Anda di halaman 1dari 10

Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-ISSN 2579-3977

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI BLENDED LEARNING PADA


MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X FARMASI 1 SMK NEGERI 1 MARTAPURA
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti


Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin
e-mail: ahmadsairoji20@gmail.com, dina_rty@yahoo.co.id, mayanggadih@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas siswa dalam model pembelajaran
koperatif tipe jigsaw dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui blended learning pada
materi trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK Negeri 1 Martapura tahun pelajaran 2016-2017.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjek penelitian adalah siswa kelas X Farmasi 1 SMK Negeri 1 Martapura tahun pelajaran 2016-
2017, yang berjumlah 37 siswa yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 29 siswa perempuan, sedangkan
objek penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase, rata-rata, dan
modus. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa berada pada kualifikasi sangat tinggi dan
hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dari kualifikasi baik menjadi
sangat baik.

Kata Kunci: blended learning, hasil belajar, trigonometri

Pendidikan merupakan pengalaman hal ini interaksi terjadi bukan hanya sekedar
belajar yang berlangsung secara bertahap. untuk menyampaikan materi pelajaran,
Pendidikan memegang peranan penting dalam melainkan penanaman sikap dan nilai pada
mempersiapkan sumber daya manusia yang diri siswa yang sedang belajar.
berkualitas. Upaya untuk meningkatkan mutu Saat ini pendidikan di Indonesia
pendidikan perlu dilakukan secara menggunakan Kurikulum 2013. Guru dan
menyeluruh dan dilakukan di setiap jenjang siswa harus dapat menggunakan teknologi,
pendidikan. Usman (1995, hal. 4) baik itu perangkat hardware maupun
mengemukakan bahwa proses belajar software, dan menggunakan jaringan offline
mengajar merupakan suatu proses yang maupun online. Dampak dari tuntutan
mengandung serangkaian perbuatan guru dan tersebut menjadikan semakin banyak orang
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang mengembangkan teknologi untuk pendidikan
berlangsung dalam situasi edukatif untuk salah satunya yaitu dengan pembelajaran
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau elektronik atau yang biasa disebut dengan e-
hubungan timbal balik antara guru dan siswa learning baik secara online maupun secara
itu merupakan syarat utama bagi offline. Model pembelajaran yang
berlangsungnya proses belajar mengajar. menggunakan e-learning secara online
Interaksi yang terjadi pada saat proses belajar maupun secara offline disebut Blended
mengajar adalah interaksi edukatif . Dalam Learning.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 145 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Blended Learning pada Materi Trigonometri di Kelas X Farmasi 1 SMK Negeri
1 Martapura Tahun Pelajaran 2016-2017

Blended learnig merupakan istilah learning agar hasilnya optimal. Keenam


yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri tahapan tersebut adalah (1) menetapkan
dari dua suku kata, blended dan learning. macam dan materi bahan ajar, kemudian
Blended artinya campuran atau kombinasi mengubah atau menyiapkan bahan ajar
yang baik. Blended learning ini pada dasarnya tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi
merupakan gabungan keunggulan syarat pembelajaran jarak jauh, (2)
pembelajaran yang dilakukan secara tatap menetapkan rancangan blended learning yang
muka dan secara virtual (Husamah, 2014, hal. digunakan, (3) mentapkan format
11). Ada tiga komponen dalam blended pembelajaran online, apakah bahan ajar
learning, yaitu (1) Face-to-Face atau tersedia dalam format HTML, PDF, atau yang
Pembelajaran tatap muka, (2) E- Learnig lainnya, (4) melakukan uji coba terhadap
Offline dan Online dan (3) Mobile Learning. rancangan yang dibuat, (5) menyelenggarakan
Face-to-Face atau Pembelajaran tatap blended learning dengan baik sambil
muka adalah kegiatan pembelajaran berupa menugaskan instruktur khusus yang tugas
proses interaksi langsung antara peserta didik utamanya menjawab pertanyaan peserta didik,
dan pendidik yang mampu mendukung dan (6) menyiapkan kriteria untuk
keterlaksanaan blended learning. melakuakan evaluasi pelaksanaan blended
pembelajaran tatap muka ini dimaksudkan learning.
untuk memberikan rambu-rambu dalam Blended learning yang diterapkan
pelaksanaan pembelajaran, serta mendekatkan dalam pembelajaran akan semakin
hubungan emosional antara peserta didik dan mendorong siswa menjadi lebih aktif apabila
pengajar. Aplikasi e-learning offline adalah dipadukan dengan menggunakan model
pengembangan media pembelajaran berbasis pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang
komputer yang tidak menggunakan jaringan dapat membuat siswa aktif dan pembelajaran
internet. Sistem ini menggunakan komputer menjadi efektif dapat dilakukan dengan
sebagai alat bantu belajar. Sementara itu, e- menggunakan model-model pembelajaran
learning online merupakan kegiatan kooperatif (Priansa, 2015, hal. 243).
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan Pembelajaran kooperatif merupakan model
internet, LAN, WAN sebagai metode pembelajaran yang menyajikan ide bahwa
penyampaian interaksi, dan fasilitasi serta peserta didik harus mampu melaksanakan
mendukung berbagai bentuk layanan belajar kerja sama antara yang satu dengan yang
lainnya. Mobile-learning adalah suatu lainnya melalui sebuah tim dalam proses
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran yang lebih bertanggung jawab.
pemanfaatan teknologi informasi dan Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif
komunikasi sebagai media pembelajaran adalah model kooperatif tipe Jigsaw.
sehingga pembelajar dapat mengakses materi, Menurut Lie dalam Rusman (2014,
arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan hal. 219), bahwa pembelajaran kooperatif
pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, model jigsaw merupakan model belajar
di mana pun dan kapan pun. koperatif dengan cara siswa belajar dalam
Soekartawi dalam Husamah (2014, kelompok kecil yang terdiri dari empat
hal. 27), menyarankan enam tahapan dalam sampai enam orang secara heterogen dan
merancang dan menyelenggarakan blended

© STKIP PGRI Banjarmasin 146 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017


Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-ISSN 2579-3977

siswa bekerja sama saling ketergantungan trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK


positif dan bertanggungjawab secara mandiri. Negeri 1 Martapura tahun pelajaran 2016-
Hasil belajar siswa X Farmasi 1 SMK 2017.
Negeri 1 Martapura pada materi trigonometri Berdasarkan uraian di atas, maka
masih rendah dan terlihat dari hasil ulangan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
harian siswa hanya 55% siswa yang berhasil “Jika pembelajaran matematika dengan
mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal menggunakan blended learning dilakukan
(KKM) yang diterapkan di sekolah ini untuk dengan tepat dan benar maka akan
individualnya ≥ 75. Dengan demikian guru meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
harus mengadakan remedial agar dapat trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK
memperbaiki nilai siswa. Hal ini Negeri 1 Martapura”
mengidentifikasikan bahwa pembelajaran
pada pokok bahasan trigonometri dengan Metode Penelitian
metode yang diterapkan oleh guru selama ini Metode penelitian ini adalah metode
perlu diperbaiki. penelitian tindakan kelas (PTK) yang
Beberapa penelitian terdahulu dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu
menunjukkan bahwa implementasi blended (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
learning dapat meningkatkan aktivitas, sikap pengamatan, (4) refleksi.
kemandirian belajar, dan hasil belajar peserta Subjek penelitian ini adalah siswa
didik dalam pembelajaran biologi. kelas X Farmasi 1 SMK Negeri 1 Martapura
Peningkatan peserta didik dapat dilihat tahun pelajaran 2016-2017 yang berjumlah 37
melalui hasil angket dan observasi. Rata-rata siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan
nilai ulangan harian peserta didik pada 29 siswa perempuan. Objek penelitian adalah
prasiklus sebesar 55,33%, siklus I sebesar aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X
67,33%, dan siklus II sebesar 75,67%. Kedua Farmasi 1 SMK Negeri 1 Martapura tahun
penelitian ini menunjukkan bahwa blended pelajaran 2016-2017 dalam kegiatan
learning dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran dengan model lended learning
siswa (Husamah, 2014, hal. 34). pada materi trigonometri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Nobella (2015) menyatakan bahwa Negeri 1 Martapura yang beralamatkan di
pembelajaran blended learning dapat jalan pendidikan No. 79, Rt. 03, Rw. 03,
meningkatkan hasil belajar siswa pada Kelurahan Sekumpul, Martapura. pada bulan
pembelajaran matematika. Hasil belajar siswa Februari-Juni 2017.
menunjukkan sangat baik, pada siklus I Pengumpulan data dari aktivitas dan
terdapat 29 siswa yang berhasil dari 38 siswa, hasil belajar siswa dalam penelitian ini
dan pada siklus II terdapat 35 siswa yang menggunakan teknik dokumentasi, observasi,
berhasil dari 38 siswa. dan tes. Data dianalisis menggunakan teknik
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) persentase, rata-rata dan modus, yang
mendeskripsikan aktivitas siswa dalam model diuraikan berikut ini.
pembelajaran koperatif tipe jigsaw dan (2)
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa a. Analisis Data Aktivitas Siswa
melalui blended learning pada materi

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 147 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Blended Learning pada Materi Trigonometri di Kelas X Farmasi 1 SMK Negeri
1 Martapura Tahun Pelajaran 2016-2017

Aktivitas siswa dihitung dengan Hasil Penelitian dan Pembahasan


menggunakan teknik analisis persentase dari Hasil
Sudijono (2009: 43). Hasil selama pelaksanaan pembelajaran
dirangkum persiklus.
= 100%
a. Siklus I
Keterangan: Pembelajaran pada siklus I berjalan
P = Persentase siswa yang tuntas sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan dan
f = Jumlah siswa yang tuntas satu kali evaluasi. Pembelajaran dilakukan
n = Jumlah seluruh siswa secara offline dan online dengan
menggunakan sofware edmudo. Pada kegiatan
Tabel 1. Kriteria Interprestasi Skor pembelajaran guru membentuk kelompok
Interpretasi Kualifikasi siswa (organisasi belajar) secara heterogen
0% ≤ P ≤ 20% Sangat rendah dilihat dari nilai rapot pada pelajaran
20% < P ≤ 40% Rendah matematika semester yang terdiri atas 8
40% < P ≤ 60% Sedang kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-5
60% < P ≤ 80% Tinggi orang siswa. Siswa bekerja secara
80% < P ≤ 100% Sangat Tinggi berkelompok mengerjakan LKK yang
diunduh melalui situs edmudo.
b. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil belajar siswa
diinterprestasikan dengan menggunakan
standar yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), yaitu secara individual
siswa dinyatakan tuntas dalam
pembelajarannya jika memperoleh nilai ≥ 75 Gambar 1. LKK Pertemuan I Siklus I pada
dan secara klasikal suatu kelas dinyatakan Situs Edmudo
lulus dalam belajarnya jika 80% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 75.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini
adalah penelitian dapat dikatakan berhasil jika
secara klasikal kelas dinyatakan tuntas dalam
belajarnya ≥ 80% dari jumlah siswa
memperoleh nilai ≥ 75 dan hasil belajar siswa
meningkat dari siklus sebelumnya yaitu dari Gambar 2. LKK Pertemuan 2 Siklus I pada
siklus I dan siklus II dan minimal berada Situs Edmudo
dalam kualifikasi “baik”.
Materi pada pertemuan I adalah
Perbandingan Trigonometri Sudut Siku-Siku
dan pada pertemuan II adalah Perbandingan
trigonometri sudut Istimewa. Pada dua kali

© STKIP PGRI Banjarmasin 148 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017


Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-ISSN 2579-3977

pertemuan, pembelajaran menggunakan Hasil evaluasi akhir siklus I diperoleh hasil


model koperatif tipe jigsaw berjalan sesuai belajar siswa secara klasikal 78,38%, karena
dengan langkah. Ada sedikit modifikasi pada siswa yang memenuhi KKM yaitu ≥ 75,00
langkah pembelajarannya, yaitu pada langkah sebanyak 29 siswa dan 8 siswa yang
kedua yaitu kelompok ahli dibagi berdasarkan memperoleh nilai < 75,00. Nilai rata-rata
nomor soal. Aktivitas siswa dalam 73,38 dari 37 siswa dengan kualifikasi baik.
pembelajaran siklus I masih kurang aktif Secara klasikal ketuntasan belajar
dalam mempresentasikan hasil diskusi pada siklus I telah mencapai 78%. Hal ini
kelompoknya, bertanya mengenai hal yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
dianggap penting dalam pembelajaran serta X Farmasi 1 pada siklus I belum memenuhi
memberikan pendapat dan kesimpulan indikator keberhasilan penelitian yang telah
terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil ditetapkan, sehingga harus dilanjutkan pada
observasi dapat dilihat pada tabel berikut. siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan
Tabel 2. Persentase Aktivitas Siswa pada evaluasi selama pelaksanaan siklus I ada
Siklus I beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
1. Persen Kualifi dan diperbaiki untuk perencanaan tindakan
Aspek yang Diamati (%) kasi
pada siklus selanjutnya. Kegiatan
2. Siswa memperhatikan
Sangat pembelajaran melalui blended learning
penjelasan guru tentang 3. 94,59
tinggi
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
4. Siswa mendengar dan
menyimak terhadap materi 5. 83,78
Sangat koperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
tinggi
yang disampaikan guru hasil belajar siswa pada siklus I belum
6. Siswa membentuk kelompok
7. 100
Sangat sepenuhnya berjalan dengan baik. Terlihat
sesuai dengan arahan guru tinggi dari beberapa nilai siswa yang belum
8. Siswa mengerjakan tugas dan memenuhi KKM dikarenakan kurang
9. 58,11 Sedang
berdiskusi dalam kelompok
terbiasanya menggunakan fitur situs edmodo.
10. Siswa membentuk kelompok
Sangat Dan kurang aktifnya siswa dalam
baru sesuai dengan arahan 11. 100
tinggi
guru mempresentasikan hasil diskusi
12. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, bertanya mengenai hal yang
13. 41,89 Sedang
kelompok baru
dianggap penting dalam pembelajaran serta
14. Siswa kembali ke kelompok Sangat memberikan pendapat dan kesimpulan
100
awal tinggi
terhadap materi yang telah dipelajari.
15. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
16. 22,97 Rendah Untuk mengatasi permasalahan-
17. Siswa menyimak dan permasalahan pada siklus I, maka peneliti
menanyakan hal-hal yang
41,89 Sedang
merekomendasikan beberapa perbaikan di
dianggap perlu mengenai suklus II yaitu, pengawasan guru yang
materi yang telah dipelajari
18. Siswa memberikan pendapat menyeluruh pada semua siswa terutama pada
tentang kesimpulan hasil 19. 22,97 Rendah siswa yang pemahamannya lamban dengan
pembelajaran
harapan semua siswa dapat terlibat aktif
20. Siswa menyimak informasi Sangat
terakhir dari guru
21. 83,78
tinggi dalam proses pembelajaran dan pengelolaan
waktu pembelajaran diusahakan seefektif
mungkin dan sesuai dengan rencana yang

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 149 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Blended Learning pada Materi Trigonometri di Kelas X Farmasi 1 SMK Negeri
1 Martapura Tahun Pelajaran 2016-2017

telah dibuat. Bagi siswa yang bermasalah Tabel 3


dengan akses pada situs edmudo diberikan Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II
22. PPerse Kualifik
keringanan dengan menjawab LKS secara Aspek yang Diamati
n(%) asi
manual.
23. Siswa memperhatikan penjelasan
Sangat
guru tentang langkah-langkah 98,65
b. Siklus II tinggi
pembelajaran
Pembelajaran pada siklus II dengan
materi lanjutan dari siklus I yaitu 24. Siswa mendengar dan menyimak
Sangat
terhadap materi yang 98,19
Perbandingan Trigonometri pada Sudut tinggi
disampaikan guru
Berelasi berjalan menggunakan model
25. Siswa membentuk kelompok Sangat
koperatif tipe jigsaw yang telah di-modifikasi 100
sesuai dengan arahan guru tinggi
sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.
26. Siswa mengerjakan tugas dan
Pembelajaran tetap dilakukan secara offline berdiskusi dalam kelompok
72,97 Tinggi
dan online menggunakan software edmudo.
Hasil observasi aktivitas siswa pada 27. Siswa membentuk kelompok Sangat
98,65
baru sesuai dengan arahan guru tinggi
siklus II berhasil meningkatkan aktivitas
28. Siswa berdiskusi dengan
siswa dalam bertanya dan mengemukakan kelompok baru
66,22 Tinggi
pendapat serta menyimpulkan hasil
Sangat
pembelajaran juga sudah meningkat. 29. Siswa kembali ke kelompok awal 100
tinggi
Pengelolaan pembelajaran yang 30. Siswa mempresentasikan hasil
48,65 Sedang
dilakukan oleh guru secara keseluruhan diskusi kelompoknya
berlangsung dengan lancar, guru sudah 31. Siswa menyimak dan
menanyakan hal-hal yang
mampu melaksanakan semua rencana 54,05 Sedang
dianggap perlu mengenai materi
tindakan yang telah dibuat. Pemberian yang telah dipelajari
motivasi, bimbingan terhadap siswa secara
32. Siswa memberikan pendapat
menyeluruh, pengelolaan waktu dalam tentang kesimpulan hasil 50,00 Sedang
pembelajaran serta perhatian guru kepada pembelajaran
siswa sudah meningkat. Persentase aktivitas
siswa dalam setiap pertemuan dapat dilihat 33. Siswa menyimak informasi
75,68 Tinggi
terakhir dari guru
pada tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 di atas, saat
siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran,
mendengarkan dan menyimak terhadap materi
yang disampaikan, membentuk kelompok asal
dan kelompok ahli, serta kembali ke
kelompok asal aktivitas siswa pada siklus I
dan II berkualifikasi sangat tinggi karena
mereka antusias dalam melaksanakan
pembelajaran. Pada saat siswa mengerjakan
dan berdiskusi kelompok pada siklus I

© STKIP PGRI Banjarmasin 150 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017


Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-ISSN 2579-3977

aktivitas siswa berada pada kualifikasi 120


sedang, setelah diadakan siklus II aktivitas
100 100 100 100 98,65 100 98,65 100
98,19
siswa terlihat ada peningkatan dari kualifikasi 100 94,59
sedang menjadi kualifikasi tinggi karena 83,78 83,78
75,68
siswa tampak bersemangat dan lebih serius 80 72,97
66,22
dalam berdiskusi. Pada saat siswa 58,1158,11
60 54,05
mempresentasikan hasil diskusi kelompok 48,65 50
dan memberikan pendapat tentang 41,89
40
kesimpulan hasil pembelajaranpada siklus I
22,97
aktivitas siswa berada pada kualitas rendah 20
dan pada siklus II meningkat berada pada
kualifikasi sedang. Saat siswa menyimak dan 0
menanyakan hal-hal yang dianggap perlu Siklus I Siklus II
mengenai materi yang telah dipelajari pada
siklus I dan siklus II tidak ada peningkatan
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
yaitu tetap berkualifikasi sedang. Saat siswa langkah-langkah pembelajaran
menyimak informasi terakhir dari guru pada Siswa mendengar dan menyimak terhadap materi
siklus I berkualitas sangat tinggi namun pada yang disampaikan guru
Siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan
siklus II ada penurunan menjadi tinggi hal ini guru
dikarenakan siswa ingin mempersiapkan Siswa mengerjakan tugas dan berdiskusi dalam
materi produktif yang akan berlangsung kelompok
Siswa membentuk kelompok baru sesuai dengan
setelah kegiatan pembelajaran matematika. arahan guru
Berdasarkan hasil pada siklus I dan II Siswa berdiskusi dengan kelompok baru
dapat disimpulkan bahwa pada siklus I siswa
Siswa kembali ke kelompok awal
berada pada kualifikasi tinggi, sedangkan
pada siklus II aktivitas siswa berada pada Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
kualifikasi sangat tinggi. Untuk deskripsi
aktivitas siswa pada siklus I dan II secara Siswa menyimak dan menanyakan hal-hal yang
dianggap perlu mengenai materi yang telah dipelajari
ringkas dapat dilihat pada gambar 3 berikut. Siswa memberikan pendapat tentang kesimpulan hasil
pembelajaran
Siswa menyimak informasi terakhir dari guru

Gambar 3. Persentase Aktivitas Siswa


pada Siklus I dan II

Hasil belajar siswa meningkat dimana


pada evaluasi akhir siklus I diperoleh nilai
rata-rata adalah 78,38 dari 37 siswa. Pada
evaluasi akhir siklus II diperoleh nilai rata-
rata 83,78 dari 37 siswa. Nilai rata-rata hasil
belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 151 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Blended Learning pada Materi Trigonometri di Kelas X Farmasi 1 SMK Negeri
1 Martapura Tahun Pelajaran 2016-2017

menanyakan hal-hal yang dianggap perlu


Rata-Rata Nilai Hasil Belajar
mengenai materi yang telah dipelajari pada
Siswa
85 siklus I dan siklus II tidak ada peningkatan
yaitu tetap berkualifikasi sedang. Saat siswa
80 menyimak informasi terakhir dari guru pada
siklus I berkualitas sangat tinggi namun pada
75
Siklus I Siklus II siklus II ada penurunan menjadi tinggi hal ini
dikarenakan siswa ingin mempersiapkan
Gambar 4. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa materi produktif yang akan berlangsung
setelah kegiatan pembelajaran matematika.
Ketuntasan belajar siswa secara Aktivitas siswa yang tinggi pada
klasikal siklus II mencapai 83,78% atau hanya pembelajaran blended learning antara lain
6 dari 37 siswa yang mendapat nilai yang disebabkan adanya penggunaan media
belum mencapai 75,00. Nilai rata-rata 82,16 pembelajaran secara online dengan software
dari 35 siswa dan tergolong dalam kualifikasi edmudo yang membuat pembelajaran lebih
baik. menarik dan mendorong siswa untuk terlibat
Secara klasikal hasil belajar siswa lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat
telah mencapai 80%. Hal ini menunjukkan Husamah (2014, hal. 35-36) bahwa peserta
bahwa hasil belajar siswa kelas X Farmasi 1 didik leluasa untuk mempelajari materi
pada siklus II memenuhi indikator pelajaran secara mandiri dengan
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. memanfaatkan materi-materi yang tersedia
secara online. Semler dalam Husamah (2014,
Pembahasan hal. 11) menegaskan bahwa blended learning
Berdasarkan hasil penelitian diakhir mengombinasikan aspek terbaik dari
siklus diperoleh aktivitas siswa dalam model pembelajaran online, aktivitas tatap muka
pembelajaran koperatif jigsaw pada materi terstruktur, dan praktik dunia nyata, sistem
trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK pembelajaran online, latihan di kelas, dan
Negeri 1 Martapura berada pada kualifikasi pengamanan berharga bagi diri mereka.
sangat tinggi. Pada saat siswa mengerjakan Blended learning menggunakan pendekatan
dan berdiskusi kelompok pada siklus I yang memberdayakan berbagai sumber
aktivitas siswa berada pada kualifikasi informasi yang lain.
sedang, setelah diadakan siklus II aktivitas Selain itu penggunaan Model
siswa terlihat ada peningkatan dari kualifikasi Pembelajaran Kooperatif tipe JIGSAW juga
sedang menjadi kualifikasi tinggi karena mendukung penerapan pembelajaran blended
siswa tampak bersemangat dan lebih serius learning. Menurut Lie dalam Rusman (2014,
dalam berdiskusi. Pada saat siswa hal. 219) pembelajaran koperatif model
mempresentasikan hasil diskusi kelompok jigsaw merupakan model belajar koperatif
dan memberikan pendapat tentang dengan cara siswa belajar dalam kelompok
kesimpulan hasil pembelajaran pada siklus I, kecil yang terdiri dari empat sampai enam
aktivitas siswa berada pada kualitas rendah orang secara heterogen dan siswa bekerja
dan pada siklus II meningkat berada pada sama saling ketergantungan positif dan
kualifikasi sedang. Saat siswa menyimak dan bertanggung jawab secara mandiri.

© STKIP PGRI Banjarmasin 152 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017


Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-ISSN 2579-3977

Hasil belajar siswa juga mengalami Daftar Pustaka


peningkatan dari siklus I ke siklus II dari
kualifikasi baik menjadi sangat baik. Menurut Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan
Bloom dalam Suprijono (2015, hal. 6) hasil Model Pembelajaran dalam Kurikulum
belajar mencakup kemampuan kognitif, 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah Publisher.
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan
saja. Dengan menggunakan model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
pembelajaran blended learning dapat Cipta.
meningkatkan kemampuan kognitf, afektif,
dan psikomotorik siswa karena siswa terlibat Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
aktif dalam pembelajaran baik secara online Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
maupun offline. Jakarta: Departemen Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan Nasional.
pembahasan tersebut maka hipotesis tindakan
yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu Departemen Pendidikan Nasional. 2014.
jika pembelajaran matematika dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
menggunakan blended learning dilakukan Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
dengan tepat dan benar maka akan Utama.
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan
Negeri 1 Martapura dapat diterima. Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran
dilakukan diperoleh aktivita siswa dalam (Blended Learning). Jakarta: Prestasi
model pembelajaran koperatif jigsaw pada Pustaka Publisher.
materi trigonometri di kelas X Farmasi 1
SMK Negeri 1 Martapura berada pada Iskandar, Agung. 2012. Panduan Penelitian
kualifikasi sangat tinggi dan hasil belajar Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta:
siswa kelas X Farmasi 1 SMK Negeri 1 Bentari Buana Murni.
Martapura tahun pelajaran 2016-2017 melalui
blended learning menggunakan model Kesuma, Ameliasari, T. 2013. Menyusun PTK
pembelajaran koperatif tipe jigsaw pada itu Gampang. Jakarta: Erlangga.
materi trigonometri mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II dari kualifikasi baik Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran
menjadi sangat baik. Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 153 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Blended Learning pada Materi Trigonometri di Kelas X Farmasi 1 SMK Negeri
1 Martapura Tahun Pelajaran 2016-2017

Sanjaya, Wina. 2006. Kurikulum dan


Pembelajaran. Kota: Kencana Predana
Media Grup.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative


Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar.


Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Priansa, Donni Juni. 2015. Manajemen


Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.

Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: Rosda Karya.

© STKIP PGRI Banjarmasin 154 Vol. 3 No. 3, September - Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai