Anda di halaman 1dari 21

NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU
DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh

Dyah Ayu Amborowati

20120320151

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

2016

1
NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN


PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN
BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana


Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Dyah Ayu Amborowati

20120320151

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

2016

2
3
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN
PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN
BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

THE DESCRIPTION MOTHERS’ LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT


COMPLEMENTARY FEEDING FOR BABIES AT THE POSYANDU
(CENTRE FOR PRE AND POST NATAL HEALTH CARE AND
INFORMATION FOR WOMEN AND CHILDREN) OF MODINAN,
BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

Dyah Ayu Amborowati1, Rahmah2


Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan UMY1, Dosen Keperawatan UMY2

INTISARI

Latar Belakang : Sebanyak 66 kasus gizi buruk di Provinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta menimbulkan banyak masalah dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Gizi merupakan peranan penting yang mempunyai tujuan
agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Peranan pemberian makanan sangat
penting dalam tumbuh kembang anak, maka anak harus mendapatkan makanan
pendamping ASI dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI pada bayi di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping
Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deksriftif dengan
pendekatan point time approach. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu
Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Januari-
Mei 2016. Populasi di penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel yang digunakan
sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Variabel penelitian adalah variabel tunggal dan menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI
dalam kategori baik sebanyak 25 orang (59,5%), pengetahuan sedang sebanyak 13
orang (31,0%), dan pengetahuan rendah sebanyak 4 orang (9,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI di
posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta paling
banyak pada kategori baik.
Kata Kunci : Pengetahuan, Makanan Pendamping ASI, Bayi, Posyandu

4
ABSTRACT

Background: As many as 66 cases of bad nutrition at Yogyakarta Special


Province trigger many problems in children’s growth and development. The role
of nutrition is important in children’s growth and development. The role of
feeding is very crucial for children’s growth and development; therefore they
should be well-fed according to their needs. The objective of this research is to
describe level of mothers’ knowledge about complementary feeding for babies at
the POSYANDU of Modinan , Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Research methodology: This research is a descriptive research using point time


approach. The research took place at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden,
Gamping, SLeman, Yogyakarta from January – May 2016. The population
consisted of 48 people. The sample consisted of 42 respondents using simple
random sampling. The research variable is single variable using univariate
analysis.

Research result: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding


which is in good category is 59.5% or there are 25 people, moderate knowledge is
31.0% or there are 13 people, and low knowledge is 9.5% or 4 people.

Conclusion: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding at the


POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta is mostly in
good category.

Key words: knowledge, complementary feeding, babies, POSYANDU

5
PENDAHULUAN langsung dilihat dari tingkat
pengetahuan, tingkat pola asuh,
Peran makanan sangat penting
pendapatan, sosial budaya,
dalam tumbuh kembang anak. Pada
ketersedian pangan, pelayanan
saat anak sedang melalui tahap
kesehatan, dan faktor lingkungan
pertumbuhan, anak membutuhkan
(Sulisyaningsih, 2012). Menurut
gizi yang berbeda dari orang dewasa
Global Strategy For Infant And
(Soetjiningsih, 2004). Kekurangan
Young Child Feeding,
gizi pada anak akan menimbulkan
WHO/UNICEF merekomendasikan
banyak masalah dalam pertumbuhan
empat hal penting yang penting harus
dan perkembangan, dan apabila
dilakukan yaitu; pertama
tidak ditangani secara tepat akan
memberikan air susu ibu kepada bayi
berdampak pada usia dewasa
segera setelah lahir, kedua
(Lestari,dkk., 2012). Prevalensi
memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
jumlah balita dengan kasus gizi
kepada bayi atau pemberian ekslusif
buruk di Provinsi Daerah Istimewa
sejak lahir sampai bayi berusia 6
Yogyakarta sebesar 66 balita,
bulan, ketiga memberikan Makanan
sedangkan untuk Wilayah Sleman
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
kasus balita dengan gizi buruk
sejak bayi berusia 6-24 bulan, dan
berjumlah 14 balita dimana wilayah
keempat meneruskan pemberian ASI
Sleman berada diurutan 2 kasus
sampai bayi berusia 24 bulan atau
balita dengan gizi buruk setelah Kota
lebih. Tumbuh kembang sangat
Yogyakarta (Kementerian Kesehatan
dipengaruhi oleh kecukupan zat-zat
Republik Indonesia [Kemenkes],
gizi yang dikonsumsi, maka untuk
2015). Masalah gizi pada bayi dan
mengurangi gizi buruk terhadap anak
balita anak disebabkan 2 faktor yaitu
dan balita pemerintah telah membuat
faktor langsung dan tidak langsung.
program tentang MP-ASI untuk ibu
Faktor langsung merupakan faktor
ang mempunyai anak usia 6-24 bulan
yang mempengaruhi status gizi dari
(Departemen Kesehatan Republik
segi energi, protein, dan penyakit
Indonesia [Depkes RI], 2006).
penyerta. Sedangkan faktor tidak

6
MP-ASI merupakan proses yaitu umur bayi, jenis dan jumlah

dimana transisi dari yang awal hanya makanan yang diberikan, waktu dan

berbasis susu menuju ke makanan frewkensi pemberian, kondisi

yang semi padat. Dalam pemberian kesehatan bayi, dan berat badan bayi

MP-ASI harus dilakukan secara (Handayani,dkk., 2010). Makanan

bertahap baik jumlah maupun bentuk yang diberikan kepada bayi/anak saat

sesuai kemampuan pencernaan pertama kali sangat berpengaruh

bayi/anak. Usia yang ideal diberikan terhadap pertumbuhannya, maka agar

MP-ASI yaitu usia 6-24 bulan pemberian MP-ASI berjalan dengan

(Mufida,dkk., 2015). Cara pemberian baik diperlukan pengetahuan yang

MP-ASI pertama kali dengan baik tentang MP-ASI (Rohmatika,

berbentuk cair dan bertahap menjadi 2011).

lebih kental. Jadi, MP-ASI harus Pengetahuan merupakan faktor

mencakup dalam hal kuantitas dan presdiposisi dalam mempengaruhi

kualitas karena bermanfaat dalam perilaku kesehatan seseorang. Jika

proses pertumbuhan dan pengetahuan tentang MP-ASI baik

perkembangan anak (Rohmatika, maka perilaku terhadap MP-ASI juga

2011). Dalam memperoleh MP-ASI lebih baik. Berdasarkan hasil studi

yang baik harus dibuat secara lokal penelitian terdahulu di Posyandu

dan perlu menambahkan vitamin dan Karya Mula Jetis Jaten Surakarta

mineral kedalamnya. Sedangkan, tahun 2011 dengan mewawancarai 10

dalam pemberian MP-ASI terdapat orang ibu yang mempunyai anak/bayi

juga faktor yang mempengaruhinya usia 6-24 baik, didapatkan hasil 2

7
orang ibu (20%) memiliki tulis, serta ibu yang bersedia menjadi

pengetahuan baik tentang MP-ASI, 3 responden penelitian. Pengambilan

orang ibu (35%) dengan pengetahuan data menggunakan kuesioner yang

cukup, dan 5 orang ibu (45%) dibuat sendiri oleh peneliti dan sudah

berpengetahuan kurang (Rohmatika, dilakukan uji validitas dan realibilitas.

2011). Uji validitas kuesioner menggunakan

METODE PENELITIAN content validity instrument (CVI)

Penelitian ini adalah penelitian dengan total skor CVI o,913 dan uji

deskriftif dengan pendekatan point realibilitas kuesioner menggunakan

time approach. Populasi dalam formula Alpha Cronbach dengan

penelitian ini adalah ibu yang skor total 0,678. Analisa dalam

memiliki bayi/anak usia6-24 bulan penelitan ini adalah analisa univariat.

yang rutin datang ke posyandu Dusun HASIL PENELITIAN

Modinan. Total populasi penelitian 1. Karakteristik responden

ini adalah 48 orang. Pengambilan dan Crosstab Gambaran

sampel menggunakan teknik simple Pengetahuan Berdasarkan

random sampling dan didapatkan Karakteristik Responden.

sampel 42 orang. Penelitian ini Gambaran karakteristik

dilakukan mulai bulan Januari sampai responden dapat dilihat dalam tabel

Mei 2016. Kriteria inklusi dalam 4.1, karakteristik responden seperti

penelitian ini adalah ibu yang usia, pendidikan, pekerjaan,

mengikuti posyandu di Dusun agama,jumlah anak, dan usia anak.

Modinan, ibu yang bisa baca dan Tabel 4.2 sampai 4.7 Crosstab

8
gambaran pengetahuan berdasarkan karakteristik responden.

Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


1 Usia
< 20 Tahun 3 7,1
20-35 Tahun 30 71,4
36-45 Tahun 8 19,0
>45 Tahun 1 2,4
2 Pendidikan Terakhir
SD 5 11,9
SMP 6 14,3
SMA 28 66,7
Sarjana/ Diploma 3 7,1
3 Pekerjann
Ibu rumah Tangga (IRT) 33 78,6
Karyawan Swasta 7 16,7
Wiraswasta 1 2,4
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1 2,4
4 Agama
Islam 35 83,3
Kristen 7 16,7
5 Jumlah Anak
1 Anak 21 50
2 Anak 12 28,6
3 Anak 7 16,7
>3 Anak 2 4,8
6 Usia Anak
6-12 Bulan 22 52
13-18 Bulan 12 23,8
19-24 Bulan 7 16,7
Total 42 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.1, usia rata (83,3%), responden mayoritaa
rata responden adalah 20-35 (71,4%), memiliki anak 1 (50%), dan
pendidikan terakhir SMA (66,7%), responden memilki anak usia 6-12
sebagian besar responden bekerja bulan (52%).
sebagai ibu rumah tangga (78,6%),
mayoritas responden beragama islam

9
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

Usia Pengetahuan
Baik Sedang rendah
<20 0 2 1
20-35 17 10 3
36-45 7 1 0
>45 1 0 0
Sumber : Data Primer,2016
Berdasarkan tabel 4.2 pada berusia 36-45 tahun yang memiliki
penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan baik sebanyak 7 orang,
responden berusia <20 tahun yang pengetahuan sedang 1 orang, dan
mempunyai pengetahuan baik 0 atau pengerahuan rendah 0 atau tidak ada.
tidak ada, pengetahuan sedang Responden yang berusia >45 tahun
sebanyak 2 orang, dan sebanyak 1 yang memilki pengetahuan baik 1
orang yang memiliki pengetahuan orang, dan yang memiliki
rendah. Responden berusia 20-35 pengetahuan sedang dan rendah 0
tahun yang memiliki pengetahuan atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil
baik sebanyak 17 orang, penelitian diatas mayoritas
pengetahuan sedang sebanyak 10 responden yang berusia 20-35 tahun
orang, dan pengetahuan rendah memiliki pengetahuan baik.
sebanyak 3 orang. Responden
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Pengetahuan

Baik Sedang Rendah


SD 2 2 1
SMP 3 3 0
SMA 18 7 3
Sarjana/ 2 1 0
Diploma
Sumber : Data Primer, 2016

10
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengetahuan baik sebanyak 18 orang,
penelitian didapatkan bahwa pengetahuan sedang 7 orang,dan
responden yang mempunyai yang mempunyai pengetahuan
pengetahuan baik dengan pendidikan rendah sebanyak 3 orang. Responden
terakhir SD sebanyak 2 orang, dengan pendidikan terakhir
pengetahuan sedang sebanyak 2 Sarjana/Diploma dengan
orang, pengetahuan rendah sebanyak pengetahuan baik sebanyak 2 orang,
1 orang. Responden yang pengerahuan sedang 1 orang, dan
mempunyai pendidikan terakhir SMP pengetahuan rendah 0 atau tidak ada.
yang memiliki pengetahuan baik Jadi dilihat dari hasil penelitian
sebanyak 3 orang, pengetahuan mayoritas responden dengan
sedang sebanyak 3 orang dan pendidikan terakhir SMA memilki
pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. pengetahuan yang baik.
Responden dengan pendidikan
terakhir SMA yang memiliki
Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan

pekerjaan Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
IRT 21 9 3
Karyawan 3 4 0
swasta
Wiraswasta 0 0 1
PNS 1 0 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.4 pengatahuan sedang 4 orang, dan
didapatkan hasil penelitian bahwa pengetahuan rendah 0 atau tidak ada.
responden yang bekerja sebagai IRT Responden yang bekerja sebagai
dengan pengethuan baik sebanyak 21 wiraswasta dengan pengetahun baik
orang, pengetahuan sedang 9 orang, dan sedang 0 atau tidak ada, dan
dan pengetahuan rendah 3 orang. pengetahuan rendah 1 orang.
Responden yang bekerja sebagai Responden yang bekerja sebagai
karyawan swasta dengan PNS dengan pengetahuan baik
pengetahuan baik sebanyak 3 orang, sebanyak 1 orang, dan pengetahuan

11
sedang dan rendah 0 atau tidak ada. sebagai IRT memilki pengetahuan
Jadi dilihat dari hasil penelitian baik.
mayoitas responden yang bekerja
Tabel 4.5 Distribusi
Pengetahuan Berdasarkan Agama

agama pengetahuan
baik Sedang rendah
Islam 19 2 4
kristen 6 1 0
Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.5 sebanyak 6 orang,sedang 1 orang,


didapatkan hasil penelitian bahwa dan rendah 0 atau tidak ada. Jadi
responden yang beragama islam dilihat dari hasil penelitian mayoritas
dengan pengetahuan baik sebanyak responden yang beragama islam
19 orang, pengetahuan sedang 2 memiliki pengetahuan baik.
orang, dan pengetahuan rendah 4
orang. Responden yang beragama
kristen dengan pengetahuan baik
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahaun Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah anak Pengetahuan


baik Sedang Rendah
1 anak 14 6 1
2 anak 6 4 2
3 anak 3 3 1
>3 anak 2 0 0
Sumber : Data Primer, 2016
sebanyak 14 orang, sedang 6 orang,
Berdasarkan tabel 4.6 dan rendah 1 orang. Responden yang
didapatkan hasil penelitian bahwa memiliki jumlah anak 2 dengan
responden yang memiliki jumlah pengetahuan baik sebanyak 6
anak 1 dengan pengetahuan baik orang,sedang 4 orang, dan rendah 2

12
orang. Responden yang memiliki sebanyak 2 orang, dan pengetahuan
jumlah anak 3 dengan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada.
baik sebanyak 3 orang, sedang 3 Jadi dilihat dari hasil penelitian
orang, dan rendah 1 orang. diatas responden yang memiliki
Responden yang memiliki jumlah jumlah anak 1 mempunyai
anak <3 dengan pengetahuan baik pengetahuan baik
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak

Usia anak Pengetahuan


Baik Sedang Rendah
6-12 Bulan 12 7 3
13-18 Bulan 5 4 1
19-24 Bulan 8 2 1
Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 pengetahuan baik sebanyak 8 orang,


didapatkan hasil penelitian bahwa sedang 2 orang, dan rendah 1 orang.
responden yang memilki anak usia 6- Jadi dilihat dari hasil penelitian
12 bulan dengan pengetahuan baik responden yang memiliki anak usia
sebanyak 12 orang, sedang 7 orang, 6-12 bulan mempunyai pengetahuan
dan rendah 3 orang. Responden yang baik.
memiliki anak usia 13-18 bulan 2. Gambaran Secara Umum
dengan pengetahuan baik sebanyak 5 Pengetahuan Tentang MP-ASI Di
orang, sedang 4 orang, dan rendah 1 Posyandu Dusun Modinan
orang. Responden yang memiliki Banyuraden Gamping Sleman
anak usia 19-24 bulan dengan Yogyakarta.
Tabel 4.8 Gambaran Secara Umum Pengetahuan MP-ASI
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1 Baik 25 59,5
2 Sedang 13 31,0
3 Rendah 4 9,5
Total 42 100
Sumber : Data Primer, 2016

13
Berdasarkan hasil penelitian di apabila umur bertambah maka akan
Posyandu Dusun Modinan lebih banyak informasi yang
didapatkan hasil bahwa responden didapatkan serta pengalaman yang
yang memilki pengetahuan baik didapat juga lebih banyak. Usia
sebanyak 25 orang (59,5%), responden menunjukkan bahwa pada
responden yang memiliki usia tersebut merupakan usia yang
pengetahuan sedang sebanyak 13 matang dan dewasa. Usia 20-35
orang, dan responden yang memilki tahun orang akan mencapai puncak
pengetahuan rendah sebanyak 4 kekuatan motorik dan merupakan
orang (9,5%). Jadi mayoritas masa penyesuaian diri terhadap
pengetahuan responden di Posyandu kehidupan dan harapan sosial baru
Dusun Modinan pada kategori baik yang berperan sebagai orang tua.
yaitu sebanyak 25 orang (59,5%). Dengan usia responden yang matang
PEMBAHASAN diharapkan kemampuan tentang
1. Gambaran Pengetahuan pengetahuan MP-ASI anak akan baik
Responden Tetang MP-ASI (Kususmasari, 2012). Secara tidak
Berdasarkan Usia langsung, Alquran dan hadist
mengakui bahwa kedewasaan sangat
Hasil penelitian ini didapatkan
penting dalam perkawinan. Usia
bahwa pengetahuan di Posyandu
dewasa dalam fiqh ditentukan
Dusun Modinan mayoritas responden
dengan tanda-tanda yang bersifat
berusia 20-35 tahun dengan tingkat
jasmani.
pengetahuan pada kategori baik.
Menurut Wahid Iqbal (2007) salah 2. Gambaran Pengetahuan
satu faktor yang mempengaruhi Responden Tentang MP-ASI
pengetahuan adalah umur. Berdasarkan Pendidikan
Bertambahnya umur seseorang akan
Berdasarkan penelitian yang
terjadi perubahan aspek fisik dan
dilakukan di Posyandu Dusun
psikologis (mental). Dimana pada
Modinan Banyuraden Gamping
usia tersebut terbentuk usia dewasa,
Sleman Yogyakarta didapatkan hasil

14
bahwa mayoritas responden yang mempunyai peranan penting dalm
mempunyai pengetahuan baik pembentukan kecerdasan seseorang
memilki pendidikan terakhir SMA maupun perubahan tingkah lakunya
yaitu sebanyak 18 orang. Pendidikan (Mubarak & Chayatin, 2009).
merupakan upaya yang direncanakan
3. Gambaran Pengetahuan
untuk mempengaruhi orang lain baik
Responden Tentang MP-ASI
individu maupun kelompok
Berdasarkan Pekerjaan
masyarakat, sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan pleh Berdasarkan hasil penelitian di
pelaku pendidikan (Notoadmojo, Posyandu Dusun Modinan bahwa
2007). Dari pendapat tersebut bahwa mayoritas responden bekerja sebagai
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga (IRT) memilki
responden diharapakan semakin tingkat pengetahuan baik yaitu
mudah pula responden menerima sebanyak 21 responden. Pekerjaan
pengetahuan yang dimiliki dan adalah mata pencaharian sehari-hari
sebaliknya jika pengetahuan kurang dari seseorang untuk mencari uang
mak akan menghambat sikap dalam memenuhi kebutuhan sehari-
seseorang terhadap nilai baru yang hari. Pekerjaan berperan besar
diperkenalkan. Pengetahuan tidak terhadap seseorang melakukan
hanya diperoleh dari pendidikan tindakan pemerian makanan
formal akan tetapi juga diperoleh tambahan pendamping ASI (MP-
melalui non formal, seperti ASI). Menurut Lestari (2013), status
pengalaman pribadi, media, pekerjaan ibu merupakan faktor yang
lingkungan dan penyuluhan bersifat memproteksi artinya ibu
kesehatan, sehingga bisa juga yang tidak bekerja akan lebih
seseorang dengan pendidikan tinggi medukung dalam pemberian MP-ASI
dapat juga terpapar penyakit dan dibandingkan ibu yang bekerja. Hal
begitu juga sebaliknya (Notoadmojo, ini dikarenakan ibu yang tidak
2010). Selain itu pendidikan sangat melakukan pekerjaan diluar rumah
berpengaruh terhadap tingkat (IRT) akan memiliki banyak waktu
pengetahuan karena pendidikan

15
dan kesempatan untuk memberikan Pengetahuan ini dapat membentuk
MP-ASI kepada anaknya. keyakinan tertentu sehingga
seseorang berperilaku sesuai dengan
4. Gambaran Secara Umum
keyakinan tersebut (Notoadmojo,
Pengetahuan Responden Tentang
2010). Pengetahuan tentang makanan
MP-ASI Di Posyandu Dusun
pendamping ASI penting diketahuai
Modinan
oleh ibu, karena jika anak tidak dapat
Pengetahuan responden diukur MP-ASI dengan tepat makan akan
dengan 24 pernyataan yang ada berkonsekuesi terhadap status gizi
meliputi definisi, tujuan dan nya. Masalah gizi yang harus
manfaat, jenis, Pola pemberian, dihadapi Indonesia pada saat ini
waktu, dampak pemberian terkait adalah masalah gizi kurang dan
MP-ASI. Berdasarkan penelitian lebih. Masalah gizi kurang
yang dilakukan di Posyandu Dusun disebabkan karena kemiskinan,
Modinan Banyuraden Gamping kurangnya ketersediaan pangan,
Sleman Yogyakarta didapatkan sanitasi lingkungan dan kesehatan,
bahwa pengetahuan tentang MP-ASI sedangkan masalah gizi lebih
masuk dalam kategori pengetahuan disebabkan oleh kemajuan ekonomi
baik yaitu sebanyak 25 responden pada masyarakat disertai dengan
(59,5%). Menurut Notoadmojo kurangnya pengetahuan tentang gizi (
(2010) pengetahuan hasil Waryana, 2010). Makanan
penginderaan manusia atau hasil tau pendamping ASI adalah makanan
seseorang terhadap objek melalui yang diberikan kepada bayi setelah
indera yang dimilkinya (mata, bayi berusia 6 bulan sampai dengan
hidung, telinga, dan sebagainya). berusia 24 bulan. Jadi selain
Pengetahuan seseorang biasanya makanan pendmaping ASI, ASI
diperoleh dari pengalaman yang harus tetap diberikan kepada bayi
berasal dari berbagai macam sumber paling tidak sampai usia 24 bulan.
misalnya media massa, media Peranan MP-ASI sama sekali buka
elektronik, petugas kesehatan, media untuk menggantikan ASI melainkan
poster, kerabat dekat,dan sebagainya. hanya melengkapi ASI (Lituhayu,

16
2010). Menurut Purwitasari (2009) 2. Pengetahuan ibu tentang
tujuan pemberian MP-ASI adalah makanan pendamping ASI di
untuk melengkapi nutrisi yang Posyandu Dusun Modinan pada
kurang terdapat pada ASI/PASI, kategori sedang sebanyak 13
mengembangkan kemampuan bayi responden (31,05).
untuk menerima bermacam makanan 3. Pengetahuan ibu tentang
dengan berbagai tekstur danrasa, makanan pendamping ASI di
mengembangkan kemmapuan bayi Posyandu Dusun Modinan pada
untuk mengunyah dan menelan, dan kategori rendah sebanyak 4
melakukan adaptasi terhadap responden(9,5%).
makanan yang mengandung energi SARAN
tinggi. Syarat pemberian MP- 1. Bagi Responden
ASIdiantaranya harus mempunyai Diharapkan responden yang
sifat yang baik yaitu rupa dan aroma memilki anak usia 6-24 bulan di
yang layak. Selain itu, dilihat dari Posyandu Dusun Modinan
segi kepraktisannya, makanan Banyuraden Gamping Sleman
tambahan pada bayi sebaiknya Yogyakarta lebih memahami
mudah disiapkan dengan waktu tentang makanan pendaping ASI
pengolahan singkat terutama tentang bagaiman pola
(Krisnatuti,2008). waktu pemberian MP-ASI yang
tepat sesuai usia anak.
KESIMPULAN
2. Bagi posyandu
Berdasarkan hasil analisis data dalam
penelitian ini dapat diambil Diharapkan bidan dan kader
kesimpulan sebagai berikut : posyandu selalu memberikan
1. Pengetahaun ibu tentang sosialisai atau penyuluhan terkait
makanan pendamping ASI di program pemberian makanan
Posyandu Dusun Modinan pada pendamping ASI secara tepat dan
kategori baik sebanyak 25 benar agar peserta posyandu lebih
responden (59,5%). memahami terkait pemeberian
makanan pendamping ASI.

17
3. Bagi Peneliti Lain Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI
Diharapkan mengadakan Pada Bayi Usia0-24 Bulan Di
penelitian terkait MP-ASI dengan Rumah Bersalin Adelia Pangkah
mengembangkan variabel Tahun 2010 . Tegal : Stikes
penelitian agar didaptkan hasil yang Bhamada Slawi
lebih sempurna.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Agnes. 2008. Cakupan Program MP- Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ASI Dinilai Masih Terbatas.
Hidayat, A.A.A. 2009. Asuhan
Jakarta : Kompas.
Neonatus, Bayi, & Balita: Buku
AL Quran Al karim Praktikum Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: ECG
Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI. 2000. Indiharti, M.T. 2009. Buku Pintar :
Makanan Pendamping Air Susu Ibu Kreatif ASI, Susu Formula, dan
Ibu. Jakarta: Departemen Makanan Bayi. Yogyakarta:
Kesehatan dan Kesejahteraan Elmatera Publishing Khazanah Ibnu
Sosial RI Terapan

Departemen Kesehatan RI. 2010. Kementerian kesehatan RI . 2010.


Pedoman Umum Pemberian Pedoman Kader Seri Kesehatan
Makanan Pendamping Air Susu Anak. Jakarta : DIPA
Ibu (MP-ASI) Lokal. Jakarta:
Krisnatuti, D. 2008. Menyiapkan
Direktorat Gizi Masyarakat
Makanan Pendamping ASI. Jakarta:
Depkes RI. 2011. Pelatihan Puspa Swara
Konseling Makanan Pendamping
Krisnatuti, Yenrina. 2007. Menyiapkan
Air Susu Ibu. Jakarta: Direktorat
Makanan Pendamping ASI (MP-
Gizi Masyarakat
ASI). Jakarta: Puspa Swara
Handayani, Dkk. 2010. Hubungan
Lestari ,Dkk. 2012. Faktor - Faktor
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu

18
Dalam Pemberian Mp-Asi Dini Di Riset Kesehatan Dasar. 2011. Profil
Desa Jungsemi Kecamatan Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta
Kangkung Kabupaten Kendal.
Rohmani . 2010. Pemberian Makanan
Kendal : Stikes Kendal
Pendamping Asi (MP-ASI) Pada
Mufida, Dkk. 2015. Prinsip Dasar Anak Usia 1-2 Tahun Di Kelurahan
Makanan Pendamping Air Susu Lamper Tengah Kecamatan
Ibu (MP-ASI) Untuk Bayi 6-24 Semarang Selatan Kota
Bulan . Vol 3. 1646-1651. Malang Semarang.Semarang : Universitas
: Universitas Brawijaya Malang Muhamadiyah Semarang

Notoadmojo, S. 2007. Promosi Rohmatika. 2011. Hubungan Tingkat


Kesehatan Dan Ilmu Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta Makanan Pendamping Asi Bayi
Umur 6-24 Bulan Di Posyandu
Notoatmodjo.2010. Promosi
Karyamula Jetis Jateng.Surakarta :
Kesehatan Teori dan
Stikes Kusuma Husada Surakarta
Aplikasi.Jakarta : PT. RINEKA
CIPTA Soenardi, T. 2005. Selingan Balita.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Nursalam. 2013.Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Soenardi, T. 2006 Gizi Seimbang untuk
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Anak dan Balita dalam Hidup Sehat
Gizi Seimbang dalam Siklus
Pandi, E & Wirakusumah. 2012.
Kehidupan Manusia. Jakarta:
Panduan Lengkap Makanan Balita.
Gramedia
Jakarta: Penebar Swadaya Grup
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh
Republik Indonesia.2007.Keputusan
Kembang Anak. Jakarta: ECG
Menteri Kesehatan Indonesia
Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Sulistyaningsih . 2012. Evaluasi
Pendamping ASI ibu. No 224. Program Pemberian Makanan
Menteri Kesehatan RI Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Lokal Terhadap Perbaikan Status

19
Gizi Balita Di Kelurahan Saigon
Dan Parit Mayor Kecamatan
Pontianak Timur. Pontianak

Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep


Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
ECG

Wong, Et. Al. 2001. Keperawatan


Pediatrik. Jakarta: ECG

20
21

Anda mungkin juga menyukai