Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN


SEMIPADAT DAN CAIR
KRIM KALAMIN 8%

Disusun Oleh :
Peby Ardiani Pratama (2019130070)
Siti Azizah (2019130071)
Aulia Ayu Saputri (2019130072)
Made Indira Artha D (2019130073)
Alifia Nurintan (2019130074)
Meilan Thenu (2019130075)
Silvia Dumayanti (2019130076)
Inkka Agustin (2019130077)

Kelas/Kelompok: B/3
Tanggal Praktikum: 9 Juli 2021

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2021
I. TUJUAN
1. Mengetahui rancangan formula dalam pembuatan krim
2. Mengetahui proses pembuatan krim
3. Mengetahui evaluasi pada sediaan krim.

II. TEORI DASAR


Krim adalah bentuk sediaan setengah padat satu atau lebih bahan terlarut yang
terkandung atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. (FI edisi IV, 1995).
Sifat umum sediaan semi padat terutama krim ini adalah mampu melekat pada
permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini
dibuat atau dihilangkan. Krim yang digunakan sebagai obat yang biasa digunakan
untuk mengatasi penyakit kulit seperti jamur, infeksi ataupun anti penyakit yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Anwar, 2012).
Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat diminum dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:
1. Tipe a/m, yaitu krim yang tersusun atas campuran air terdispersi dalam minyak
Misalnya : cold cream. Cold cream atau krim dingin merupakan sediaan semisolida
berwarna putih dan bebas dari butiran, digunakan guna memberikan rasa dingin dan
nyaman pada kulit dan sering digunakan sebagai krim pembersih. Krim dingin
mengandung mineral minyak dalam jumlah besar.
2. Tipe m/a, yaitu krim yang tersusun atas campuran minyak terdispersi dalam air
Misalnya : vanishing cream. Vanishing cream merupakan sediaan semisolida yang
biasa digunakan dalam kosmetika sebagai pembersih, pelembab sekaligus alas
bedak. Vanishing cream sebagai pelembab akan meninggalkan lapisan berminyak
pada kulit (Budiasih, 2008).
Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu,
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan
oleh perubahan satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsi tidak tercampurkan satu
sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang
cocok dan dilakukan dengan teknik aseptik.
Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai
pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12%
hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%.
Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tabung ditempat sejuk,
penandaan pada etiket harus juga tertera "obat luar".

III. DATA PREFORMULASI


A. Bahan Aktif
1. Kalamin
Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi VI Hal. 789
Martindale Edisi 36 Hal. 1591
Berat Molekul : 265,33 g/mol
Pemerian : Serbuk halus; merah muda; tidak berbau; praktis
tidak berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; mudah larut dalam asam
mineral.
pH :8
Khasiat : Astringen dan Antipruritik
Dosis : 8%
Stabilitas : Stabil dalam bentuk ointment
Inkompatibilitas : Inkompatibel terhadap hidrokortison
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

B. Bahan Tambahan
1. Asam Stearat
Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi III Hal. 58
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 697-698

Rumus Molekul : C18H36O2


Berat Molekul : 284,47 g/mol
Bobot Jenis : 0,980 g/cm3
Pemerian : Padatan kristal keras, putih atau agak kuning,
agak mengkilap, atau bubuk putih atau putih
kekuningan, bau, dan rasa seperti lemak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20
bagian etanol 95%, dalam 2 bagian kloroform
dan dalam 3 bagian eter
Suhu Lebur : Tidak kurang dari 54℃
pH : 5,5
Kegunaan : Emulsifying Agent
Konsentrasi : 1-20% (HOPE Hal. 697)
Stabilitas : Bahan yang stabil; antioksidan juga dapat
ditambahkan ke dalamnya.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan sebagian besar hidroksida
logam dan mungkin tidak sesuai dengan basa,
zat pereduksi, dan zat pengoksidasi.
Wadah dan Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
yang sejuk dan kering

2. Olive Oil
Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi VI Hal. 1204
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 470-471
Bobot Jenis : Antara 0,910 dan 0,915
Pemerian : Minyak berwarna kuning pucat atau kuning
kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah
dengan rasa ikutan agak pedas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; bercampur dengan eter,
dengan kloroform dan dengan karbon disulfida.
HLB Butuh :7
Kegunaan : Emollient
Konsentrasi : 0,5-5% (HOPE Hal. 470)
Stabilitas : Saat didinginkan, minyak zaitun menjadi keruh
pada suhu sekitar 10℃, dan menjadi massa
seperti mentega pada suhu 0℃.
Inkompatibilitas : Minyak zaitun rentan terhadap oksidasi karena
mengandung proporsi asam lemak tak jenuh
yang tinggi, dan tidak cocok dengan zat
pengoksidasi.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari
panas berlebih

3. Setil Alkohol
Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 155-156

Rumus Molekul : C16H34O


Berat Molekul : 242,44 g/mol
Pemerian : Lilin, serpihan putih, butiran, kubus, atau coran.
Ini memiliki bau khas yang samar dan rasa
hambar.
Kelarutan : Bebas larut dalam etanol (95%) dan eter,
kelarutan meningkat dengan meningkatnya
suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut saat
dilebur dengan lemak, parafin cair dan padat,
dan isopropil miristat.
Titik Leleh : 45-52℃
pH : 6-6,5
Kegunaan : Emollient, Emulsifying Agent
Konsentrasi : 2-5% (HOPE Hal. 155)
Stabilitas : Stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan
udara; tidak menjadi tengik
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan oksidator kuat
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk
dan kering.
4. Trietanolamin (TEA)
Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 754-755

Rumus Molekul : C6H15NO3


Berat Molekul : 149,19 g/mol
Pemerian : Cairan kental berwarna bening, tidak berwarna
hingga kuning pucat yang memiliki sedikit bau
amoniak.
pH : 10,5
Kegunaan : Emulsifying Agent
Konsentrasi : 2-4% (HOPE Hal. 754)
Stabilitas : Dapat berubah menjadi coklat pada paparan
udara dan cahaya.
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan asam mineral membentuk
garam kristal dan ester, dengan asam lemak yang
lebih tinggi membentuk garam yang larut air dan
memiliki karakteristik sabun, dengan tembaga
membentuk garam kompleks
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah kedap udara terlindung dari
cahaya, di tempat yang sejuk dan kering

5. Gliserin
Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi VI Hal. 681
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 283

Rumus Molekul : C3H8O3


Berat Molekul : 92,09 g/mol
Pemerian : Gliserin adalah cairan yang jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis;
memiliki rasa manis, kira-kira 0,6 kali lebih
manis dari sukrosa.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak menguap
Kegunaan : Pelarut, Humektan
Konsentrasi : ≤30% (HOPE Hal. 283)
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni
tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer
dalam kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai
pada pemanasan dengan akrolein. Campuran
gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen
glikol stabil secara kimia.
Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat
pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida,
kalium klorat, atau kalium permanganat.
Perubahan warna gliserin menjadi hitam terjadi
dengan adanya cahaya, atau pada kontak dengan
seng oksida atau bismut nitrat basa
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang
sejuk dan kering

6. Metil Paraben
Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 441-443
Rumus Molekul : C8H8O3
Berat Molekul : 152,15 g/mol
Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih,
tidak berbau atau hampir tidak berbau dan
memiliki sedikit rasa terbakar
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol dan propilen glikol;
agak sukar larut dalam gliserin dan air panas;
Sukar larut dalam air
pH : 3-6
Kegunaan : Pengawet
Konsentrasi : 0,02-0,3% (HOPE Hal. 442)
Stabilitas : Larutan metilparaben dalam air pada pH 3–6
dapat stabil hingga sekitar 4 tahun pada suhu
kamar. Sedangkan pada pH 8 atau lebih dapat
mengalami hidrolisis cepat setelah penyimpanan
60 hari pada suhu kamar
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan zat lain, seperti
bentonit, magnesium trisilikat, bedak,
tragacanth, natrium alginat, minyak esensial,
sorbitol, dan atropin.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk
dan kering

7. Propil Paraben
Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 596-597

Rumus Molekul : C10H12O3


Berat Molekul : 180,20 g/mol
Pemerian : Serbuk putih, kristal, tidak berbau dan tidak
berasa
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol dan propilen glikol;
sukar larut dalam gliserin dan air panas; Sangat
sukar larut dalam air
pH : 3-6
Kegunaan : Pengawet
Konsentrasi : 0,01-0,6% (HOPE Hal. 596)
Stabilitas : Larutan propilparaben dalam air pada pH 3–6
dapat stabil hingga sekitar 4 tahun pada suhu
kamar. Sedangkan pada pH 8 atau lebih dapat
mengalami hidrolisis cepat setelah penyimpanan
60 hari pada suhu kamar
Inkompatibilitas : Propilparaben berubah warna dengan adanya
besi dan mengalami hidrolisis oleh basa lemah
dan asam kuat
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk
dan kering

8. Butylated Hydroxytoluene (BHT)


Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition Hal. 75

Rumus Molekul : C15H24O


Berat Molekul : 220,35 g/mol
Pemerian : Padatan atau bubuk kristal putih atau kuning
pucat dengan bau fenolik yang khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen
glikol, larutan alkali hidroksida, dan asam
mineral encer. Bebas larut dalam aseton,
benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluena,
minyak tetap, dan minyak mineral.
pH : 6-8
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0,0075-0,1% (HOPE Hal. 75)
Stabilitas : Paparan cahaya, kelembaban, dan panas
menyebabkan perubahan warna dan hilangnya
aktivitas.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat
seperti peroksida dan permanganat
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya, di tempat yang sejuk dan kering

IV. FORMULA
Krim M/A
BAHAN FORMULA
Kalamin 8%
BHT 0,1%
Basis Vanishing cream
Asam Stearat 6%
Olive Oil 3%
Setilalkohol 2%
Trietanolamin (TEA) 1,5%
Gliserin 3%
Metil Paraben 0,18%
Propil Paraben 0,02%
Aquadest ad 100 %

V. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN


A. Perhitungan
Krim Kalamin 8% dibuat sebanyak 225 gram
BAHAN PERHITUNGAN
8
Kalamin = 100 × 225 𝑔 = 18 𝑔
0,1
BHT = 100 × 225 𝑔 = 0,225 𝑔

= 225 𝑔 − (18 𝑔 + 0,225 𝑔)


Basis krim
= 206,775 𝑔
6
Asam Stearat = 100 × 206,775 𝑔 = 12,41 𝑔
3
Setilalkohol = 100 × 206,775 𝑔 = 6,2 𝑔
1,5
Trietanolamin (TEA) = 100 × 206,775 𝑔 = 3,1 𝑔
3
Gliserin = 100 × 206,775 𝑔 = 6,2 𝑔
0,18
Metil Paraben = × 206,775 𝑔 = 0,37 𝑔
100
0,02
Propil Paraben = × 206,775 𝑔 = 0,041 𝑔
100

= 206,775 𝑔 − (12,41 + 6,2 + 3,1 + 6,2 + 0,37 +


0,041)𝑔
Aquadest
= 178,454 𝑚𝐿

B. Penimbangan
NAMA BAHAN TEORITIS PRAKTEK
Kalamin 18 g 18 g
BHT 0,225 g 0,225 g
Asam Stearat 12,41 g 12,41 g
Setilalkohol 6,2 g 6,2 g
Trietanolamin (TEA) 3,1 g 3,1 g
Gliserin 6,2 g 6,2 g
Metil Paraben 0,37 g 0,37 g
Propil Paraben 0,041 g 0,041 g
Aquadest 178,454 mL 178,454 mL

VI. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Mortir dan alu 6. Kertas perkamen
2. Cawan penguap 7. Gelas ukur
3. Waterbath 8. Pipet tetes
4. Beaker glass 9. Viskometer
5. Timbangan 10. Batang pengaduk

B. Bahan
1. Kalamin 6. Trietanolamin (TEA)
2. BHT 7. Gliserin
3. Asam stearat 8. Metil paraben
4. Olive oil 9. Propil paraben
5. Setil alkohol 10. Aquadest

VII. PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbangan disetarakan
3. Masing-masing bahan ditimbang
4. Fase minyak (Asam stearat, olive oil, setil alkohol, propil paraben) dileburkan
dalam cawan penguap diatas waterbath dengan suhu 70℃
5. BHT digerus kemudian dilarutkan ke dalam fase minyak yang sudah dileburkan
6. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan dengan gliserin dalam beaker glass
(M1)
7. Aquadest dimasukkan ke dalam beaker glass dan dipanaskan dengan suhu 70℃.
Setelah dipanaskan, ditambahkan TEA dan M1 lalu diaduk ad homogen (fase air)
8. Fase minyak ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase air pada beaker glass,
kemudian diaduk dengan stirrer ad terbentuk basis krim
9. Kalamin digerus di dalam mortir ad halus, dimasukkan ke dalam basis krim
10. Krim ditimbang 10 g dan dimasukkan ke dalam tube, diberi etiket dan dikemas
11. Sisa sediaan dilakukan uji evaluasi (uji organoleptik, uji pH, uji tipe krim, uji daya
sebar, uji homogenitas, uji viskositas)

VIII. EVALUASI DAN TABULASI DATA


1. Uji Organoleptik (Drug stability vol. 107 Hal. 264)
Cara Kerja : diamati warna, bau, dan bentuk sediaan dengan menggunakan panca
indera
Syarat : krim tidak pecah, bau tengik, tidak ada perubahan warna
Organoleptik Hasil Pengamatan
Warna Merah muda
Bau Tidak berbau
Bentuk Krim

2. Uji Homogenitas (Martin Farmasi Fisika V Hal. 647-648)


Cara Kerja : dioleskan diatas kaca objek, diratakan krim dengan kaca objek lain.
Diamati apakah ada partikel kasar dalam krim.
Syarat : tidak ada butiran

Formula Hasil pengamatan


Krim Kalamin Homogen

3. Uji Penetapan pH (FI IV Hal. 1039)


Cara Kerja : Batang pH dibilas dengan aqua destillata. Di lakukan pengukuran
pada larutan uji.
Syarat : pH dengan batas range 4,5-6,5

Sediaan pH
Krim Kalamin 6

4. Uji Viskositas dan Sifat Alir (Lachman ed IV hal 264) dan Uji Sifat Alir (Dewi,
Rosmala, hal 198).
a. Uji sifat alir menggunakan pengukuran Viskometer Brookfield.
b. Uji Viskositas dilakukan untuk menentukan tingkat kekentalan sediaan krim
yang sesuai untuk penggunaan tipical. Diukur menggunakan alat Viskometer
Brookfield.
Cara Kerja :
a. Dimasukan krim 25 g ke dalam gelas yang tinggi
b. Ditentukan ukuran spindle dan pasangkan
c. Diturunkan spindle sampai batas sampel tercelup kedalam krim
d. Ditentukan rpm nya dinyalakan motornya
e. Dibaca skala dan dihitung Viskositas nya
f. Lalu diubah rpm nya dari rendah ke tinggi
g. Dipasang kecepatan atas pada RPM tertentu, dibaca skala dan dihitung
Viskositasnya ketika jarum merah yang bergerak telah stabil untuk menentukan
sifat alir.
Syarat : Sifat alir tiksotropik
Rumus : 𝜂 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 Kv = 7.187,0 dyne/cm2
F = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 × 𝐾𝑣

No. F (dyne/cm2)
RPM (y) Skala (r) Faktor (F) 𝜼=r×F
Spindle = r × kv

6 0,5 13,5 1000 13.500 97.024,5


6 1,6 50 500 25.000 359.350
6 3 85 300 25.500 467.155
6 1,6 42,5 500 21.250 305.447,5
6 0,5 12,5 1000 12.500 89.837,5

Perhitungan Viskositas
𝜼 = r x F = 13,5 x 1000 = 13.500 cps
𝜼 = r x F = 50 x 500 = 25.000 cps
𝜼 = r x F = 85 x 300 = 19.500 cps
𝜼 = r x F = 42,5 x 500 = 21.250 cps
𝜼 = r x F = 12,5 x 1000 = 12.500 cps

Perhitungan Gaya (F)


F = r x Kv = 13,5 x 7.187,0 = 97.024,5 dyne/cm2
F = r x Kv = 50 x 7.187,0 = 359.350 dyne/cm2
F = r x Kv = 65 x 7.187,0 = 467.155 dyne/cm2
F = r x Kv = 42,5 x 7.187,0 = 305.447,5 dyne/cm2
F = r x Kv = 12,5 x 7.187,0 = 89.837,5 dyne/cm2
5. Uji Tipe Krim (Martin Farmasi Fisika V Hal 646-647)
Cara Kerja :
a. Dioleskan krim diatas kaca objek.
b. Diteteskan methylen blue dan sudan III pada objek glass.
c. Diamati dibawah mikroskop.
Syarat :
a. Metylenblue larut dalam air (warna biru) tipe m/a
b. Sudan III larut dalam minyak (warna merah) tipe a/m
Metylenblue Sudan III Tipe

M/A

6. Uji Daya Sebar (Voight hal 376)


Cara Kerja :
1. Dioleskan krim pada cincin beroda luar 55 mm dengan ketebalan 8 mm
berdiameter 15 mm beralaskan kaca
2. Di bagian dalam cincin, diisi penuh dengan krim, diratakan dengan spatula
hingga permukaan rata dan tanpa gelembung udara
3. Diangkat cincin teflon secara hati-hati, sehingga dapat dioleskan dengan
lempengan kaca berdiameter 2 mm dengan berat 200 g, didiamkan 2 menit.
4. Dipindahkan dan diukur diameter vertikal dan horizontal dari permukaan krim
yang melebar dengan jangka sorong.
Syarat : 5-7 cm
Daya sebar (M/A) (cm)
Vertikal Horizontal R
5,30 5,33 5,315

IX. PEMBAHASAN
1. Kalamin sebagai zat aktif memiliki khasiat sebagai astringen dan antipruritik
sehingga dapat digunakan untuk mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit, ruam,
iritasi dan gigitan serangga.
2. Pemilihan asam stearat yang dikombinasikan dengn TEA sebagai emulsifying
agent agar kemampuan untuk mengemas molekul-molekul zat aktif di permukaan
akan lebih kuat sehingga dapat menambah kekuatan lapisan antar muka dan
menambah kestabilan sediaan, Konsentrasi yang digunakan adalah asam stearat 6%
dan TEA 1,5%
3. Pemilihan olive oil sebagai emollient yang bertujuan untuk memberikan rasa
lembut di kulit saat dioleskan dan memberikan kenyamanan pada penggunanya.
Konsentrasi yang digunakan adalah 3%
4. Pemilihan setil alkohol dan gliserin mempunyai sifat yang sama yaitu dapat
meningkatkan viskositas krim. Oleh karena itu, dilakukan optimasi emulsifying
agent setil alkohol dan humektan gliserin agar dihasilkan krim yang memiliki
viskositas yang tepat untuk sediaan krim, serta stabil pada saat penyimpanan.
Konsentrasi yang digunakan adalah setil alkohol 2% dan gliserin 3%
5. Pemilihan bahan pengawet metil paraben yang dikombinasikan dengan propil
paraben digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan mikroba karena
tingginya kadar air pada sediaan. Kombinasi propilparaben 0,02% dengan
metilparaben 0,18% akan menghasilkan kombinasi pengawet dengan aktivitas
antimikroba yang kuat.
6. Pemilihan BHT dengan konsentrasi 0,1% sebagai antioksidan membantu menjaga
stabilitas sediaan dari reaksi oksidasi sehingga reaksi oksidasi dapat ditunda atau
dicegah.
7. Uji Organoleptik, sediaan krim tipe ini memperoleh hasil sediaan yang berwarna
merah muda tidak berbau dan semi solid. evaluasi yang dilakukan dengan cara
mengamati sediaan tersebut dengan melihat bentuk, warna, dan bau dari sediaan
krim kalamin yang dibuat tersebut. Evaluasi ini dilakukan agar mengetahui sediaan
yang dibuat sesuai dengan standar krim yang ada, dalam arti sediaan krim adalah
stabil dan tidak menyimpang dari standar sediaan krim.
8. Uji homogenitas, uji ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui sediaan yang
dibuat homogen atau tidak, Pada hasil uji sediaan krim tidak terlihat adanya butiran
kasar pada kaca objek saat pengamatan dan warna yang merata. karena sediaan
krim yang baik harus homogen dan bebas dari partikel-partikel yang masih
menggumpal.
9. Uji penetapan pH, krim dimasukan kedalam wadah, kemudian pH diukur
menggunakan pH meter. Hasil uji pH dari krim calamine memiliki pH 6, dimana
nilai ini memenuhi standar pH kulit. Jika pH krim dibawah 4,5 krim bersifat asam
yang dapat mengiritasi kulit dan jika nilai pH krim diatas 6,5 maka krim bersifat
basa yang dapat menimbulkan kering dan bersisik.
10. Uji viskositas dan sifat alir dilakukan menggunakan viskometer Brookfield untuk
mengetahui tingkat kekentalan dan sifat alir sediaan. Spindel yang digunakan
adalah nomor 6 pada RPM 0,5; 1,6 dan 3. Prinsip viskometer Brookfield ini adalah
semakin kuat putaran maka semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya
semakin besar. Sifat alir dapat dilihat dari rheogram yang dibentuk pada grafik
hubungan antara F (gaya) pada sumbu x dan RPM pada sumbu y. Sediaan ini adalah
tiksotropik karena grafik turun ada di sebelah kiri grafik naik.
11. Uji tipe krim dilakukan untuk mengetahui tipe krim ini sudah sesuai atau tidak
dengan formulasinya. Hasil krim yang didapat tipe M/A, hal ini diketahui karena
saat diteteskan metilen blue terdapat warna biru pada fase luar yaitu air.
12. Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim menyebar saat
diaplikasikan pada kulit. Daya sebar yang baik membuat kontak antara krim dan
kulit menjadi lebih luas sehingga zat aktif lebih cepat terabsorbsi. Berdasarkan
hasil uji, diperoleh hasil uji daya sebar krim kalamin adalah 5,315 cm. Hasil
tersebut memenuhi syarat daya sebar krim.
X. KEMASAN
KALAMFIN
Cream Calamine 8%
KALAMFIN® Netto : 10 gram
Krim Kalamin 8%
Komposisi:
Tiap gram mengandung kalamin 8%
Komposisi: Indikasi:
Tiap gram mengandung Kalamin 8% Anti alergi dan antiseptik ekstern
Indikasi : Efek Samping :
Anti alergi dan antiseptik ekstern Iritasi pada kulit
Aturan Pakai :
Farmakologi: Oleskan tipis-tipis pada area kulit yang gatal atau sakit 1-4 kali
Sebagai astringen ringan, antiseptik, dan antipruritus, serta sehari. Digunakan setelah mandi
farmakokinetiknya yang tidak terabsorbsi melalui kulit.
HANYA UNTUK PEMAKAIAN LUAR
Aturan Pakai :
Oleskan tipis-tipis pada area kulit yang gatal atau sakit 1-4 kali sehari. Diproduksi Oleh :
Digunakan setelah mandi PT. PANCA FARMA
Jakarta-Indonesia
Kontra Indikasi : No. Reg : DBL2131415029A1
Hypersensitive No. Batch : B123135
Mgf. Date : Juli 2021
Efek Samping : Exp. Date : Juli 2023
Iritasi pada kulit

Kemasan :
Tube

Isi :
10g

Penyimpanan :
Tutup rapat tube, simpan di tempat sejuk

HANYA UNTUK PEMAKAIAN LUAR

No. Reg : DBL2131415029A1

Diproduksi Oleh :
PT. PANCA FARMA
Jakarta-Indonesia
XI. KESIMPULAN
No. Evaluasi Syarat Hasil Ket
Warna : Merah muda
1. Uji Organoleptik - Bau : Tidak berbau MS
Bentuk : Krim
Tidak ada butiran
2. Uji Homogenitas Homogen MS
(homogen)
3. Uji pH pH range 4,5-6,5 pH 6 MS
Uji Viskositas
4. Sifat alir tiksotropik Aliran tiksotropik MS
dan Sifat Alir
• Methylen blue
larut dalam air
(warna biru) tipe
M/A
5. Uji Tipe Krim MS
• Sudan III larut
dalam minyak
(warna merah)
tipe A/M
6. Uji Daya Sebar 5-7 cm 5,315 cm MS

XII. DAFTAR PUSTAKA


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 1979.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 1995.
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Farmakope Indonesia. Edisi VI.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2020.
Elmitra. 2017. Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid Ed. 1. Yogyakarta:
Deepublish
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
ketiga. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
1994.
Rowe, Raymod C., Paul J Sheskey, Marian E Quinn. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. 6th edition. London: Pharmaceutical Press. 2009.
Setyawan, Eka Indra dkk. 2015. Formulasi dan Teknologi Sediaan Non Steril. Bali :
Universitas Udayana.
Sinko, PJ. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Edisi 5. Diterjemahkan oleh
Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2011.
Sweetman, Sean C. Martindale: The Complete Drug Reference. 36th edition. London:
Pharmaceutical Press. 2009.
Voight. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 1994.

Anda mungkin juga menyukai