

Pertanyaan:
Lakukan upaya perubahan (dengan menerapkan konsep perubahan) untuk melakukan
pengelolaan dokumentasi pada aspek pencatatan keperawatan, pemberian obat, dan metode
dokumentasi yang sesuai!

** anda boleh menambahkan/mengembangkan data yang diperlukan

JAWABAN:

Latar Belakang ruangan


- Lokasi dan denah :
Ruang B termasuk dalam Ruang Rawat Inap H di RSQ Surabaya.
- Ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat Inap H adalah ruang kepala ruangan,
Nurse Station, Ruang Administrasi, Unit pelayanan farmasi, Kamar pasien kelas I, II,
III, ruang dispensing, musholla pasien, musholla pegawai, kamar mandi pegawai,
kamar mandi pasien, ruang perawatan kesehatan, spoolhook
- Pencahayaan :
Sirkulasi udara di ruang Kemuning 1 cukup baik. Hal ini didukung oleh tersedianya
ventilasi udara yang cukup banyak.
- Peralatan medis : Sebagian besar inventaris di ruang Kemuning 1 sudah seperti
termometer, stetoskop, infuse pump, bak instrument, oksimetri, dan trolly emergency.
Terdapat 3 tensimeter
- Sarana dan Prasarana : Ruang Rawat Inap H telah mendapatkan fasilitas yang cukup
memenuhi standar.
- Obat dan Bahan Emergency : Pemenuhan obat di Ruang Rawat Inap H dilakukan oleh
petugas farmasi. DiRuang Rawat Inap H sudah memiliki troli emergency
- Administrasi penunjang : Ruang Rawat Inap H telah tersedia administrasi yang
lengkap sebagai penunjang egiatan dan pelaporan di ruangan
Penenarapan Pendokumentasian
- Belum ada penerapan model MAKP di Ruang Rawat Inap H
- Persentase perawat yang melakukan komponen pendokumentasian keperawatan
sebanyak 60%% dan yang tidak melakukan sebanyak 40%.
- Dokumentasi belum sesuai dengan 3S
- format pendokumentasian yang ditulis mengacu pada SAK (Satuan Asuhan
Keperawatan) yang diturunkan oleh RS Q

Rencana strategi pengelolahan

Prinsip-2 pengelolaan ada 3 unsur perubahan, yaitu:


- Visi ilmu dan konsep
- Aktivitas yang nyata
- Motivasi yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan
Strategi membuat suatu perubahan, yaitu:
1. Memiliki visi yang jelas
Merupakan hal yang utama dan sederhana, karena visi akan dapat mempengaruhi
pandangan orang lain. Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah dipahami
dan dapat dilaksanakan oleh setiap orang.
2. Menciptakan iklim / budaya organisasi yang kondusif
Setiap perubahan harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran dan secara
langsung.
3. Sistem komunikasi yang jelas, singkat dan berkesinambungan
Setiap orang perlu dijelaskan perubahan untuk menghindari rumor dan informasi
yang salah.
4. Keterlibatan orang yang tepat
Perubahan perlu disusun oleh orang-2 yang berkompeten dengan melibatkan
orang lain pada setiap jabatan di organisasi karena keterlibatan tersebut
berdampak pada dukungan dan advocacy.
Kunci sukses untuk terjadinya perubahan yang baik:
Adalah 3M, yaitu mulai diri sendiri, mulai dari hal-2 yang kecil, mulailah dari sekarang
dan tanpa menunda.
Pedoman untuk melaksanakan perubahan adalah:
Keterlibatan, motivasi, perencanaan, legitimasi, pendidikan, manajemen, harapan, asuh
dan percaya.
Perubahan pendokumentasian dan aplikasi dengan teori perubahan dari Kurt Lewin
(1951):
Prinsip pengelolaan perubahan pendokumentasian yang sesuai:
1. Sederhana
2. Dapat dijangkau
3. Sesuai standart
4. Efisien dan efektif pelaksanaannya
Dokumentasi keperawatan ada beberapa macam antara lain:
a. Source – oriented record
b. Problem- oriented record
c. Progessnetes
d. Charting by exeqution
e. Problem intervention and evalution
f. Focus
Model dokumentasi yang dipilih adalah problem – oriented record
Keuntungan:
1). Fokus catatan askep lebih menekankan pada masalah pasien dan proses
penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
2). Pencatatan tentang kontinuitas dari askep
3). Evaluasi dan penyelesaian masalah secara jelas dicatat. Data disusun berdasarkan
data yang spesifik.
4). Daftar masalah merupakan ceklis untuk diagnosa keperawatan dan masalah pasien.
Daftar masalah tsb membantu mengingatkan perawat untuk selalu perhatian.
5). Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam rencana tindakan keperawatan.
Kerugian:
1). Penekanan ada hanya berdasarkan masalah, penyakit dan ketidakmampuan dan
melibatkan pada pendekatan pengobatan yang negatif.
2). Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan tindakan
atau timbulnya masalah yang baru.
3). Dapat menimbulkan kebingunan jika setiap hari harus masuk dalam daftar
masalah.
4). SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu jika sering adanya
target evaluasi dan tujuan perkembangan pasien sampai lambat.
5). Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan, jika flowsheet untuk
pencatatan tidak tersedia.
6). P dan SOAP mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
Aplikasi perubahan yang dijalankan berdasarkan teori Kurt Lewin:
1. Pencairan (Unfreszzing)
 Motivasi
- Mengkomunikasikan pentingnya dokumentasi keperawatan (fungsi,
akibat).
- Dokumentasi tidak selalu sulit dan panjang.
 Pengetahuan
- mengidentifikasi tingkat kemampuan staf tentang sistem pendokumentasian
- mensosialisasikan/memfasilitasi fakir penghambat dan pendukung
2. Bergerak (Moving)
 Mengenalkan sistem pendokumentasian Keperawatan yang sesuai dengan ruangan
(model, format pedoman penulisan) sesuai dengan 3S. Pedoman penulisan:
- Rujuk pada daftar masalah sebelum menuliskan SOAP
- Beri tanda setiap catatan SOAP dengan nomor secara berurutan
- Pemisahan catatan SOAP harus ditulis untuk setiap masalah
- Masukkan data yang relevan saja terhadap masalah yang spesifik
- Masalah yang belum pasti harus didaftar di catatan sementara
- Tuliskan DS apa adanya
- Catatan SOAP menyediakan informasi tentang keadaan fisik, status
pendidikan pasien dan status mental pasien.
- Istilah “P” dapat digunakan sebagai standart tindakan keperawatan
 Mengenalkan sistem pendokumentasian pemberian obat yang sesuai dengan
ruangan (model, format pedoman penulisan). Pedoman penulisan:
- Prinsip Benar Pengkajian yang harus diperhatikan oleh perawat
- Pengecekan kelengkapan order pemberian medikasi
- Follow up dengan pemberi resep apabila order medikasi tidak
lengkap
- Setelah dilakuakn tindakan perawat dan keluarga bersangkuatn
memberi TTD untuk konfirmasi
 Uji coba penggunaan sistem pendokumentasian POR
 Survailance / evaluasi kemampuan dan kemauan staf termasuk efektifitas dan
efisiensi penggunaan sistem POR di ruangan.
 Identifikasi kelemahan-2 dari sistem POR
 Menyusun solusi dari masalah yang ditemukan
3. Pembekuan (Frezzing)
 Menggunakan sistem POR dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sehari-
hari
 Mengadakan perawatan secara kontinyu
 Mengadakan reward dan punismend terhadap kepatuhan dan pelanggaran
 Membari kesempatan pada staf untuk menyampaikan masukan dan saran
 Memberi saran kepada pembuat kebijakan untuk memberikan masukan dan saran
 Melakukan evaluasi terhadap hasil-2 yang belum, telah dan yang akan dicapai.

Anda mungkin juga menyukai