Anda di halaman 1dari 26

PROMOSI

KESEHATAN

The science and art of helping


people change their lifestyle to
move toward a state of optimal
health
10 Besar Faktor Berisiko terhadap Penyakit
yang Dapat Dicegah
• Berat badan ibu & anak
yang rendah • Kolesterol tinggi
• Seks tidak sehat • Terpapar asap dalam
ruangan dari bahan bakar
• Tekanan darah tinggi padat
• Tembakau/rokok • Defisiensi zat besi
• Alkohol • Obesitas atau indeks massa
• Air bersih tubuh berlebih

Source: WHO, World Health Report 2002: Reducing Risk, Promoting Healthy Life (Geneva: WHO, 2002), accessed
online at www.who.int, on Nov. 15, 2004.
Wellness
Change stressors Disease stressors Phobic stressors
Where stress
Chemical Stressors Emotional stressors Physical stressors
comes form:
Commuting stressors Environmental stressors Social stressors
STRESSORS
Decision stressors Family stressor Work stressors
Pain stressors

Health-Promoting
Lifestyle Responses

Adaptive Behavioral Adaptive Physical Adaptive, cognitive, and


Techniques Responses Responses emotional responses
and skills: (e.g., assertiveness, time (e.g., Nutrition exercise, (e.g. stress inoculation,
management) relaxation) cognitive restructuring)

Wellness Cycle
Increased self-esteem, Improved physical health Improved mental health
Long-term self-respect, and self- and resistance to disease and resistance to future
effects: confidence stressors

Increased Productivity
Over-all
Increased enjoyment
benefits:
Increased intimacy
Pengertian Promosi Kesehatan

• Prinsipnya adalah mempromosikan wellness &


kompetensi
• Proses memfasilitasi masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan kontrol atas
kesehatan dirinya berdasarkan faktor2
penentu kesehatan (psikososial & kognitif)
sehingga kesehatan dapat selalu terjaga.
Perangkat (Tools) Promosi Kesehatan
• Mass media
• Pemasaran sosial
• Mobilisasi komunitas
• Pendidikan kesehatan
• Interaksi klien-penyedia layanan
• Komunikasi Publik
Pendidikan kesehatan
• Adalah prinsip-prinsip di mana
individu/kelompok belajar untuk berperilaku
yang kondusif bagi pemeliharaan atau
perbaikan kesehatan. Contoh: sosialisasi
pentingnya physical exercise; informasi
tentang bahan makanan organik.
Pemasaran Sosial
• Meneladankan dan mempopulerkan:
- Kebugaran (mind & body)
- Gaya hidup sehat (olahraga, pola makan
sehat, cukup istirahat, dll.)
- Perilaku kesehatan positif (no
alcohol/smoking/drug/free sex)
Prevensi dalam Kesehatan ada 3:
• Prevensi primer: pencegahan yang disasarkan
pada masyarakat luas/populasi pada
umumnya, melalui program promosi
kesehatan. Programnya ditujukan untuk
mencegah sakit/gangguan, seperti iklan
layanan masyarakat, agar rajin cuci tangan
(menggantungkan wudlu lebih baik), agar
mempunyai gaya hidup sehat.
• Prevensi sekunder: kegiatan deteksi dini untuk
mengidentifikasi dan menghentikan problem
kesehatan tertentu, mencakup tes & tritmen
kesehatan tahap awal. General check up, dll.
• Prevensi tersier: upaya mengurangi dampak
yang lebih buruk pada individu yang telah
terdiagnosis atas suatu penyakit tertentu,
mencegah disabilitas, dan rehabilitasi pasien.
5 Konsep Penting dalam Prevensi
1. Risk
Faktor2 yang mengurangi kapasitas biologis,
psikologis, atau sosial individu dalam
memelihara & mempertahankan kesejahteraan
& fungsi adaptasinya di masyarakat
2. Protection
Faktor2 yang menambah atau menguatkan
kapasitas biologis, psikologis, & atau sosial
individu dalam memelihara & mempertahankan
kesejahteraan & fungsi adaptasinya di dalam
komunitas.
3. Resilience
Interaksi antara karakteristik individual (trait) &
lingkungan yang berpotensi menjaga atau
melindungi individu dari dampak negatif stres
4. Strength
Seberapa besar aset pribadi individu yang dapat
membantunya untuk bertahan hidup
5. Thriving
Kesuksesan individu dalam menghadapi kesulitan
hidup dan terus menuntunnya untuk maju.
• Penguatan faktor protektif, contoh:
 Akses individu thd pengetahuan/informasi
 Masyarakat yang sadar & peduli
• Pelemahan faktor risiko, contoh:
 Kebodohan/kurang ilmu -->belajar
 Hilangnya kepekaan sosial ---> infak, shadaqah,
kegiatan filantropi
Level Pengubahan Perilaku pada
Promosi Kesehatan
Undang-undang & turunannya
Kebijakan Publik

Kebijakan, peraturan, struktur


Institusi informal
Jejaring sosial, standar, norma
Komunitas
Keluarga, partner, teman
Interpersonal sebaya
Pengetahuan, sikap, belief,
Individu kepribadian
Contoh Prevensi Level Individu (1)
• Memperbaiki • Meningkatkan self
penerimaan thd stres esteem
• Mengurangi dampak • Meningkatkan
negatif dari difabilitas ketrampilan koping
• Meningkatkan
ketrampilan membuat
keputusan
• Meningkatkan
ketrampilan sosial
Contoh Prevensi Level Individu (2)
• Self help approach: pelatihan relaksasi,
pelatihan keseimbangan body-soul, self
monitoring
• Screening approach: general check-up (pap
smear, cek darah, dll); deteksi dini
(perkembangan anak, stres, gangguan belajar)
• Counseling approach: memberi konseling
terkait cara problem solving, menguatkan
konsep diri, melatih regulasi emosi, modifikasi
perilaku,taubat, ibadah.
Contoh Prevensi Level Individu (3)
 Berbasis informasi:
leaflet/flyer,brosur/booklet tentang
informasi2 kesehatan; bahan bacaan lain
tentang informasi kesehatan (buku, majalah,
tabloid)
 Berbasis kontrol diri: buku/papan pemantauan
diri
Contoh Prevensi Level Komunitas (1)
• Mengurangi faktor • Meningkatkan sosialisasi
risiko stres yang massa tentang gaya hidup
bersumber dari sehat
komunitas, termasuk • Menguatkan fungsi
masalah lingkungan. dukungan sosial &
• Mengurangi faktor2 network.
risiko fisik yang • Meningkatkan aksesibilitas
berpotensi thd sumber2 dukungan
menyebabkan sosial-- berjejaring dengan
kerentanan LAZISMU,LAZISNU,
fisik/psikologis. LAZISQU.
Contoh Prevensi Level Komunitas (2)
1. Health public policy
 Perda larangan merokok di ruangan/tempat
umum
 Pembatasan produk yang berisiko thd kesehatan
 Pembatasan tayangan kekerasan di TV
2. Creating supportive environment
 Larangan membawa kendaraan beremisi tinggi ke
kampus/tempat wisata
Contoh Prevensi Level Komunitas (3)
3. Attitude & communication theories
(penggunaan media komunikasi untuk
pembentukan & perubahan sikap serta
perilaku)  perlu mempertimbangkan:
 Karakteristik resipien/penerima: anak, remaja,
lansia?
 Isi pesan : apa yang menarik dan penting?
 Metode & teknik penyampaian pesan: teknik
persuasi.
Contoh Prevensi Level Komunitas (4)
4. Population-based intervention
 intervensi yang dikembangkan di
masyarakat/kelompok menggunakan berbagai
pendekatan & metode : membentuk desa
siaga bencana, desa tangguh covid-19,
ketahanan pangan selama pandemi, desa
sehat jiwa.
Uji Pengetahuan HIV/AIDS:
1. Penderita AIDS biasanya B-S 6. ODHA dapat terlihat bugar B-S
meninggal akibat komplikasi. dan sehat.

2. Tes darah untuk diagnosis B-S 7. Lesbian lebih mungin B-S


biasanya dilakukan 1 minggu terserang AIDS daripada
setelah infeksi . wanita normal.
3. Penularan AIDS bisa melalui B-S 8. Petugas kesehatan lebih B-S
kolam renang atau tempat berisiko tertular AIDS dari
peristirahatan lainnya. pasiennya.

4. AIDS dapat menular melalui B-S 9. Mencium atau menyentuh B-S


gigitan serangga, misalnya ODHA dapat membuatmu
nyamuk. ikut sakit.

5. AIDS dapat dicegah melalui B-S 10. AIDS tidak lebih menular B-S
vaksin dan dapat sembuh daripada cacar air.
bila segera ditangani.
Prevensi pada Substance Abuse
• Prevensi universal: penyediaan informasi kepada
masyarakat luas untuk menghindari alkohol,
rokok, & drugs
• Prevensi selektif: target khusus informasinya
kepada kelompok2 berisiko tinggi (ditinjasu dari
sekse, ras, dsb.) atas rokok, alkohol, & drugs.
• Indicated prevention: pengadaan screening pada
mereka yang telah menunjukkan gejala2 tertentu
akibat alkohol, rokok, atau drugs.
Belajar dari New Zealand
dalam penangan covid-19
(sumber kemlu.go.id)

• Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaaan Tonga, Tantowi
Yahya, sebagai nara sumber pada seminar online tanggal 14 Mei 2020
mengenai “Change Management and Dealing with COVID19: Lesson Learned
from New Zealand“ menyampaikan pelajaran apa saja yang bisa diambil dari
keberhasilan Selandia Baru dalam menangani pandemic COVID-19 ini.
• Terdapat 5 (lima) hal yang menunjang keberhasilan Selandia Baru dalam
menangani pandemic COVID19 ini.
• Pertama, Selandia baru merupakan Negara yang terkahir terdampak Virus
Corona, sehingga pemerintahnya bisa mempelajari secara matang langkah
langkah apa saja yang bisa dipelajari dari Negara lain yang sudah lebih dulu
terpapar dalam menangani wabah ini.
• Kedua, Pemerintah Selandia Baru dalam mengeluarkan kebijakan
atau peraturan selalu mempertimbangkan pendapat para akademisi
atau para ahli sehingga kebiajakan yang diterapkan bersifat ilmiyah.

• Ketiga, Pemerintah Pusat dan daerah bekerja bersama sama dalam


menangani pandemic ini, jadi koordinasi yang baik terjalin antara
pemerintah daerah dan pusat mempermudah penerapan kebijakan
yang dikeluarkan.

• Keempat, Pemerintah Selandia Baru tidak memiliki kesulitan dalam


diseminasi informasi melalui media media mainstream karena 70%
masyarakatnya memilih sumber berita yang terverifikasi dan tidak
mudah terpapar Hoax.
• Kelima, Yang paling penting adalah dukungan masyarakat Selandia Baru,
masyarakat sangat patuh terhadap pemerintahnya, apapun kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Selandia baru rata rata masyarakat selalu patuh.
• Dubes Tantowi menyampaikan perubahan sangat perlu karena jika tidak berubah
maka akan mati:
• Sebagai contoh tradisi cium hidung (Hongi) yang merupakan tradisi menyambut
tamu dari Maori/Polynesia setelah pandemic COVID19 ini secara kesehatan tidak
dianjurkan.
• Merujuk komentar dari Deputi Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Selandia
Baru, Winston Peters yang menyampaikan bahwa pemerintah Selandia Baru saat
ini sudah mulai membahas rencana undang undang untuk menangani post COVID-
19 ini.

• Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hal-hal baik negara lain yang
bisa kita sesuaikan dengan kearifan lokal sebagai muslim maupun budaya
Indonesia dalam menangani covid-19 .
• Demikian materi kuliah tentang promosi
kesehatan kali ini, semoga bermanfaat.
Aamiin.
• Trimakasih.

Anda mungkin juga menyukai