Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat signifikansi. Dalam
prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis
diuji. Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen
kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya diterima) atau .
Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai dan . Dalam
perhitungan, nilai dapat dihitung sedangkan nilai hanya bisa dihitung jika nilai hipotesis
alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering berhubungan dengan
nilai . Dengan asumsi, nilai yang kecil juga mencerminkan nilai yang juga kecil. Menurut
Furqon (2004:167), kedua tipe kekeliruan tersebut berhubungan negatif (berlawanan arah). Para
peneliti biasanya, secara konservatif menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01) sehingga
meminimalkan peluang kekeliruan tipe I. Dalam hal ini, mereka beranggapan bahwa menolak
hipotesis nol yang seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang serius mengingat akibat yang
ditimbulkannya.