Anda di halaman 1dari 2

"Bahasa Melayu Melawan Kembali"

(Catatan tentang kisah antisejarah)

Berhimpun kita beramai-ramai di sini


Memperhitung satu per satu dosa-dosa yang lalu,
Dosa-dosa kamu yang berdusta kepada bangsamu
Dosa-dosa kamu yang membuat kami
Sedih, merayu, dan sekarang pedih lalu berseru
“Siapakah yang telah berdusta, dan kini menjadi seteru?”
Telah terkorban Temasik di tangan mereka
Telah putih mata kami melihat Pedra Branca
Telah kau sunglap bahasa Melayu menjadi Bahasa Malaysia
Dengan sekelip mata, bahasa orang menjadi maharaja
Mengajar anak-anak kecil melupakan warisannya
Mengajar murid-murid sekolah mengejek bangsanya.

Ayuh! mari kita ajar anak-anak itu membaca sejarah


Menghormati yang telah pergi, semasa hidupnya berjerih payah
Zaaba, Sako, Burhanuddin, Boestamam, Samad dan Keris Mas
Dengan mantera dan sihir bahasa ibundanya menyuarakan kemerdekaan
Nah! Siapa hari ini yang berebut kekuasaan, dan mabuk kemewahan?
Silakanlah, tetapi jangan hina roh-roh di perkuburan
Dan rakyat biasa yang masih hidup dengan sisa-sisa perjuangan.

Ayuh! mari kita tulis tentang kisah yang hitam


Sebuah tragedi besar sesudah tewasnya Jebat
Darah mengalir dari lantai-lantai Putrajaya
Darah rakyat yang menjadi racun berbisa
Jatuh ke bumi bertahun- tahun padi tak jadi
Mengalir ke lautan jutaan ikan terapung mati.

“Ayuh ! mari kita mara ke depan “


Pesan seorang pujangga
Pasang benteng dengan bahasa
Tancapkan lembing dengan suara
Hanya itulah yang kita ada
Menikam ke rongga-rongga dada mereka.

Ayuh! mari kita berhimpun dan berarak


Kita bakar dengan api puisi dan sajak.

Wahai! Saudara-saudaraku yang muda


Di depanmu ada api, biarkan menyala.
Wahai ! saudara-saudaraku yang muda

Di tanganmu, tergenggam maruah bangsa.

Anda mungkin juga menyukai