Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere
berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Menurut
Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/ politisi
maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Kata korupsi telah dikenal luas oleh masyarakat, tetapi definisinya belum
tuntas dibukukan. Pengertian korupsi berevolusi pada tiap zaman, peradaban, dan
teritorial. Rumusannya bisa berbeda tergantung pada titik tekan dan
pendekatannya, baik dari perspektif politik, sosiologi, ekonomi dan hukum.
Korupsi sebagai fenomena penyimpangan dalam kehidupan sosial, budaya,
kemasyarakatan, dan kenegaraan sudah dikaji dan ditelaah secara kritis oleh
banyak ilmuwan dan filosof. Aristoteles misalnya, yang diikuti oleh Machiavelli,
telah merumuskan sesuatu yang disebutnya sebagai korupsi moral (moral
corruption).
2. Penurunan produktifitas
Sebagian besar negara di dunia ini mempunyai sistem pajak yang menjadi
perangkat penting untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya dalam
menyediakan barang dan jasa publik. Pajak berfungsi sebagai stabilisasi harga
sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan inflasi, di sisi lain pajak juga
mempunyai fungsi redistribusi pendapatan, di mana pajak yang dipungut oleh
negara selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan, dan pembukaan
kesempatan kerja yang pada akhirnya akan menyejahterakan masyarakat. Kondisi
penurunan pendapatan dari sektor pajak diperparah dengan kenyataan bahwa
banyak sekali pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.
6. Demoralisasi
Masyarakat menjadi semakin individualis. Mementingkan dirinya
sendiri dan keluarganya saja. Mengapa masyarakat melakukan hal ini
dapat dimengerti, karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan
kepada pemerintah, sistem, hukum bahkan antar masyarakat sendiri.
Korupsi adalah tindakan yang buruk sehingga tingkat korupsi suatu negara
akan memengaruhi pandangan negara lain terhadap negara tersebut. Negara yang
tingkat korupsinya tinggi akan memiliki citra negatif dari negara lain, sehingga
kehormatan negara tersebut akan berkurang. Sebaliknya, negara yang tingkat
korupsinya rendah akan mendapat pandangan positif dari negara lain dan
memiliki citra yang baik di dunia internasional sehingga kedaulatan dan
kehormatan negara itu akan dilihat baik oleh negara lain. Bahkan, apabila negara
memiliki tingkat korupsi yang sangat rendah biasanya akan menjadi tempat studi
banding dari negara lain untuk memperoleh pembelajaran.
E. Dampak Pada Politik dan Demokrasi
Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana
anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif yakni pihak
DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak politik.
Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan ke masyarakat implementasinya harus
dapat dipertangungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan bebas
dari intervensi kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.
Bukan hanya lingkungan fisik yang berubah, lingkungan sosial juga dapat
berubah seperti penggusuran dan pengalihan penduduk yang tidak semestinya.
Selain itu, dapat pula terjadi dengan pemberian izin pendirian industri tanpa
mempertimbangkan analisa dampak lingkungan (AMDAL) secara serius. Berikut
ini beberapa contoh.
1. Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini sangat merugikan
khususnya bagi kualitas lingkungan itu sendiri. Efek rumah kaca
(greenhouse effect) misalnya. Hutan merupakan paru-paru bumi yang
mempunyai fungsi menyerap gas CO2. Efek rumah kaca menimbulkan
kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya (global
warming).
2. Industri-industri yang didirikan tanpa dilihat bagaimana cara mereka
mengolah limbah industri dapat merugikan lingkungan, bahkan
membahayakan kesehatan masyarakat. Baru-baru ini terjadi kejadian luar
biasa di suatu daerah ketika air sungai berubah menjadi berwarna merah.
Setelah diselidiki pihak setempat, ternyata itu bukanlah akibat perubahan
alami, melainkan akibat limbah pabrik yang dibuang ke sungai.
3. Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi persediaan
oksigen bukan hanya untuk wilayah tersebut, namun juga oksigen untuk
bumi secara keseluruhan.Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan
berakibat pada menurunnya kualitas kesehatan manusia yang
menghirupnya.
4. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan laut,
juga mengakibatkan menurunnya kualitas hidup.
Kerusakan yang terjadi tentu saja harus segera diperbaiki demi kembalinya
kelestarian alam dan lingkungan serta kualitas hidup kita sendiri, namun
pernahkah terpikirkan di benak kita, berapa besar dana yang kita butuhkan untuk
mengembalikan semua kerusakan itu?
Pengembalian lingkungan yang rusak bisa memerlukan waktu
berpuluhpuluh tahun dan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Dalam proses
perbaikan itu, generasi kita sendiri telah mengalami kondisi yang sulit. Karena itu,
saat ini Indonesia masih memiliki hutan dan lingkungan yang bisa diselamatkan
adalah lebih baik mencegah seseorang atau sekelompok orang melakukan niat
jahatnya daripada memperbaiki kerusakan yang mereka timbulkan.
1. PNS
2. BUMN/D
3. Lembaga Independen
Terpidana Korupsi : 62
Kerugian Negara (T)
(Harga konstan 2015) : 81,8
Presentase (5%) : 40,14
4. Legislatif
Terpidana Korupsi : 480
Kerugian Negara (T)
(Harga konstan 2015) : 2,0
Presentase (5%) : 0,97
5. Kepala Daerah
Terpidana Korupsi : 75
Kerugian Negara (T)
(Harga konstan 2015) : 1,8
Presentase (5%) : 0,88
6. Swasta/Lainnya
Terpidana Korupsi : 670
Kerugian Negara (T)
(Harga konstan 2015) : 82,6
Presentase (5%) : 40,53
Referensi
Rachmawati, A.F. (2021). Dampak Korupsi dalam Perkembangan Ekonomi dan
Penegakan Hukum di Indonesia. Eksaminasi: Jurnal Hukum, 15-16.
http://eprints.walisongo.ac.id/3925/3/104211009_Bab2.pdf
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/dampak-
korupsi-terhadap-sosial-dan-kemiskinan
https://aclc.kpk.go.id/materi/bahaya-dan-dampak-korupsi/infografis/kerugian-
negara-akibat-korupsi-di-indonesia