Anda di halaman 1dari 2

1. Secara bahasa radikal itu berasal dari Radix yaitu akar, artinya mendasar prinsipnya.

Wah ini
cukup panjang sih kalo diceritain hehe sampe akhirnya radikal bermakna negatif seperti saat ini.
Jadi tahun 2001, mulai pembentukan opini dengan adanya pemboman WTC bahwa islam itu
berkaitan dengan kekerasan. Amerika yg disana selaku polisi dunia memerangi yang dianggap
terorisme (war of terrorism). Lalu pada tahun 2008 sudah dikembangkan lagi menjadi war of
radicalism. Apa bedanya terrorism dan radicalism?
Terorisme itu dihukum karena perilaku nya, sedangkan radikalisme itu dihukum karena
pemikirannya. Dan satu-satunya agama yang mengatur setiap kehidupan manusia adalah islam.
Padahal jika radix itu akar. Justru baik bagi umat muslim untuk radikal, yaitu mempelajari dan
mengamalkan islam hingga ke akar. Kita tau sbg umat muslim, bahwa islam itu membawa
kedamaian. Janganka ke sesame manusia, bahkan ke hewan sekalipun, Rasul mencontohkan
setiap hal yg baik. Namun sejak adanya pemboman yg dilakukan ISIS maka dijadikan kesempatan
untuk pihak yg tdk suka islam, menjadikan momen ini sebagai momen yang pas untuk
menyudutkan islam dengan kekerasan, dan dari sinilah muncul tentang “bahayanya radikalisme”
padahal justru ISIS tidak mengamalkan radikalisme karena tidak memahami islam secara dalam
dan menyeluruh. Sehingga saat ini, radikalisme dipahami sebagai pola pikir seseorang yang ingin
melakukan perubahan, dengan cara yg ekstrem dan cara kekerasan. Dan standar radikalisme
sendiri pun ditentukan oleh orang-orang yang tidak memehami islam.
Jadi saat ini orang cuman mengajak kepada kebaikan pun bisa diartikan sebagai radikalisme
karena sudah dicurigai dan di klaim. Maka tugas kita sekarang sebagai mahasiswa adalah
memahami btul sejarah dan bisa membedakan mana yg haq dan bathil

2. Dengan begitu, maka disimpulkan bahwa ada 2 definisi radikal


a. Radikal yg mengakar, memahami setiap ilmu dan kebaikan dalam islam
Yang memicu kelompok ini adalah keutamaan berbagi, dan emang sudah Rasul perintahkan
bahwa setiap umat muslim wajib menyeru kebaikan dgn cara yg baik, menyebarkan
indahnya islam mengatur stiap kehidupan manusia, tanpa cara kekerasan tentunya.
b. Radikal yang berbahaya, menimbulkan kerusakan dan penghancuran demi kepentingannya
Dipicu dengan hawa nafsu, factor utamanya bisa karena keserakahan, misalnya keserakahan
kekuasaan, keserakahan kebutuhan, sehingga menghalalkan berbagai cara untuk menenuhi
keinginannya. Dunia cukup oleh semua orang, tapi tidak akan cukup oleh satu orang yang
serakah

3. Tanggapan saya adalah menyikapi dengan bijak. Cari informasi sebanyak-bayaknya, pahami
sejarah seluas-luasnya, karena dari sejarah kita bisa memami pola kehidupan. Dan kritisi setiap
informasi yang beredar, dengan pemikiran yang logis, tidak terkena doktin public dan tidak
terpengaruh media massa.

4. Tentunya melalui pemikiran dan doktrin. Sedangkan Rasul selalu mengajak umatnya untuk
berpikir kritis tidak sekedar ikut-ikutan.
5. Langkah awal, seperti jawaban nomer 3. Sebagai mahasiswa yang merupakan kaum intelek,
maka penuhi terlebih dahulu pikiran dengan banyak informasi lalu olah dengan bijak. Ambil
semua sudut, karena setiap informasi bisa dilihat pola-polanya. Dan sebagai umat beragama,
maka sudah jelas kitab suci sebagai pedoman dan landasan.

6. Bila kelompok radikal sekitar saya, akan saya coba pahami setiap sudut pandang mereka. Seperti
jawaban sebelumnya, radikal terpecah menjadi 2 makna. Jika mengakar sesuai qur’an dan
sunnah, insyaAllah saya ikuti. Namun jika radikal yg punya pola pikir melakukan perbuatan
ekstrem dan kekerasan, maka akan saya coba pahamkan dia agar pemikirannya tidak menyebar
lebih luas lagi.
7. Sbenernya ini pertanyaannya udah menyudutkan bahwa radikalisme tidak benar ya? Hehe jadi
bingung jawabnya wkwk. Jika yang dimaksud radikalisme adalah kelompok kam ekstrem maka
cara paling dini yg bisa dilakukan adalah dengan edukasi. Menyeimbangkan agama dan bangsa.
Saat ini tidak sedikit yg doktrin bahwa yg islam bgt mah ngga punya nasionalisma. Nah ini
doktrin yang salah. Karena yg paham islam pasti tau, mencintai tanah air adalah sbuah
keharusan. Dengan berpegang pada aturan Sang Pencipta juga mempunya jiwa kecintaan
bangsa ini, maka akan paham radikalisme ekstrem bukan cara yang baik untuk melakukan
perubahan.
8. Saya yg mengikuti mata kuliah AEI (agama dan etika islam), KWN (Pend. Kewarganegaraan), dan
PTP (politik dan tata pemerintahan) merasa sudah cukup dibekali tentang seimbangnya agama
dan Negara akan menghindarkan pemikiran yg radikalisme ekstrem. Namun menurut saya masih
kurang, hingga akhirnya orang-orang keliru memahami radikal
9. Nah seperti nomer 8, jadi ada multitafsir radikalisme disini karena tidak pernah edukasi luas dan
spesifik tentang radikalisme ini.
10. Diberikan insight tentang paham-paham tentang radikalisme, juga diimbangi dengan sejarah
dan edukasi mendasar tentang kebangsaan dan agama (apapun agamanya)

Anda mungkin juga menyukai