Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERDARAHAN SPONTAN PADA INFEKSI VIRUS DENGUE
DI RUANG PERAWATAN ANAK
BPRSD SALEWANGANG
MAROS

OLEH :

HASAN RAHIM
NIM C 120 07 006

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, maka

jumlah manusia lanjut usia di Republik ini akan bertambah banyak pula. Sehingga

masalah penyakit akibat ketuaan akan semakin banyak kita hadapi. Salah satu

penyakit yang harus diantisipasi adalah semakin banyaknya penyakit

osteoporosis dan patah tulang yang diakibatkannya (Bayu Santoso, 2001)

Pada tahun 60 tahun ke depan akan terjadi perubahan demografik yang

akan meningkatkan populasi warga usia lanjut dan meningkatkan terjadinya patah

tulang karena osteoporosis. Jumlah penderita patah tulang akibat osteoporosis

yang pada tahun 1990 mencapai 1,7 juta akan menjadi 6,3 juta pada tahun 2050,

kecuali jika ada tindakan pencegahan yang agresif (Joewono Soeroso, 2001).

Di Surabaya berdasarkan pengamatan Prof. Dr. Djoko Roeshadi pada

penelitiannya tahun 1997, 26% diantara wanita pasca menoupouse mengalami

osteoporosis.

80% osteoporosis terjadi pada wanita terutama yang sudah mencapai usia

menoupouse. Osteopororis sebetulnnya adalah berkurangnya masa tulang yang

kemudian diikuti dengan kerusakan arsitektur tulang, sehingga tulang mudah

mengalami patah tulang (R.. Prayitno Prabowo, 2001).

Osteoporosis didefinisikan sebagai kelainan skeletal yang ditandai dengan

adanya gangguan kekuatan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih besar

resikonya untuk mengalami patah tulang. (Edi Mutamsir, 2001).

Osteoporosis dibagi menjadi tiga yaitu osteoporosis primer, osteoporosis

sekunder dan osteoporosis idiopatik. Dalam penelitian ini peneliti membatasi

pada osteoporosis primer. Menurut Albright JA tahun 1979. Osteoporosis primer

adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan merupakan kelompok


yang terbesar. Ada dua faktor resiko yang menjadi penyebab utama terjadinya

osteoporosis yaitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.

Dengan mengetahui faktor resiko osteoporosis, kita dapat

memperkirakan penyebab atau suatu hal yang dapat mempermudah terjadinya

osteoporosis. Konsep ini sangat bermanfaat dalam upaya mengurangi angka

kecacatan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut diatas,

bahwa insiden osteoporosis dari penderita yang masuk di rumah sakit

laboratorium ilmu bedah orthopaedic RSUD Dr Soetomo Surabaya pada tahun

1991 telah merawat penderita lanjut usia yang telah mengalami patah tulang paha

sebanyak (15%) dari seluruh patah tulang pada kelompok umur yang sama.

Wanita post menoupouse (80%) lebih banyak terkena dari pada laki-laki (20%),

usia kurang dari 50 tahun lebih jarang terkena (15%) dari pada usia lebih dari 50

tahun (84,1%). Dari semua penderita osteoporosis yang mengalami patah tulang

(20%) meningal satu tahun pasca patah tulang (25%) memerlukan fasilitas

bantuan untuk kehidupan sehari-hari dan (55%) mengalami ketidakmampuan

untuk mobilisasi seumur hidup.

Angka kecacatan yang diakibatkan oleh penyakit osteoporosis masih

cukup tinggi di Indonesia, khususnya di RSUD Dr Soetomo yang dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor resiko yang dapat mengakibatkan penyakit

osteoporosis.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapatlah dirumuskan masalah

dari penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya

osteoporosis di ruang rawat inap bedah (bedah B dan bedah E) di RSUD Dr

Soetomo Surabaya.

3
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

II.1 Tujuan Penelitian

II.1.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis di ruang rawat inap (bedah B dan

bedah E) RSUD Dr Soetomo Surabaya.

II.1.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mempelajari karakteristik penderita osteoporosis

2. Mempelajari pengaruh merokok terhadap osteoporosis

3. Mempelajari pengaruh alcohol terhadap osteoporosis

4. Mempelajari pengaruh menoupouse terhadap osteoporosis

5. Mempelajari pengaruh kopi terhadap osteoporosis

6. Mempelajari pengaruh latihan terhadap osteoporosis.

II.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, antara lain :

1. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait (RSUD Dr Soetomo) dalam

penanggulangan penyakit osteoporosis di masa yang akan datang

2. Sebagai bahan bagi masyarakat maupun peneliti berikutnya yang akan

melakukan penelitian yang berhubungan dengan osteoporosis.

3. Sebagai wahana bagi penulis untuk mengembangkan dan mengaitkan

pengetahuan serta ketrampilan penulis dalam penelitian.

4
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Definisi Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi dimana terjadi peningkatan porositas dari

tulang. Atau dengan kata lain adalah sugresif dari masa tulang, sehingga

memudahkan terjadinya patah tulang (Albright JA, 1979).

Bagian tulang yang umumnya diserang adalah (Djoko Roeshadi,


2001):
1. Pada tulang radius distal

2. Pada tulang vertebrae

3. Pada tulang kollum femur / pelvis

III.2 Pembagian Osteoporosis

Chehab Rukmi Hylmi (1994) membagi osteoporosis sebagai berikut :

1. Osteoporosis Primer

2. Osteoporosis Sekunder

3. Osteoporosis Idiopatic

III.2.1 Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer adalah suatu osteoporosis yang tidak diketahui

penyebabnya dengan jelas ini merupakan kelompok terbesar.

Osteoporosis primer dibagi menjadi :

1. Type I

Osteoporosis yang timbul pada wanita post menoupouse

2. Type II

Osteoporosis yang terdapat pada kedua jenis kelamin


dengan usia yang semakin bertambah (senilis)

5
III.2.2 Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder adalah suatu osteoporosis yang diketahui

penyebabnya jelas.

Biasanya disebabkan oleh :

1. Endcrine disease

2. Nutritional causes

3. Drugs

III.2.3 Osteoporosis Idiopatic

Yang dimaksud dengan osteoporosis jenis ini adalah terjadinya

pengurangan masa tulang pada :

1. Juvenile

2. Adolesence

3. Wanita pra menoupouse

4. Laki-laki berusia muda /pertengahan

5. osteoporosis jenis ini lebih jarang terjadi.

III.3 Patofisiologi Osteoporosis

Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteossit dan osteoclas yang

dalam aktifitasnya mengatur homeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri

melainkan saling berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingkat seluler

didahului penyerapan tulang oleh osteoclas yang memerlukan waktu 40 hari

disusul fase istirahat dan kemudian disusul fase pembentukan tulang kembali

oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari (Kamis, 1994).

Dalam penyerapannya osteoclas melepas transforming

Growth Factor yang merangsang aktivitas awal osteoblas dalam keadaan

normal kwantitas dan kwalitas penyerapan tulang oleh osteoclas sama dengan

6
kwantitas dan kwalitas pembentukan tulang baru oleh osteoclas. Pada

Osteoporasis penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan baru

(Djoko Roeshadi, 2001).

III.4 Gejala dan Tanda Osteoporosis

Pada awalnya penyakit ini tidak menimbulkan gangguan apapun.

Namun dalam kondisi yang sudah parah gambaran klinik osteoporosis adalah

sebagai berikut (Djoko R, 2001)

1. Nyeri

2. Tinggi badan berkurang /memendek

Dalam mendiagnosis osteoporosis tidak hanya berdasarkan

pemeriksaan klinik serta radiologis saja. Dengan pemeriksaan penunjang yaitu

BMD (Bone Mineral Density) dan DEXA (Dual Energy X-Ray

Absorpsiometry) diagnosis osteoporosis menjadi lebih pasti.

III.5 Faktor Resiko Osteoporosis

Dikenal beberapa faktor resiko untuk terjadinya osoteoporosis.

Faktor resiko ini dibagi menjadi dua (R. Prayitno Prabowo, 2001).

1. Faktor resiko yang tidak bisa dirubah

- Usia

- Jenis kelamin

- Ras

- Riwayat Keluarga /keturunan

- Bentuk tubuh

2. Faktor resiko yang dapat dirubah

- Merokok

- Alcohol

- Defisiensi vitamin d

7
- Kafein

- Gaya hidup

- Gangguan makan (anoreksia vervusa)

- Defisiensi esterogen pada menoupouse alami atau menoupouse karena

operasi

- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti :

 Diuretik

 Glukoortikoid

 Anti konvulsan

 Hormon tiroid berlebihan

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pembahasan mengenai

faktor resiko akan dibatasi pada merokok, alcohol, menoupouse, kafein,

latihan, umur, jenis kelamin, keturunan.

* Merokok

Gaya hidup modern, tang telah melegalkan wanita merokok di depan

umum, semakin membuka banyaknya kasus osteoporosis Nikotin dalam

rokok menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah

ke tulang. Sehingga proses pembentukan tulang oleh osteoblast menjadi

melemah (Djoko R, 2001).

* Alkohol

Dampak dari konsumsi alcohol pada osteoporosis berhubungan

dengan jumlah alcohol yang dikonsumsi. Konsumsi yang berlebihan akan

menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke

tulang. (R. Prayitno, 2001).

* Menopouse

Di sini kadar esterogen menurun. Dengan menurunnya kadar

8
esterogen resorbsi tulang menjadi lebih cepat, sehingga akan terjadi

penurunan masa tulang yang banyak. Bila tidak segera diintervensi akan cepat

terjadi osteoporosis (RP 2001).

* Kafein

Mengkonsumsi atau minum kopi diatas 3 cangkir per hari,

menyebabkan tubuh selalu ingin kencing. Keadaan tersebut menyebabkan

kalsium banyak terbuang bersama air kencing (Djoko R, 2001).

* Latihan /aktivitas

Imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan

merupakan stimulus penting bagi resorppsi tulang. Beban fisik yang

terintegrasi merupakan penentu dari puncak masa tulang (Bayu Santoso,

2001).

* Umur- jenis kelamin – keturunan

Dari segi usia pada laki-laki dan wanita usia diatas 40 tahun

merupakan usia terkenaa osteoporosis. Sehingga sebelum mencapai usia ini,

kekuatan dan gizi tulang harus selalu diperhatikan, agar penurunan kekuatan

tulang tidak begitu curam.

Dari perbedaan jenis kelamin dapat diketahui bahwa kerapuhan

tulang banyak diderita oleh wanita yang menoupouse. Hal ini dikarenakan

hormon esterogennya menurun drastis.

Sejarah keluarga juga mempengaruhi penyakit ini, pada keluarga yang

mempunyai sejarah osteoporosis, anak-anak yang dilahirkannya enderung

akan mempunyai penyakit yang sama (Djoko R, 2001).

III.6 Tata Laksana

Tata laksana disini menurut Djoko Roeshadi dianjurkan untuk

prevensi maupun pengobatannya. Tujuan prevensi adalah untuk mencegah

9
terjadinya osteoporosis dengan menghindari atau mengurangi faktor resiko

osteoporosis. Prevensi ini bisa dilakukan dengan melakukan penyuluhan

terhadap penduduk, agar mereka dapat mengendalikan hal-hal yang dapat

meningkatkan terjadinya ostreoporosis seperti misalnya :

1. Mencegah dan menghentikan kebiasaan seperti merokok dan minum

alcohol

2. Mengatur diet yang baik / dengan benar seperti mengkonsumsi sayuran,

susu tinggi kalsium dll.

3. Olah raga teratur

10
BAB IV

KERANGKA KONSEPTUAL

V.1 Kerangka Konseptual

Karakteristik
umur
jenis kelamin
keturunan
etnis
ukuran tubuh

Riwayat Penyakit
Disfungsi ovarium
Rematoid arthritis
hyperparatiroid Osteoporosis
diabetes militus
stroke
Mal Absorbsi
Anorexia Nervosa
Kebiasaan Hidup
Merokok
Meunoupouse Alkohol
Kafein
Latihan
Diet
Keterangan : Obat-obatan
: Tidak diteliti
: Diteliti

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa macam faktor

resiko osteoporosis yang ingin diketahui oleh penulis antara lain merokok,

alcohol, menoupouse, kafein, latihan, usia, jenis kelamin dan keturunan.

Dimana penuis ingin mengetahui apakah ada pengaruh faktor-faktor resiko

tersebut terhadap penyakit osteoporosis.

IV.2 Hipotesis

Hipotesis I

Ada pengaruh merokok terhadap osteoporosis

11
Hipotesis II

Ada pengaruh alkohol terhadap osteoporosis

Hipotesis III

Ada pengaruh menoupouse terhadap osteoporosis

Hipotesis IV

Ada pengaruh konsumsi kafein terhadap osteoporosis

Hipotesis V

Ada pengaruh latihan osteoporosis

Hipotesis VI

Ada pengaruh umur terhadap osteoporosis

Hipotesis VII

Ada pengaruh jenis kelamin terhadap osteoporosis

Hipotesis VIII

Ada pengaruh keturunan terhadap osteoporosis

12
BAB V

METODE PENELITIAN

V.1 Rancang Bangun Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka rancang bangun penelitian ini

menggunakan metode penelitian yang bersifat observasional analitik, yaitu

ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya

variable yang diteliti.

Berdasarkan pelaksanaannya maka rancang bangun penelitiannya dengan

menggunakan jenis survey, yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan datanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan case control.

V.2 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua penderita osteoporosis di ruang rawat

inap RSUD Dr Soetomo, tanggal 21 April – 20 Juni 2002.

V.3 Sampel

a. Kasus : Penderita yang rawat inap dengan diagnosa osteoporosis di ruang

rawat inap RSUD Dr Soetomo

Untuk meminimalkan kesalahan pada populasi maka cara pengambilan

sampel menggunakan urmus :

SD = n-1

Keterangan :

SD = standard deviasi

N = jumlah total sampel

b. Kontrol : Penderita yang tidak menderita osteoporosis yang mengalami

13
rawat inap di ruang bedah B dan bedah E yang diambil secara

acak.

Perbandingan kasus dan kontrol 1 :1

V.4 Tempat dan waktu pengambilan data

- Tempat pengambilan data

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Dr Soetomo di

Surabaya sebagai rumah sakit terbesar di Indonesia bagian Timur.

- Waktu pengambilan data

1 April 2002-20 Juni 2002

V.5 Variabel

- Variabel terikat = penderita osteoporosis

- Variable Bebas = 1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Keturunan

4. Merokok

5. Alkohol

6. Menoupouse

7. Kafein

8. Latihan

V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

- Data Primer

Wawancara dengan bantuan kuisioner kepada pemerintah atau keluarga

penderita

- Data Sekunder

Data penderita yang terkena osteoporosis dari tanggal 21 April – 20 Juni 2002

yang dipilih sebagai sampel.

14
V.7 Teknik Analisa

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk

diskriptif, yang selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan uji statistik

dengan regresi logistik dengan tujuan untuk mengetahui faktor mana yang

berpengaruh terhadap timbulnya terikat.

15

Anda mungkin juga menyukai