Anda di halaman 1dari 8

KETERAMPILAN KLINIS

INPEKSI KULIT, RAMBUT, KUKU


NO PENILAIAN KETERANGAN
Informed consent
Persiapan Cuci tangan dan pakai APD
Alat (kaca pembesar dan senter)
KULIT
 Sama dengan kulit sekitar
 Peningkatan atau berkuranganya pigmentasi
 Hiperpigmentasi
 Hipopigmentasi
 Hilangnya pigmentasi
 Pucat
 Sianosis
1 Warna  Kemerahan
 Eritema  warna merah menghilang ketika ditekan dan
kembali setelah selesai ditekan
 Purpura  warna merah tidak menghilang ketika
ditekan karena perdarahan di kulit
 Telangiektasis  warna merah tidak menghilang ketika
ditekan karena pelebaran pembuluh darah yang menetap,
tampak berkelok-kelok berwarna merah atau biru
Kering, berminyak atau berkeringat
2 Kelembapan

 Merah  suhu meningkat/hangat


3 Suhu
 Pucat  suhu dingin
 Rata atau tidak rata (berbenjol-benjol)
4 Permukaan
 Halus atau kasar (berskuama atau tidak)
APABILA TERDAPAT LESI KULIT
1 Tipe lesi  Setinggi permukaan kulit  makula (lesi datar berbatas
tegas berbeda warna dengan kulit sekitar)
 Di atas permukaan kulit :
 Urtikaria  papul/plakat dengan bentuk dan ukuran
bervariasi, menghilang setelah beberapa jam
 Papul  lesi padat yang menonjol di permukaan kulit (<1
cm) oleh karena deposit metabolik atau infiltrat terbatas
pada dermis
 Pustul  lesi menonjol berbatas tegas, mengandung
eksudat purulent (leukosit, debris seluler, mengandung
bakteri steril)
 Nodul  lesi berbentuk bulat atau lonjong padat dan
dapat diraba
 Plakat  lesi menonjol dengan peninggian rata (hamper
sama seperti urtikaria)
 Vesikel  lesi menonjol berbatas tegas, berisi cairan
 Vesikel subkorneal  dinding tipis, kendur, rapuh.
Contoh : impetigo bulosa
 Vesikel intraepidermal  dinding agak tegang,
seperti tetesan air. Contoh : varisela atau herpes
 Vesikel subdermal  dinding sangat tegang, berisi
cairan serous atau hemorragi. Contoh : epidermolisis
bulosa
 Bula  vesikel dengan diameter > 0.5 cm
 Kista  kantong mengandung cairan atau material
semisolid, dibatasi epitel skuamosa yang memproduksi
material keratin
 Lesi sekunder :
 Deskuamasi  penumpukan stratum korneum pada
kelainan dengan abnormalitas pembelahan sel di stratum
basalis
 Ulkus  defek menetap setelah hilangnya atau rusaknya
lapisan epidermis dan dermis
 Krusta  massa yang mengeras pada permukaan kulit
akibat serum (kuning), darah (coklat), eksudat purulent
(kuning kehijauan) yang mongering  khas pada infeksi
piogenik
 Erosi  lesi basah berbatas tegas akibat hilangnya
seluruh/sebagian epidermis akibat atap bula/vesikel yang
terkelupas
 Atropi kulit  penipisan kulit pada epidermis atau dermis
 Atropi epidermis  epidermis tipis dan transparan,
garis kulit tidak tampak
 Atropi dermis  kulit tampak terdesak ke dalam
akibat berkurangnya papila dan jaringan ikat konektif
dermis
2 Lokasi  Generalisata/difus  tersebar di sebagian besar tubuh
penyebaran  Universal  hamper atau seluruh tubuh 90-100%
 Regional/lokal  mengenai daerah tertentu
 Diskret  terpisah satu dengan yang lain
 Sirkumskripta
 Herpetiformis  vesikel berkelompok
 Irisformis  eritema bulat lonjong dengan vesikel warna
lebih gelap di tengahnya
 Serpiginosa  menjalar ke satu jurusan diikuti
penyembuhan daerah yang ditinggalkan
 Unilateral (satu sisi saja)
 Bilateral (dua sisi terkena)  simetris (pada sisi yang sama)
atau tidak
 Solitar  hanya 1 lesi
3 Jumlah  Multipel  >1 lesi, apakah konfluens atau tidak 2 atau >
lesi yang menjadi satu
 Pola
 Linier (garis lurus)
 Anular/sirsinar (lingkaran)
 Arsinar (seperti bulan sabit)
 Polisiklik ( pinggiran yang sambung menyambung)
4 Pola dan bentuk
 Korimbiformis (susunan seperti induk ayam dikelilingi
anak anaknya)
 Apakah terdapat central healing (lesi di pinggir yang
tengahnya menyembuh).
 Bentuk  teratur atau tidak teratur
 Miliar  sebesar kepala jarum pentul
5 Ukuran  Lentikular  sebesar biji jagung
 Numular  sebesar uang logam
6 Batas Tegas atau tidak
7 Warna  Sama dengan kulit sekitar
 Peningkatan atau berkuranganya pigmentasi
 Hiperpigmentasi
 Hipopigmentasi
 Hilangnya pigmentasi
 Pucat
 Sianosis
 Kemerahan
 Eritema  warna merah menghilang ketika ditekan dan
kembali setelah selesai ditekan
 Purpura  warna merah tidak menghilang ketika
ditekan karena perdarahan di kulit
Telangiektasis  warna merah tidak menghilang ketika ditekan
karena pelebaran pembuluh darah yang menetap, tampak
berkelok-kelok berwarna merah atau biru

RAMBUT
Kuantitas  Banyak atau sedikit
1  Terlihat tebal atau tipis

Distribusi rambut  Merata atau tidak


2
 Adanya kebotakan (alopesia) atau tidak
3 Warna rambut Hitam, putih (adanya uban), atau kemerahan (pirang)

Warna kulit  Kemerahan atau tidak


4
 Berketombe atau tidak
KUKU
 Hijau  Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans &
Aspergillus flavus (kronis  garis hijau horizontal)
 Hitam  melanogenesis berlebihan (pinta, defisiensi B12,
melanoma maligna), infeksi jamur (C.albicans, Blastomyces
dermatidis), sindroma Cushing
 Coklat/merah tua  perdarahan, konsumsi obat (klorokuin,
1 Warna kuinakrin, amodiakin)
 Sianosis  kebiruan
 Putih  leukonikia
 Leukonikia pungtata  bintik-bintik putih
 Leukonikia striata  garis – garis putih
 Leukonikia totalis  putih menyeluruh

2 Bentuk  Cembung atau cekung


 Melengkung atau tidak
Dilihat apakah terdapat kelainan bentuk :
 Hipoccratic/clubbed fingers  bentuk kuku cembung,
eponikium menebal
 Shell nail syndrome  clubbed nail disertai atrofi dasar kuku,
bronkiektasis
 Koilonikia  kuku tipis, bentuk cembung pinggir meninggi
 Anonikia  tidak tumbuh kuku
 Onikogrifosis  kuku menebal, melengkung seperti cakar,
warna putih kecoklatan
 Onikoatrofi  kuku tipis dan lebih kecil
 Onikolisis  terpisahnya kuku dari dasar kuku terutama
bagian distal atau lateral
 Pakionikia  penebalan lempeng kuku disertai hiperkeratosis
dasar kuku
 Hapalonikia  kuku tipis, lunak, mudah sobek
 Hang nail  kuku tumbuh berlebihan dan berbelah
 Beau’s lines  terowongan transversal dari arah lunula ke
arah distal
Kuku tebal atau tipis
3 Ketebalan Ketebalan kuku tangan normal  0.5 mm
Ketebalan kuku kaki normal  2x tebalnya kuku tangan
4 Permukaan Rata atau tidak rata
 Lunak atau keras
5 Konsistensi
 Mudah sobek atau tidak

PALPASI KULIT
NO PENILAIAN KETERANGAN
IC
Persiapan Cuci tangan dan pakai APD
Alat (kaca pembesar dan senter)

 setinggi permukaan kulit (makula)


 diatas permukaan kulit (urtikaria, vesikel, bula, kista,
1 Jenis lesi pustul, papul, nodus)
 lesi sekunder (ekskoriasi, krusta, skuama, erosi)

2 Permukaan rata, tidak rata (berbenjol-benjol), licin/halus, kasar

3 Konsistensi padat, kenyal, lunak

4 Kelembapan kering, banyak keringat, berminyak


 Dengan punggung tangan nilai kehangatan generalisata
5 Suhu atau kulit yang dingin
 Catat temperatur di setiap tempat yang kemerahan
6 Tekstur nilai dan rasakan kelembutan atau kekasaran kulit pasien
Angkat sedikit dari lipatan kulit  catat!
7 Turgor dan mobilitas
Kemudahannya terangkat dan kembali ke bentuk semula
8 Nyeri tekan Saat ditekan nyeri atau tidak nyeri
Kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa  (+)
9 Tanda radang akut
periksa KGB regional dan generalisata

SWAB VAGINA
N KEGIATAN
O
1 Salam
2 Memberikan informasi mengenai pemeriksaan yang akan di lakukan
3 Meminta penderita untuk berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi lithotomi
4 Perisapan kelengkapan peralatan yang akan dipakai
5 Cuci tangan + handscoon steril
6 Pasang doek steril dibawah pantat pasein
7 Pemeriksa duduk dikursi depan vulva
8 Hidupkan lampu sorot
9 Desinfeski vagina menggunakan kasa steril yang telah dibasahi larutan NaCl steril
Pegang speculum dengan jari tengah,telunjuk,iu jari secara gentle,olesi ujung
10
speculum dengan jelly
Masukkan speculum steril dalam keadaan tertutup posisi tegak/vertical ke dalam
11
vagina
Setelah speculum masuk seluruhnya, putar perlahan sampai daun speculum dalam
12
posisi datar/horizontal
Buka speculum, terlihat serviks, kunci spekulum.
13
Pengambilan sampel
Ambil spesimen sekret vagina didaerah forniks posterior dengan cotton swab steril
14
untuk pembuatan sediaan
15 Fiksasi sediaan diatas api spiritus
16 Pewarnaa gram
Lakukan pengambilan spesimen kedua sekret vagina kedua untuk pemeriksaan whiff
17
test
18 Oleskan cotton swab beeisi spesimen sekret vagina diatas objek glass
19 Cek pH dengan kertas lakmus
21 Tetesi KOH 10%. Apabila terdapat bau amis”fishy odor”  whiff test +
21 Pengambilan sekret vagina ke3 untuk praparat basah
Cotton swab yang berisi sekret vagina dimsukan kedalam tabung berisi 0,5-1 ml
22
normal saline 0,9%
23 Dibawa ke lab mikrobiologi untuk dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop
perbesaran 100X-400X.( idealnya 15-20 menit, tidak boleh lebih dari 60 menit karean
trichomonass vaginalis akan mati sehingga tidak dapat melihat pergerakan flagel)
24 Kunci speculum dibuka
Speculum dalam posisi tertutup , putar 90 derajat, sehingga daun speculum dalam
25
posisi tegak dan keluarkan speculum perlahan

PEMERIKSAAN KUSTA

No
KEGIATAN
.

ANAMNESIS
Keluhan utama : bercak mati rasa,lemas/lumpuh anggota gerak,bengkak/
1 kekeringan kulit
2 Sejak kapan keluhan terjadi
3 Jumlah, distribus,dan perluasan lesi
4 Seberapa berat lesi mengganggu aktivitas sehari-hari
5 Hal-hal yang memperberat keluhan
6 Hal-hal yang memperingan keluhan
7 Keluhan lain
8 Riwayat kontak dengan penderita MH
9 Terapi yang sudah dilakukan sebelumnya
10 Riwayat sosial ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK: INSPEKSI
11 Kulit ada/ tidak bercak hiperpigmentasi,eritem,plakat,nodul,ulkus
12 Mata ada /tidak iritis,iridosiklitis,gangguan visus sampai kebutaan
13 Hidung ada/tidak epistaksis,hidung pelana
14 Tulang dan sendi ada/tidak absorbsi,mutilasi,tanda2 artritis
15 Lidah ada/tidak ulkus,nodus
16 Laring ada/tidak suara parau
17 Testis ada/tidak ginekomastia,tanda2 epididimitis akut,orkitis,atrofi
18 Kelenjar limfe ada/tidak limfadenitis
19 Rambut ada/tidak alopesia,madarosis
Kecacatan akibat kerusakan saraf tepi
20 Ada/tidak drop wrist,clow toes,claw hand,drop foot
Tanda2 sisa MH
21 Pada kulit : ada /tidak atropi.bulu alis mata hilang(madarosis)
22 Pada saraf: ada/tidak paralisis,kontraktur,dan atrofi otot

Pemeriksaan pembesaran saraf tepi


23 N. Auricularis magnus
24 N.ulnaris
25 N peroneus lateralis
Yang dinilai:
 Bandingkan sarag bagian kiri dan kanan membesar/tdak
 Pembesaran reguler(smooth)/ irreguler, bergumpal
 Perabaan keras/kenyal
 Nyeri / tidak
PEMERIKSAAN KHUSUS: TES FUNGSI SARAF
24 Tes sensoris
 Sensai rasa
 Sensasi nyeri
 Sensasi suhu
25 Tes otonom/anhidrosis
26 Tes motorik
 Kekuatan n.ulnaris
 Kekuatan n.medianus
 Kekuatan n.peroneus comunis

Anda mungkin juga menyukai