3.2 Peralatan
Dalam pelaksanaan suatu proyek, secara umum akan digunakan
peralatan baik alat-alat berat maupun alat-alat ringan. Peralatan yang
digunakan untuk pelaksanaan proyek ini harus dipersiapkan dengan baik
agar pelaksanaannya nanti dapat difungsikan dengan lancar. Adapun
peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan proyek pembangunan MAN 2
Banyumas, antara lain:
1) Alat yang digunakan pada pekerjaan pembetonan yaitu:
a) Sendok Semen
Pada pekerjaan beton sendok semen atau cethok biasa
digunakan pada finishing pekerjaan beton, alat mengambil
semen dari kantongnya, alat measang adukan untuk pasang bata
maupun hebel, dan sebagai alat bantu dalam pengecoran juga
22
sebagai alat tuang apabila pekerjaan dilakukan secara manual.
Sendok Semen dapat dilihat pada Gambar 3.1.
23
Gambar 3.3. Ember
c) Cangkul dan Sekop
Cangkul dan sekop adalah jenis alat tradisional yang
digunakan dalam pertanian dan biasanya juga digunakan
diproyek-proyek. Cangkul dan sekop biasanya terbuat dari kayu
dan besi. Pada proyek Pembangunan Masjid MAN 2 Banyumas
cangkul dan sekop digunakan untuk menggali, meratakan tanah,
memindahkan material, mengaduk adonan semen, pasir, air dan
bahan lainya.Cangkul dan Sekop dapat dilihat pada gambar 3.4
dan Gambar 3.5.
24
Gambar 3.5. Sekop
d) Mixer Beton Mini
Mixer molen beton mini merupakan salah satu peralatan
yang digunakan oleh pekerja konstruksi.Alat ini biasanya
digunakan oleh pekerja untuk mengaduk semen. Dengan mesin
ini hasil adukan akan tercampur lebih merata dan lebih bagus
hasil pekerjaanya. Selain itu juga dapat dilihat dari kecepatannya
untuk produksi juga sangat membantu pekerja jika dibandingkan
dengan tenaga manusia. Gambar 3.6.
25
menjaga kualitas beton agar tetap cair dan tidak mengeras dalam
perjalanan. Truk jenis ini adalah Alat transportasi khusus untuk
beton cor curah siap pakai (Ready mix concrete) yang dirancang
untuk mengangkut campuran beton curah siap pakai dari
Batching Plant (Pabrik Olahan Beton) ke lokasi pengecoran.
Kapasitasmuat beton dari truck mixeryang digunakan untuk
pembangunan Masjid MAN 2 Banyumas yaitu 6,5 m³ yang di
datangkan langsung dari PT. SAMBAS. Concrete Mixer Truck
dapat dilihat pada Gambar 3.7.
26
berat. Pada proyek Pembangunan MASJID MAN 2 Banyumas
concrete pump digunakan untuk lantai yang tinggi yang sulit
dijangkau oleh tenaga manusia, Concrete pump dapat dilihat
pada Gambar 3.8.
27
Gambar 3.9. Concrete vibrator
h) Perancah (Schafolding)
Perancah (Schafolding) adalah suatu struktur sementara
yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam
pekerjaan konstruksi pembangunan ataupun perbaikan gedung.
Pada Pembangunan Masjid MAN 2 Banyumas jenis
Perancah (Schafolding) yang digunakan yaitu perancah besi dan
perancah bamboo. Gambar 3.10. dan Gambar 3.11.
28
Gambar 3.11. Perancah (Schafolding) Bambu
i) Alat Pengujian Beton
Alat Pengujian Beton terdiri atas cetakan untuk benda uji
beton dan alat uji slump. Alat cetak beton digunakan untuk
menguji kekuatan beton yang nantinya akan diuji kekuatannya
di laboratorium, dengan adanya pengujian beton maka dapat
mengetahui kekuatan beton apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum. sedangkan Alat uji slump untuk
mengetahui nilai kelecakan suatu campuran beton.
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji
slump dengan cara beton segar diisikan ke dalam suatu bejana
baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas
sehingga beton segar meleleh ke bawah. Besar penurunan
permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin
besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti
semakin mudah untuk dikerjakan. Untuk alat cetakan beton
(Silinder Beton) dapat dilihat pada Gambar 3.12. dan untuk
gambar alat uji slump (bejana baja) dapat dilihat pada Gambar
3.13.
29
Gambar 3.12. Silinder Beton
30
Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda
pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan.
Pada proyek Pembangunan MASJID MAN 2 Banyumas
alat pembengkok baja tulangan yang digunakan adalah bar
bender (manual). Gambar bar bender dapat dilihat pada Gambar
3.14.
31
memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja
cukup tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu
pengerjaan. Bar cutter dapat dilihat pada Gambar 3.15.
c) Pekerjaan Kayu
Alat yang digunakan pada pekerjaan kayu yaitu:
a) Gergaji
Gergaji adalah alat untuk memotong, salah satunya adalah
memotong papan untuk membuat bekisting. Gergaji dapat
dilihat pada Gambar 3.16.
32
Gambar 3.17. Palu dan Linggis
c) Meteran
Untuk mengukur luas atau panjang dengan ukuran sesuai
yang di inginkan. Meteran dapat dilihat pada Gambar 3.18.
33
Selang waterpass digunakan untuk mengukur elevasi/
beda tinggi antara dua titik sehingga ketinggian level lantai
maupun kolom tetap sesuai gambar rencana.
34
3.3 BAHAN
Bahan bangunan yang digunakan harus sesuai dengan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) yang telah ditentukan. Pengadaan bahan bangunan
dilakukan oleh kontraktor dan harus melalui persetujuan pengawas. Bahan
yang dipergunakan di dalam pekerjaan harus:
a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku
b. Memenuhi ukuran, pembuatan jenis dan mutu yang disyaratkan
gambar dan seksi lain dari spesifikasi ini, atau sebagaimana secara
khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan
c. Semua produk harus baru
Kualitas dari hasil pekerjaan pembangunan dipengaruhi oleh kualitas
bahan bangunan yang digunakan. Kualitas bahan bangunan yang baik bukan
saja bahan tersebut harus memenuhi persyaratan atau peraturan yang
ditetapkan, tetapi bahan-bahan tersebut juga harus masih dalam kondisi baik
pada saat digunakan. Oleh karena itu diperlukan perawatan terhadap bahan
bangunan di lapangan agar kualitas bahan bangunan tetap terjaga pada saat
akan digunakan. Bahan bangunan yang digunakan dalam Kegiatan Proyek
Pembangunan MASJID MAN 2 Banyumas ini antara lain adalah:
1) Semen
Semen Portland Pozolan atau sering disingkat PPC (Portland
Pozzolan Cement) SNI 15-0302-2004. Semen Portland Pozolan
didefinisikan sebagai suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran
yang homogen antara semen portland dan pozolan halus, yang
diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland
dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan
mencampur, di mana kadar pozolan 6% sampai dengan 40% massa
semen portland.
Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI 15-0302-
2004 dikelompokkan sebagai berikut :
IP-U : Dapat digunakan untuk semua kebutuhan adukan beton
I-K : Dapat digunakan untuk semua kebutuhn adukan beton,
dengan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang
35
P-U : Dapat digunakan untuk kebutuhan beton yang tidak
disyaratkan kekuatan awal yang tinggi
P-K : Dapat digunakan untuk kebutuhan beton yang tidak
disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, dengan ketahanan
sulfat dan panas hidrasi sedang
Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :
semen portland (OPC)
pozolan (mis. fly ash)
Persyaratan kimia dan fisik untuk semen portland pozolan (PPC)
termasuk pengujian mutunya yang harus dipenuhi masing-masing tipe
ditetapkan dalam SNI 15-0302-2004.
Pada proyek ini menggunakan semen jenis Portland Pozzolan
Cement (PPC) dengan merk dagang semen Bima.
Semen Bima PPC diaplikasikan pada pekerjaan beton, pasangan
bata, plesteran dan acian dan lainnya, dipasaran tersedia dalam
kemasan 40 kg dan 50 kg. Gambar Semen Bima PPC dapat dilihat di
Gambar 3.20.
36
beton yang relatif murah dengan mutu maksimal.
Bahan batuan yang dipakai dalam adukan beton tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton, seperti kandungan
lumpur, asam sulfat, dan sebagainya. Bahan batuan (agregat) yang
akan digunakan harus disimpan di tempat yang bersih serta kering dan
harus dicegah terhadap pengotoran. Agregat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Untuk membedakan
agregat kasar dan agregat halus menggunakan pengujian analisis
saringan.
a) Agregat Kasar (Split)
Agregrat kasar adalah butir-butir agregat yang tertinggal
di atas ayakan no.4 (diameter 4,76 mm). Agregat kasar terdiri
dari split dan batu pecah. Split merupakan batuan yang butirnya
berdiameter lebih besar dari 5 mm. Split dapat berasal dari hasil
pelapukan alam atau dapat juga diperoleh dari hasil pemecahan
batu dengan menggunakan mesin pemecah batu. Split yang
dihasilkan mesin pemecah batu mempunyai diameter butir 10
mm – 25 mm, disebut batu pecah (split).
Pada proyek pembangunan MASJID MAN 2 Banyumas
digunakan koral (split) yang bersih, bermutu baik, split yang
digunakan beragam ukuran yang diproduksi dari penggilingan
batu, gambar split dapat dilihat pada Gambar 3.21.
37
b) Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai
hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir
buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Agregat halus
adalah butir-butir agregat yang melalui ayakan no.4 (diameter
4,76 mm) dan tertinggal diatas ayakan no.200 (diameter 75
mikron). Kualitas pasir yang digunakan untuk campuran adukan
beton harus memenuhi syarat. Syarat dalam penentuan agregat
halus adalah harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dan
tidak boleh pecah apabila terkena pengaruh cuaca sekitar berupa
hujan maupun panas. Agregat halus juga tidak boleh
mengandung lumpur hingga 5%, hal tersebut dikarenakan
lumpur dapat merusak struktur beton.
Pada kegiatan proyek Pembangunan Masjid MAN 2
Purwokerto pasir yang digunakan diambil dari sekitar wilayah
sungai serayu. Gambar agregat halus (Pasir) dapat dilihat di
Gambar 3.22.
38
besi polos dan besi ulir. Besi polos juga sering disebut plain bar/ BJTP
sedangkan besi ulir biasa disebut deformed bar / BJTD.
Besi polos merupakan besi yang mempunyai ciri dengan
penampang bundar dengan permukaan yang tidak bersirip dan
mempunyai permukaan yang licin. Berbeda dengan besi polos, besi
ulir ini mempunyai bentuk fisik yang berbentuk sirip melintang
(puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip teratur/bambu) dengan
pola tertentu. Selain itu, ada juga batang tulangan yang dipilin pada
proses produksinya.
Pada proyek Pembangunan Masjid MAN 2 Banyumas besi
tulangan yang digunakan adalah besi polos Ø10, Ø8 dan besi ulir D16
dan D19. Gambar 3.23 dan Gambar 3.24.
39
direncanakan (Pondasi sumuran, Abutment, Pelat lantai, dsb).
Diameter kawat sebesar 1 mm dengan penyimpulan pada tulangan
sebanyak 4 rangkap sehingga lebih kuat dan tidak mudah putus.
Kawat Besi dalam proyek Pembangunan MASJID MAN 2
Banyumas digunakan untuk mengikat antara tulangan baja dengan
sengkang, tulangan dengan beton decking (tahu beton) agar tulangan
tetap berada pada tempatnya saat diadakan pengecoran. Kawat baja
yang digunakan untuk Pembangunan MASJID MAN 2 Banyumas
dibeli dari stok material terdekat, gambar kawat Besi (bendrat) dapat
dilihat pada Gambar 3.25.
40
Gambar 3.26. Kayu Lokal, Kaso 5/7 dan Balok Kayu 6/12
6) Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat
dari baja, yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan
menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan
dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh udara
bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi
dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada
arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
Gambar 3.27.
41