Disusun oleh
20120320151
2016
1
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh
20120320151
2016
2
3
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN
PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN
BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA
INTISARI
4
ABSTRACT
5
PENDAHULUAN langsung dilihat dari tingkat
pengetahuan, tingkat pola asuh,
Peran makanan sangat penting
pendapatan, sosial budaya,
dalam tumbuh kembang anak. Pada
ketersedian pangan, pelayanan
saat anak sedang melalui tahap
kesehatan, dan faktor lingkungan
pertumbuhan, anak membutuhkan
(Sulisyaningsih, 2012). Menurut
gizi yang berbeda dari orang dewasa
Global Strategy For Infant And
(Soetjiningsih, 2004). Kekurangan
Young Child Feeding,
gizi pada anak akan menimbulkan
WHO/UNICEF merekomendasikan
banyak masalah dalam pertumbuhan
empat hal penting yang penting harus
dan perkembangan, dan apabila
dilakukan yaitu; pertama
tidak ditangani secara tepat akan
memberikan air susu ibu kepada bayi
berdampak pada usia dewasa
segera setelah lahir, kedua
(Lestari,dkk., 2012). Prevalensi
memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja
jumlah balita dengan kasus gizi
kepada bayi atau pemberian ekslusif
buruk di Provinsi Daerah Istimewa
sejak lahir sampai bayi berusia 6
Yogyakarta sebesar 66 balita,
bulan, ketiga memberikan Makanan
sedangkan untuk Wilayah Sleman
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
kasus balita dengan gizi buruk
sejak bayi berusia 6-24 bulan, dan
berjumlah 14 balita dimana wilayah
keempat meneruskan pemberian ASI
Sleman berada diurutan 2 kasus
sampai bayi berusia 24 bulan atau
balita dengan gizi buruk setelah Kota
lebih. Tumbuh kembang sangat
Yogyakarta (Kementerian Kesehatan
dipengaruhi oleh kecukupan zat-zat
Republik Indonesia [Kemenkes],
gizi yang dikonsumsi, maka untuk
2015). Masalah gizi pada bayi dan
mengurangi gizi buruk terhadap anak
balita anak disebabkan 2 faktor yaitu
dan balita pemerintah telah membuat
faktor langsung dan tidak langsung.
program tentang MP-ASI untuk ibu
Faktor langsung merupakan faktor
ang mempunyai anak usia 6-24 bulan
yang mempengaruhi status gizi dari
(Departemen Kesehatan Republik
segi energi, protein, dan penyakit
Indonesia [Depkes RI], 2006).
penyerta. Sedangkan faktor tidak
6
MP-ASI merupakan proses yaitu umur bayi, jenis dan jumlah
dimana transisi dari yang awal hanya makanan yang diberikan, waktu dan
yang semi padat. Dalam pemberian kesehatan bayi, dan berat badan bayi
bertahap baik jumlah maupun bentuk yang diberikan kepada bayi/anak saat
dan perlu menambahkan vitamin dan Karya Mula Jetis Jaten Surakarta
7
orang ibu (20%) memiliki tulis, serta ibu yang bersedia menjadi
cukup, dan 5 orang ibu (45%) dibuat sendiri oleh peneliti dan sudah
Penelitian ini adalah penelitian dengan total skor CVI o,913 dan uji
penelitian ini adalah ibu yang skor total 0,678. Analisa dalam
dilakukan mulai bulan Januari sampai responden dapat dilihat dalam tabel
Modinan, ibu yang bisa baca dan Tabel 4.2 sampai 4.7 Crosstab
8
gambaran pengetahuan berdasarkan karakteristik responden.
9
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia
Usia Pengetahuan
Baik Sedang rendah
<20 0 2 1
20-35 17 10 3
36-45 7 1 0
>45 1 0 0
Sumber : Data Primer,2016
Berdasarkan tabel 4.2 pada berusia 36-45 tahun yang memiliki
penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan baik sebanyak 7 orang,
responden berusia <20 tahun yang pengetahuan sedang 1 orang, dan
mempunyai pengetahuan baik 0 atau pengerahuan rendah 0 atau tidak ada.
tidak ada, pengetahuan sedang Responden yang berusia >45 tahun
sebanyak 2 orang, dan sebanyak 1 yang memilki pengetahuan baik 1
orang yang memiliki pengetahuan orang, dan yang memiliki
rendah. Responden berusia 20-35 pengetahuan sedang dan rendah 0
tahun yang memiliki pengetahuan atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil
baik sebanyak 17 orang, penelitian diatas mayoritas
pengetahuan sedang sebanyak 10 responden yang berusia 20-35 tahun
orang, dan pengetahuan rendah memiliki pengetahuan baik.
sebanyak 3 orang. Responden
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Pengetahuan
10
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengetahuan baik sebanyak 18 orang,
penelitian didapatkan bahwa pengetahuan sedang 7 orang,dan
responden yang mempunyai yang mempunyai pengetahuan
pengetahuan baik dengan pendidikan rendah sebanyak 3 orang. Responden
terakhir SD sebanyak 2 orang, dengan pendidikan terakhir
pengetahuan sedang sebanyak 2 Sarjana/Diploma dengan
orang, pengetahuan rendah sebanyak pengetahuan baik sebanyak 2 orang,
1 orang. Responden yang pengerahuan sedang 1 orang, dan
mempunyai pendidikan terakhir SMP pengetahuan rendah 0 atau tidak ada.
yang memiliki pengetahuan baik Jadi dilihat dari hasil penelitian
sebanyak 3 orang, pengetahuan mayoritas responden dengan
sedang sebanyak 3 orang dan pendidikan terakhir SMA memilki
pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. pengetahuan yang baik.
Responden dengan pendidikan
terakhir SMA yang memiliki
Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan
pekerjaan Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
IRT 21 9 3
Karyawan 3 4 0
swasta
Wiraswasta 0 0 1
PNS 1 0 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.4 pengatahuan sedang 4 orang, dan
didapatkan hasil penelitian bahwa pengetahuan rendah 0 atau tidak ada.
responden yang bekerja sebagai IRT Responden yang bekerja sebagai
dengan pengethuan baik sebanyak 21 wiraswasta dengan pengetahun baik
orang, pengetahuan sedang 9 orang, dan sedang 0 atau tidak ada, dan
dan pengetahuan rendah 3 orang. pengetahuan rendah 1 orang.
Responden yang bekerja sebagai Responden yang bekerja sebagai
karyawan swasta dengan PNS dengan pengetahuan baik
pengetahuan baik sebanyak 3 orang, sebanyak 1 orang, dan pengetahuan
11
sedang dan rendah 0 atau tidak ada. sebagai IRT memilki pengetahuan
Jadi dilihat dari hasil penelitian baik.
mayoitas responden yang bekerja
Tabel 4.5 Distribusi
Pengetahuan Berdasarkan Agama
agama pengetahuan
baik Sedang rendah
Islam 19 2 4
kristen 6 1 0
Sumber : Data Primer, 2016
12
orang. Responden yang memiliki sebanyak 2 orang, dan pengetahuan
jumlah anak 3 dengan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada.
baik sebanyak 3 orang, sedang 3 Jadi dilihat dari hasil penelitian
orang, dan rendah 1 orang. diatas responden yang memiliki
Responden yang memiliki jumlah jumlah anak 1 mempunyai
anak <3 dengan pengetahuan baik pengetahuan baik
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak
13
Berdasarkan hasil penelitian di apabila umur bertambah maka akan
Posyandu Dusun Modinan lebih banyak informasi yang
didapatkan hasil bahwa responden didapatkan serta pengalaman yang
yang memilki pengetahuan baik didapat juga lebih banyak. Usia
sebanyak 25 orang (59,5%), responden menunjukkan bahwa pada
responden yang memiliki usia tersebut merupakan usia yang
pengetahuan sedang sebanyak 13 matang dan dewasa. Usia 20-35
orang, dan responden yang memilki tahun orang akan mencapai puncak
pengetahuan rendah sebanyak 4 kekuatan motorik dan merupakan
orang (9,5%). Jadi mayoritas masa penyesuaian diri terhadap
pengetahuan responden di Posyandu kehidupan dan harapan sosial baru
Dusun Modinan pada kategori baik yang berperan sebagai orang tua.
yaitu sebanyak 25 orang (59,5%). Dengan usia responden yang matang
PEMBAHASAN diharapkan kemampuan tentang
1. Gambaran Pengetahuan pengetahuan MP-ASI anak akan baik
Responden Tetang MP-ASI (Kususmasari, 2012). Secara tidak
Berdasarkan Usia langsung, Alquran dan hadist
mengakui bahwa kedewasaan sangat
Hasil penelitian ini didapatkan
penting dalam perkawinan. Usia
bahwa pengetahuan di Posyandu
dewasa dalam fiqh ditentukan
Dusun Modinan mayoritas responden
dengan tanda-tanda yang bersifat
berusia 20-35 tahun dengan tingkat
jasmani.
pengetahuan pada kategori baik.
Menurut Wahid Iqbal (2007) salah 2. Gambaran Pengetahuan
satu faktor yang mempengaruhi Responden Tentang MP-ASI
pengetahuan adalah umur. Berdasarkan Pendidikan
Bertambahnya umur seseorang akan
Berdasarkan penelitian yang
terjadi perubahan aspek fisik dan
dilakukan di Posyandu Dusun
psikologis (mental). Dimana pada
Modinan Banyuraden Gamping
usia tersebut terbentuk usia dewasa,
Sleman Yogyakarta didapatkan hasil
14
bahwa mayoritas responden yang mempunyai peranan penting dalm
mempunyai pengetahuan baik pembentukan kecerdasan seseorang
memilki pendidikan terakhir SMA maupun perubahan tingkah lakunya
yaitu sebanyak 18 orang. Pendidikan (Mubarak & Chayatin, 2009).
merupakan upaya yang direncanakan
3. Gambaran Pengetahuan
untuk mempengaruhi orang lain baik
Responden Tentang MP-ASI
individu maupun kelompok
Berdasarkan Pekerjaan
masyarakat, sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan pleh Berdasarkan hasil penelitian di
pelaku pendidikan (Notoadmojo, Posyandu Dusun Modinan bahwa
2007). Dari pendapat tersebut bahwa mayoritas responden bekerja sebagai
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga (IRT) memilki
responden diharapakan semakin tingkat pengetahuan baik yaitu
mudah pula responden menerima sebanyak 21 responden. Pekerjaan
pengetahuan yang dimiliki dan adalah mata pencaharian sehari-hari
sebaliknya jika pengetahuan kurang dari seseorang untuk mencari uang
mak akan menghambat sikap dalam memenuhi kebutuhan sehari-
seseorang terhadap nilai baru yang hari. Pekerjaan berperan besar
diperkenalkan. Pengetahuan tidak terhadap seseorang melakukan
hanya diperoleh dari pendidikan tindakan pemerian makanan
formal akan tetapi juga diperoleh tambahan pendamping ASI (MP-
melalui non formal, seperti ASI). Menurut Lestari (2013), status
pengalaman pribadi, media, pekerjaan ibu merupakan faktor yang
lingkungan dan penyuluhan bersifat memproteksi artinya ibu
kesehatan, sehingga bisa juga yang tidak bekerja akan lebih
seseorang dengan pendidikan tinggi medukung dalam pemberian MP-ASI
dapat juga terpapar penyakit dan dibandingkan ibu yang bekerja. Hal
begitu juga sebaliknya (Notoadmojo, ini dikarenakan ibu yang tidak
2010). Selain itu pendidikan sangat melakukan pekerjaan diluar rumah
berpengaruh terhadap tingkat (IRT) akan memiliki banyak waktu
pengetahuan karena pendidikan
15
dan kesempatan untuk memberikan Pengetahuan ini dapat membentuk
MP-ASI kepada anaknya. keyakinan tertentu sehingga
seseorang berperilaku sesuai dengan
4. Gambaran Secara Umum
keyakinan tersebut (Notoadmojo,
Pengetahuan Responden Tentang
2010). Pengetahuan tentang makanan
MP-ASI Di Posyandu Dusun
pendamping ASI penting diketahuai
Modinan
oleh ibu, karena jika anak tidak dapat
Pengetahuan responden diukur MP-ASI dengan tepat makan akan
dengan 24 pernyataan yang ada berkonsekuesi terhadap status gizi
meliputi definisi, tujuan dan nya. Masalah gizi yang harus
manfaat, jenis, Pola pemberian, dihadapi Indonesia pada saat ini
waktu, dampak pemberian terkait adalah masalah gizi kurang dan
MP-ASI. Berdasarkan penelitian lebih. Masalah gizi kurang
yang dilakukan di Posyandu Dusun disebabkan karena kemiskinan,
Modinan Banyuraden Gamping kurangnya ketersediaan pangan,
Sleman Yogyakarta didapatkan sanitasi lingkungan dan kesehatan,
bahwa pengetahuan tentang MP-ASI sedangkan masalah gizi lebih
masuk dalam kategori pengetahuan disebabkan oleh kemajuan ekonomi
baik yaitu sebanyak 25 responden pada masyarakat disertai dengan
(59,5%). Menurut Notoadmojo kurangnya pengetahuan tentang gizi (
(2010) pengetahuan hasil Waryana, 2010). Makanan
penginderaan manusia atau hasil tau pendamping ASI adalah makanan
seseorang terhadap objek melalui yang diberikan kepada bayi setelah
indera yang dimilkinya (mata, bayi berusia 6 bulan sampai dengan
hidung, telinga, dan sebagainya). berusia 24 bulan. Jadi selain
Pengetahuan seseorang biasanya makanan pendmaping ASI, ASI
diperoleh dari pengalaman yang harus tetap diberikan kepada bayi
berasal dari berbagai macam sumber paling tidak sampai usia 24 bulan.
misalnya media massa, media Peranan MP-ASI sama sekali buka
elektronik, petugas kesehatan, media untuk menggantikan ASI melainkan
poster, kerabat dekat,dan sebagainya. hanya melengkapi ASI (Lituhayu,
16
2010). Menurut Purwitasari (2009) 2. Pengetahuan ibu tentang
tujuan pemberian MP-ASI adalah makanan pendamping ASI di
untuk melengkapi nutrisi yang Posyandu Dusun Modinan pada
kurang terdapat pada ASI/PASI, kategori sedang sebanyak 13
mengembangkan kemampuan bayi responden (31,05).
untuk menerima bermacam makanan 3. Pengetahuan ibu tentang
dengan berbagai tekstur danrasa, makanan pendamping ASI di
mengembangkan kemmapuan bayi Posyandu Dusun Modinan pada
untuk mengunyah dan menelan, dan kategori rendah sebanyak 4
melakukan adaptasi terhadap responden(9,5%).
makanan yang mengandung energi SARAN
tinggi. Syarat pemberian MP- 1. Bagi Responden
ASIdiantaranya harus mempunyai Diharapkan responden yang
sifat yang baik yaitu rupa dan aroma memilki anak usia 6-24 bulan di
yang layak. Selain itu, dilihat dari Posyandu Dusun Modinan
segi kepraktisannya, makanan Banyuraden Gamping Sleman
tambahan pada bayi sebaiknya Yogyakarta lebih memahami
mudah disiapkan dengan waktu tentang makanan pendaping ASI
pengolahan singkat terutama tentang bagaiman pola
(Krisnatuti,2008). waktu pemberian MP-ASI yang
tepat sesuai usia anak.
KESIMPULAN
2. Bagi posyandu
Berdasarkan hasil analisis data dalam
penelitian ini dapat diambil Diharapkan bidan dan kader
kesimpulan sebagai berikut : posyandu selalu memberikan
1. Pengetahaun ibu tentang sosialisai atau penyuluhan terkait
makanan pendamping ASI di program pemberian makanan
Posyandu Dusun Modinan pada pendamping ASI secara tepat dan
kategori baik sebanyak 25 benar agar peserta posyandu lebih
responden (59,5%). memahami terkait pemeberian
makanan pendamping ASI.
17
3. Bagi Peneliti Lain Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI
Diharapkan mengadakan Pada Bayi Usia0-24 Bulan Di
penelitian terkait MP-ASI dengan Rumah Bersalin Adelia Pangkah
mengembangkan variabel Tahun 2010 . Tegal : Stikes
penelitian agar didaptkan hasil yang Bhamada Slawi
lebih sempurna.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Agnes. 2008. Cakupan Program MP- Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
ASI Dinilai Masih Terbatas.
Hidayat, A.A.A. 2009. Asuhan
Jakarta : Kompas.
Neonatus, Bayi, & Balita: Buku
AL Quran Al karim Praktikum Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: ECG
Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial RI. 2000. Indiharti, M.T. 2009. Buku Pintar :
Makanan Pendamping Air Susu Ibu Kreatif ASI, Susu Formula, dan
Ibu. Jakarta: Departemen Makanan Bayi. Yogyakarta:
Kesehatan dan Kesejahteraan Elmatera Publishing Khazanah Ibnu
Sosial RI Terapan
18
Dalam Pemberian Mp-Asi Dini Di Riset Kesehatan Dasar. 2011. Profil
Desa Jungsemi Kecamatan Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta
Kangkung Kabupaten Kendal.
Rohmani . 2010. Pemberian Makanan
Kendal : Stikes Kendal
Pendamping Asi (MP-ASI) Pada
Mufida, Dkk. 2015. Prinsip Dasar Anak Usia 1-2 Tahun Di Kelurahan
Makanan Pendamping Air Susu Lamper Tengah Kecamatan
Ibu (MP-ASI) Untuk Bayi 6-24 Semarang Selatan Kota
Bulan . Vol 3. 1646-1651. Malang Semarang.Semarang : Universitas
: Universitas Brawijaya Malang Muhamadiyah Semarang
19
Gizi Balita Di Kelurahan Saigon
Dan Parit Mayor Kecamatan
Pontianak Timur. Pontianak
20
21