UNTUK KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NUR DIANA
PENDIDIKAN FISIKA
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Mesin uap sudah ditemukan jauh sebelum para ilmuwan membahas tentang energi yang
dimiliki gas. Apakah gas itu, bagaimanakah sifat-sifatnya ? Bagaimanakah prinsip kerja mesin uap
itu?. Energi kalor dapat digunakan untuk banyak hal. Misalnya, untuk menghasilkan tenaga pada
mesin-mesin kalor seperti mesin diesel, otto, dan rankine. Jika kalor dipaksa mengalir dari suhu
rendah ke suhu tinggi, maka tempat yang bersuhu rendah makin lama makin “dingin”. Prinsip ini
dipakai pada mesin pendingin seperti AC dan kulkas. Pada kehidupan sehari-hari Anda tentu
banyak menemui peralatan yang menerapkan konsep termodinamika. Misalnya, radiator yang
tersimpan pada setiap mesin mobil merupakan alat termodinamika yang dapat menyerap panas
yang cukup tinggi. Bayangkan bila mobil tidak memakai pendingin radiator,mungkin dalam waktu
relatif singkat mobil tersebut akan terbakar habis.
Dalam bab ini anda akan mempelajari temodinamika, suatu cabang fisika yang
mempelajari hukum- hukum dasar yang dipatuhi oleh kalor dan usaha. Dalam termodinamika gas,
anda mempelajari tentang perubahan energii dalam suatu gas dan faktor- faktor yang
mempengaruhi energi dalam. Termodinamika juga melibatkan usaha yang dilakukan dan kalor
yang diteima oleh atau dibebaskan dari gas.
Saat ini kita mengkomsumsi energi dalam jumlah yang sangat besar. Energi ini
sebagian besar diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan
batu bara) Ada kekhawatiran bahwa peningkatan koomsumsi energi ini tidak sebanding
dengan ditemukannya sumber- sumber energi yang baru. Oleh karena itu, kita harus
meemukan cara yang paling efisien dalam menggunakan sumber- sumber yang ada.
Penggunaan energi secara efisien harus konsisten dengan hukum- hukum alam, seperti
hukum kekebalan energi.
Batas Simulasi pertemuan pertama
lingkungan https://youtu.be/rkLi-1advkE
Sistem
Hukum I temodinamika adalah betuk lain dari hukum
kekekalan energi yang diaplikasikan pada perubahan
Gambar 1.1 Suatu Sistem
Termodinamika
mnergi dalam yang dialami suatu sistem.
Sistem didefinisikan sebagai jumlah zat dalam suatu wadah, yang menjadi pusat perhatian
kita untuk dianalisis . Segala sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. Sistem dipisahkan
dari lingkungan oleh suatu batas sistem ( Gambar. 1.1). Batas ini bisa tetap atau bergerak,
misalnya pengisap.
Karena gaya antar molekul ini molekul-molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi
kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-molekul zat
disebut energi dalam. Untuk gas ideal gaya antar molekul yang diabaikan Sehingga energi
potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan demikian energi dalam hanyalah total energi
kinetik dari seluruh molekul.
Gambar 1.2 Energi dalam zat untuk wujud cair lebih kecil
dari pada energi dalam untuk wujud gas
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat sehingga tidak dapat diukur secara
langsung. Besaran yang dapat diukur secara langsung adalah perubahan energi dalam (
notasi ∆) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (diberi indeks 1) dan keadaan akhir
( diberi indeks 2).
∆𝑼 = 𝑼𝟐 - 𝑼𝟏 (1-1)
a. Formulasi Usaha
Perhatikan suatu sistem gas yang berada dalam wadah silinder yang ditutupi oleh
sebuah penghisap yang dapat bergerak. Tekanan dalam sistem dijaga tetap oleh tekanan
atmosfer dan bertingkat beserta balok di atasnya. Proses yang terjadi pada tekanan tetap
disebut proses isobarik. Apa yang terjadi ketika bagian bawah dipanaskan oleh sebuah
bunsen?
catatan
Persamaan ( 1-2 ) konsisten dengan perjnajian tanda bahwa jika sistem
melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem memuai (𝑉2 < 𝑉1 ), yang
berarti ∆V = 𝑉2 - 𝑉1 bertanda positif, usaha bertanda positif. Sebaliknya ketika
linkungan melakukan usaha pada sistem memampat (𝑉2 < 𝑉1 ), yang berarti ∆V
= 𝑉2 - 𝑉1betanda negatif, usaha bertanda negatif.
Rumus W = P∆V pada persamaan (1-2) hanya dapat digunakan untuk menghitung
usaha gas pada tekanan tetap (proses isobarik ). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus
dihitung dengan cara integral. Secara umum usaha dihitung dengan persamaan integral
berikut..
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
5
𝑽
W = ∫𝑽 𝟐 𝑷 𝒅𝑽 (1-3)
𝟏
𝑷𝟏 1
𝑷𝟐 2
Luas = usaha
yang dilakukan
0 𝑽𝟏 𝑽𝟐
Anda telah megetahui bahwa jika grafik tekanan terhadap volume ( Grafik P- V)
diberikan maka arti geometris dari persamaan (1-3) adalah luas di bawah kurva.
eksplorasi
Gambarkan grafik tekanan gas terhadap volumenya ( grafik P-V ) dengan P sebagai
sumbu tegak dengan volume V sebagai sumbu mendatar. Kemudian hitung luas
daerah di bawah grafik yang anda buat untuk batas volume 0,3 L sampai dengan
0,8 L bandngkan hasil hitungan luas di bawah grafik P-V dengan hasil hitungan
menggunakan rumus W= P∆V. Nyatakan kesimpulan yang anda peroleh.
Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) sama dengan luas daerah di bawah grafik
P-V dengan batas volume awal 𝑉1 sampai dengan volume akhir 𝑉2 (lihat gambar 1.4).
catatan
Jika 𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 > 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 dikatakan gas mengembang atau memuai, usaha dilakukan oleh
sistem (gas) dan usaha W betanda positif. Sebaliknya 𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 < 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙 dikatakan gas
menyusut usaha dilakukan pada gas dan W betanda negatif.
Suatu gas daam wadah silinder tetutup megalami proses seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.5. tentukan usaha yang dilakukan gas dari:
a. Keadaan A ke keadaan C melalui B B A
500
b. Keadaan C langsung ke keadaan A
Jawab :
200
C
a. Untuk meghitung usaha dari A ke C
jumlahkan. Usaha dari A ke B sama Dengan Luas AB𝐵1 𝐴1 . Oleh karena dari A ke B terjadi
penurunan volume, maka usaha bertanda negatif.
1
𝑊𝐶 →𝐴 = (𝐴𝐴1 + 𝐶𝐶1 ) 𝐴1 𝐶1
2
1
= (( 500 x 103 Pa ) + (200 x 103 Pa)) x (500 x 10-6 m3)
2
= 175 J
Usaha yang dilakukan oleh (atau pada) sistem gas yang Gambar 1. 6 Dalam suatu
siklus, usaha yang dilakukan
menjalani suatu proses siklus (grafik P-V-nya diberikan) oleh gassama dengan luas
daerah yang dimuat oleh
sama dengan luas daerah yang dimuat oleh siklus tersebut. siklus tersebut
𝑃2 = 7,2 x 105 Pa 𝑃1 A
𝑉1 = 2,5 x 10-4 m3 𝑣1 𝑣2
𝑉2 = 2 x 10-3 m3
Jawab:
a. Usaha yang dilakukan mesin setiap siklus sama dengan luas siklus.
Jadi, usaha = luas ∆ABC
𝐴𝐵
= BC x
2
( 𝑝2 −𝑝1 )
= ( 𝑉2 − 𝑉1 ) x
2
( 7,2 𝑥 105 −1,2 𝑥 105 )
= ( 2 x 10-3 – 2,5 x 10-4 ) x
2
= 525 J
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 6(525 𝐽)
b. Daya keluaran mesin = = = 3150 W
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 1𝑠
KUIS
Diagram P- V di samping menggambarkan prses satu
siklus penuh yang dialami gas ideal dengan keadaan
awal ( 𝑃1, 𝑉1,) usaha yang telah dilakukan gas dalam
satu siklus adalah……
A. 𝑃1 𝑉1
B. 𝑃2 𝑉2 − 𝑃1 𝑉1
C. (𝑃2 − 𝑃1 ) (𝑉2 − 𝑉1 )
D. 𝑃2 (𝑉2 − 𝑉1 )
Berikan alasan mengapa anda memilih jawaban tersebut.
c. Formulasi Kalor
Kalor yang diserap oleh sistem gas dapat dihitung dari rumus kalor yang telah
anda pelajari yaitu sebagai berikut:
Q = m∆T atau Q = C∆T (1-4)
Dengan c adalah kalor jenis gas dan C adalah kapasitas kalor gas .
Gas monoatomik
3 3
𝑈= 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (1-5)
2 2
Gas diatomik
5 5
𝑈= 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (1-6)
2 2
Dengan
N = jumlah molekul
n = besar mol
k = tetapan boltzman ( k= 1,38 x 10-23J/K)
R = tetapan umum gas (R = 8,31 J/mol = 8.310 J/kmol)
Tentu saja perubahan energi dalam ∆U untuk sistem yang berubah dari suhu awal
𝑇1 ke suhu akhir 𝑇2 dapat dinyatakan sebagai berikut.
Gas monoatomik
3 3
∆𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (𝑇2 − 𝑇1 ) (1-6)
2 2
Gas diatomik
5 5
∆𝑈 = 𝑁𝑘𝑇 = 𝑛𝑅𝑇 (𝑇2 − 𝑇1 ) (1-7)
2 2
Dengan ∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1
Persamaan (1-6) atau (1-7) dengan menunjukkan bahwa perubahan energi dalam
sistem hanya bergantung pada suhu awal dan suhu akhir.
Keadaan suatu gas dapat kita lukis pada grafik P-V. Dalam bagian ini kita akan
membahas empat macam proses temodinamika, gas isobarik, isoharik, isotermal, dan
adiabatik.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik adalah sebagai berikut.
𝑽 𝑽𝟐 𝑽𝟏
= 𝑪 𝒂𝒕𝒂𝒖 = (1-8)
𝑻 𝑻𝟐 𝑻𝟏
b. Proses Isokhorik
Proses isohorik adalah proses perubahan gas pada volume tetap. Persamaan keadaan
untuk proses isokhorik ( V tetap ) adalah sebagai berikut.
c. Proses Isotemal
Proses isotemal adalah proses keadaan gas pada suhu tetap. Persamaan keadaan
untuk proses isotermal (T tetap) adalah sebagai berikut.
PV = C atau 𝑃2 𝑉2 = 𝑃1 𝑉1 (1-10)
𝑐
ini hukum boyle. Grafik P-V proses isotermal PV = C atau 𝑃 berbentuk hiperbola seperti
𝑉
gambar 1.11b. Gambar 1.11a mengilustrasikan suatu proses isotermal. Sebuah wadah
silinder logam mengandung n mol gas ideal. Massa sejumlah besar pasir panas pada
dinding silinder menjaga silinder dan gas berada pada suhhu mutlak T yang tetap.
Kedudukan pengisap mula- mula sedemikian sehingga volume gas adalah 𝑉1 . Saat gaya
luar yang bekerja pada pengisap dikurangi, gas memuai secara statis mencapai volume
akhir 𝑉2 .
Usaha yang sama dengan luas daerah di bawah grafik P-V (luas raster pada gambar
1.11b harus dihitung secara integral dengan menggunakan persamaan (1-3). Dari
𝒏𝑹𝑻
persamaan gas ideal telah kita peroleh P =
𝑽
𝑽 𝒏𝑹𝑻
W = ∫𝑽 𝟐 dV (1-11)
𝟏 𝑽
Oleh karena nRT tetap, maka faktor tersebut dapat dikeluarkan dari tanda integral.
𝑑𝑥
Kemudian, dengan menggunakan sifat integral∫ = ln x, kita peroleh hasil berikut.
𝑥
𝑽 𝒅𝑽 𝑽
W = nRT ∫𝑽 𝟐 = nRT [𝒍𝒏𝑽] 𝟐
𝟏 𝑽 𝑽𝟏
= nRT [𝒍𝒏𝑽𝟐 − 𝒍𝒏𝑽𝟏 ]
Usaha isotermal
𝑽
W = nRT ln ( 𝟐 ) (1-12)
𝑽𝟏
Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar. Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
13
Jawab :
P = 4 atm
𝑣1 = 0,3 L
𝑣2 =0,5 L
1 L = 1 dm3 = 10-3 m3
Yang akan dicari adalah usaha yang dilakukan gas (1 atm = 105 N/m2)
W = P∆𝑉 = 𝑃. (𝑉2 − 𝑉1 )
= 4 x105 N/m2 (0,5 L -0,3 L) x 103 m3
= 120 joule.
d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas saat tidak ada aliran kalor yang
masuk ke dalam sistem atau keluar dari sistem. Dengan kata lain, pada proses adiabatik
Q= 0. Gambar 1.12a menunjukkan susunan n mol suatu gas ideal yang melakukan usaha
dalam keadaan –keadaan adiabatik, memuai secara statis dari volume awal ke akhir.
Susunannya mirip dengan gambar 1.12a untuk pemuaaian isotemal akan tetapi, usaha
yang berbeda dilakukan ddalam proses ini, sebab wadah silinder sekarang dikelilingi oleh
bahan yang menahan aliran kalor sehingga Q = 0.
Proses adiabatik sangat penting dalam bidang rekayasa, beberapa contoh proses
adiabatik meliputi pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel, pemuaian gas cair dalam
sistem pendingin, dan langkah kompresi dalam mesin diesel.
𝜸 𝜸
𝑷𝑽𝜸 = 𝑪 ⇔ 𝑷𝟏 𝑽𝟏 = 𝑷𝟐 𝑽𝟐 (1-13)
Dengan 𝛾 > 1 merupakan hasil perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap 𝐶𝑃
dan kalor jenis gas pada volume tetap 𝐶𝑉 (disebut juga tetapan laplace).
𝑪𝑷
𝜸= (1-14)
𝑪𝑽
𝑛𝑅𝑇
Untuk gas ideal, P = , persamaan (1-13) dapat ditulis dalam bentuk berikut
𝑉
𝜸 𝜸
𝑷𝟏 𝑽𝟏 = 𝑷𝟐 𝑽𝟐
𝒏𝑹𝑻𝟏 𝜸 𝒏𝑹𝑻𝟐 𝜸
( ) 𝑽𝟏 = ( ) 𝑽𝟐
𝑽𝟏 𝑽𝟐
𝜸−𝟏 𝜸−𝟏
𝑻𝟏 𝑽𝟏 = 𝑻𝟐 𝑽𝟐 (1-15)
Tentukanlah:
a. usaha gas dari A ke B,
b. usaha gas dari B ke C,
c. usaha gas dari C ke A, dan
d. usaha netto gas dalam satu siklus.
Jawab :
Diketahui: pA = pB = 3 × 105 Pa,
pC = 1 × 105 Pa,
VA = 2 L
VB = VC = 6 L.
a. Proses A ke B adalah proses isobarik. Usaha dari A ke B dapat dihitung dengan
persamaan
b. Proses B ke C adalah proses isokhorik. Oleh karena VC = VB, usaha yang dilakukan
gas WBC = 0
Wsiklus = WAB + WBC + WCA = 1.200 joule + 0 + (–415,8 joule) = 784,2 joule
Percobaan
cepat
Dengan mulut terbuka lebar lalu tiupkan udara hangat ke telapak tangan
anda. Sekarrang kurangi bukaan mulut diantara bibir sehingga udara
mengembang (memuai ) begitu anda meniup. Disini udara mengalami
pemuaian adiabatik- udara menjadi dingin coba jelaskan mengapa udara
menjadi dingin.
Energi alam sistem juga dapat berubah karena usaha. Misalkan suatu sistem
melakukan usaha W pada lingkungannya dan tidak ada aliran kalor, maka suhu sistem,
akan berkurang dari suhu awal T1 menjasi suhu akhir T2 ( T2 < T1). Ini berarti energi dalam
sistem juga berkurang dari U1 menjadi U2 dengan U2 < U1, sehinggan ∆U = U2 – U1 bernilai
negatif. Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka perubahan energi dalam sistem
adalah ∆U = U2 – U1 = -W. Tanda negatif muncul karna kita mengikuti perjanjian tanda
bahwa usaha positif jika anda dilakukan oleh sistem dan negetif jika usaha dilakukan pada
sistem.
Q bernilai positif jika sistem memperoleh kalor dan bernilai negatif jika kehilangan kalor.
Usaha W bernilai positif jika usaha dilakukan oleh sistem dan bernilai negatif jika usaha
dilakukan pada sistem.
Dua mol gas ideal memulai dari I ke F melalui tiga lintasan seperti ditunjukkan pada gambar
berikut. Hitung usaha dilakukan gas sepanjang lintasan IAF, IF, dan IBF. Nyatakan dalam joule.
Jawab:
1 atm = 1,0 x 105
Pa, 1 L = 10-3 m3
Proses isotemal
Pada proses isotermal suhu awal gas T1 sama dengan suhu akhir gas T2 ( atau T2 = T1 ).
Dengan demikian, ∆U = nR∆T = 0. Hukum pertama termodinamika memberikan
persamaan berikut.
∆U = 0 dan Q = W (1-17)
Proses isohorik
W = 0 dan ∆U = Q (1-18)
Proses adiabatik
Proses adibatik Q = 0 sehingga hukum I memberikan persamaan berikut.
Q = 0 dan ∆U = -W (1-19)
𝑸
C= atau Q = C∆T (1-20)
∆𝑻
𝑄𝑝
𝐶𝑝 = atau 𝑄𝑝 = Cp∆T (1-21)
∆𝑇
Kapasitas kalor gas pada volume tetap Cv, di defenisikan sebagai kalor yang di
perlukan untuk mnaikkan suhu suattu zat satu kelvin pada volume tetap
Adapun pada tekanan tetap kalor yang diberikan sellain digunakan untuk menaikkan
energi dalam juga digunakan untuk melakukan usaha ( ∆U = Qp – W atau Qp = ∆U + W )
Sehingga diperoleh:
Qp = ∆U + W
Qp = Q v + W
Qp – Q v = W (1-23)
W = P∆V untuk proses tekanan tetap diperoleh hubbungan berikut.
CP∆T – CV∆T = P∆V
( CP – CV ) ∆T =P∆V
𝑃∆V
CP – CV = (1-24)
T
𝑃∆𝑉
P∆V = nR∆T atau = nR sehingga persamaan menjadi
∆𝑇
Beda Cp dan Cv
Cp – Cv = nR (1-25)
Dengan n adalah banyak zat dalam mol dan R adalah tetapan umum gas.
Tetapan laplace di defenisikan sebagai nilai pembanding antara kapasitar kalor pada
tekanan tetap dengan kapasitas kalor pada volume tetap.
𝑪𝒑
𝜸= (1-27)
𝑪𝒗
3
Perhatikan Cp > Cv maka pastilah 𝛾 = 1 sebagai contoh untuk gas monoatomik Cp =
2
3
nR dan Cv = nR
2
5
2
𝑛𝑅 5
𝛾= 3 = = 1,67
𝑛𝑅 3
2
Gas Monoatomik
𝟑 𝟓
Cv,m = R Cp,m = R (1-31)
𝟐 𝟐
Gas Diatomik
𝟓 𝟕
Cv,m = R Cp,m = R (1-32)
𝟐 𝟐
Jika gas triatomik memiliki enam derajat kebebasan (tiga berhubungan dengan translasi
dan tiga lagi berhubungan dengan rotasi tehadap ketiga sumbu ) buktikan Cv = 3nR dan
Cp =4nR kemudian hitung nilai tetapan laplace?
Jawab:
Gas triatomik memiliki enam derajat kebebasan berarti f = 6 dan dengan demikian
perubahan energi dalamnya dapat diformulasikan sebagai berikut:
𝟏 𝟏
∆U = 𝒇 ( 𝒏𝑹∆𝑻) = 𝟔 ( 𝒏𝑹∆𝑻)
𝟐 𝟐
∆𝑼 = 𝟑𝒏𝑹∆𝑻
Qv = ∆𝑼
Cv∆𝑻 = 𝟑𝒏𝑹∆𝑻
Cv = 3nR
Cp = Cv +nR = 3nR + nR
Cp = 4R nR
𝑪 𝟒𝒏𝑹 𝟒
Tetapan laplace 𝜸 = 𝑷𝒗 = = = 𝟏, 𝟑𝟑
𝑪 𝟑 𝒏𝑹 𝟑
Petunjuk :
1. Buat kelompok dengan jumlah anggota 3 – 4 orang.
2. Kerjakan tugas proyek ini dlam waktu 1 minggu yang meliputi penyelesaian
tugas dan persentase
Langkah – Langkah
Buatlah suatu karya / model kelompok yang menerapkan hukum I termodinamika,
misalnya anda bisa menggunakan sebuah pompa sepeda dan sebagai penunjuk suhu
dapat menggunakan termokopel. Anda juga dapat mencari diinternet. Diinternet
anda dapat menemukan percobaan yang melibatkan bahan – bahan yaitu dua cangkir
berisolasi sekali pakai (terbuat dari styrofoam ), pipa pengikat, sejumlah pasir, dan
termometer makanan, untuk menunjukkan penerapan hukum I termodinamika
B. Hukum II Termodinamika
1. Mesin Kalor
Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Dalam mesin mobil misalnya Energi hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi
gerak mobil. Namun dalam semua jenis kawat kita ketahui bahwa perubahan energi panas
Sebuah mesin kalor membawa sejumlah fluida kerja melalui suatu proses siklus
dengan . 1). Kalr diserap disebuah sumber suhu tinggi meingkatkan energi dalam mesin.
3). Membuang energi sisa sebagai kalor ke sebuah sumber suhu rendah.
Q = Q1 – Q2 sehingga
W = Q1 – Q2 (1-33)
Jika fluida kejanya adalah gas, seperti telah di bahas sebelumnya, usaha yang
dilakukan fluida kerja untuk sebuah prses siklus sama dengan luas yang dimuat siklus pada
diagram P-V. Efisiensi Termal sebuah mesin kalr adalah nilai perbandingan antara usaha
yang dilakukan dan kalr yang diserap dari sumber suhu tinggi selama satu siklus.
𝑊 𝑄1 −𝑄2 𝑄2
ƞ=𝑄 = 𝑄1
=1-
𝑄1
(1-34)
1
KUIS
Seperti telah dibahas kita dapat
mengubah seluruh kalor yang diberikan P
pada gas menjadi usaha dalam prses
istermal misalnya dari A ke B. namun, A
agar mesin dapat melakukan usaha terus- Pemuaian
menerus maka titik B harus dikembalikan isotermal
ke kedudukan awalnya. Yaitu A
B
Untuk tujuan ini kita dapat apa
Pemampatan
sajaa membalik prses pemuaian istermal
isotermal
dari A ke B dengan prses pemampatan
istermal dari B ke A seperti ditunjukkan V
pada garis putus- putus pada gambar.
Namun itu tdk pernah dapat di lakukan.
Dapatkah anda menjelaskannya dengan
konsep usaha?
Dalam bagian ini akan kita tampilkan dua formulasi dari hukum II termodinamika
yang berguna untuk memahami konversi energi pnas ke energi mekanik yaitu formulasi
yang dikemukakan oleh kelvin-placnk dan Rudolf clauisus.
Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan
energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi. Persamaan (1-34) menunjukkan b.
ahwa sebuah mesin kalor memiliki efisiensi 100 %. ( Ƞ = 1 ) hnaya jika Q2 = 0 yaitu ketika
tidak ada kalor yang dibuang ke sumber dingin. Dengan kata lain suatu mesin kalor degan
efisiensi sempurna hharus mengubah semua kalor yang diserap menjadi usaha
mekanik.Pernyataan tersebut mungkin untuk hukum I termodinamika tetapi tidak mungkin
tetapi tidak mungkin untuk hukun ke II termodinamika.
Formulasi Kelvin – Planck. Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam satu siklus yang semata – mata mengubah energi panas yang diperoleh
dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhya menjasdi usaha mekanik.
Apabila kita menyentuh benda panas ke benda dingin kalor secara spontan mengalir
dari benda panas ke benda dingin. Misalnya jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu
keduanya sama. Prinsip kekekalan energi pada hukum I termodinamika tidaklah
bertentangan apabila kalor mengalir ke kubus es ke air kopi panas selama energinya kekal.
Hukum II termodinamika mengatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.
Kemudian perhatikan diagram pompa kalor pada gambar 1.14. Muncul pernyataan
dapatkah, kita mengambil energi dari sumber dingin dan memindahkan seluruhnya ke
sumber panas tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha? Ternyata
Formulasi clusius. Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam satu siklus yang semata –mata memindhkan energi panas dari satu benda dingin
ke benda panas.
Formulasi clausius menyatakan bahwa tidak ada mesin kalor yang bekerja dalam
siklus yang dapat membekkukan air dan menggunakan energi yang dibebaskan dari proses
pembekuan ini untuk mendidihkan lebih banyak air tanpa efek lanjutan.
3. Siklus Carnot
Walaupun mesin uap telah dikembangkan oleh James Watt dan lainnya, dasar
untuk mengerti prinsip – prinsip umum mesin kalor baru muncul tahun 1824 saat insinyur
perancis Nicolas Leonard Sadi Carnot ( 1796 – 1832 ). Carnot merumuskan ide – ide
dasar dari termodinamika. Ia mengatakan bahwa semua perpindahan berhubungan dengan
kalor.
Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan
efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya
dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal
dan dua proses adiabatik.
𝑾 𝑸𝟏 −𝑸𝟐 𝑸𝟐
ƞ= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % = x 100% = 1 - x 100%
𝑸𝟏 𝑸𝟏 𝑸𝟏
𝑄2 𝑇2
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan = , sehingga efisiensi mesin Carnot
𝑄1 𝑇1
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan
mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang mempunyai
efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan di atas terlihat
efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam
praktik tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang
sangat ideal. Hal ini disebabkan proses kalor Carnot merupakan proses reversibel.
Sedangkan kebanyakan mesin biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan).
Tabel 1.1 Efisiensi Mesin – Mesin Kalor
Jenis mesin Efisiensi ( %)
Mesin mobil 20 – 25
Mesin diesel 26 – 28
Turbin uap pembangkit nuklir 35
Turbin uap pembangkit batu bara 40
4. Mesin Pendingin
Mesin yang menyerap kalor dari suhu rendah dan mengalirkannya pada suhu tinggi
dinamakan mesin pendingin (refrigerator). Misalnya, pendingin rungan (AC) dan almari es
(kulkas).
Kalor diserap dari suhu rendah T2 dan kemudian diberikan pada suhu tinggi T1 .
Berdasarkan hukum kedua termodinamika, kalor yang dilepaskan ke suhu tinggi sama
Q1 = Q2 + W
Gambar 1.16 Siklus mesin Hasil bagi antara kalor yang masuk (Q1 ) dengan
pendingin
usaha yang diperlukan (W) dinamakan koefisien
performansi yang diberi simbol Cp. Secara umum,
kulkas dan pendingin ruangan memiliki koefisien daya guna dalam jangkauan 2 sampai 6.
Makin tinggi nilai Cp, makin baik kerja mesin tersebut.
𝑸𝟐
𝑪𝒑 = ( 1-38)
𝑾
𝑻𝟐
Cp = (1-39)
𝑻𝟐 −𝑻𝟏
Sebuah kulkas memiliki koefisien performasi 6. Jika suhu ruang di luar kulkas
adalah 28oC. Berapakah suhu paling rendah di dalam kulkas yang dapat diperoleh?
Jawab :
Koefisien performasi maksimun diperoleh dari persamaan
𝑻𝟐
Cp =
𝑻𝟐 −𝑻𝟏
Dengan T1 adalah suhu yang tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Persamaan tersebut
dapat diatur agar suhu rendah T2 terdapat dikiri persamaan.
CpT1 – CpT2 = T2
CpT1= (1 +Cp )T2
𝐶𝑝
T2 = T1
1+𝐶𝑝
Dari soal diketahui T1 (28 +273 ) K = 301 K dan Cp = 6, sehingga suhu paling rendah di
dalam kulkas T2 dapat dihitung seperti berikut.
6
T2 = (301 K) = 258 K atau -15oC.
1=0,6
Jika suat sistem mutlak T mengalami suatu proses reversibel dengan menyerap
sejumlah kalor Q, kenaikan entropi ∆S dirumuskan sebagai berikut.
𝑸
∆S = ( )reversible (1-40)
𝑻
Persamaan diatas menunjukkan bahwa satuan SI untuk entropi adalah joule per
kelvin (J/K atau KL-1). Entropi seperti halnya energi dalam, merupakan suatu fungsi
keadaan dari sistem. Jadi perubahan entropi akhir dikurangi entropi keadaan awal hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, entropi tidak bergantung pada lintasan
yang ditempuh sistem untuk mencapai keadaan akhir. Sejak bekerja entropi reservior
panas kurang karena kalor Q1 keluar dari reservior panas pada suhu mutlak T1. Panas
𝑄1
entropi reservior panas adalah ∆𝑆1 = - dengan tanda minus diperlukan untuk menunjukan
𝑇1
Petunjuk :
1. Buat kelompok dengan jumlah anggota 3 – 4 orang.
2. Kerjakan tugas proyek ini dlam waktu 1 minggu yang meliputi penyelesaian
tugas dan persentase
Langkah – Langkah
Buat suatu karya mesin kalor sederhana yang mmenerapkan hukum II
termodinamika. Sebagai referensi dapat anda cari di internet dengan judul building
simple heat engines. Dalam artikel tersebut dijelaskan beberapa karya mesin kalor
sederhana yang diambil dari ide dasar mesin kalor.
Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang tepat. Berikan alasan mengapa anda memilih jawaban tersebut.
a. proses isothermis
b. proses isobarik dengan suhu konstan
c. proses pengembangan dengan suhu konstan
d. proses pemanasan dengan tekanan konstan
e. proses isokharik
C. 3,5 joule
PPS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERMODINAMIKA
PENDIDIKAN FISIKA
36
4. Gas ideal dalam suatu ruangan mengalami proses pemuaian secara adiabatik. Pada proses ini
A. Isotermis D. Adiabatik
C. Isobarik
A. 960 K D. 1.600 K
B. 1.180 K E. 1.000 K
C. 900 K
9. Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule,
berapakah Efisiensi mesin Carnot….
A. 20 % D. 50 %
B. 30 % E. 60 %
C. 40 %
10. Sebuah tabung berisi gas monoatomik kemudian dipompakan gas yang sama sehingga
tekanannya berubah menjadi 3 kali vulome semula. Besar perubahan energi dalam gas tersebut
jika proses isotemis adalah . . . .