Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Kebutuhan energi tersebut semakin meningkat seiring dengan
bertambah pesatnya pertumbuhan manusia[1]. Hal dapat ini mengakibatkan
ketersediaan energi di bumi semakin habis. Hingga saat ini sumber energi listrik
masih didominasi oleh batu bara, gas dan minyak bumi sebagai bahan bakar
pembangkit listrik, baik yang dimiliki PLN maupun pihak swasta. Peranan energi
terbarukan masih terbatas dan sangat kecil. 80% sumber pembangkit listrik oleh
PLN berbahan gas, BBM, dan minyak tanah[2].Prediksi cadangan energi minyak
di Indonesia hanya tinggal 12 tahun lagi, gas alam 32 tahun lagi, batu bara 77
tahun lagi[5].Oleh karena itu diperlukan sumber energi terbarukan yang dapat
menggantikan sumber bahan bakar dari fosil.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan
jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km (World
Resources Institute, 1998) dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2, mendominasi
total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut menempatkan
Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar
termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar [3].
Wilayah laut yang luas akan meyebabkan penguapan yang sangat besar yang
dihasilkan oleh air laut yang diakibatkan panasnya matahari yang masuk ke bumi.
Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015
kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui
5000 MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai
4500 MW setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari
di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan
daya untuk 30 juta rumah [4]. Besarnye energi matahari yang sampai ke bumi,
mengakibatkan penguapan air laut semakin besar, sehingga akan terjadi perbedaan
temperatur antara permukaan laut dengan dasar laut. Hal tersebut menjadi dasar
diterapkan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Selain itu, gelombang
lautan di Indonesia juga berpotensi menghasilkan energi yang besar, periode
datangnya gelombang laut sebesar 5,56 detik. Energi gelombang dapat
memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak
terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat (BPPT : 2011).

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektifitas energi gelombang laut terhadap pembangkit listrik


Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)?
2. Apa manfaat pembangkit listrik Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC) dengan Siklus Tertutup Menggunakan Energi Gelombang Laut
bagi kehidupan sehari-hari?
I.3 Tujuan

1. Menentukan efektifitas energi gelombang laut terhadap pembangkit listrik


Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC).
2. Pemanfaatan pembangkit listrik Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC) dengan Siklus Tertutup Menggunakan Energi Gelombang Laut
bagi kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

Energi laut/samudra adalah energi yang dapat dihasilkan dari konversi gaya
mekanik, gaya potensial serta perbedaan temperature air laut menjadi energi listrik
Energi samudra murni, dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu energi
gelombang (wave power), energi pasang surut (tidal power), energi arus laut
(current power), dan energi panas laut (ocean thermal energy conversion, OTEC).
Energi gelombang adalah energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi
gelombang laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi
energi listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya [4]. OTEC ( Ocean Thermal Energy
Conversion ) atau Konversi energi termal lautan adalah metode untuk
menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan temperatur yang berada di
antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin kalor.
Siklus kalor yang sesuai dengan OTEC adalah siklus Rankine, menggunakan
turbin bertekanan rendah. Sistem dapat berupa siklus tertutup ataupun terbuka.
Siklus tertutup
menggunakan cairan khusus yang umumnya bekerja sebagai refrigeran, misalnya
ammonia.
Siklus terbuka menggunakan air yang dipanaskan sebagai cairan yang bekerja di
dalam
Siklusnya [6].
Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak
diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk
menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan
potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang. Secara
umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat dibagi kedalam 3 jenis
potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power), energi gelombang laut
(wave energy) dan energy panas laut (ocean thermal energy). Energi pasang surut
adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang
surut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut
menuju daratan dan sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan
perbedaan temperatur air laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun
pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian
mendalam, tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan
memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar
dari energi pajang surut [5].

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Literatur dan Data

Metode untuk mendesain konsep Pembangkit listrik berbasis Ocean Thermal


Energy Conversion (OTEC) dengan siklus tertutup menggunakan energi
gelombang laut adalah: 1) mengkaji dan menelaah potensi laut yang ada di
Indonesia; 2) mengkaji potensi gelombang laut indonesia yang berpotensi
menghasilkan energi listrik; 3) mengkaji potensi panas laut sebagai dasar
implementasi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC); 4) menghubungkan
potensi energi gelombang laut dan panas laut untuk konsep Ocean Thermal
Energy Conversion (OTEC) dengan Siklus Tertutup Menggunakan Energi
Gelombang Laut.
Potensi laut yang dimanfaatkan adalah panas laut dan energi gelombang laut.
Potensi laut yang pertama, yaitu panas laut memanfaatkan potensi panas laut atau
OTEC, dimana Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah sebuah sistem
yang memungkinkan terjadinya konversi energi panas matahari yang diserap oleh
lautan menjadi energi listrik dengan memanfaatkan perbedaan temperatur antara
permukaan laut.
Potensi laut kedua, yaitu gelombang laut. Potensi listrik yang dihasilkan dari
energi laut di Indonesia telah banyak dikaji dan dihitung oleh berbagai pihak,
salah satunya adalah perhitungan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut
Indonesia – ASELI (Erwandi, 2011).[6]
Penelitian ini membutuhkan banyak waktu, dana dan alat-alat yang sukar
diperoleh. Sehingga karya tulis ini didesain dengan bentuk telaah pustaka (literary
review) berupa jurnal, buku, artikel dan ebook.

3.2 Pengolahan Data


Data diperoleh dari telaah pustaka. Pertama jurnal, menganalisis dan mengutip
hasil penelitian tentang OTEC. Kedua artikel, melalui online mengumpulkan
beberapa artikel terkait pembehasan Energi gelombang dan OTEC. Selanjutnya
adalah buku dan ebook. Berita terkait subtema di kumpulkan berdasar google
book melalui online.

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Mekanisme Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan Siklus Tertutup
Menggunakan Energi Gelombang Laut adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Grafik tingkat pemanasan global 1960-2020
(Sumber : NOAA)

POTENSI ENERGI GELOMBANG 20 KW/m

15 KW/m

10 KW/m

< 10 KW/m

Gambar 2 : Potensi energi gelombang di Indonesia (Sumber : Pusat Penelitian


dan Pengembangan Geologi Kelauatan (P3GL))
Gambar 3 : Diagram siklus tertutup OTEC
(Sumber : .researchgate.net)

Gambar 4 : Diagram siklus tertutup OTEC dengn energi gelombang


(Sumber : .researchgate.net)

4.2 Pembahasan
Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah sebuah sistem yang
memungkinkan terjadinya konversi energi panas matahari yang diserap oleh
lautan menjadi energi listrik dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara
permukaan laut pada kedalaman 35−100m sebagai suhu hangat dengan laut pada
kedalaman 800−1000m sebagai suhu dingin[7].Pada kedalaman 900m ke atas
terdapat reservoir air dingin yang besar. Air dingin ini merupakan akumulasi dari
air dan es kutub yang telah mencair [8]. Konversi energi panas laut atau OTEC
menggunakan perbedaan temperatur minimal sekitar 25℃ agar bias digunakan
untuk pembangkit listrik [1].
Bumi semakin lama akan semakin panas dengan adanya beberapa masalah
yang disebabkan oleh manusia dapat menimbulkan peningkatan suhu, pemanasan
global (global warming) seperti banyaknya penggunaan kendaraan dengan bahan
bakar solar yang dapat menimbulkan polusi, penggunaan CFC pada parfum.
Gambar 1 : Grafik tingkat pemanasan global 1960-2020 menjelaskan tingkat
panas bumi yang semakin meningkat. Grafik ini dari US National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan peningkatan kandungan
panas laut global dari tahun 1955 hingga saat ini, yang diukur dalam joule-unit
energi panas. Penelitian terbaru menemukan bahwa laut telah pemanasan lebih
cepat dan lebih dalam dari para ilmuwan telah diperkirakan sebelumnya.
Di Indonesia sendiri kebutuhan akan listrik semakin meningkat, namun
kesediaan bahan-bahan fosil yang biasa digunakan untuk bahan pembangkit listrik
semakin sedikit. Wilayah di Indonesia lebih dari 50% terdiri dari lautan dan
Gambar 2 menunjukkan potensi energi gelombang laut yang ada di indonesia,
sehingga karya tulis ini ditujukan untuk menelaah energi gelombang di indonesia
untuk di jadikan sebagai alternatif pembangkit listrik dengan OTEC (Ocean
Thermal Energy Conversion) yang dapat di lakukan karena pebedaan temperatur
permukaan laut.
Energi gelombang adalah energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi
gelombang laut, dan salah satu bentuk energi yang dapat dikonversikan menjadi
energi listrik melalui parameter gelombangnya, yaitu tinggi gelombang, panjang
gelombang, dan periode waktunya.Konversi gelombang laut dengan tinggi rata-
rata 1 meter dan periode 9 detik mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter
panjang gelombang. Sedangkan deretan gelombang dengan tinggi 2 meter dan 3
meter dapat membangkitkan daya sebesar 39 kW per meter panjang
gelombang[9].
Hal tersebut menjadi dasar diterapkan Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC). Selain itu, gelombang lautan di Indonesia juga berpotensi menghasilkan
energi yang besar, periode datangnya gelombang laut sebesar 5,56 detik. Energi
gelombang dapat memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang
potensial tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat (BPPT :
2011).
energi gelombang laut di konversi sehingga aliran gelombang yang mempunyai
energi kinetik ini dialirkan menuju turbin pada siklus tertutup. Di dalam turbin ini,
energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor.
Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan
menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi
listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi
menuju sistem tranmisi (beban).
Berdasarkan besarnya potensi laut Indonesia serta kurangnya pemanfaatan
yang maksimal terhadap energi laut penulisan karya ilmiah ini bertujuan
memotivasi dan memberikan gambaran dalam pemanfaatan energi laut melalui
konsep Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dengan siklus tertutup
menggunakan energi gelombang. konsep OTEC dengan siklus tertutup
memanfaatkan energi gelombang laut sangat potensial diterapkan di Indonesia dan
di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan, teknologi ini tidak
menimbulkan polusi.

Penerapan pembangkit listrik ini dengan menggunakan siklus tertutup dimana


penelitian sudah pernah dilakukan oleh para ahli yang di tampilkan sebagai
referensi atau kajian pendukung karya tulis ini. Aplikasi dari karya tulis ini dapat
di tuangkan di laut yang potensi gelombangnya baik. Seperti, di samudera pasifik.
Gambar 3 Pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsi untuk menyedot air
laut panas dan mengalirkannya ke dalam evaporator untuk mendidihkan fluida
kerja. Komponen penting yang dibutuhkan dalam keseluruhan sistem diantaranya
generator, turbin, evaporator, pompa air laut hangat, pompa air laut dingin [19].
Turbin uap dari boiler berada pada temperature dan tekanan yang sudah dinaikkan
oleh panas dari permukaan air laut, uap berekspensi melalui turbin untuk
menghasilkan kerja [20]. Keluaran kerja turbin akan bertambah besar apabila
tekanan keluar turbin dibuat lebih rendah dengan cara menciptakan suatu daerah
bertekanan rendah kemana fluida dari turbin dapat dibuang. Hal ini dapat dicapai
dengan penambahan kondensor [21]. Ukuran pembangkit listrik OTEC
bergantung pada tekanan uap dari fluida kerja yang digunakan. Semakin tinggi
tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran uap turbin dan alat penukar panas
yang dibutuhkan, sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar panas bertambah
untuk menahan tingginya tekanan terutama pada bagian evaporator [22].
Pada karya tulis ini, dipaparkan OTEC dengan menggunakan energi gelombang
dan Gambar 4 menjelaskan siklus OTEC jika di terapkan di laut lepas dengan
siklus tertutup, yang mana prinsip kerjanya adalah Perbedaan temperatus di
permukaan dan dasar laut akan mengakibatkan terjadinya penguapan panas yang
akan meningkatkan gerak partikel gelombang kemudian menggerakkan turbin
yang akan menghantar gelombang ke generator kemudian menghasilkan suatu
energi. Energi yang di hasilkan ini diberi nama energi gelombang yang dapat di
jadikan pembangkit listrik alternatif.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik berbasis OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
dengan siklus tertutup menggunakan energi gelombang laut dapat di jadikan
energi alternatif yang mudah dimanfaatkan, karena komponen yang di buat
dari gelombang yang tak akan pernah habis di lautan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] A. P. Sari, A. Ahmad, dan H. Usman, “Produksi Bioethanol dari Selulosa Alga Merah dengan
Sistem Fermentasi Simultan Menggunakan Bakteri Clostridium aceotobutylicum”, Dari: Dari:
http://www.unhas.ac.id
[2] Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementrian Energi dan Sumber
Daya Alam. (2012). Kajian Indonesia Energi Outlook.
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20IEO.pdf
[5]Agil Prawatya. (2010). Ocean Thermal Energy Conversion. Dari:
http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-laut/ocean-thermal-energy-
conversion-otec

[3] http://kmip.faperta.ugm.ac.id/potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia/
(di akses 22 maret 2016, 14.00 wib) August 23, 2014 satwika ambara

[4]. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-
global/Energi-Bersih/Energi_matahari/ (di akses 8 maret 2016, 20.00 wib)
[6]. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiS
_8_n5NPLAhXWBY4KHSpfAN8QFggdMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.kadin-indonesia.or.id%2Fdoc%2Fenergy%2F8%2520-%2520Energi
%2520Laut%2520%28METI%29.pdf&usg=AFQjCNHFWnmvDX-56lvv-
mk5C7WjkOsXoQ&sig2=5_5o7dBuBUhYuOkRiibq8w (di akses 22 maret 2016,
13.45 wib)
[4]. http://dokumen.tips/education/pengertian-otec-ocean-thermal-energy-
conversion-.html (di akses 22 maret, 14.05 wib)
[5] https://www.academia.edu/9959968/Energi_Gelombang_Laut_Energi (di
akses 22 maret, 13.50 wib)
[6] ANALISIS FINANSIAL PENGEMBANGAN ENERGI LAUT DI
INDONESIA. Estu Sri Luhur, Rizky Muhartono dan Siti Hajar Suryawati Balai
Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan J. Sosek KP Vol. 8 No.
1 Tahun 2013
https://www.researchgate.net/profile/Tiara_Shandy2/publication/287608820_Pote
nsi_Air_Laut_Dalam_Deep_Sea_Water/links/5677d39b08ae502c99d52cfb.pdf
Potensi Air Laut Dalam (Deep Sea Water)
Tiara Calista Shandy*
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia

[7] The International Rewenable Energy Agency (IRENA). (2014). Ocean Thermal Energy
Conversion Technology Brief. Dari: http:// www.irena.org/
[8] Klara Syerly dan Had Abd. Latief, “Pembangkit Listrik dengan Sistem Ocean Thermal
Energy”. Group Tehnik Perkapalan., vol. 5, no. 6, hlm. 1, 2011.
[9]Achiruddin Donny. Ocean Energy. Universitas darma persada(Undasa),Dari:
http://www.kadin-indonesia.or.id/doc/energy/8%20-%20Energi%20Laut%20(METI).pdf
Hal: 6 dari 6

[5] Agil Prawatya. (2010). Ocean Thermal Energy Conversion. Dari:


http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-laut/ocean-thermal-energy-
conversion-otec
[6] Pemikiran Guru Besar IPB. 2009. Peranan IPTEKS dalam Pengelolaan Pangan, Energi, SDM,
dan Lingkungan yang Berkelanjutan. Bogor : IPB Press.
[7] Atmadja. (2007). Apa Rumput Laut Sebenarnya?, Semarang: Divisi Penelitian dan
Pengembangan Alga Laut UNDIP. Dari:
http://septriwahyudi.wordpress.com/2012/10/24/persebaran-geografi-alga/
[9]anonym. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9767-Chapter1.pdf
[11] Vega, Louis A, “Economics Ocean Thermal Energy Convertion (OTEC)”, ASCE., vol, 7,
hlm. 2, 1992.
[12] N. Yamada, A. Hoshi, dan Y. Ikegami, “Performance Simulation of Solar-boosted Ocean
Thermal Energy Plant” Elsevier., vol, 34, hlm. 1, 2009.
[13] Rosendo J. Pont, “Modelling the Competitiveness of First Generation Commercial OTEC
Plants”, Pergamon Press., vol, 5, no. pp 539 549, hlm. 4, 1980.
[14] A. Baktir, N. Cholifah, dan S. Sumarsih, “Kinerja Sacharomyces cervisiae Rekombinan
[GLO1] dalam Proses Simultan Hidrolisis Pati dan Fermentasi untuk Produksi Bioetanol”,
Pusat Penelitian Biologi., vol. 9, no. 5, hlm. 466, 2009.
[15] Cambell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga.
[16] Atikah Ashriyani, “Pembuatan Bioetanol dari Substrat Makroalga Genus Eucheuma dan
Glacilaria”, FMIPA UI, 2009.
[17] Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
[18] Khamdiyah, Nur. 2010. Pembuatan Etanol Dari Alga Merah Jenis Eucheuma spinosum
Dengan Sakarifikasi dan Tanpa Sakarifikasi Pada Variasi Lama Fermentas. Skripsi tidak
diterbitkan. Jurusan Kimia Fakultas Saintek Universitas Negeri Islam Maulana Malik
Ibrahim Malang.
[19] S. Goto, Y. Motoshima, T. Sugi, T. Yusunaga, Y. Ikagemi dan M. Nakamurai, “Construction
of Simulation Model for OTEC Plant Using Uhera Cycle”, Wiley Periodicals, In.c, vol, 176.
No. 2, hlm. 2, 2011.
[20] Moran, Michal J. dan Shapiro Howar D N. 2002. Thermodinamika Tehnik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
[21] Reynolds, William C. dan Perkins Henry C. 1996. Thermodinamika Teknik edisi ke dua.
Jakarta: Erlangga.
[22] Calvin E. J. Mamahit, “Pengembangan Konversi Energi Panas Laut Development of Ocean
Thermal Energy Conversion”, Elektrokimia., vol. 1, no. 1, hlm. 61, 2011.

(http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/energi-
laut/ocean-thermal-energy-conversion-otec rahman agil prawatya. Tgl akses 31 maret
2016

Anda mungkin juga menyukai