Anda di halaman 1dari 39

TERMODINAMIKA DAN GELOMBANG

UNTUK KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS

NUR DIANA
PENDIDIKAN FISIKA
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Mesin uap sudah ditemukan jauh sebelum para ilmuwan membahas tentang energi yang
dimiliki gas. Apakah gas itu, bagaimanakah sifat-sifatnya ? Bagaimanakah prinsip kerja mesin uap
itu?. Energi kalor dapat digunakan untuk banyak hal. Misalnya, untuk menghasilkan tenaga pada
mesin-mesin kalor seperti mesin diesel, otto, dan rankine. Jika kalor dipaksa mengalir dari suhu
rendah ke suhu tinggi, maka tempat yang bersuhu rendah makin lama makin “dingin”. Prinsip ini
dipakai pada mesin pendingin seperti AC dan kulkas. Pada kehidupan sehari-hari Anda tentu
banyak menemui peralatan yang menerapkan konsep termodinamika. Misalnya, radiator yang
tersimpan pada setiap mesin mobil merupakan alat termodinamika yang dapat menyerap panas
yang cukup tinggi. Bayangkan bila mobil tidak memakai pendingin radiator,mungkin dalam waktu
relatif singkat mobil tersebut akan terbakar habis.

Dalam bab ini anda akan mempelajari temodinamika, suatu cabang fisika yang
mempelajari hukum- hukum dasar yang dipatuhi oleh kalor dan usaha. Dalam termodinamika gas,
anda mempelajari tentang perubahan energii dalam suatu gas dan faktor- faktor yang
mempengaruhi energi dalam. Termodinamika juga melibatkan usaha yang dilakukan dan kalor
yang diteima oleh atau dibebaskan dari gas.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
1
A. Hukum I Termodinamika

Pada subbab ini anda harus mampu:

o Menganalisis keadaan gas karena perubahan suhu, tekanan, dan volume.


o Menggambarkan perubahan keadaan gas dalam diagram P-V.
o Memformulasika hukum I dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah
o Membuat karya/ model penerapan Hukum I temodinamika

Saat ini kita mengkomsumsi energi dalam jumlah yang sangat besar. Energi ini
sebagian besar diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan
batu bara) Ada kekhawatiran bahwa peningkatan koomsumsi energi ini tidak sebanding
dengan ditemukannya sumber- sumber energi yang baru. Oleh karena itu, kita harus
meemukan cara yang paling efisien dalam menggunakan sumber- sumber yang ada.
Penggunaan energi secara efisien harus konsisten dengan hukum- hukum alam, seperti
hukum kekebalan energi.
Batas Simulasi pertemuan pertama
lingkungan https://youtu.be/rkLi-1advkE
Sistem
Hukum I temodinamika adalah betuk lain dari hukum
kekekalan energi yang diaplikasikan pada perubahan
Gambar 1.1 Suatu Sistem
Termodinamika
mnergi dalam yang dialami suatu sistem.

Sistem didefinisikan sebagai jumlah zat dalam suatu wadah, yang menjadi pusat perhatian
kita untuk dianalisis . Segala sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. Sistem dipisahkan
dari lingkungan oleh suatu batas sistem ( Gambar. 1.1). Batas ini bisa tetap atau bergerak,
misalnya pengisap.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
2
1. Pengertian Usaha, Kalor Dan Energi

a. Pengertian Usaha dan Kalor


Di kelas X, anda telah belajar tentang usaha dan energi. Anda harus dapat
membedakan antara usaha dan energi. Usaha yang dilakukan pada sistem merupakan
ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkunga atau sebaliknya. Adapun energi
mekanik (kinetik dan potensial) sistem merupakan energi yang dimiliki sistem akibat gerak
dan koordinat posisinya. Dengan demikian ketika anda melakukan usaha pada suuat sistem,
energi dipindahkan dari diri anda ke sistem. Isitilah yang salah konsep jika anda meyatakan
tentang usaha sebuah sistem. Istilah yang benar adalah mengatakan bahwa usaha
dikerjakan pada ( atau oleh) sebuah sistem.
Anda juga harus dapat membedakan antara kalor dan energi. Kalor mirip seperti
usaha yaitu hanya muncul jika perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Kalor
muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu atau perubahan wujud
zat. Jadi istilah kalor sebenarnya kurang tepat yang tepat adalah aliran kalor.

b. Pengertian Energi Dalam


Ketika suatu beda sedang bergerak, benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu benda yang
berada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan berdasarkan
energi potensial Ini benda juga dapat melaku
kan usaha. Kedua macam energi ini disebut energi luar. Sebagai tambahan terhadap
energi luar setiap benda memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini disebut
energi dalam .Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
3
Kita ketahui bahwa setiap zat terdiri atas atom-atom atau molekul-molekul yang bergerak
terus menerus. Dari gerakan ini zat memiliki energi kinetik. Antara molekul-molekul zat juga
terdapat gaya yang disebut gaya antar molekul.

Karena gaya antar molekul ini molekul-molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi
kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-molekul zat
disebut energi dalam. Untuk gas ideal gaya antar molekul yang diabaikan Sehingga energi
potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan demikian energi dalam hanyalah total energi
kinetik dari seluruh molekul.

Gambar 1.2 Energi dalam zat untuk wujud cair lebih kecil
dari pada energi dalam untuk wujud gas
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat sehingga tidak dapat diukur secara
langsung. Besaran yang dapat diukur secara langsung adalah perubahan energi dalam (
notasi ∆) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (diberi indeks 1) dan keadaan akhir
( diberi indeks 2).
∆𝑼 = 𝑼𝟐 - 𝑼𝟏 (1-1)

2. Formulasi Usaha, Kalor, dan Energi Dalam

a. Formulasi Usaha
Perhatikan suatu sistem gas yang berada dalam wadah silinder yang ditutupi oleh
sebuah penghisap yang dapat bergerak. Tekanan dalam sistem dijaga tetap oleh tekanan
atmosfer dan bertingkat beserta balok di atasnya. Proses yang terjadi pada tekanan tetap
disebut proses isobarik. Apa yang terjadi ketika bagian bawah dipanaskan oleh sebuah
bunsen?

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
4
Tempat penghisap berpindah ke atas dan berhenti pada posisi baru seperti
ditunjukkan pada gambar 1.3 . Perpindahan posisi penghisap disebabkan oleh usaha yang
dilakukan gas (sistem) terhadap pengisap dan balok di atasnya (lingkungan).
Bagaimanakah betuk persamaannya?.

Usaha W dapat diihitung dari persamaan W = F. s


dengan F adalah besar gaya dan s adalah besar perpindahan.
Gaya F di timbulkan oleh tekanan pada gas P yang bekerja
pada bagian bawah pengisap, yang besarnya F = PA sehingga
usaha W dapat ditulis : W = (PA)s. Oleh karena A.s sama
dengan perubahan volume gas, ∆V = 𝑉2 - 𝑉1 dengan 𝑉2 -
𝑉1 berturut-turut adalah volume akhir dan awal, sehingga W
dinyatakan oleh persamaan berikut:

Gambar 1.3 Gas dalam wadah silinder dipanaskan


pada tekanan tetap sehingga pengisap berpindah sejauh s
ke atas. Tekanan dijaga tetap oleh tekanan atmosfer
dan berat penghisap beserta balok diatasnya.

Usaha pada proses isobarik


𝐖 = 𝐏∆ 𝐕 = 𝐏(𝐕𝟐 − 𝐕𝟏 ) (1-2)

catatan
Persamaan ( 1-2 ) konsisten dengan perjnajian tanda bahwa jika sistem
melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem memuai (𝑉2 < 𝑉1 ), yang
berarti ∆V = 𝑉2 - 𝑉1 bertanda positif, usaha bertanda positif. Sebaliknya ketika
linkungan melakukan usaha pada sistem memampat (𝑉2 < 𝑉1 ), yang berarti ∆V
= 𝑉2 - 𝑉1betanda negatif, usaha bertanda negatif.

Rumus W = P∆V pada persamaan (1-2) hanya dapat digunakan untuk menghitung
usaha gas pada tekanan tetap (proses isobarik ). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus
dihitung dengan cara integral. Secara umum usaha dihitung dengan persamaan integral
berikut..
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
5
𝑽
W = ∫𝑽 𝟐 𝑷 𝒅𝑽 (1-3)
𝟏

𝑷𝟏 1

𝑷𝟐 2

Luas = usaha
yang dilakukan

0 𝑽𝟏 𝑽𝟐

Gambar 1.4 Usaha yang dilakukan gas tehadap


lingkungan atau sebaliknya dari volume
awal ke volume akhir sama dengan luas
yang diraster bawah grafik P-V

Anda telah megetahui bahwa jika grafik tekanan terhadap volume ( Grafik P- V)
diberikan maka arti geometris dari persamaan (1-3) adalah luas di bawah kurva.

eksplorasi

Gambarkan grafik tekanan gas terhadap volumenya ( grafik P-V ) dengan P sebagai
sumbu tegak dengan volume V sebagai sumbu mendatar. Kemudian hitung luas
daerah di bawah grafik yang anda buat untuk batas volume 0,3 L sampai dengan
0,8 L bandngkan hasil hitungan luas di bawah grafik P-V dengan hasil hitungan
menggunakan rumus W= P∆V. Nyatakan kesimpulan yang anda peroleh.

Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) sama dengan luas daerah di bawah grafik
P-V dengan batas volume awal 𝑉1 sampai dengan volume akhir 𝑉2 (lihat gambar 1.4).

catatan
Jika 𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 > 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 dikatakan gas mengembang atau memuai, usaha dilakukan oleh
sistem (gas) dan usaha W betanda positif. Sebaliknya 𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 < 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 dikatakan gas
menyusut usaha dilakukan pada gas dan W betanda negatif.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
6
Contoh soal 1.1 Menghitung Usaha Dari Grafik

Suatu gas daam wadah silinder tetutup megalami proses seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.5. tentukan usaha yang dilakukan gas dari:
a. Keadaan A ke keadaan C melalui B B A
500
b. Keadaan C langsung ke keadaan A

Jawab :
200
C
a. Untuk meghitung usaha dari A ke C

melalui B kita harus menghitung dahulu usaha


0 200 500
dari A ke B dan usaha dari B ke C, kemudian keduanya di 800

jumlahkan. Usaha dari A ke B sama Dengan Luas AB𝐵1 𝐴1 . Oleh karena dari A ke B terjadi
penurunan volume, maka usaha bertanda negatif.

𝑊𝐴 →𝐵 = -luas AB𝐵1 𝐴1 Usaha dari B ke C sama dengan luas


= -(𝐴1 𝐵1 x 𝐴𝐴1 ) trapesium BC𝐶1 𝐵1 dengan sisi sejajar.
= -(300 cm2) x ( 500 kPa)
= - (300 x 10 -6 m3) (500 x 103 Pa) 𝐵𝐵1 = 500 x 103 Pa, 𝐶𝐶1 = 200 x 103 Pa
= - 150 J Dan tinggi 𝐵1 𝐶1 = ( 500 -300 ) x 10-6 m3 =
200 x 10-6 m3. Oleh karena B kke C tejadi peurunan volume, maka usaha bertanda negatif

𝑊𝐵 →𝐶 = - luas trapesium BC𝐶1 𝐵1 Usaha dari A ke C


1 sama dengan Jumlah
= -(𝐵𝐵1 + 𝐶𝐶1 ) x 𝐵1 𝐶1
2
1 usaha dari A ke B dan
= - (500 x 103 Pa + 200 x 103 Pa ) x (200 x 10-6 m3 )
2
Usaha dari B ke C
= – 70 J

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
7
b. Usaha langsung dari C ke A sama dengan luas trapesium CA𝐴1 𝐶1 . Oleh karena dari C
𝑊𝐴 →𝐶 = 𝑊𝐴 →𝐵 + 𝑊𝐵 →𝐶
ke A terjadi kenaikan volume, maka usaha bertanda
= -150 J + (-70)
positif.
= -220 J
Sisi sejajar : 𝐴𝐴1 = 500 x 103 Pa dan 𝐶𝐶1 = 200 x 103 Pa

Tinggi : 𝐴1 𝐶1 = (800 – 300 ) 10-6 m3 = 500 x 10-6 m3

1
𝑊𝐶 →𝐴 = (𝐴𝐴1 + 𝐶𝐶1 ) 𝐴1 𝐶1
2
1
= (( 500 x 103 Pa ) + (200 x 103 Pa)) x (500 x 10-6 m3)
2

= 175 J

Selanjutnya, bagaimanakah kita menghitung usaha


yang dilakukan oleh pada sistem gas yang menempuh proses
siklus yaitu berawal dari satu posisi (titik) menempuh
beberapa lintasan untuk akhirnya kembali lagi ke posisi
tesebut Gambar 1.6 kita dapat meghitungnya sebagai berikut.

Usaha dalam proses siklus

Usaha yang dilakukan oleh (atau pada) sistem gas yang Gambar 1. 6 Dalam suatu
siklus, usaha yang dilakukan
menjalani suatu proses siklus (grafik P-V-nya diberikan) oleh gassama dengan luas
daerah yang dimuat oleh
sama dengan luas daerah yang dimuat oleh siklus tersebut. siklus tersebut

Usaha dalam proses siklus


Contoh soal 1.1
sebuah mesin kalor menjadi siklus seperti gambar di bawah. Diketahui:
𝑃2 B C
𝑃1 = 1,2 x 105 Pa

𝑃2 = 7,2 x 105 Pa 𝑃1 A
𝑉1 = 2,5 x 10-4 m3 𝑣1 𝑣2

𝑉2 = 2 x 10-3 m3

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
8
a. Berapakah usaha yang dilakukan mesin untuk setiap siklus?
b. Jika mesin bekerja 6 siklus per sekon, berapakn daya keluaran mesin itu?

Jawab:

a. Usaha yang dilakukan mesin setiap siklus sama dengan luas siklus.
Jadi, usaha = luas ∆ABC
𝐴𝐵
= BC x
2
( 𝑝2 −𝑝1 )
= ( 𝑉2 − 𝑉1 ) x
2
( 7,2 𝑥 105 −1,2 𝑥 105 )
= ( 2 x 10-3 – 2,5 x 10-4 ) x
2

= 525 J
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 6(525 𝐽)
b. Daya keluaran mesin = = = 3150 W
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 1𝑠

KUIS
Diagram P- V di samping menggambarkan prses satu
siklus penuh yang dialami gas ideal dengan keadaan
awal ( 𝑃1, 𝑉1,) usaha yang telah dilakukan gas dalam
satu siklus adalah……

A. 𝑃1 𝑉1
B. 𝑃2 𝑉2 − 𝑃1 𝑉1
C. (𝑃2 − 𝑃1 ) (𝑉2 − 𝑉1 )
D. 𝑃2 (𝑉2 − 𝑉1 )
Berikan alasan mengapa anda memilih jawaban tersebut.

c. Formulasi Kalor
Kalor yang diserap oleh sistem gas dapat dihitung dari rumus kalor yang telah
anda pelajari yaitu sebagai berikut:
Q = m∆T atau Q = C∆T (1-4)
Dengan c adalah kalor jenis gas dan C adalah kapasitas kalor gas .

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
9
d. Formulasi energi dalam
Telah diketahui bahwa untuk gas ideal, energi dalan gas sama degan total energi
kinetik dari seluruh molekul- molekul gas, memformulasikan eenergi dalam sebagai
berikut:

Gas monoatomik

3 3
𝑈= 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (1-5)
2 2

Gas diatomik
5 5
𝑈= 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (1-6)
2 2

Dengan
N = jumlah molekul
n = besar mol
k = tetapan boltzman ( k= 1,38 x 10-23J/K)
R = tetapan umum gas (R = 8,31 J/mol = 8.310 J/kmol)
Tentu saja perubahan energi dalam ∆U untuk sistem yang berubah dari suhu awal
𝑇1 ke suhu akhir 𝑇2 dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gas monoatomik

3 3
∆𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (𝑇2 − 𝑇1 ) (1-6)
2 2

Gas diatomik
5 5
∆𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (𝑇2 − 𝑇1 ) (1-7)
2 2

Dengan ∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1
Persamaan (1-6) atau (1-7) dengan menunjukkan bahwa perubahan energi dalam
sistem hanya bergantung pada suhu awal dan suhu akhir.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
10
3. Proses – Proses Terodinamika Gas

Keadaan suatu gas dapat kita lukis pada grafik P-V. Dalam bagian ini kita akan
membahas empat macam proses temodinamika, gas isobarik, isoharik, isotermal, dan
adiabatik.

a. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik adalah sebagai berikut.

Persamaan keadaan isobarik

𝑽 𝑽𝟐 𝑽𝟏
= 𝑪 𝒂𝒕𝒂𝒖 = (1-8)
𝑻 𝑻𝟐 𝑻𝟏

Ini adalah hukum Gay Lussac. Grafik P-V proses


isobarik ditunjukkan pada gambar 1.7. adapun rumus
Gambar 1.7. Pada suatu proses usahanya telah dinyatakan pada persamaan (1-2)
isobarik. Grafik P-V berupa garis
lurus horizontal dan usaha yang
dilakukan sama dengan luas 𝐖 = 𝐏∆ 𝐕 = 𝐏(𝐕𝟐 − 𝐕𝟏 )
dibawah grafik P-V yang diraster

b. Proses Isokhorik
Proses isohorik adalah proses perubahan gas pada volume tetap. Persamaan keadaan
untuk proses isokhorik ( V tetap ) adalah sebagai berikut.

Persamaan keadaan isokhorik


𝑷 𝑷𝟐 𝑷𝟏
= C atau = (1-9)
𝑻 𝑻𝟐 𝑻𝟏

Ini adalah hukum charles


Gambar 1.10a megilustrasikan suatu proses isokhorik saat suatu gas dipanaskan.
Gas akan memuai jika hal tersebut dapat dilakukannya, tetapi wadah yang kaku menjaga
volumenya tetap sehingga grafik untuk proses ini ditunjukkan pada gambar 1.10b, berupa

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
11
garis vertikal . Pemuaian wadah gas itu sendiri
diabaikan. Oleh karena volume tetap tekanan gas
didalam wadah naik, dan gas melakukan gaya
yang semakin membesar pada dinding. Walaupun
gaya sangat besar dapat dibangkitkan dalam wadah
tertutup usaha sama dengan nol. Karena dinding
wadah tidak berpindah.
Gambar 1.10 (a) zat dallam ruang
dipanaskan secara isokhorik sebab
ruang yang kaku menjaga volume tetap.
(b) grafik P-V suatu proses isokorik
adalah suatu garis lurus vertikal
menunjukkan tidak ada usaha yang
dilakukan gas.

c. Proses Isotemal
Proses isotemal adalah proses keadaan gas pada suhu tetap. Persamaan keadaan
untuk proses isotermal (T tetap) adalah sebagai berikut.

Persamaan keadaan isotermal

PV = C atau 𝑃2 𝑉2 = 𝑃1 𝑉1 (1-10)

𝑐
ini hukum boyle. Grafik P-V proses isotermal PV = C atau 𝑃 berbentuk hiperbola seperti
𝑉

gambar 1.11b. Gambar 1.11a mengilustrasikan suatu proses isotermal. Sebuah wadah
silinder logam mengandung n mol gas ideal. Massa sejumlah besar pasir panas pada
dinding silinder menjaga silinder dan gas berada pada suhhu mutlak T yang tetap.
Kedudukan pengisap mula- mula sedemikian sehingga volume gas adalah 𝑉1 . Saat gaya
luar yang bekerja pada pengisap dikurangi, gas memuai secara statis mencapai volume
akhir 𝑉2 .

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
12
Gambar 1.11 (a) Gas ideal dalam silinder memuai secara isotermal pada suhu T. Gaya yang
menahan penghisap di tempatnya dikurangi secara perlahan sehingga pemuaian terjadi secara
statis. (b) usaha yang dilakukan gas diberi raster.

Usaha yang sama dengan luas daerah di bawah grafik P-V (luas raster pada gambar
1.11b harus dihitung secara integral dengan menggunakan persamaan (1-3). Dari
𝒏𝑹𝑻
persamaan gas ideal telah kita peroleh P =
𝑽

𝑽 𝒏𝑹𝑻
W = ∫𝑽 𝟐 dV (1-11)
𝟏 𝑽
Oleh karena nRT tetap, maka faktor tersebut dapat dikeluarkan dari tanda integral.
𝑑𝑥
Kemudian, dengan menggunakan sifat integral∫ = ln x, kita peroleh hasil berikut.
𝑥

𝑽 𝒅𝑽 𝑽
W = nRT ∫𝑽 𝟐 = nRT [𝒍𝒏𝑽] 𝟐
𝟏 𝑽 𝑽𝟏
= nRT [𝒍𝒏𝑽𝟐 − 𝒍𝒏𝑽𝟏 ]

Usaha isotermal
𝑽
W = nRT ln ( 𝟐 ) (1-12)
𝑽𝟏

Contoh soal 1.2

Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar. Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
13
Jawab :

P = 4 atm
𝑣1 = 0,3 L
𝑣2 =0,5 L
1 L = 1 dm3 = 10-3 m3

Yang akan dicari adalah usaha yang dilakukan gas (1 atm = 105 N/m2)

W = P∆𝑉 = 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
= 4 x105 N/m2 (0,5 L -0,3 L) x 103 m3
= 120 joule.

d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas saat tidak ada aliran kalor yang
masuk ke dalam sistem atau keluar dari sistem. Dengan kata lain, pada proses adiabatik
Q= 0. Gambar 1.12a menunjukkan susunan n mol suatu gas ideal yang melakukan usaha
dalam keadaan –keadaan adiabatik, memuai secara statis dari volume awal ke akhir.

Susunannya mirip dengan gambar 1.12a untuk pemuaaian isotemal akan tetapi, usaha
yang berbeda dilakukan ddalam proses ini, sebab wadah silinder sekarang dikelilingi oleh
bahan yang menahan aliran kalor sehingga Q = 0.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
14
Gambar 1.12 (a) gas ideal dalam silinder memuai secara adiabatik.gaya yang menahan pengisap di
tempatnya dikurangi secara perlahan sehingga pemuaian terjadi secara statis. (b) grafik P-V proses
adiabatik berupa garis lengkung yang memiliki tanda panah memotong garis lengkung isotermal pada
suuhu awal dan suhu akhir .usaha yang dilakukan gas diberi raster.

Proses adiabatik sangat penting dalam bidang rekayasa, beberapa contoh proses
adiabatik meliputi pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel, pemuaian gas cair dalam
sistem pendingin, dan langkah kompresi dalam mesin diesel.

Persamaan keadaan adiabatik

𝜸 𝜸
𝑷𝑽𝜸 = 𝑪 ⇔ 𝑷𝟏 𝑽𝟏 = 𝑷𝟐 𝑽𝟐 (1-13)

Dengan 𝛾 > 1 merupakan hasil perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap 𝐶𝑃
dan kalor jenis gas pada volume tetap 𝐶𝑉 (disebut juga tetapan laplace).

𝑪𝑷
𝜸= (1-14)
𝑪𝑽

𝑛𝑅𝑇
Untuk gas ideal, P = , persamaan (1-13) dapat ditulis dalam bentuk berikut
𝑉

𝜸 𝜸
𝑷𝟏 𝑽𝟏 = 𝑷𝟐 𝑽𝟐

𝒏𝑹𝑻𝟏 𝜸 𝒏𝑹𝑻𝟐 𝜸
( ) 𝑽𝟏 = ( ) 𝑽𝟐
𝑽𝟏 𝑽𝟐

𝜸−𝟏 𝜸−𝟏
𝑻𝟏 𝑽𝟏 = 𝑻𝟐 𝑽𝟐 (1-15)

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
15
Contoh soal 1.3

Suatu gas ideal mengalami siklus grafik P-V berikut.

Tentukanlah:
a. usaha gas dari A ke B,
b. usaha gas dari B ke C,
c. usaha gas dari C ke A, dan
d. usaha netto gas dalam satu siklus.
Jawab :
Diketahui: pA = pB = 3 × 105 Pa,
pC = 1 × 105 Pa,
VA = 2 L
VB = VC = 6 L.
a. Proses A ke B adalah proses isobarik. Usaha dari A ke B dapat dihitung dengan
persamaan

WAB = p(VB – VA)


WAB = 3 × 105 Pa (6 – 2) × 10–3 m3 = 1.200 joule

b. Proses B ke C adalah proses isokhorik. Oleh karena VC = VB, usaha yang dilakukan
gas WBC = 0

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
16
c. Proses dari C ke A adalah isotermal. Oleh karena pC:VC = pA:VA, usaha dari C ke A
adalah :

WCA = nRT ln (VA/VC) = pCVC ln (VA/VC) = pAVA ln (VA/VC) (ingat: pV = nRT)

WCA = (1 × 105 N/m2)(6 × 10–3 m3)ln 3/6 = – 415,8 joule

d. Usaha netto gas dalam satu siklus ABCA :

Wsiklus = WAB + WBC + WCA = 1.200 joule + 0 + (–415,8 joule) = 784,2 joule

Percobaan
cepat

Dengan mulut terbuka lebar lalu tiupkan udara hangat ke telapak tangan
anda. Sekarrang kurangi bukaan mulut diantara bibir sehingga udara
mengembang (memuai ) begitu anda meniup. Disini udara mengalami
pemuaian adiabatik- udara menjadi dingin coba jelaskan mengapa udara
menjadi dingin.

4. Hukum I termodinamika gas

a. Pernyataan Hukum I Termodinamika


Pernyataan hukum I termodinamika berhubungan dengan cara suatu sistem
memperoleh energi dalam dari lingkungan atau kehilangan energi dalam ke lingkungan.
Misalkan suatu sistem memperoleh kalor Q dari lingkungan yang hanya ini satu-satunya
yang terjadi pada sistem. Anda ketahui bahwa kalor akan digunakan untuk menaikkan suhu
sistem dari suhu awal T1 ke suhu akhir T2. Oleh karena U sebanding dengan suhu mutlak

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
17
T dapat kita katakan bahwa kalor Q yang masuk ke sistem mengubah energi dalam sistem
U1 menjadi U2 , dengan U2 > U1 karena T2 > T1. Konsisten dengan hukum kekekalan energi
maka perubahan energi dalam sistem ∆U = U2- U1 = Q dalam menulis persamaaan ini, kita
menggunakan perjanjian tanda bahwa kalor Q positif jika sistem memperoleh ( menerima)
kalor dan negatif jika sistem kehilangan ( memberi ) kalor.

Energi alam sistem juga dapat berubah karena usaha. Misalkan suatu sistem
melakukan usaha W pada lingkungannya dan tidak ada aliran kalor, maka suhu sistem,
akan berkurang dari suhu awal T1 menjasi suhu akhir T2 ( T2 < T1). Ini berarti energi dalam
sistem juga berkurang dari U1 menjadi U2 dengan U2 < U1, sehinggan ∆U = U2 – U1 bernilai
negatif. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka perubahan energi dalam sistem
adalah ∆U = U2 – U1 = -W. Tanda negatif muncul karna kita mengikuti perjanjian tanda
bahwa usaha positif jika anda dilakukan oleh sistem dan negetif jika usaha dilakukan pada
sistem.

jika suatu sistem memperoleh energi Q dalam bentuk kalor


dan pada saat yang sama kehilangan energi W dalam betuk
usaha, oerubahan energi dalam karena kedua faktor ini
dinyatakan oleh persamaan 1-16. Jadi hukum I temodinamika
adalah prinsip kekekalan energi yang diaplikasikan pada
kalor, usaha, dan energi dalam.

Gambar 1.13 perjanjian Hukum I Termodinamika


tanda untuk aliran kalor Q
dan usaha W dalam Energi dalam suatu sistem berubah dari nilai awal U1 ke nilai
menggunakan
akhir U2 sehubungan dengan kalor Q dan usaha W
persamaan1-16
∆U = U2 – U1 = Q – W (1-16)

Q bernilai positif jika sistem memperoleh kalor dan bernilai negatif jika kehilangan kalor.
Usaha W bernilai positif jika usaha dilakukan oleh sistem dan bernilai negatif jika usaha
dilakukan pada sistem.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
18
Contoh soal 1.4

Dua mol gas ideal memulai dari I ke F melalui tiga lintasan seperti ditunjukkan pada gambar
berikut. Hitung usaha dilakukan gas sepanjang lintasan IAF, IF, dan IBF. Nyatakan dalam joule.

Jawab:
1 atm = 1,0 x 105

Pa, 1 L = 10-3 m3

tetapan gas R = 8,31 J/mol

banyaknya zat n = 2 mol

Usaha sama dengan luas kawasan di bawah


grafik p – V:

WIAF = luas segiempat IAF1B1


= panjang x lebar = IA x AF1
WIAF = (2L) x (4 atm) = (2 x 10-3 m3)(4 x
105 Pa) = 800 J

WIF = luas ∆IFB + luas segiempat BFF1B1


= [(BF x BI)/2] + [BF x BB1]
WIF = [(2L) x (3atm)/2] + [2L x 1 atm]
WIF = 5 atm L = 5 x 105 Pa x 10-3 m3 = 500 J

WIBF = luas segiempat BFF1B1


WIBF = (2L) x (1 atm) = (2 x 10-3 m3)(1 x 105 Pa) = 200 J
Energi dalam gas pada ketiga lintasan IAF, IF, dan IBF sama besarnya
alasannya keadaan awal I dan keadaan tamat F yaitu sama:

∆U = UF – UI = 3/2 nR(TF – TI) untuk ketiga lintasan


∆U = 3/2 (nRTF – nRTI)
∆U = 3/2 (pVF – pVI) = 3/2 [(1 atm)(4 L) – (4 atm)(2 L)]
= –6 atm L
∆U = –600 J

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
19
Kalor Q dihitung dengan memakai aturan pertama termodinamika
Q = ∆U + W
QIAF = ∆UIAF + WIAF = (–600 J) + 800 J = 200 J
QIF = ∆UIF + WIF = (–600 J) + 500 J = –100 J
QIBF = ∆UIBF + WIBF = (–600 J) + 200 J = –400 J

b. Hukum Pertama Pada Berbagai Proses Temodinamika Gas

Proses isotemal
Pada proses isotermal suhu awal gas T1 sama dengan suhu akhir gas T2 ( atau T2 = T1 ).
Dengan demikian, ∆U = nR∆T = 0. Hukum pertama termodinamika memberikan
persamaan berikut.

∆U = Q-W ; 0 = Q- W atau Q=W

∆U = 0 dan Q = W (1-17)

Proses isohorik

Proses isohorik, volume gas tetap ( V1 = V2 atau ∆V = 0 ) sehingga usaha W = 0. Hukum


I temodinamika memberikan persamaan berikut.

∆U = Q-W ; ∆U= Q - 0 atau ∆U = Q

W = 0 dan ∆U = Q (1-18)

Proses adiabatik
Proses adibatik Q = 0 sehingga hukum I memberikan persamaan berikut.

∆U = Q-W ; ∆U= 0 - W atau ∆U = -W

Q = 0 dan ∆U = -W (1-19)

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
20
KUIS

Suatu gas ideal dalam jumlah tetap


mengalami proses siklus ABCA dalam C
500
diagram PV seperti ditunjukkan pada
gambar.lintasn BC adalah Isotermal usaha
yang dilakukan oleh gas selama satu siklus
200 A
lengkap mulai dan berahir di A paling dekat B
ke……
2

5. Kapasitas Kalor Gas

a. Pengertian Kapasitas Kalor


Ada tiga besaran umum digunakan untuk menghitung kalor yang diterima atau
dilepas oleh suatu gas, yaitu kalor jenis, kapasitas kalor, dan kapasitas kalor molar. Ketiga
besaraan ini saling berhubungan sehingga jika rumus salah satu besaran diketahui rumus
kedua besaran lainnya dapat diperoleh.

𝑸
C= atau Q = C∆T (1-20)
∆𝑻

Satuan SI untuk kapasitas kalor adalah J/K atau JK-1


Kalor yang diberikan kepada gas untuk menaikkan suhunya dapat dilakukan pada
tekanan tetap (proses isobarik ) atau volume tetap tetap (proses isohorik). Oleh karena itu,
ada dua jenis kapasitas kalor yang dikenal pada gas, yaitu kapasitas kalor gas pada tekanan
Cp dan kapasitas kalor gas pada volume tetap Cv.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
21
Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap, Cp didefenisikan sebagai kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada tekanan tetap.

Kapasitas kalor pada tekanan tetap

𝑄𝑝
𝐶𝑝 = atau 𝑄𝑝 = Cp∆T (1-21)
∆𝑇

Kapasitas kalor gas pada volume tetap Cv, di defenisikan sebagai kalor yang di
perlukan untuk mnaikkan suhu suattu zat satu kelvin pada volume tetap

Kapasitas kalor pada volume tetap


𝑄𝑣
𝐶𝑣 = atau 𝑄𝑣 = Cv∆T (1-22)
∆𝑇

Adapun pada tekanan tetap kalor yang diberikan sellain digunakan untuk menaikkan
energi dalam juga digunakan untuk melakukan usaha ( ∆U = Qp – W atau Qp = ∆U + W )

Sehingga diperoleh:
Qp = ∆U + W
Qp = Q v + W
Qp – Q v = W (1-23)
W = P∆V untuk proses tekanan tetap diperoleh hubbungan berikut.
CP∆T – CV∆T = P∆V
( CP – CV ) ∆T =P∆V
𝑃∆V
CP – CV = (1-24)
T
𝑃∆𝑉
P∆V = nR∆T atau = nR sehingga persamaan menjadi
∆𝑇

Beda Cp dan Cv
Cp – Cv = nR (1-25)

Dengan n adalah banyak zat dalam mol dan R adalah tetapan umum gas.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
22
b. Nilai Kapasitas Kalor dan tetapan Laplace
3
Untuk gas monotomik ∆U = nRT, sedangkan sebelumnya telah diperoleh ∆U =
2
Qv atau ∆U = Cv∆T. Dengan menyamakan ruas kanan kedua persamaan ∆U = ini kita
peroleh hasil berikut.
𝟑 𝟑
Cv∆T = nR∆T atau Cv = nR
𝟐 𝟐

Dari persamaan 1-25 Cp = Cv + nR


𝟑 𝟓
Cp = nR + nR atau Cp = nR
𝟐 𝟐

Tetapan laplace di defenisikan sebagai nilai pembanding antara kapasitar kalor pada
tekanan tetap dengan kapasitas kalor pada volume tetap.

𝑪𝒑
𝜸= (1-27)
𝑪𝒗
3
Perhatikan Cp > Cv maka pastilah 𝛾 = 1 sebagai contoh untuk gas monoatomik Cp =
2
3
nR dan Cv = nR
2
5
2
𝑛𝑅 5
𝛾= 3 = = 1,67
𝑛𝑅 3
2

Akhirnya, dapat rangkum formulasi kapasitas kalor dan tetapan laplace.


Gas monoatomik
𝟑 𝟓 𝟓
Cv = nR ; Cp = nR; 𝜸 = = 1,67 (1-28)
𝟐 𝟐 𝟑
Gas diatomik
𝟓 𝟕 𝟕
Cv = nR ; Cp = nR; 𝜸 = = 1,40 (1-29)
𝟐 𝟐 𝟓
Kapasitas Kalor molar
Selain besaran kapasitas kalor yang digunakan difisika dalam kimia lebih sering
digunakan besaran kapasitas kalor molar. Kapasitas kalor molar ( notasi Cm ) adalah
kapasitas kalor per mol.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
23
𝑪
Cm = atau C = nCm (1-30)
𝒏

Kapasitas kalor tekanan tetap


Qp = CP∆T; Qp = nCp,m∆T

Kapasitas kalor volume tetap


Qv = Cv∆T; Qp = nCv,m∆T

Gas Monoatomik
𝟑 𝟓
Cv,m = R Cp,m = R (1-31)
𝟐 𝟐

Gas Diatomik
𝟓 𝟕
Cv,m = R Cp,m = R (1-32)
𝟐 𝟐

Contoh soal 1.5

Jika gas triatomik memiliki enam derajat kebebasan (tiga berhubungan dengan translasi
dan tiga lagi berhubungan dengan rotasi tehadap ketiga sumbu ) buktikan Cv = 3nR dan
Cp =4nR kemudian hitung nilai tetapan laplace?

Jawab:
Gas triatomik memiliki enam derajat kebebasan berarti f = 6 dan dengan demikian
perubahan energi dalamnya dapat diformulasikan sebagai berikut:

𝟏 𝟏
∆U = 𝒇 ( 𝒏𝑹∆𝑻) = 𝟔 ( 𝒏𝑹∆𝑻)
𝟐 𝟐
∆𝑼 = 𝟑𝒏𝑹∆𝑻
Qv = ∆𝑼
Cv∆𝑻 = 𝟑𝒏𝑹∆𝑻
Cv = 3nR
Cp = Cv +nR = 3nR + nR
Cp = 4R nR
𝑪 𝟒𝒏𝑹 𝟒
Tetapan laplace 𝜸 = 𝑷𝒗 = = = 𝟏, 𝟑𝟑
𝑪 𝟑 𝒏𝑹 𝟑

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
24
Tugas Proyek

Petunjuk :
1. Buat kelompok dengan jumlah anggota 3 – 4 orang.
2. Kerjakan tugas proyek ini dlam waktu 1 minggu yang meliputi penyelesaian
tugas dan persentase
Langkah – Langkah
Buatlah suatu karya / model kelompok yang menerapkan hukum I termodinamika,
misalnya anda bisa menggunakan sebuah pompa sepeda dan sebagai penunjuk suhu
dapat menggunakan termokopel. Anda juga dapat mencari diinternet. Diinternet
anda dapat menemukan percobaan yang melibatkan bahan – bahan yaitu dua cangkir
berisolasi sekali pakai (terbuat dari styrofoam ), pipa pengikat, sejumlah pasir, dan
termometer makanan, untuk menunjukkan penerapan hukum I termodinamika

B. Hukum II Termodinamika

Pada subbab ini anda harus mampu:


o Mengaplikasikan hukum II termodinmika dalam kehidupan sehari - hari

o Membuat karya/ mdel penerapan hukum II termodinamika.

1. Mesin Kalor
Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Dalam mesin mobil misalnya Energi hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
gerak mobil. Namun dalam semua jenis kawat kita ketahui bahwa perubahan energi panas

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
25
ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang yang membawa sejumlah energi
panas. Dengan demikian hanya sebagian energi panas hasil pembakaran bahan bakar yang
diubah ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin pembangkit tenaga listrik batu
bara atau bahan bakar dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud
air ke uap. Uap ini diarahkan ke sudut-sudut sebuah turbin membuat sudut-sudut ini
berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan untuk menggerakkan generator
listrik.

Sebuah mesin kalor membawa sejumlah fluida kerja melalui suatu proses siklus
dengan . 1). Kalr diserap disebuah sumber suhu tinggi meingkatkan energi dalam mesin.

2). Mengubah sebagian energi dalam ini ke usaha mekanik

3). Membuang energi sisa sebagai kalor ke sebuah sumber suhu rendah.

Sebagai contoh dalam motor mesin (1) hasil


pembakaran bensin dalam ruang bakar menghasilkan
sumber suhu tinggi. Contoh dalam motor bensin hasil
pembakaran bensin dalam ruang bakar menghasilkan
sumber suhu tinggi. (2) gas panas fluida kerja
melakukan usaha mekanik pada pengisap silinder.(3)
Gas panas fluida kerja melakukan usaha mekanik pada
pengisap silinder dan kalor panas dibuang ke
lingkungan melalui sistem pendingin radiator dan

Gambar 1.14 Diagram sebuah knalpot.


mesin kalor. Energi kalr Q1
diteima dari sumber panas, Untuk memudahkan anda mengerti tentang
membuang kalr Q2 ke sumber mesin kalor ditampilkan diagram skematik sebuah
dingin, dan melakukan usaha
mesin kalor seperti ditunjukkan pada gambar 1.14.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
26
Mesin menyerap sejumlah kalor Q1 dari sumber panas melakukan Melakukan usaha
mekanik kue kemudian membuang kalor Q2 ke sumur dingin. Oleh karena fluida karya
melalui suatu proses siklus (berawal dari suatu keadaan dan kembali ke keadaan tersebut)
∆U = 0. Maka jelas dengan demikian hukum 1 termodinamika memberikan bahwa usaha
yang dilakukan oleh mesin kalor sama dengan kalor yang digunakan mesin.

Q = Q1 – Q2 sehingga

W = Q1 – Q2 (1-33)

Jika fluida kejanya adalah gas, seperti telah di bahas sebelumnya, usaha yang
dilakukan fluida kerja untuk sebuah prses siklus sama dengan luas yang dimuat siklus pada
diagram P-V. Efisiensi Termal sebuah mesin kalr adalah nilai perbandingan antara usaha
yang dilakukan dan kalr yang diserap dari sumber suhu tinggi selama satu siklus.

𝑊 𝑄1 −𝑄2 𝑄2
ƞ=𝑄 = 𝑄1
=1-
𝑄1
(1-34)
1

KUIS
Seperti telah dibahas kita dapat
mengubah seluruh kalor yang diberikan P
pada gas menjadi usaha dalam prses
istermal misalnya dari A ke B. namun, A
agar mesin dapat melakukan usaha terus- Pemuaian
menerus maka titik B harus dikembalikan isotermal
ke kedudukan awalnya. Yaitu A
B
Untuk tujuan ini kita dapat apa
Pemampatan
sajaa membalik prses pemuaian istermal
isotermal
dari A ke B dengan prses pemampatan
istermal dari B ke A seperti ditunjukkan V
pada garis putus- putus pada gambar.
Namun itu tdk pernah dapat di lakukan.
Dapatkah anda menjelaskannya dengan
konsep usaha?

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
27
2. Hukum II Termodinamika

Dalam bagian ini akan kita tampilkan dua formulasi dari hukum II termodinamika
yang berguna untuk memahami konversi energi pnas ke energi mekanik yaitu formulasi
yang dikemukakan oleh kelvin-placnk dan Rudolf clauisus.

Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan
energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi. Persamaan (1-34) menunjukkan b.
ahwa sebuah mesin kalor memiliki efisiensi 100 %. ( Ƞ = 1 ) hnaya jika Q2 = 0 yaitu ketika
tidak ada kalor yang dibuang ke sumber dingin. Dengan kata lain suatu mesin kalor degan
efisiensi sempurna hharus mengubah semua kalor yang diserap menjadi usaha
mekanik.Pernyataan tersebut mungkin untuk hukum I termodinamika tetapi tidak mungkin
tetapi tidak mungkin untuk hukun ke II termodinamika.

Dengan demikian hukum II termodinamika daat dinytakan sebagai berikut:

Formulasi Kelvin – Planck. Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam satu siklus yang semata – mata mengubah energi panas yang diperoleh
dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhya menjasdi usaha mekanik.

Apabila kita menyentuh benda panas ke benda dingin kalor secara spontan mengalir
dari benda panas ke benda dingin. Misalnya jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu
keduanya sama. Prinsip kekekalan energi pada hukum I termodinamika tidaklah
bertentangan apabila kalor mengalir ke kubus es ke air kopi panas selama energinya kekal.
Hukum II termodinamika mengatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.

Kemudian perhatikan diagram pompa kalor pada gambar 1.14. Muncul pernyataan
dapatkah, kita mengambil energi dari sumber dingin dan memindahkan seluruhnya ke
sumber panas tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha? Ternyata

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
28
bisa. Peristiwa inilah yang dinyatakan oleh Rudolf Clausius ( 1822- 1888) ahli matematika
dan fisika jerman dalam hukum II termodinamika.

Formulasi clusius. Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam satu siklus yang semata –mata memindhkan energi panas dari satu benda dingin
ke benda panas.

Formulasi clausius menyatakan bahwa tidak ada mesin kalor yang bekerja dalam
siklus yang dapat membekkukan air dan menggunakan energi yang dibebaskan dari proses
pembekuan ini untuk mendidihkan lebih banyak air tanpa efek lanjutan.

3. Siklus Carnot
Walaupun mesin uap telah dikembangkan oleh James Watt dan lainnya, dasar
untuk mengerti prinsip – prinsip umum mesin kalor baru muncul tahun 1824 saat insinyur
perancis Nicolas Leonard Sadi Carnot ( 1796 – 1832 ). Carnot merumuskan ide – ide
dasar dari termodinamika. Ia mengatakan bahwa semua perpindahan berhubungan dengan
kalor.
Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan
efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya
dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal
dan dua proses adiabatik.

Gambar 1.15 Siklus carnot

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
29
Berdasarkan Gambar 1. 15 dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1 . Pada proses ini sistem menyerap
kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem turun
dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2 . Pada proses ini sistem menerima
usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2 .
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari T2
menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi
tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem
untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p - V. Mengingat
selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan
melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2 , maka usaha yang dilakukan oleh sistem
menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.
Q = ∆U + W
Q1 – Q2 = 0 + W (1-35)
W = Q1 – Q2
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting.
Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (ƞ ) ditentukan dari perbandingan usaha yang dilakukan
terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

𝑾 𝑸𝟏 −𝑸𝟐 𝑸𝟐
ƞ= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = x 100% = 1 - x 100%
𝑸𝟏 𝑸𝟏 𝑸𝟏

𝑄2 𝑇2
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan = , sehingga efisiensi mesin Carnot
𝑄1 𝑇1

dapat dinyatakan sebagai berikut.


𝑻𝟐
Ƞ=1- x 100% (1-36)
𝑻𝟏

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
30
Keterangan:
Ƞ : efisiensi mesin Carnot
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K)

Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan
mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang mempunyai
efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan di atas terlihat
efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam
praktik tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang
sangat ideal. Hal ini disebabkan proses kalor Carnot merupakan proses reversibel.
Sedangkan kebanyakan mesin biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan).
Tabel 1.1 Efisiensi Mesin – Mesin Kalor
Jenis mesin Efisiensi ( %)
Mesin mobil 20 – 25
Mesin diesel 26 – 28
Turbin uap pembangkit nuklir 35
Turbin uap pembangkit batu bara 40

4. Mesin Pendingin
Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada suhu tinggi
dinamakan mesin pendingin (refrigerator). Misalnya, pendingin rungan (AC) dan almari es
(kulkas).

Kalor diserap dari suhu rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu tinggi T1 .
Berdasarkan hukum kedua termodinamika, kalor yang dilepaskan ke suhu tinggi sama

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
31
dengan kerja yang ditambah kalor yang diserap. Secara
matematis dapat ditulis dalam persamaan berikut.

Q1 = Q2 + W

Gambar 1.16 Siklus mesin Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q1 ) dengan
pendingin
usaha yang diperlukan (W) dinamakan koefisien
performansi yang diberi simbol Cp. Secara umum,
kulkas dan pendingin ruangan memiliki koefisien daya guna dalam jangkauan 2 sampai 6.
Makin tinggi nilai Cp, makin baik kerja mesin tersebut.

𝑸𝟐
𝑪𝒑 = ( 1-38)
𝑾

Untuk koefisien gas ideal:

𝑻𝟐
Cp = (1-39)
𝑻𝟐 −𝑻𝟏

Perhatikan bahwa besar usaha yang diperlukan untuk menjalankan sebuah


pendingin bertambah sering dengan brtambah besarnya seilisih antara T1 dan T2. Kulkas
dan pendingin ruangan komersial memiliki koefisien performasi dalam jangkauan 2 – 6
bergantung pada selisih T1 dan T2. Perhatikan bahwa pendingin Cp lebih tinggi adalah
pendingin yang lebih baik. Hal itu disebabkan pendingin tersebut memindahkan sejumlah
kalor dengan usaha yang lebih kecil (menghemat energi listrik) sehingga biaya
operasionalnya lebih murah.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
32
Contoh soal 1.6

Sebuah kulkas memiliki koefisien performasi 6. Jika suhu ruang di luar kulkas
adalah 28oC. Berapakah suhu paling rendah di dalam kulkas yang dapat diperoleh?
Jawab :
Koefisien performasi maksimun diperoleh dari persamaan
𝑻𝟐
Cp =
𝑻𝟐 −𝑻𝟏

Dengan T1 adalah suhu yang tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Persamaan tersebut
dapat diatur agar suhu rendah T2 terdapat dikiri persamaan.
CpT1 – CpT2 = T2
CpT1= (1 +Cp )T2
𝐶𝑝
T2 = T1
1+𝐶𝑝

Dari soal diketahui T1 (28 +273 ) K = 301 K dan Cp = 6, sehingga suhu paling rendah di
dalam kulkas T2 dapat dihitung seperti berikut.

6
T2 = (301 K) = 258 K atau -15oC.
1=0,6

5. Entropi dan hukum II Termodinamika


Mesin carnot memiliki efisiensi maksimum untuk kondisi operasinya karena proses
yang terjadi didalamnya adalah reversibel. Proses irriversibel seperti gesekan,
menyebabkan mesin bekerja pada kondisi yang lebih kecil dari efisiensi maksimumnya.
Sebagai contoh ekstrem, ba yangkan suatu benda panas dapat diletakkan bersentuhan
dengan benda dingin.sehingga kalor mengalir secara spontan dan irreversibel dari benda
panas ke benda dingin. Akhirnya kedua benda mencapai suhu yang sama atau T2 = T1
(indeks 2 untuk benda dingin dan indeks 1 untuk benda panas).
Secara umum proses irreversibel menyebabkan kehilangan sejumlah kalor, tetapi
tidak seluruhnya sehingga mesin mampu melakukam usaha. Bagian kalor yang hilang dapt

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
33
di nyatakan dengan satu variabel keadaan termodinamika baru disebut entropi. Entropi
adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi
usaha. Variabel baru ini pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Clausius pada tahun.
𝑄2 𝑇2
Untuk memperkenalkan ide entropi kita tulis kembali hubungan = yang digunakan
𝑄1 𝑇1
𝑄2 𝑄1
pada mesin carnot. Persamaan ini dapat disusun sebagai = yang memfokuskan
𝑇2 𝑇1
𝑄
perhatian pada kalor Q dibagi suhu mutlak T. besran di sebut perubahan entropi ∆S.
𝑇

Jika suat sistem mutlak T mengalami suatu proses reversibel dengan menyerap
sejumlah kalor Q, kenaikan entropi ∆S dirumuskan sebagai berikut.
𝑸
∆S = ( )reversible (1-40)
𝑻

Persamaan diatas menunjukkan bahwa satuan SI untuk entropi adalah joule per
kelvin (J/K atau KL-1). Entropi seperti halnya energi dalam, merupakan suatu fungsi
keadaan dari sistem. Jadi perubahan entropi akhir dikurangi entropi keadaan awal hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, entropi tidak bergantung pada lintasan
yang ditempuh sistem untuk mencapai keadaan akhir. Sejak bekerja entropi reservior
panas kurang karena kalor Q1 keluar dari reservior panas pada suhu mutlak T1. Panas
𝑄1
entropi reservior panas adalah ∆𝑆1 = - dengan tanda minus diperlukan untuk menunjukan
𝑇1

pengurangan enropi lambang Q1menatakan besaran mutlak kalor.


Fakta perubahan total entropi adalah nol untuk mesin carnot merupakan suatu
contoh khusus dari hasil yang berlaku umum. Dapa dibuktikan bahwa ketika sembarang
proses reversibel terjadi, perubahan entropi jagat raya adalah nol -∆Sjagatraya = 0 untuk suatu
proses reversibel. Kata jagat raya berarti bahwa ∆Sjagatraya memperhitungkan erubahan
entropi semua bagian dari sistem dan semua bagian dari lingkungan. Oleh karena itu,
proses reversibel tidak mengubah total entropi dari jagat raya.
Hukum II termodinamika dinyatakan dalam entropi
Total entropi jagat raya tdak berubah ketika proses reversibel terjadi c) dan
bertambah ketika proses irreversibel terjadi (∆Sjagatraya > 0).

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
34
Tugas Proyek

Petunjuk :
1. Buat kelompok dengan jumlah anggota 3 – 4 orang.
2. Kerjakan tugas proyek ini dlam waktu 1 minggu yang meliputi penyelesaian
tugas dan persentase
Langkah – Langkah
Buat suatu karya mesin kalor sederhana yang mmenerapkan hukum II
termodinamika. Sebagai referensi dapat anda cari di internet dengan judul building
simple heat engines. Dalam artikel tersebut dijelaskan beberapa karya mesin kalor
sederhana yang diambil dari ide dasar mesin kalor.

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
35
Uji Kompetensi Termodinamika

Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang tepat. Berikan alasan mengapa anda memilih jawaban tersebut.

1. Perhatikan pernyataan – pernyataan berikut.


(1). Pada proses isohorik, gas tidak melakukan usaha
(2). Pada proses isobarik, gas melakukan/ menerima usaha
(3). Pada proses isotermal, energi dalam gas berubah
(4). Pada Proses adiabatik, gas selalu melakukan usaha

Pernyataan yang berkaitan dengan proses termodinamika ditunjukkan nomor….

A. (1) dan (2) D. (1), (2), dan (3)


B. (1) dan (4) E. (2), (3), dan (4)
C. (3) dan (4)
2. Proses di titik 1 sampai 3 dalam
gambar di samping adalah ....

a. proses isothermis
b. proses isobarik dengan suhu konstan
c. proses pengembangan dengan suhu konstan
d. proses pemanasan dengan tekanan konstan
e. proses isokharik

3. Grafik berikut memberi hubungan antara tekanan (P) dan volume


(V) dari jumlah massa gas ideal. Dari grafik tersebut, kalor yang
dibutuhkan gas selama proses adalah ….

A. 1,5 joule D. 4,0 joule

B. 2,1 joule E. 6,0 joule

C. 3,5 joule
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
36
4. Gas ideal dalam suatu ruangan mengalami proses pemuaian secara adiabatik. Pada proses ini

A. dibutuhkan kalor untuk usaha kuat


B. dibutuhkan kalor untuk tambahan energi dalam
C. tekanan gas ideal bertambah
D. suhu gas ideal naik
E. suhu gas ideal turun

5. Berdasarkan grafik di samping, diketahui T 0 , U 0 , dan Q W . Grafik


di samping menunjukkan proses ....

A. Isotermis D. Adiabatik

B. Isokorik E. Isobarik - adiabatis

C. Isobarik

6. . Perhatikan gambar siklus Carnot di bawah ini!

T1 = 900 K, T2 = 720 K, W = 4 x 104 J. Kalor yang dilepas (Q2 ) adalah ….

A. 1,0 x 105 joule


B. 1,2 x 105 joule
C. 1,6 x 105 joule
D. 7,2 x 105 joule
E. 9,0 x 105 joule
7. Tiga mol gas ideal menyerap kalor 225 joule. Kemudian gas
melakukan kerja pada suhu tetap. Berapakah kerja yang dilakukan gas?

A. 250 joule D. 320 joule

B. 225 joule E. 325 joule


C. 200 joule

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
37
8. Bila reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K, maka efisiensi maksimum mesin 40 %. Agar efisiensi
maksimum naik menjadi 50%, suhu reservoir tingginya harus menjadi ....

A. 960 K D. 1.600 K

B. 1.180 K E. 1.000 K

C. 900 K

9. Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule,
berapakah Efisiensi mesin Carnot….

A. 20 % D. 50 %

B. 30 % E. 60 %

C. 40 %

10. Sebuah tabung berisi gas monoatomik kemudian dipompakan gas yang sama sehingga
tekanannya berubah menjadi 3 kali vulome semula. Besar perubahan energi dalam gas tersebut
jika proses isotemis adalah . . . .

A. nol D. 6 kali semula


B. 1,5 kali semula E. 9 kali semula
C. 3 kali semula

PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA


PENDIDIKAN FISIKA
38

Anda mungkin juga menyukai