NIM : 191050801005
Program Studi : Pendidikan Fisika PPs UNM
Universitas Sulawesi Barat
2 2
a
(∑ Y i ) (∑ Y t )
JK ( A )=∑ −
i=1 ni nt
18922 1814 2 3706 2
JK ( A )= + − =137679,38+126561,38−264123,77=116,99
26 26 52
2 2
b
(∑ Y i ) ( ∑ Y t )
JK ( B ) =∑ −
j =1 ni nt
19292 1777 2 37062
JK ( B ) = + − =143116,96+ 121451,12−264123,77=444,31
26 26 52
2 2
JK ( AB )= ∑
b
j=1 ,i=1
[ (∑ Y i )
ni ]
−
(∑ Y t )
nt
−JK ( A )−JK ( B )
Manentukan F o
RJK ( A) 116,99
F o( A )= = =2,03
RJK ( D ) 57,49
RJK (B) 444,31
F o(B )= = =7,73
RJK ( D ) 57,49
RJK ( AB) 1551,08
F o( AB) = = =26,98
RJK ( D ) 57,49
Hal ini berarti model pembejarandapat menjelaskan 1,9% variasi skor minat belajar
statistika mahasiswa.
db ( F o ( B )−1 ) 1 ( 7,73−1 ) 6,73
^ B2 =
w = = =0,127
db ( F o ( B )−1 ) + N 1 ( 7,73−1 )+52 53,03
Hal ini berarti tes formatif minat belajar dapat menjelaskan 12,7% variasi skor minat
belajar statistika mahasiswa.
db ( F o ( AB )−1 ) 1 ( 26,98−1 ) 25,98
^ AB2=
w = = =0,325
db ( F o ( AB )−1 ) + N 1 ( 26,98−1 )+ 52 79,98
Hal ini berarti pengaruh pembelajaran Berbasis Masalah dan Motivasi Berprestasi
terhadap minat belajar statistika mahasiswa dapat menjelaskan 32,5% variasi skor minat
belajar statistika mahasiswa.
Pengujian simple effect
Karena pengujian hipotesis pengaruh interaksi bersifat signifikan, maka selanjutnya
dilakukan uji pengaruh sederhana simple effect.
JK ( A y )=JK ( A ) + JK ( B ) + JK ( AB )=116,99 +444,31+1551,08=2112,38
db ( A y )=n ay −1=4−1=3
JK ( A y ) 2112,38
RJK ( A y )= = =704.127
nay −1 4−1
RJK ( D y )=RJK ( D )=57,49 ; db ( D )=48
R JK ( A y ) 704.127
F o( A )= = =12,25, dibandingkan F tab(0,05 ;3 ; 48)=2,80.
RJK ( D y ) 57,49
Karena F o > Ftab(0,05), berarti H o ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan rata – rata
antara keempat kelompok perlakuan (sel).
A1 B 1 A2 B 1 A1 B 2 A2 B 2
Ý 11 Ý 21 Ý 12 Ý 22
81,15 67,23 64,38 72,31
√ RJK ( D )
( n1 + n1 )
11 21 √ ( 57,49 ) ( 131 + 131 )
|13,92|
t ( A 1 B1 , A 2 B1 )= = 4,67
2,98
Karenat o=4,67>t tab=1,68 maka H o ditolak. Sehingga minat belajar statistika antara
mahasiswa yang diajar model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada
mahasiswa yang diajar model pembelajaran konvensional untuk mahasiswa pada
kategori minat tinggi.
√ RJK ( D )
( n1 + n1 )
12 22 √ (57,49 ) ( 131 + 131 )
|−7,93|
t ( A 1 B 1 , A 2 B 1 )= = 2,66
2,98
Karena t o=2,66> t tab =1,68 maka H o ditolak. Sehingga minat belajar statistika antara
mahasiswa yang diajar model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada
mahasiswa yang diajar model pembelajaran konvensional untuk mahasiswa pada
kategori minat rendah.
3. Pengujian simple effect untuk A1
Perbedaan antar A1 pada B ( A1 B 1, A1 B 2)
Hipotesis:
H o : μ11 ≤ μ1 2
H 1 : μ 11 > μ1 2
√ RJK ( D )
( n1 + n1 )
21 22 √ (57,49 ) ( 131 + 131 )
|−5,08|
t ( A 1 B1 , A 2 B1 )= = 0,57
8,84
Karena t o=0 , 57 ≤ t tab =1,68 maka H o ditolak. Sehingga minat belajar statistika antara
mahasiswa yang diberi tes formatif minat tinggi lebih rendah daripada mahasiswa
yang diberi tes formatif minat rendah untuk mahasiswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran konvensional.