PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Energi laut/samudra adalah energi yang dapat dihasilkan dari konversi gaya
mekanik, gaya potensial serta perbedaan temperature air laut menjadi energi listrik
Energi samudra murni, dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu energi
gelombang (wave power), energi pasang surut (tidal power), energi arus laut
(current power), dan energi panas laut (ocean thermal energy conversion, OTEC).
Energi gelombang adalah energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi
gelombang laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi
energi listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya [4]. OTEC ( Ocean Thermal Energy
Conversion ) atau Konversi energi termal lautan adalah metode untuk
menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperatur yang berada di
antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin kalor.
Siklus kalor yang sesuai dengan OTEC adalah siklus Rankine, menggunakan
turbin bertekanan rendah. Sistem dapat berupa siklus tertutup ataupun terbuka.
Siklus tertutup
menggunakan cairan khusus yang umumnya bekerja sebagai refrigeran, misalnya
ammonia.
Siklus terbuka menggunakan air yang dipanaskan sebagai cairan yang bekerja di
dalam
Siklusnya [6].
Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak
diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk
menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan
potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang. Secara
umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis
potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut
(wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut
adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang
surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut
menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan
perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun
pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian
mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan
memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar
dari energi pajang surut [5].
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Literatur dan Data
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Mekanisme Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan Siklus Tertutup
Menggunakan Energi Gelombang Laut adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Grafik tingkat pemanasan global 1960-2020
(Sumber : NOAA)
15 KW/m
10 KW/m
< 10 KW/m
4.2 Pembahasan
Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah sebuah sistem yang
memungkinkan terjadinya konversi energi panas matahari yang diserap oleh
lautan menjadi energi listrik dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara
permukaan laut pada kedalaman 35−100m sebagai suhu hangat dengan laut pada
kedalaman 800−1000m sebagai suhu dingin[7].Pada kedalaman 900m ke atas
terdapat reservoir air dingin yang besar. Air dingin ini merupakan akumulasi dari
air dan es kutub yang telah mencair [8]. Konversi energi panas laut atau OTEC
menggunakan perbedaan temperatur minimal sekitar 25℃ agar bias digunakan
untuk pembangkit listrik [1].
Bumi semakin lama akan semakin panas dengan adanya beberapa masalah
yang disebabkan oleh manusia dapat menimbulkan peningkatan suhu, pemanasan
global (global warming) seperti banyaknya penggunaan kendaraan dengan bahan
bakar solar yang dapat menimbulkan polusi, penggunaan CFC pada parfum.
Gambar 1 : Grafik tingkat pemanasan global 1960-2020 menjelaskan tingkat
panas bumi yang semakin meningkat. Grafik ini dari US National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan peningkatan kandungan
panas laut global dari tahun 1955 hingga saat ini, yang diukur dalam joule-unit
energi panas. Penelitian terbaru menemukan bahwa laut telah pemanasan lebih
cepat dan lebih dalam dari para ilmuwan telah diperkirakan sebelumnya.
Di Indonesia sendiri kebutuhan akan listrik semakin meningkat, namun
kesediaan bahan-bahan fosil yang biasa digunakan untuk bahan pembangkit listrik
semakin sedikit. Wilayah di Indonesia lebih dari 50% terdiri dari lautan dan
Gambar 2 menunjukkan potensi energi gelombang laut yang ada di indonesia,
sehingga karya tulis ini ditujukan untuk menelaah energi gelombang di indonesia
untuk di jadikan sebagai alternatif pembangkit listrik dengan OTEC (Ocean
Thermal Energy Conversion) yang dapat di lakukan karena pebedaan temperatur
permukaan laut.
Energi gelombang adalah energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi
gelombang laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi
energi listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya.Konversi gelombang laut dengan tinggi rata-
rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter
panjang gelombang. Sedangkan deretan gelombang dengan tinggi 2 meter dan 3
meter dapat membangkitkan daya sebesar 39 kW per meter panjang
gelombang[9].
Hal tersebut menjadi dasar diterapkan Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC). Selain itu, gelombang lautan di Indonesia juga berpotensi menghasilkan
energi yang besar, periode datangnya gelombang laut sebesar 5,56 detik. Energi
gelombang dapat memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang
potensial tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat (BPPT :
2011).
energi gelombang laut di konversi sehingga aliran gelombang yang mempunyai
energi kinetik ini dialirkan menuju turbin pada siklus tertutup. Di dalam turbin ini,
energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor.
Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan
menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi
listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi
menuju sistem tranmisi (beban).
Berdasarkan besarnya potensi laut Indonesia serta kurangnya pemanfaatan
yang maksimal terhadap energi laut penulisan karya ilmiah ini bertujuan
memotivasi dan memberikan gambaran dalam pemanfaatan energi laut melalui
konsep Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan siklus tertutup
menggunakan energi gelombang. konsep OTEC dengan siklus tertutup
memanfaatkan energi gelombang laut sangat potensial diterapkan di Indonesia dan
di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, teknologi ini tidak
menimbulkan polusi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik berbasis OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
dengan siklus tertutup menggunakan energi gelombang laut dapat di jadikan
energi alternatif yang mudah dimanfaatkan, karena komponen yang di buat
dari gelombang yang tak akan pernah habis di lautan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. P. Sari, A. Ahmad, dan H. Usman, “Produksi Bioethanol dari Selulosa Alga Merah dengan
Sistem Fermentasi Simultan Menggunakan Bakteri Clostridium aceotobutylicum”, Dari: Dari:
http://www.unhas.ac.id
[2] Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementrian Energi dan Sumber
Daya Alam. (2012). Kajian Indonesia Energi Outlook.
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20IEO.pdf
[5]Agil Prawatya. (2010). Ocean Thermal Energy Conversion. Dari:
http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-laut/ocean-thermal-energy-
conversion-otec
[3] http://kmip.faperta.ugm.ac.id/potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia/
(di akses 22 maret 2016, 14.00 wib) August 23, 2014 satwika ambara
[4]. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-
global/Energi-Bersih/Energi_matahari/ (di akses 8 maret 2016, 20.00 wib)
[6]. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiS
_8_n5NPLAhXWBY4KHSpfAN8QFggdMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.kadin-indonesia.or.id%2Fdoc%2Fenergy%2F8%2520-%2520Energi
%2520Laut%2520%28METI%29.pdf&usg=AFQjCNHFWnmvDX-56lvv-
mk5C7WjkOsXoQ&sig2=5_5o7dBuBUhYuOkRiibq8w (di akses 22 maret 2016,
13.45 wib)
[4]. http://dokumen.tips/education/pengertian-otec-ocean-thermal-energy-
conversion-.html (di akses 22 maret, 14.05 wib)
[5] https://www.academia.edu/9959968/Energi_Gelombang_Laut_Energi (di
akses 22 maret, 13.50 wib)
[6] ANALISIS FINANSIAL PENGEMBANGAN ENERGI LAUT DI
INDONESIA. Estu Sri Luhur, Rizky Muhartono dan Siti Hajar Suryawati Balai
Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan J. Sosek KP Vol. 8 No.
1 Tahun 2013
https://www.researchgate.net/profile/Tiara_Shandy2/publication/287608820_Pote
nsi_Air_Laut_Dalam_Deep_Sea_Water/links/5677d39b08ae502c99d52cfb.pdf
Potensi Air Laut Dalam (Deep Sea Water)
Tiara Calista Shandy*
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia
[7] The International Rewenable Energy Agency (IRENA). (2014). Ocean Thermal Energy
Conversion Technology Brief. Dari: http:// www.irena.org/
[8] Klara Syerly dan Had Abd. Latief, “Pembangkit Listrik dengan Sistem Ocean Thermal
Energy”. Group Tehnik Perkapalan., vol. 5, no. 6, hlm. 1, 2011.
[9]Achiruddin Donny. Ocean Energy. Universitas darma persada(Undasa),Dari:
http://www.kadin-indonesia.or.id/doc/energy/8%20-%20Energi%20Laut%20(METI).pdf
Hal: 6 dari 6
(http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-
laut/ocean-thermal-energy-conversion-otec rahman agil prawatya. Tgl akses 31 maret
2016