Nama : Tri Astutiningsih Mata Kuliah : Manajemen Keuangan II
NPK : 21190000235 Jadwal : Rabu, 08.00-10.30
Perusahaan Merger Indonesia
PT. Kalbe Farma Tbk = PT Dankos Laboratories Tbk dan PT Enseval Perusahaan farmasi merupakan industri yang padat modal dan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) terlatih. Untuk itu menyatukan perusahaan yang tersebar menjadi langkah taktis untuk memenangkan pasar. Atas dasar ini, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memutuskan meleburkan anak usaha ke dalam entitas induk. Perusahaan yang dimerger adalah PT Dankos Laboratories Tbk (DNKS) dan PT Enseval ke dalam PT Kalbe Farma Tbk. Bisnis Indonesia edisi 17 November 2005 melaporkan aksi korporasi ini bakal disetujui oleh investor dalam judul ‘Merger Kalbe, Dankos & Enseval diduga mulus.’ Dalam laporan itu disampaikan aksi merger bakal mulus setelah seluruh kreditur, termasuk asing, telah memberikan persetujuan. Perusahaan farmasi dan makanan kesehatan telah menggelar pertemuan untuk meminta izin penggabungan usaha dengan kreditor surat utang dengan tingkat bunga mengambang (floating rate notes/ FRN) sebesar US$28 juta di Hong Kong. Kalbe sendiri memiliki total utang yang nilainya mencapai US$78 juta. Menurut Vidjongtius, yang saat itu sebagai Direktur Kalbe, seluruh kreditur itu telah memberikan persetujuan terhadap rencana penggabungan usaha tersebut, tanpa meminta persyaratan apapun. Setelah sukses mendapatkan persetujuan kreditur, Kalbe menggelar roadshow selama dua hari di Singapura dan Jakarta untuk memberikan penjelasan kepada investor publik, terkait rencana penggabungan usaha itu. Vidjongtius menyatakan berbagai rangkaian pertemuan itu dilakukan sebagai upaya perseroan mendapatkan dukungan untuk melakukan penggabungan usaha. Maka dari itu, dalam forum tersebut, manajemen siap menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan oleh investor, termasuk mekanisme penggabungan usahanya. Bergabungnya Kalbe, Dankos dan Enseval itu akan memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang terhadap perseroan. Manfaat jangka pendeknya adalah sinergi dan integrasi operasional di antara perseroan. Dalam jangka pendek diharapkan mendapatkan efisiensi berupa penanganan persediaan barang dari bahan baku sampai dengan barang jadi. Sedangkan manfaat jangka yang lebih panjang adalah bisa berhubungan secara terintegrasi antara divisi riset dan pengembangan, pemasaran dan industri karena dalam fungsi-fungsi ini perlu dilakukan koordinasi yang lebih luas yang disertai perubahan sistem di lapangan. Sementara itu, dalam hal nilai kapitalisasi pasar di pasar modal, Kalbe setelah merger diharapkan menjadi perusahaan tercatat yang ukurannya lebih besar dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar. Rapat pemegang saham luar biasa Kalbe yang diselenggarakan 29 November 2005 ternyata memang memuluskan aksi korporasi ini. Kala itu pemegang saham yang hadir mencapai 80 persen. Dalam penggabungan itu, setiap pemegang satu lembar saham Dankos mendapat 1,34 lembar saham Kalbe. Sedangkan setiap lembar saham Enseval menjadi 12,99 lembar saham Kalbe. Pemegang saham saham yang tidak setuju dapat menjual sahamnya dengan nilai Rp850 untuk setiap lembar saham Kalbe, Rp1.140 untuk Dankos dan Rp11 juta untuk Enseval. Kalbe juga menambah saham baru sebanyak 2 miliar lembar. Dalam Laporan Tahunan 2005, manajemen Kalbe menyebutkan penggabungan usaha ini membuat perusahaan menjadi entitas farmasi dan produsen produk kesehatan terbesar di Asia Tenggara.
Penggabungan juga meningkatkan daya saing perusahaan, meningkatkan efisiensi
lini pemasaran, produksi, penelitian dan pengembangan hingga likuiditas perusahaan hasil penggabungan. Pada awal Desember 2005, DNKS resmi dihapus dari lantai bursa. Selanjutnya Perdagangan saham KLBF hasil merger sendiri resmi tercatat di BEI pada 2 Januari 2006. Saat ini, KLBF, emiten farmasi terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp70 triliun, mempekerjakan 16.628 karyawan, yang terdiri dari 12.427 karyawan tetap dan 4.201 karyawan tidak tetap. (https://market.bisnis.com/read/20201117/192/1318843/historia-bisnis-merger-langkah- kalbe-klbf-jadi-farmasi-terbesar-di-asia-tenggara