Anda di halaman 1dari 14

LANGKAH-LANGKAH INTERPRETASI EKG

1. Mengetahui Gambaran EKG Normal

Kotak kecil = 0,04s

Kotak besar = 0,20s

2. Menghitung Frekuensi

Normal : 60-100/menit  300 dibagi jumlah kotak besar antara R-R’


 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R-R’
Bradikardia : <60/menit
 Hitung julah gelombang QRS->Ambil EKG Strip
Takikardia : >100/menit 6s dikali 10
12s dikali 5
3. Menentukan Irama Jantung
Irama EKG normal impuls (sumber listrik) berasal dari Nodus SA  Irama Sinus (“Sinus
Rhytem”)

Irama teratur

Gelombang P normal  Selalu diikuti gelombang QRS,T

Gelombang QRS Normal : 0,06 - ,0,12 detik

PR interval normal : 0,12 – 0,20 detik


PENEMPATAN ELEKTRODA

V1: Ruang intercostal IV garis sternal kanan


V2: Ruang intercostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
 V4: Ruang interkostal V midclavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid aksila kirI
LEAD EKG

A. Lead Bipolar : Merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode


Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA)
yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang
mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang
mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)

B. Lead Unipolar : Merekam beda potensial lebih dari 2 elektode


Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan
kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan
kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan
kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
12 PASANG SARAF KRANIAL

Oleh Opa Oke Truk Trigu Abdul Pasang Audio Glas Pa’Agus Akhirnya Hilang
Olfaktori, Optik, Okulomotrik, Troklear, Trigeminal, Adusen, Faisal, Auditori,
Glasofaringeal, Vagus, Aksesoris, Hipoglosal.

Nervus

Nomor Nama Jenis Fungsi


I Olfaktorius Sensori Menerima rangsang dai hidung dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau
II Optikus Sensori Menerima rangsang dari mata dan
menghantarkan ke otak untuk diproses
sebagai persepsi visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Toklearis Motorik Menggerakan beberapa otot mata
V Trigeminus Gabungan Sensori : Menerima rangsangan dari wajah
untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik : Menggerakan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasialis Gabungan Sensori : Menerima rangsang dari bagian
anterior lidah untuk diproses sebagai
sensasi rasa
Motorik : Mengendalikan otot wajah untuk
menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori sistem vestibular : Mengendalikan
keseimbangan
Sensori Koklea : Menerima rangsang
untuk diproses diotak sebagai suara
IX Glosofaringeal Gabungan Sensori : Menerima rangsang dari bagian
posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik : Mengendalikan organ-organ
dalam
X Vagus Gabungan Sensori : Menerima rangsang dari organ
dalam
Motorik : Mengendalikan organ dalam
XI Aksesoris Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerkan lidah
INTERPRETASI ANALISA GAS DARAH

1. Mengetahui Nilai Normal AGD

Normal
PH : 7,35 – 7,45
paCO2 : 35-45
HCO3 : 22-26

2. Menentukan pH berada dalam kondisi Asidosis atau Alkalosis

Asidosis : < 7,35

Alkalosis : > 7,45

3. Menentukan apakah kondisi tersebut Respiratorik atau Metabolik

PcCO2  Respiratorik

HCO3  Metabolik

4. Mengingat aturan ROME

Respiratorik Opposite (paCO2) Metabolik Equal (HCO3)


pH  paCO2 = Alkalosis pH  HCO3 = Alkalosis
pH  paCO2 = Asidosis pH  HCO3  = Asidosis
5. Aturan tic-tac-toe

Bagan tic-tac-toe 1

Setelah mengetahui hasil yang diperoleh, maka kita input data ke bagan tic-tac-toe. Lalu, dapat
disimpulkan hasilnya dengan melihat nilai yang mana (diantara paCO2 dan HCO3) yang berada
dalam 1 kolom vertikal dengan nilai pH.

6. Tingkat Kompensasi
 Jika pH NORMAL, maka interpretasinya terkompensasi penuh.
 Jika 3 nilai AGD (pH, PaCO2 dan HCO3) ABNORMAL, maka terkompensasi sebagian.
 Jika PaCO2 ATAU HCO3 normal dan pH ABNORMAL, maka tidak terkompensasi.
GCS DAN PCS

A. Glas Glow Coma Scale


a) Eye

Nilai Respon
4 Terbuka dengan spontan
3 Mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan
membuka mata
2 Mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri
1 Mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan

b) Verbal

Nilai Respon
5 mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan
sekitarnya
4 cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta mengalami
disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya
3 mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi
2 bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang saja.
1 Tidak bersuara sama sekali

c) Motorik

Nilai Respon
6 Dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan
5 Dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan
rangsangan nyeri.
4 Dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika
diberi rangsangan nyeri
3 Dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika
diberi rangsangan nyeri
2 Satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika
diberikan rasa nyeri
1 tidak ada respons sama sekali.

Derajat Kesadaran

Nilai GCS Tingkat Kesadaran


14-15 Compos Mentis
12-13 Apatis
10-11 Delirium
7-9 Somnolen
5-6 Stupor / Soporos Koma
4 Semi Koma
3 Koma
 Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon pasien
terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat menjawab
pertanyaan penanya dengan baik.
 Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan terhadap
lingkungan sekitarnya.
 Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan
kekacauan motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur,
merasa gelisah, mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-ronta.
 Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa
dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut
berhenti, maka pasien akan langsung tertidur kembali.
 Sopor adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan
melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri. Meskipun begitu pasien
tidak dapat bangun dengan sempurna dan tidak mampu memberikan respons
verbal dengan baik.
 Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana pasien
tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak dapat
dibangunkan sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata maka masih akan
terlihat refleks kornea dan pupil yang baik. Pada kondisi ini respons terhadap
rangsangan nyeri tidak cukup terlihat atau hanya sedikit.
 Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam. Dalam
kondisi ini tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul juga
respons terhadap rangsangan nyeri.

B. Pediantric Coma Scale


a) Eye

Nilai Respon
4 Terbuka dengan spontan
3 Mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan
membuka mata
2 Mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri
1 Mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan

b) Verbal
Nilai Respon
5 Mampu berbicara atau mengoceh dengan normal
4 Menangis lemah
3 Menangis ketika diberikan rangsang nyeri
2 Menangis sangat lemah/ merintih ketika diberikan rangsang nyeri
1 Tidak bersuara sama sekali

c) Motorik

Nilai Respon
6 Dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan / dapat
bergerak spontan
5 Dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan
rangsangan sentuh
4 Dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika
diberi rangsangan nyeri
3 Satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika diberi
rangsangan nyeri
2 Satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika
diberikan rasa nyeri
1 tidak ada respons sama sekali.
OBAT DASAR ANESTESI
BASIC ANESTETHIC DRUG

Agen Induksi Dosis Presentase


Propofol 2-3 mg/kg 10 mg/ml
Thiopental 3-5 mg/kg 25 mg/ml

Opioid Dosis Presesntase


Fentanyl 1 mcg/kg 50 mcg/ml
Alfentanyl 10 mcg/kg 500 mcg/ml
Morphine 0,1 mg/kg 10 mg/ml

Muscle Relaxant Dosis (Intubasi) Presentase


Atracurium 0,5 mg/kg 10 mg/ml (Simpan dilemari es)
Vecuronium 0,1 mg/kg 2 mg/ml
Rocuroniu, 0,6 mg/kg 10 mg/ml (Simpan dilemari es)
Suxamethonium 1-1,5 ,g/kg 50 mg/ml (Simpan dilemari es)
Anestesi Lokal Dosis Toksis Formulasi / Dosis Maks
Bupivacaine 2mg/kg 0,25% = 2,5 mg/ml (dosis
maks 0,8 ml/kg)
0,5% = 5 mg/ml (dosis
maks 0,4 ml/kg)
Lidocaine 3 mg/kg tanpa adrenaline 1% = 10 mg/ml

6 mg/kg dengan adrenaline 2% = 20 mg/ml

Anda mungkin juga menyukai