Anda di halaman 1dari 12

Analisis Sistem Transportasi Terintegrasi Di Jakarta

Dengan Menggunakan Metode Pemetaan Pemangku


Kepentingan

Disusun Oleh :

Angkatan XI / Kelompok : II Sub Kelompok 1

Neng Indrayani, A.Md.Kep (Ketua Kelompok)

Nita Kardilah, A.Md.Kep

Diky Rinaldi, A.Md.Kep

Peserta Latsar PPSDM Regional Bandung


Golongan II Angkatan XI Kelompok II Kabupaten garut
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
analisis system transportasi terintegrasi di DKI Jakarta menggunakan metode
analisis pemangku kepentingan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pelatihan dasar CPNS tahun 2021 agenda II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang moda transportasi
terintegrasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, Juli 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Transportasi adalah bagian inti dari DKI Jakarta karena tidak hanya untuk
mendukung kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus dilanjutkan
upaya untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan tepat yang akan
mendukung kegiatan sehari-hari serta mengurangi jumlah kendaraan pribadi
yang akan menyebabkan kemacetan dan polusi udara.
Masalah sosial seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara adalah contoh
dari masalah pelik yang dihadapi kota Jakarta dan sekitarnya. Oleh karena itu,
kebijakan yang dibuat perlu memperhatikan berbagai factor pemangku
kepentingan dan sektor-sektor yang saling bergantungan.
Menghadapi era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akibat pandemi
Covid-19 pemerintah mendorong secara maksimal penerapan intelligent system
dan protokol kesehatan pada sistem transportasi seperti contactless ticketing,
cashless payment, digital information, system apps, dan disiplin physical
distancing. Selain itu, proses pembangunan infrastruktur yang modern dan
terintegrasi melalui pengembangan system transit melalui trunk dan feeder juga
terus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan transportasi publik.
Kemudahan dan kenyamanan menjadi faktor penting untuk mendukung
upaya ini.
Program Jak Lingko sebagai langkah pengembangan transportasi
untuk Kota Jakarta; yang berfokus pada pengembangan fasilitas pejalan
kaki, kendaraan tidak bermotor dan/atau kendaraan bermotor yang ramah
lingkungan, serta mengoptimalkan penggunaan transportasi umum sebagai
tulang punggung sistem transportasi. Melalui Program Jak Lingko, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mengembangkan sistem transportasi terintegrasi dengan
menerapkan ‘Push and Pull Strategy’ yaitu menekan (push) penggunaan
kendaraan pribadi dan menarik (pull) orang untuk menggunakan angkutan umum
dengan empat prioritas penanganan, antara lain pejalan kaki dan pesepeda,
kendaraan ramah lingkungan, angkutan umum, dan disinsentif kendaraan
pribadi.
Ketika menyangkut transportasi umum, transportasi yang memanfaatkan
teknologi jaringan komputer (daring/online) memiliki peran penting. Berdasarkan
latar belakang masalah diatas mengenai system transportasi terintegrasi
yang ada di DKI Jakarta, maka kami akan menganalisis solusi permasalahan
sistem transportasi terintegrasi di DKI Jakarta dengan menggunakan metode
pemangku kepentingan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran stakeholders dalam moda transportasi di DKI Jakarta?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi moda transportasi di DKI Jakarta?

C. Tujuan Analisis Masalah


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk
mengetahui stakeholeder system transformasi Jakarta dengan
menggunakan metode analisis pemangku kepentingan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stakeholders

Berdasarkan pengaruh (influence) dan kepentingan (interest) yang


dimiliki oleh setiap Stakeholders maka Stakeholders dapat dikategorikan
menjadi empat jenis yaitu (Reed, 2009).

1. Stakeholder dengan tingkat kepentingan (interest) yang tinggi tetapi


memiliki pengaruh (influence) yang rendah diklasifikasikan sebagai
Subyek (Subjects). Stakeholders ini memiliki kapasitas yang rendah
dalam pencapaian tujuan, akan tetapi dapat menjadi berpengaruh
dengan membentuk aliansi dengan Stakeholders lainnya. Stakeholder ini
sering bisa sangat membantu sehingga hubungan dengan Stakeholders
ini harus tetap dijaga dengan baik.

2. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh


(influence) yang tinggi diklasifikasikan sebagai Pemain Kunci 13
(KeyPlayers). Stakeholders ini harus lebih aktif dilibatkan secara penuh
termasuk dalam mengevaluasi strategi baru.

3. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh


(influence) yang rendah diklasifikasikan sebagai Pengikut Lain (Crowd).
Diperlukan sedikit pertimbangan untuk melibatkan Stakeholders ini lebih
jauh karena kepentingan dan pengaruh yang dimiliki biasanya berubah
seiring berjalannya waktu. Stakeholders ini harus tetap dimonitor dan
dijalin komunikasi dengan baik.

4. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) yang rendah tetapi


memiliki pengaruh (influence) yang tinggi diklasifikasikan sebagai
Pendukung (Contest setters). Stakeholders ini dapat mendatangkan
resiko sehingga keberadaannya perlu dipantau dan dikelola dengan baik.
Stakeholders ini dapat berubah menjadi key palyers karena suatu
peristiwa. Hubungan baik dengan Stakeholder ini terus dibina. Untuk itu
segala informasi yang dibutuhkan harus tetap diberikan sehingga mereka
dapat terus berperan aktif dalam pencapaian tujuan.

B. Koordinat Peran

PENGARUH KEPENTINGAN
STAKEHOLDERS (Power) (interest )

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Sektor pemerintah
√ √
1. Pemerinah pusat

Dinas perhubungan DKI Jakarta √ √

Sektor private
√ √
PT.Trans Jakarta

2. PT. KRL √ √

PT. KAI √ √

PT.MRT Jakarta √ √

Sektor masyarakat
√ √
Pejalan kaki
3.
Pengendara transportasi pribadi √ √

pengguna sepeda √ √ √ √
C. Tingkat Pengaruh

Tingkat pengaruh pemangku kepentingan dalam sistem transpotasi


terintegrasi di DKI Jakarta menggunakan lima variabel yakni kondisi, kepribadian,
kompensasi, kelayakan, dan organisasi. Kemudian di klasifikasikan menurut jumlah
skor yang didapatkan dari hasil analisis stakeholder, dapat dilihat pada tabel diatas.
Berdasarkan penilaian skor tertinggi dimilki oleh “sektor pemerintah” yang tentu
memegang andil besar dalam pembentukan, pengelola dan tentunya pengembang.
Skor tertinggi kedua dimiliki oleh “sektor privat” yang tentunya sebagai pihak ketiga
membantu menjalankan sistem ini. Tertinggi ketiga oleh “sektor masayarakat” punya
andil dalam memelihara dan mendukung agar sistem ini tetap berjalan.

D. Tingkat Kepentingan

Tingkat kepentingan pemangku kepentingan dalam sistem transportasi


terintegrasi di DKI Jakarta menggunakan lima variabel yaitu manfaat, tingkat
ketergantungan, keterlibatan, presentasi program kerja, dan peran yang
klasifikasikan menurut jumlah skor yang didapatkan dari hasil analisis stakeholder,
dapat dilihat pada tabel diatas. Skor tertinggi dimilki oleh “sektor pemerintah” yang
memiliki peran penting dalam menciptakan sistem ini. Skor kedua dimiliki oleh
“sektor masayarakat” yang berkepentingan dalam menggunakan dan memberikan
feedback kepada pemerintah agar sistem ini terus menjadi lebih baik. Skor ketiga
dimiliki oleh “sektor privat” hampir sama pentingnya dengan sektor masayarakat,
membantu pemerintah agar sistem ini dapat terus berjalan.

E. Matriks Pemetaan Pemangku Kepentingan Dalam Sistem Transportasi


Terintegrasi di Jakarta

Matriks pemetaan pemangku kepentingan dalam pengelolaan Sistem


Transportasi Terintegrasi di Jakarta diklasifikasikan berdasarkan tingkat pengaruh
dan kepentingan yang kemudian dibagi menjadi 4 kategori yaitu subjek, pemain
kunci, pengikut lain, dan pendukung.

Tinggi

PT. Trans Jakarta


PT.KRL
K Dinas perhubungan
E Peggendara transportasi
P pribadi Pemerintahan Pusat
E
N
TI
N
Pejalan kaki PT. KAI
G
A Pengguna sepeda PT. MRT
N

Rendah
PENGARUH Tinggi
Rendah
F. Matriks Kolaborasi Pemangku Kepentingan

STAKEHOLDERS PERAN HAMBATAN UPAYA INTEGRASI


Sektor pemerintah - Membuat - Peraturan harus di - penerapan - Peraturan
kebijakan dan dukung oleh semua kebijakan dan terkait
startegi pihak strategi transportasi
mengenai pola - Banyak masyarakat menangani publik
integrasi yang tidak menjaga pola integrasi - Pengawasan
transportasi kebrsihan di publik dari petugas
publik trasnportasi umum - menjaga untuk menjaga
- Menyediakan dan danya kebersihan dan kbersihan dan
trasnportasi kesejahteraan di keamanan di keamanan di
yang aman transportasi umum transportasi transportasi
dan sehat umum umum
Sektor privat Investasi dari pihak Sulitnya birokrasi Mencari investor Bekerja sama
swasta dalam untuk pra investor untuk bekerja dengan investor
sector memberikan investasi sama dalam
pembangunan sektor
transportasi pembangunan
transportasi
Sektor masyarakat Memperluas dan Masih banyak Membuat inovasi Sistem
mengembangkan masyarakat memilik system transportasi yang
system transportasi pribadi transportasi dan terintegrasi yang
transportasi mengajak mudah dipahami
kepada masyarakat oleh masyarakat
masyarakat menggunakan
transportasi
umum

Berdasarkan matriks kolaborasi pemangku kepentingan di atas dapat


disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait
dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.

Peran pemangku kepentingan di sektor pemerintahan mempunyai andil


besar dalam berjalannya transportasi publik yang terintegrasi, karena
mempunyai pengaruh dan kepentingan yang sangat besar dalam kerjasama
yang diwujudkan dalam pengembangan transportasi terintegrasi.

Mekanisme kerjasama yang terjalin dalam pemangku kepentiongan sektor


privat, dimana dalam penyelenggaraan transportasi publik yang terintegrasi
memerlukan investasi dalam penyediaan infrastruktur. Yang menjadi hambatan
di Indonesia ialah terdapat aturan yang tumpang tindih serta birokrasi yang
berbelit-belit, sehingga investor sulit masuk ke Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat 3 stakeholder dalam sistem transportasi terintegrasi di DKI


Jakarta yaitu, sektor pemerintah, sektor privat dan sektor masayarakat. Berdasar
tingkat pengaruh dan kepentingan sektor pemerintah yang memilki skor tertinggi
karena berperan besar dalam sistem ini. Oleh karena itu, dalam pemetaan
didapatkan sektor pemerintah disebut sebagai “pemain kunci (Keyplayer)”,
sektor privat sebagai “pendukung (contest setter), dan sektor masyarakat sebagi
“subjek (subject).

Disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang


terkait dengan isu dan permasalahan. Sektor pemerintah sebagai regulator,
sektor privat sebagai penanam modal, dan sektor masayarakat sebagai
pengguna/penerima jasa memiliki peran, hambatan, upaya dan integrasi yang
masing-masing menjadi fokus kajian agar sistem ini bisa terus berjalan,
berkembang dan bahkan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/ZAlPna1SLII
https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-analisis-stakeholder-menurut-para-
ahli-dan-contoh-tesis-analisis-stakeholder/

https://media.neliti.com/media/publications/94118-ID-analisis-
pemangkukepentingan-dalam-tran.pdf

Anda mungkin juga menyukai