Anda di halaman 1dari 66

Elastisitas Kelas X

Para More
Add Comment
Physics
Thursday, December 12, 2013
Gaya Pegas (Hukum Hooke)
Jika anda menarik karet gelang atau karet ban sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, panjang karet kembali seperti semula. Demikian juga ketika
anda merentangkan pegas, pegas tersebut bertambah panjang. Setelah dilepaskan, panjang pegas
kembali seperti semula. Pegas atau karet bertambah panjang ketika ditarik dan panjangnya kembali
seperti semula setelah tarikan dilepaskan karena pegas atau karet bersifat
elastis. Elastis atauelastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuknya
semula ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Pernah mengunyah permen karet ? Jika permen karet ditarik menggunakan kedua tangan anda,
permen karet bertambah panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, bentuk permen karet tetap seperti
itu atau panjang permen karet tidak kembali seperti semula. Demikian juga plastisin, tanah liat dll.
Benda-benda seperti permen karet, plastisin dan tanah liat disebut sebagai benda plastis. Benda
elastis seperti pegas juga bisa berubah menjadi plastis jika ditarik dengan gaya yang besar dan
melewati batas elastisnya.
Jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan meregang dan bertambah panjang (gambar 1). Jika
gaya tarik tidak sangat besar, ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas sebanding dengan
besar gaya tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar pertambahan
panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai
konstan.

Perbandingan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan, yang ditandai
oleh kemiringan grafik yang sama (gambar 2).
k merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran kelenturan pegas.
Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 – 1703) pada tahun 1678, karenanya
dikenal sebagai hukum Hooke.
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka setelah gaya
dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya berlaku hinggabatas
elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada pegas
sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak dapat kembali seperti semula.
Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.
Tegangan (Stress) dan Regangan (Strain)
Pada material yang diperjual belikan dipasaran [diperdagangkan], kekuatan darimaterial
tersebut sering diberikan dalam bentuk hasil pengujian berupa tegangan tarik atau
kekerasan, dimana besar tegangan tarik ini selalu berhubungan dengan angka
kekerasan dari suatu material.
Besar tegangan tarik juga berhubungan dengan besar tegangan- tegangan yang
lainnya misalnya : tegangan lengkung, tegangan geser, dan tegangan puntir.
Hasil dari tegangan tarik dari berbagai bahan [ material ], diperoleh dari hasil percobaan
yaitu dengan menarik material tersebut sampai putus.
Bentuk dari diagram tegangan regangan untuk berbagai bahan akan terlihat seperti
grafik dibawah ini :

Kurva hasil uji tarik


Kurva uji tarik
Energi Potensial Pegas
Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang diperlukan gaya sebesar .
Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial, jika gaya tarik dilepas, pegas akan melakukan
usaha sebesar

Gambar 6. Grafik hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dan pertambahan panjang
pegas .

Gambar 3. menunjukkan grafik hubungan antara besar gaya yang diberikan pada pegas dan
pertambahan panjang pegas. Energi potensial pegas dapat diperoleh dengan menghitung luas
daerah di bawah kurva. Jadi,

Susunan Pegas Identik

Susunan Pegas Secara Seri

Gambar 7. Susunan Pegas Secara Seri

Misalkan kita menyambungkan dua pegas dengan konstanta . Sebelum diberi beban,
panjang masing-masing

pegas adalah . Ketika diberikan beban seberat , maka panjang pegas atas bertambah
sebesar dan panjang

pegas bawah bertambah sebesar Berarti, pertambahan panjang total pegas


adalah .
Gaya yang bekerja pada pegas atas dan pegas bawah sama besar. Gaya tersebut sama dengan
gaya yang diberikan oleh

beban, yaitu . Berarti,

Jika adalah konstanta pengganti untuk susunan dua pegas di atas, maka berlaku

atau

Dengan menghilangkan w pada kedua ruas, maka kita peroleh konstanta pegas pengganti yang
memenuhi persamaan
Materi Elastisitas dan Hukum Hooke

ELASTISITAS

Perhatikanlah gambar di samping! Tampak shockbreaker sebuah sepeda motor. Hampir semua sepeda
motor terpasang shockbreaker, baik itu hanya satu shockbreaker atau dua shockbreaker. Pernahkan
anda berpikir mengapa sepeda motor perlu dipasangi shockbreaker? Bagaimanakah jika sebuah sepeda
motor tidak terdapat shockbreaker? Mengapa shockbreaker harus di susun seperti itu? Hal ini akan
dapat Anda jelaskan dengan baik, jika Anda sudah mempelajari dengan baik konsep elastisitas.

ELASTISITAS BAHAN

Perhatikan orang yang menaruh batu kecil pada karet


ketapel dan menarik karet tersebut sehingga bentuk karet berubah. Ketika orang tersebut melepaskan
tarikannya, karet melontarkan batu ke depan dankaret ketapel segera kembali ke bentuk awalnya. Karet
ketapel adalah contoh benda elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk
kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Contoh benda elastis lainnya adalah pegas.
Sekarang ambilah segumpal plastisin, lalu letakkan di
atas meja horizontal dan tekanlah dengan telapak tangan anda agar gumpalan plastisin tersebut
berubah bentuk. Setelah gumpalan plastisin di tekan, ketika anda menarik telapak tangan anda, plastisin
tidak ke bentuk awalnya. Beberapa benda, seperti plastisin, tanah liat, dan adonan tepung kue tidak
kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar dihilangkan. Benda-benda seperti itu disebut benda
tak elastis atau benda plastis.

Ada dua pengertian dasar dalam mempelajari sifat elastis benda padat, yaitu tegangan (stress) dan
regangan (strain). Pembahasan mengenai keduanya diuraikan pada bagian berikut.

Tegangan (Stress)

Pada gambar di atas, seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya tarik F pada ujung-
ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan (stress), yang didefinisikan sebagai
hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A).
dengan

σ = tegangan/stress (N/m2 atau pascal),

F = gaya tekan/tarik (N), dan

A = luas penampang yang ditekan/ditarik (m2).

Regangan (Strain)

Perhatikan kembali gambar di atas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang kawat hingga panjang kawat
semula L bertambah sebesar ΔL. Regangan (strain) e didefinisikan sebagai hasil bagi antara
pertambahan panjang ΔL dengan panjang awal L.

Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas

Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk.
Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk
menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya
reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung
untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula. Kebanyakan benda adalah elastis
sampai ke suatu besar gaya tertentu, dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda
lebih kecil daripada batas elastisitasnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan.

Perhatikan gambar di atas, pegas ditarik dengan gaya F akan meregang, kemudian ketika gaya tersebut
dilepaskan pegas akan kembali ke bentuk semulanya. Jika gaya yang diberikan terus diperbesar, maka
hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat digambarkan dengan grafik
seperti pada Gambar berikut.
Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) pegas adalah elastis. Ini berarti jika tegangan dihilangkan,
pegas akan kembali ke bentuk semula. Dalam daerah deformasi elastis terdapat daerah yang grafiknya
linear (garis lurus), yaitu OA. Dari O sampai A berlaku hukum Hooke, dan A disebut batas Hukum Hooke.

B adalah batas elastis. Di atas titik itu deformasi pegas adalah plastis. Jika tegangan dihilangkan dalam
daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, pegas tidak akan kembali ke bentuk semula, melainkan
mengalami deformasi permanen.

C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik itu hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil untuk
menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang dapat kita berikan tepat
sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile stress). E adalah titik patah. Jika
tegangan yang kita berikan mencapai titik E, maka pegas akan patah.

Kerjakanlah sebagai latihan!

1. Sebuah kawat dengan diameter 4 mm dan panjang 80 cm digantungkan dan diberi beban 3 kg.
Pertambahan panjang kawat adalah 5 mm. Jika percepatan gravitasinya adalah 10 m/s2, tentukan:

a. tegangan kawat, dan

b. regangan kawat

2. Kawat panjangnya 120 cm memiliki luas penampang 8 mm2. Sebuah beban 40 N diberikan pada kawat
tersebut dan ternyata kawat memanjang 0,4 mm. Tentukan:

a. tegangan kawat,
b. regangan kawat.

3. Apakah yang terjadi jika sebuah karet gelang terus kita tarik? Mengapa demikian?

Hukum Hooke

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali ke keadaannya
semula. Ilmuwan yang pertama-tama meneliti tentang ini adalah Robert Hooke. Melalui percobaannya,
Hooke menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding
dengan pertambahan panjang pegas. Dari percobaannya, dapat disimpulkan bahwa suatu pegas apabila
ditarik dengan gaya tertentu di daerah yang berada dalam batas kelentingannya akan bertambah
panjang sebesar Δx. Dari hasil percobaan, juga didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding
dengan pertambahan panjang pegas ( Δx).

Secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

F = k.Δx

Persamaan tersebut dapat dinyatakan dengan kalimat berikut:

Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya.

Pernyataan diatas dikenal sebagai hukum Hooke.

Kerjakanlah sebagai latihan!


1. Benda bermassa 4,5 kg digantungkan pada pegas sehingga pegas itu bertambah panjang sebesar
9 cm. Berapakah tetapan pegas tersebut? (g = 10 m/s2)

2. Sebuah pegas yang digantungkan vertikal panjangnya 10 cm. Jika pegas diberi beban 1,2 kg,
pegas akan bertambah panjang menjadi 19 cm. Berapakah panjang pegas tersebut jika diberi
beban 1 kg?

2.1 Hukum Hooke untuk Susunan Pegas

Beberapa buah pegas dapat disusun seri, paralel, atau gabungan keduanya. Susunan pegas ini dapat
diganti dengan sebuah pegas pengganti.

Susunan Seri Pegas


Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat menentukan hubungan
antara tetapan pegas pengganti seri ks, dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 dan k2).
Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks dapat
dihitung dengan rumus
Susunan Paralel Pegas
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan paralel, kita dapat menentukan
hubungan antara tetapan pegas pengganti paralel kp, dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 dan k2).
Kerjakanlah sebagai latihan!

Perhatikanlah gambar sistem pegas di samping ini! Jika k1 = k2 = 600 N/m, k3 = 1.200 N/m, dan m = 3 kg,
tentukanlah:

a. tetapan sistem pegas, dan


b. pertambahan panjang sistem pegas.

Beberapa Manfaat Pegas sebagai Produk Perkembangan Teknologi dalam Keseharian

Seperti telah anda ketahui bahwa jika pada pegas dikerjakan gaya dari luar yang tidak melebihi batas
elastisitasnya, pegas akan kembali ke bentuknya semula jika gaya tersebut dihilangkan. Sifat elastis
pegas inilah yang dimanfaatkan pada produk perkembangan teknologi keseharian, diantaranya pegas
suspensi kendaraan bermotor (shockbreaker), pegas untuk melatih otot dada, pegas untuk korek api,
pegas untuk kasur springbed, pegas untuk dongkrak sepeda motor dan yang lainnya.

Sistem Suspensi Kendaraan Bermotor untuk Meredam Kejutan

Jika kendaraan bermotor (sepeda motor atau mobil) melalui jalan berlubang atau jalan bergelombang,
kendaraan akan mengalami kejutan. Jika bagian kendaraan itu tidak memiliki alat untuk meredam
kejutan, kejutan itu sangat tidak menyenangkan bagi pengendara. Pengendara akan cepat lelah dan
merasa tidak nyaman mengendarai kendaraan bermotor, khususnya untuk perjalanan jarak jauh.Untuk
meredam kejutan, maka pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Ketika melalui
jalan berlubang, berat pengendara berikut berat motor akan menekan pegas sehingga pegas
termampatkan. Begitu motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang asal. Pengendara hanya
akan merasakan sedikit ayunan dan akan merasa nyaman mengendarai motor.

Pegas untuk melatih otot dada


Jika pada pegas dikerjakan gaya dari luar yang tidak melebihi batas elastisitasnya, pegas akan kembali ke
bentuknya semula jika gaya tersebut dihilangkan. Pada pegas untuk melatih otot dada, pegas dapat
ditarik sekemampuan kita untuk memperbesar otot dada kita, kemudian kita hilangkan gaya tarik kita,
maka pegas akan kembali ke bentuknya semula.

Pegas untuk korek api

Jika Anda bongkar sebuah korek api gas, maka di bagian bawah roda gilanya pasti terdapat pegas yang
mendorong batu api sedikit demi sedikit.

Pegas untuk kasur springbed


Kasur springbed di bagian dalamnya berisi banyak pegas yang tersusun paralel. Dengan adanya susunan
pegas ini, maka ketika kita tidur di atasnya maka kita akan merasa nyaman.

Pegas untuk dongkrak sepeda motor

Pada bagian dongkrak sepeda motor terdapat sebuah pegas yang membantu menjaga agar dongkrak
tidak menggantung ketika kita tidak sedang mendongkrak sepeda motor. Ketika dongkrak kita lepas,
maka pegas tersebut akan mengembalikan dongkrak ke tempat semulanya.

Modulus Elastisitas

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan
dari benda yang mendapat tegangan tersebut. Menurut Hooke, perbandingan antara tegangan dan
regangan suatu benda disebut modulus Young atau modulus elastisitas benda tersebut. Secara
matematis, modulus elastisitas dirumuskan sebagai berikut.
Tanda minus (–) persamaan di atas menyatakan arah gaya pemulih yang selalu berlawanan dengan
pertambahan panjang pegas. Hubungan antara tetapan pegas dan modulus Young/modulus elastisitas
dapat dituliskan sebagai berikut.
Modulus elastisitas sejumlah bahan yang umum digunakan dalam keseharian dan teknologi ditunjukkan
pada tabel berikut.

Modulus elastisitas ini menyatakan kekuatan atau ketahanan bahan, dalam menerima deformasi elastis,
semakin besar nilai modulusnya semakin kuat bahan tersebut. Ini berarti, untuk menekan atau
meregangkan bahan dengan modulus elastisitas besar membutuhkan gaya yang besar. Dengan kata lain,
semakin besar modulus elastisitas, bahan semakin tidak elastis.

Perhatikan Gambar di atas! Kawat tembaga dan karet yang memiliki panjang sama digantungi beban
yang massanya sama. (beban yang massanya sama akan menghasilkan gaya yang besarnya sama juga).
Kedua bahan tersebut bertambah panjang. Akan tetapi, pertambahan panjangnya berbeda antara bahan
satu dengan yang lainnya. Pertambahan panjang pada kawat tembaga tidak begitu besar. Tetapi
pertambahan panjang pada karet lebih besar. Mengapa demikian?

Perbedaan ini disebabkan kawat tembaga mempunyai modulus elastisitas lebih besar daripada karet
(Kawat tembaga memiliki E = 110 × 109, sedangkan karet memiliki E = 0,5 × 109). Semakin besar modulus
elastisitas, bahan semakin tidak elastis. Itu sebabnya, walaupun gaya yang diberikan pada kawat
tembaga dan karet sama, pertambahan panjangnya berbeda. Kawat tembaga akan lebih sulit ditarik
daripada karet, sehingga pertambahan panjang pada kawat tembaga lebih kecil daripada karet.
Materi Fluida Statis

Materi Kelas X Materi Kelas XI Materi Kelas XII Kumpulan Rumus Soal-Soal Les/Privat

——————————————————————————————————————————————
———–

1. Besaran, satuan, pengukuran dan vektor


2. Kinematika Gerak Lurus
3. Dinamika Gerak Lurus
5. Gerak Melingkar
6. Elastisitas dan Hukum Hooke
7. Fluida Statis
8. Suhu dan Kalor
9. Alat-alat Optik

Klik salah satu materi pokok di atas yang ingin Anda pelajari!

——————————————————————————————————————————————
———–

Tekanan

Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja per satuan luas bidang. Secara matematis:

P=

Dimana:

P = tekanan (N/m2)

F = gaya (N)

A = luas bidang (m2)

Contoh aplikasi konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

 untuk memotong diperlukan pisau yang tajam

 paku pines dapat ditancapkan dengan mudah pada kayu hanya dengan menggunakan ibu jari

 kita akan merasa sakit bila terkena benda-benda runcing

 bentuk kepala pesawat terbang atau kapal biasanya lancip


Tekanan Hidrostatis

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir (zat cair dan gas). Fluida dibedakan menjadi dua yaitu
fluida statis (fluida tak bergerak) dan fluida dinamis (fluida bergerak).

Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang ditimbulkan oleh fluida. Secara matematis tekanan hidrostatis
dirumuskan dengan:

Phid = ρ . g . h

Dimana :

Phid = tekanan hidrostatis (N/m2)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Hukum pokok hidrostatika menyatakan bahwa semua titik yang terletak pada bidang horisontal di dalam
zat cair yang tenang mempunyai tekanan hidrostatis yang sama.

Hukum pokok hidrostatika menyatakan bahwa semua titik yang terletak pada bidang horisontal di dalam
zat cair yang tenang mempunyai tekanan hidrostatis yang sama.

Hukum Pascal

Hukum Pascal menyatakan bahwa apabila fluida dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan
tersebut akan diteruskan ke semua arah secara merata dan sama besar. Secara matematis, hukum
Pascal dirumuskan dengan:

Dimana:

F = gaya (N)

A = luas penampang (m2)

Alat-alat yang berdasarkan hukum Pascal antara lain:

 alat pengangkat mobil

 alat pengepres

 alat pengukur tensi


 sistem pembuangan material pada mobil proyek

 rem hidrolik

Hukum Archimedes

Hukum Archimedes menyatakan bahwa benda yang berada di dalam fluida baik sebagian maupun
seluruhnya akan mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Secara matematis hukum Archimedes dirumuskan dengan:

Fa = ρ . vbf . g

Dimana:

Fa = gaya ke atas = gaya Archimedes (N)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

vbf = volume fluida yang dipindahkan = volume benda yang tercelup (m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida

Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan tipis.

Di SMP anda telah mempelajari bahwa antara partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik menarik yang
disebut gaya kohesi. A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di permukaan
zat cair (gambar). Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di
dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel-partikel di dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah
sama dengan nol, dan di dalam zat cair tidak ada tegangan permukaan. Bagaimana dengan partikel-
partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh B)?

Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya yang
sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-pertikel di atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat
cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair.
Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput elastis
yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan
cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah kita sebut dengan tegangan
permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola. Karena dalam bentuk bola itu,
cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit. Inilah yang menyebabkan tetes air yang jatuh
dari kran dan tetes-tetes embun yang jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola.

Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang tipis. Nyamuk dapat berjalan
di atas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi pada klip kertas
yang perlahan-lahan kita letakkan di permukaan air. Ketika anda menambahkan detergen atau larutan
sabun ke dalam air, anda menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip kertas tidak
dapat lagi ditopang oleh tegangan permukaan air, dan klip kertas akan tenggelam.

Formulasi Tegangan Permukaan

Gambar di atas menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan. Seutas kawat dibengkokan hingga
berbentuk U, dan seutas kawat kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini dicelupkan
dalam larutan sabun dan dikeluarkan, kawat kedua (jika beratnya tidak begitu besar) akan tertarik ke
atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas, kita perlu mengerjakan gaya T ke bawah.
Total gaya ke bawah yang menahan kawat kedua adalah F = T + w.

Kita misalkan panjang kawat kedua adalah l. Larutan sabun yang menyentuh kawat kedua memiliki dua
permukaan, sehingga gaya tegangan permukaan bekerja sepanjang 2l panjang permukaan. Tegangan
permukaan (g) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan
permukaan (F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis kita tulis

Dalam kasus ini d = 2l, sehingga


Perhatikan bahwa tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, tetapi merupakan gaya dibagi dengan
panjang, sehingga satuan tegangan permukaan adalah N/m. Tabel berikut mendaftar tegangan
permukaan beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.

Zat Cair yang Kontak dengan Tegangan Permukaan (x 10-3


Suhu (0C)
Udara N/m)

Air 0 75,6

Air 25 72,0

Air 80 62,6

Etil Alkohol 20 22,8

Aseton 20 23,7

Gliserin 20 63,4

Raksa 20 43,5

Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi benda. Makin kecil tegangan
permukaan air, makin baik kemampuan air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran
pada benda lebih mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
fisika sehari-hari.

1. Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih?

Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu, makin kecil tegangan permukaan air
(lihat tabel di atas), dan ini berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu,
mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi
lebih bersih.

2. Detergen sintesis modern

Banyak kotoran pakaian yang tidak larut di dalam air segar, tetapi larut di dalam air yang diberi
detergen. Detergen memperkecil tegangan permukaan air sehingga air mampu mencuci dengan bersih.

3. Itik dapat berenang di air


Itik dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi detergen, tegangan
permukaan air berkurang dan itik yang berusaha berenang bulu-bulunya akan basah oleh air. Akibatnya,
itik akan tenggelam.

4. Antiseptik

Antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh
luka.

Viskositas Fluida

1. Hukum Stokes untuk Fluida Kental

Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas (kekentalan) yang menghambat lapisan-
lapisan fluida ketika lapisan-lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Dalam suatu pipa dengan
luas penampang seragam (serbasama), setiap lapisan fluida ideal bergerak dengan kecepatan yang
sama; demikian juga lapisan yang dekat dengan dinding pipa seperti pada gambar a di samping. Ketika
viskositas (kekentalan) hadir, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama, seperti
diilustrasikan pada gambar.

Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan
lapisan fluida pada pusat pipa memiliki kecepatan terbesar.

Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk fluida
ideal, viskositas h = 0, sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan
kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida
pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan oleh

Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda yang memiliki bentuk geometris
berupa bola dengan jari-jari r, maka dari perhitungan laboratorium ditunjukkan bahwa

Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan kita peroleh :

Dengan h adalah koefisien viskositas yang dinyatakan dalam kg m-1s-1 atau Pa s.

1. Kecapatan Terminal
Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu fluida kental. Jika hanya gaya
gravitasi yang bekerja pada kelereng, kelereng akan bergerak dipercepat dengan percepatan sama
dengan percepatan gravitasi g. Ini berarti, jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu
yang sama haruslah makin besar. Hasil eksperimen yang ditunjukkan pada gambar di atas menyatakan
hal yang berbeda. Mula-mula jarak antara kedua kelereng dalam selang waktu yang sama makin besar,
tetapi mulai saat tertentu, jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama adalah
sama besar. Dari hasil eksperimen ini disimpulkan bahwa suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam
suatu fluida kental, kecepatannya makin membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang
tetap. Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal.

Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya, pada benda tersebut bekerja
tiga buah gaya, yaitu gaya berat, w = m.g, gaya ke atas yang dikerjakan fluida Fa, dan gesekan yang
dikerjakan fluida Ff .

Seperti telah dinyatakan, benda kan bergerak makin cepat sampai mencapai kecepatan terminal
konstan. Pada saat kecepatan terminal vT tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
seimbang:

Jika massa jenis benda = rb, massa jenis fluida = rf, dan volume benda = Vb, maka gaya ke atas

Berat benda

Gaya gesekan (benda dianggap berbentuk bola)

Dengan memasukkan besar ketiga gaya tersebut ke dalam (*) kita peroleh

Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r, maka volume benda , sehingga
Materi Suhu dan Kalor

Materi Kelas X Materi Kelas XI Materi Kelas XII Kumpulan Rumus Soal-Soal Les/Privat

——————————————————————————————————————————————
———–

1. Besaran, satuan, pengukuran dan vektor


2. Kinematika Gerak Lurus
3. Dinamika Gerak Lurus
5. Gerak Melingkar
6. Elastisitas dan Hukum Hooke
7. Fluida Statis
8. Suhu dan Kalor
9. Alat-alat Optik

Klik salah satu materi pokok di atas yang ingin Anda pelajari!

——————————————————————————————————————————————
———–

SUHU

Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur dengan menggunakan alat
yang disebut termometer. Sifat yang diukur untuk menyatakan suhu disebut sifat termometrik. Satuan
suhu adalah derajat.

Zat cair yang biasa digunakan untuk mengisi termometer adalah air raksa karena raksa memiliki
beberapa kebaikan seperti:

 segera dapat mengambil panas benda yang akan diukur sehingga suhu air raksa segera dapat
sama dengan suhu benda yang diukur

 dapat dipakai untuk mengukur suhu yang rendah sampai yang tinggi sebab air raksa memiliki
titik beku pada 39oC dan titik didihnya pada suhu 357oC

 tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti

 pemuaian air raksa teratur, artinya linier terhadap kenaikan suhu kecuali pada suhu yang sangat
tinggi

 mudah dilihat karena air raksa mengkilap

Alkohol dapat juga digunakan untuk mengisi tabung termometer karena alkohol dapat mengukur suhu
yang lebih rendah lagi tetapi tidak dapat mengukur suhu yang tinggi sebab titik bekunya -144oC dan titik
didihnya 78oC. Jadi termometer alkohol sangat baik untuk mengukur suhu-suhu yang rendah tetapi tidak
dapat mengukur suhu-suhu yang tinggi.

Air tidak digunakan untuk mengisi termometer karena jangkauan suhu air terbatas (0oC – 100oC), tidak
berwarna sehingga sulit dilihat, membasahi dinding tempatnya dan memerlukan waktu lama sehingga
mengurangi ketelitian pembacaan skala.

Untuk menyatakan suhu dengan bilangan diperlukan patokan suhu yang tetap yang dapat dibuat
kembali dengan mudah dan teliti. Patokan suhu yang digunakan disebut titik tetap.

Dari skala suhu yang ada sekarang telah ditetapkan:

1. Termometer Skala Celcius

Titik didih air 100oC sedangkan titik bekunya 0oC. Dari 0oC sampai dengan 100oC dibagi dalam 100 skala.

1. Termometer Skala Kelvin

Titik didih air 373 K sedangkan titik bekunya 273 K, juga dibagi dalam 100 skala.

1. Termometer Skala Reamur

Titik didih air 80oR sedangkan titik bekunya 0oR, dibagi dalam 80 skala.

1. Termometer Skala Fahrenheit

Titik didih airnya sebesar 212oF sedangkan titik bekunya 32oF, dibagi dalam 180 skala.

Hubungan antara skala termometer yang satu dengan skala termometer yang lain adalah sebagai
berikut:

1. Hubungan antara skala Celcius dan Reamur

toC = 5/4 toR

toR = 4/5 toC

1. Hubungan antara skala Celcius dan Fahrenheit

toC = 9/5 toF + 32

toF = 5/9 (t – 32) oF

1. Hubungan antara skala Celcius dan Kelvin

toC = t K – 273

t K = toC + 273
Termometer

Termometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur suhu dengan tepat dan menyatakannya dengan
angka. Secara umm termometer terbuat dari pipa kaca yang diisi dengan zat cair. Prinsip dasar mengapa
digunakannya zat cair sebagai pengisi termometer adalah karena zat cair mengalami perubahan volume
seandainya suhu berubah. Beberapa jenis termometer dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

 Termometer klinis, digunakan untuk mengukur suhu badan manusia. Angka-angka pada
termometer klinis didesain dari 35oC sampai dengan 42o

 Termometer dinding, umumnya dipasang tegak di dinding dan digunakan untuk mengukur suhu
ruangan. Skala termometer dinding didesain dari -50oC sampai dengan 50o

 Termometer Maksimum dan Minimum Six – Bellani, digunakan untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum di dalam rumah kaca yang dipakai untuk menanam tanaman sebagai
bahan penelitian.

Kalorimeter

Dengan menerapkan hukum kekekalan energi dapat dilakukan pengukuran-pengukuran kalor atau
kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis
dari suatu zat. Kalorimeter bekarja berdasarkan asas Black, yaitu besarnya kalor yang dilepaskan oleh
sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang
bersuhu lebih rendah.

Kalorimeter dibuat dari bejana yang sudah diketahui kalor jenisnya (ck) misalnya tembaga atau
aluminium. Bejana ini dimasukkan ke dalam bejana yang lebih besar kemudian ditutup dengan kayu.
Pada tutup ini dilengkapi dengan dua buah lubang, yang satu untuk termometer dan yang satunya untuk
pengaduk. Supaya tidak ada panas yang hilang, di antara bejana yang kecil dan yang besar diletakkan
gabus. Langkah-langkah penggunaan kalorimeter yaitu:

 Kalorimeter dan pengaduknya ditimbang (mk)

 Kalorimeter diisi air lalu ditimbang lagi. Hasilnya dikurangi dengan mk, maka diperoleh massa air
(ma).

 Suhu kalorimeter berikut air dan pengaduknya diukur dengan termometer (ta = tk)

 Bahan yang akan diukur kalor jenisnya ditimbang (mx)

 Bahan dipanaskan kemudian diukur suhunya (tx)

 Bahan yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam kalorimeter dan diaduk perlahan kemudian
diukur suhu campurannya (tcp)
Dalam hal ini, yang melepaskan kalor adalah bahan yang akan dicari kalor jenisnya dan benda yang
menerima kalor adalah air dan kalorimeter. Menurut hukum kekekalan energi:

Qlepas = Qterima ……………………………………………………………………………………………………..(1)

mx . cx . (tx – tcp) = mk . ck . (tcp – tk) + ma . ca . (tcp – ta)

Dengan memasukkan harga-harga dari hasil pengukuran di atas maka kalor jenis bahan (cx) dapat
dihitung.

Persamaan Kalor

Pada saat memanaskan air dengan menggunakan kompor misalnya, maka api dari kompor memberikan
kalor kepada air. Beberapa saat kemudian, air akan menjadi hangat dan akhirnya menjadi panas. Itu
berarti air mengalami kenaikan suhu. Dari kejadian ini dapat disimpulkan bahwa kalor yang diberikan
pada suatu zat dapat menaikkan suhu zat tersebut.

Jika air telah mencapai suhu 100oC (titik didih air) dan terus dipanaskan maka lama kelamaan air jumlah
air akan semakin berkurang karena telah berubah menjadi uap atau dengan kata lain, jika suhu suatu zat
telah mencapai titik didih maka kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah wujud.

Semakin banyak jumlah air yang dipanaskan maka waktu yang diperlukan untuk memanaskan air
semakin lama atau dengan kata lain kalor yang diperlukan semakin banyak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalor yang diberikan sebanding dengan perubahan suhu
suatu zat dan juga sebanding dengan massa zat. Secara matematis:

Q m.

Untuk setiap zat, perbandingan antara besarnya kalor yang diperlukan dengan massa zat dan kenaikan
suhu zat adalah konstan. Atau secara matematis:

= c (konstan) ……………………………………………………………………………………………(2)

Besaran ini berbeda antara zat yang satu dengan zat yang lain dan dilambangkan dengan c dan disebut
kalor jenis zat. Jadi kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1oC. Dengan demikian satuan kalor jenis adalah J/kgoC.

Persamaan dituliskan sebagai:

Q = m . c . Δt …………………………………………………………………………………………………….(3)

Dimana: Q = banyaknya kalor (J)

m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)


Δt = perubahan suhu zat (oC)

Besaran m . c pada persamaan kalor di atas disebut dengan kapasitas kalor (C). Secara matematis: C
= …………………………………………………………………………………………….(4)

Jadi kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar
1oC dengan satuan J/oC.

Apabila suatu zat dicampur dengan zat lain yang suhunya berbeda, maka antara kedua zat itu akan
terjadi pertukaran kalor hingga tercapainya keseimbangan termal dimana suhu kedua zat akan sama.
Black menemukan bahwa pada proses pencampuran ini, besarnya kalor yang dilepaskan oleh zat yang
suhu awalnya lebih tinggi akan sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh zat yang suhu awalnya
lebih rendah. Black kemudian merumuskan asasnya yang berbunyi: kalor yang dilepas sama dengan
kalor yang diterima. Asas Black merupakan bentuk lain dari hukum kekekalan energi, yaitu banyaknya
energi selalu tetap. Artinya, bila sebuah benda memberikan kalor kepada benda lain, maka kalor yang
diterima sama dengan kalor yang diberikan. Secara matematis:

Q lepas = Q terima ……………………………………………………………………………………………..(5)

m1 . c1 . Δt1 = m2 . c2 . Δt2

m1 . c1 . (t1 – tcp) = m2 . c2 . (tcp – t2)

Dimana: m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

t = suhu awal zat (oC)

tcp = suhu campuran/suhu akhir (oC)

Perubahan Wujud Zat

Telah ditunjukkan sebelumnya bahwa kalor dapat mengubah wujud suatu zat. Tapi perubahan wujud ini
tidak selalu memerlukan kalor dalam prosesnya namun ada juga perubahan wujud yang dalam
prosesnya justru melepaskan kalor. Perubahan wujud zat dapat dibedakan menjadi perubahan fisika dan
perubahan kimia. Perubahan fisika adalah perubahan wujud yang terjadi pada suatu zat dimana zat
tersebut dapat dikembalikan lagi ke wujud semula atau dalam proses perubahan itu tidak dihasilkan zat
baru. Misalnya lilin jika dibakar akan meleleh dan ketika didinginkan maka akan kembali menjadi padat.
Perubahan kimia adalah perubahan wujud zat dimana zat tersebut tidak dapat kembali ke wujud semula
atau pada proses perubahan itu dihasilkan zat baru. Misalnya kertas yang dibakar akan menjadi arang
dan tidak dapat kembali lagi menjadi kertas.

Dalam pokok bahasan ini akan dibahas mengenai perubahan fisika. Perubahan fisika meliputi melebur,
membeku, mengembun, menguap, dan menyublim.
Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair sedangkan membeku adalah perubahan
wujud zat dari cair menjadi padat. Ketika melebur terjadi penyerapan kalor sedangkan ketika membeku
terjadi pelepasan kalor. Untuk melebur ataupun membeku, suatu zat harus mencapai suatu suhu
tertentu yang disebut titik lebur atau titik beku. Kalor dalam joule yang diperlukan untuk meleburkan 1
kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya disebut kalor lebur. Sebaliknya, kalor yang
dilepaskan pada waktu 1 kg zat cair membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya disebut kalor
beku. Untuk zat yang sama, titik lebur sama dengan titik bekunya dan kalor lebur sama dengan kalor
bekunya.

Secara matematis:

L = atau Q = m . L ………………………………………………………………………………………..(6)

Dimana: Q = kalor (J)

m = massa zat (kg)

L = kalor lebur/kalor beku (J/kg)

Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas dan sebaliknya mengembun adalah
perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Ketika menguap terjadi penyerapan kalor dan sebaliknya
ketika mengembun terjadi pelepasan kalor. Zat cair dikatakan mendidih jika terjadi gelembung-
gelembung uap di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. Suhu zat ketika mendidih
disebut titik didih. Banyaknya kalor dalam joule yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair
menjadi 1 kg gas pada titik didihnya disebut kalor uap. Sebaliknya banyaknya kalor yang dilepaskan 1 kg
gas ketika berubah menjadi zat cair disebut kalor embun. Untuk zat yang sama, kalor uap sama dengan
kalor embunnya.

Secara matematis:

U = atau Q = m . U ……………………………………………………………………………………..(7)

Dimana: Q = kalor (J)

m = massa zat (kg)

U = kalor uap/kalor embun (J/kg)

Menyublim adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair atau sebaliknya dari
gas menjadi padat. Ketika zat padat berubah menjadi gas terjadi penyerapan kalor dan ketika gas
menjadi zat padat terjadi pelepasan kalor. Contoh zat yang dapat menyublim adalah kapur barus,
yodium, dan naftalin.

Berikut ini adalah diagram perubahan wujud zat.

Keterangan:
 Proses I

Pada proses ini kalor yang diberikan pada zat yang bersuhu A digunakan untuk menaikkan suhu hingga
mencapai titik lebur. Besarnya kalor yang diperlukan adalah Q1 = m . c . Δt

 Proses II

Pada proses ini, setelah zat mencapai titik lebur, kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah wujud
zat yaitu melebur. Pada proses ini tidak ada perubahan suhu pada zat tersebut atau suhu zat adalah
tetap. Besarnya kalor yang diperlukan adalah Q2 = m. . L

 Proses III

Setelah seluruh zat habis dilebur, kalor yang diberikan kembali digunakan untuk menaikkan suhu zat
hingga mencapai titik didih. Besarnya kalor yang diperlukan adalah Q3 = m . c . Δt

 Proses IV

Pada proses ini, setelah zat mencapai titik didih, kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah wujud
zat yaitu mendidih. Pada proses ini tidak ada perubahan suhu pada zat tersebut atau suhu zat adalah
tetap. Besarnya kalor yang diperlukan adalah Q4 = m. . U

 Proses V

Setelah seluruh zat habis menjadi uap, kalor yang diberikan kembali digunakan untuk menaikkan suhu
zat. Besarnya kalor yang diperlukan adalah Q5 = m . c . Δt

Jadi kalor total yang diperlukan pada peristiwa perubahan wujud zat di atas yaitu:

Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5

Pemuaian

Jika suatu zat diberikan kalor maka zat itu akan memuai atau bertambah besarnya tergantung pada jenis
bahan, ukuran benda mula-mula, dan besarnya perubahan suhu atau kalor yang diberikan. Pemuaian
ada tiga macam yaitu muai panjang, muai luas, dan muai volume. Zat padat mengalami ketiga pemuaian
tersebut sedangkan zat cair dan gas hanya mengalami muai volume saja.

Muai panjang dialami oleh zat padat yang luas penampangnya sangat kecil bila dibandingkan dengan
panjangnya. Perubahan panjang per satuan panjang tiap derajat perubahan suhu disebut koefisien muai
panjang zat padat. Secara matematis:

= atau = …………………………………………………………………..(8)

Panjang akhir suatu benda yang mengalami muai panjang dirumuskan dengan:

Lt = Lo + ΔL atau Lt = Lo (1 + α .Δt)
Dimana: α = koefisien muai panjang (/oC)

ΔL = perubahan panjang (m)

Lo = panjang mula-mula (m)

Lt = panjang akhir (m)

Δt = perubahan suhu (oC)

Koefisien muai luas suatu zat adalah perubahan luas per satuan luas tiap derajat perubahan suhu.
Secara matematis:

= atau = …………………………………………………………………..(9)

Luas akhir suatu benda yang mengalami muai luas dirumuskan dengan:

At = Ao + ΔA atau At = Ao (1 + β .Δt)

Dimana: β = koefisien muai luas (/oC) = 2α

ΔA = perubahan luas (m2)

Ao = luas mula-mula (m2)

At = luas akhir (m2)

Δt = perubahan suhu (oC)

Koefisien muai volume adalah perubahan volume per satuan volume tiap derajat perubahan suhu.
Secara matematis:

= atau = ………………………………………………………………….(10)

Volume akhir suatu benda yang mengalami muai volume dirumuskan dengan:

Vt = Vo + ΔV atau Vt = Vo (1 + γ .Δt)

Dimana: γ = koefisien muai volume (/oC) = 3α

ΔV = perubahan volume (m3)

Vo = volume mula-mula (m3)

Vt = volume akhir (m3)

Δt = perubahan suhu (oC)

Persamaan Kalor
1. Suatu benda menyerap energi sebesar 104 J sehingga suhu benda itu naik 25o Berapakah kalor
jenis benda jika massanya 5 kg?

Penyelesaian:

Dik: Q = 104 J

Δt = 25oC

m = 5 kg

Dit: c = ….?

Jawab:

c = = = 80 J/kgoC

2. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 2 kg air dari 10oC menjadi
60oC (kalor jenis air = 4200 J/kgoC)!

Penyelesaian:

Dik: m = 2 kg

Δt = (60 – 10) oC = 50oC

c = 4200 J/kgoC

Dit: Q = ….?

Jawab:

Q = m . c . Δt = 2 . 4200 . 50 = 420 000 J = 420 kJ

3. Hitunglah banyaknya kalor yang dilepaskan jika 5 kg air didinginkan dari suhu 10oC menjadi 0oC!

Penyelesaian:

Dik: m = 5 kg

Δt = (0 – 10) oC = -10oC

c = 4200 J/kgoC

Dit: Q = ….?

Jawab:

Q = m . c . Δt = 5 . 4200 . (-10) = 210 000 J = 210 kJ


4. Suatu zat massanya 200 gram memiliki kapasitas panas 3 . 104 J/o Kemudian zat dipanaskan
sehingga suhunya naik dari 50oC menjadi 100oC. Berapa kalor yang diserap benda dan kalor jenis
benda itu?

Penyelesaian:

Dik: m = 200 g = 0,2 kg

C = 3 . 104 J/oC

Δt = (100 – 50) oC = 50oC

Dit: Q = ….?

c = ….?

Jawab:

Q = C . Δt = 3 . 104 . 50 = 15 . 105 J

C = m . c c = = = 15 . 104 J/kgoC

Asas Black

1. Dalam kalorimeter yang kapasitas kalornya 1000 J/oC dimasukkan 100 gram air (c air = 4200
J/kgoC). Pada mulanya suhu air dalam kalorimeter 30o Selanjutnya ke dalam kalorimeter
dimasukkan 100 gram tembaga yang kalor jenisnya 390 J/kgoC dan bersuhu 80oC. Berapa suhu
akhir campuran itu?

Penyelesaian:

Dik: Ck = 1000 J/oC

ma = 100 g = 0,1 kg

c air = 4200 J/kgoC

tk = ta = 30oC

mt = 100 g = 0,1 kg

c t = 390 J/kgoC

tt = 80oC

Dit: tcp = ….?

Jawab:
Qlepas = Qterima

mt . ct . (tt – tcp) = mk . ck . (tcp – tk) + ma . ca . (tcp – ta)

0,1 . 390 . (80 – tcp) = 1000 . (tcp – 30) + 0,1 . 4200 . (tcp – 30)

3120 – 39 tcp = 1000 tcp – 30 000 + 420 tcp – 12600

3120 + 30 000 + 12600 = 1000 tcp + 420 tcp + 39 tcp

1459 tcp = 45720 tcp = = 31,34oC

2. Sebuah botol yang kapasitas kalornya diabaikan berisi 150 gram air bersuhu 278 K. Ke dalam
botol itu dimasukkan 800 gram logam yang suhunya 353 K. Setelah seimbang suhu akhir
campuran itu 300 K. Berapakah kalor jenis logam itu jika kalor jenis air diketahui 4,18 . 103
J/kgK?

Penyelesaian:

Dik: ma = 150 g = 0,15 kg

ta = 278 K

ml = 800 g = 0,8 kg

tl = 353 K

tcp = 300 K

c air = 4,18 . 103 J/kgK

Dit: cl = ….?

Jawab:

Qlepas = Qterima

ml . cl . (tl – tcp) = ma . ca . (tcp – ta)

0,8 . cl . (353 – 300) = 0,15 . 4,18. 103 . (300 – 278)

42,4 cl = 13794

cl = = 325,33 J/kgK

Perubahan Wujud Zat


1. Jika kalor lebur es adalah berapakah kalor yang dperlukan untuk melebur 500 gram es pada
suhu 0oC agar menjadi seluruhnya menjadi air pada suhu yang sama?

Penyelesaian:

Dik: m = 500 g

Les = 80 kal/g

Dit: Q = ….?

Jawab:

Q = m . Les = 500 . 80 = 40.000 kal

2. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 300 gram es pada suhu -5oC agar menjadi
uap pada suhu 100oC?

Penyelesaian:

Dik: m = 300 gram

ces = 0,5 kal/g

tes = -5oC

Les = 80 kal/g

cair = 1kal/goC

U = 540 kal/g

tuap = 100oC

Dit: Qtotal = ….?

Jawab:

Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4

Q1 = m . ces . Δt = 300 . 0,5 . (0 – (-5)) = 150 . 5 = 750 kal

Q2 = m . Les = 300 . 80 = 24.000 kal

Q3 = m . cair . Δt = 300 . 1 . (100 – 0) = 30.000 kal

Q4 = m . U = 300 . 540 = 162.000 kal

Qtotal = 750 + 24.000 + 30.000 + 162.000 = 216.750 kal


Pemuaian

1. Batang baja pada suhu 273 K panjangnya 100 cm. Jika koefisien muai panjang baja 1,1 . 10-5/K,
berapa panjang baja pada suhu 378 K?

Penyelesaian:

Dik: t1 = 273 K

Lo = 100 cm

α = 1,1. 10-5/K

t2 = 378 K

Dit: Lt = ….?

Jawab:

Lt = Lo (1 + α .Δt)

Lt = 100 (1 + 1,1 . 10-5 . 105) = 100 (1 + 1,155 . 10-3)

= 100 (1 + 0,001155 ) = 100,1155 cm

2. Pelat besi luasnya 8 m2 dan suhunya 30oC, kemudian dinaikkan suhunya menjadi 100o Hitunglah
luas pelat tersebut pada suhu 100oC jika koefisien muai panjang besi 1,1 . 10-5/K!

Penyelesaian:

Dik: Ao = 8 m2

t1 = 30oC

t2 = 100oC

α = 1,1. 10-5/K

Dit: At = ….?

Jawab:

At = Ao (1 + β .Δt)

At = 8 (1 + 2 . 1,1. 10-5 . 70) = 8 (1 + 0,00154)

= 8 . 1,00154 = 8,01232 m2
3. Sebuah gelas pyrex yang mempunyai volum 300 cm3 pada suhu 20oC berisi penuh dengan air.
Koefisien muai panjang pyrex adalah 0,000003/oC dan koefisien muai volum air 0,00021/o
Berapa cm3 air akan tumpah apabila seluruhnya dipanasi sampai 70oC?

Penyelesaian:

Dik: Vo gelas = Vo air = 300 cm3

t1 = 20oC

α = 0,000003/oC

γ = 0,00021/oC

t2 = 70oC

Dit: Volum air yang tumpah = …?

Jawab:

Vt air = Vo (1 + γ .Δt) = 300 (1 + 0,00021 . 50)

= 300 + 1,0105 = 303,15 cm3

Vt gelas = Vo (1 + γ .Δt) = 300 (1 + 3 . 0,000003 . 50)

= 300 . 1,00045 = 300,135 cm3

Volum air yang tumpah = Vt air – Vt gelas

= 303,15 – 300,135 = 3,015 cm3

Kalor adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda tersebut naik atau
melakukan perubahan wujud. Satuan kalor adalah kalori atau disingkat kal. Satu kalori adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik 10C. James Prescott Joule,
seorang ahli fisika dari Inggris, mempelajari hubungan antara timbul dan hilangnya kalor terhadap
perubahan energi mekanik. Melalui percobaan yang dilakukan berulang kali akhirnya diperoleh
hubungan sebagai berikut:

1 kal = 4,2 joule

1 kkal = 4.200 joule

1 joule = 0,24 kal

Perpindahan kalor dari suatu benda terjadi jika ada perubahan atau perbedaan suhu, sedangkan jika
suhunya sama akan terjadi keseimbangan yang berarti tidak ada perpindahan kalor atau energi.
Perpindahan kalor dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu perpindahan kalor secara :
 Konduksi (hantaran)

Konduksi adalah proses transformasi panas di dalam zat perantara dimana energi panas berpindah dari
molekul yang satu ke molekul yang ada di dekatnya hanya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa
ada pemindahan massa zat perantara sama sekali.

Contoh konduksi terjadi pada besi yang salah satu ujungnya dipanaskan. Untuk mencegah konduksi
pada barang-barang rumah tangga yang terbuat dari logam yaitu dengan menambahkan bahan isolator
seperti plastik pada pegangan sendok, panci, dan lain-lain.

 Konveksi (aliran)

Konveksi adalah proses pemindahan panas dari suatu tempat ke tempat lain melalui perpindahan massa
zat cair atau gas yang dipanasi dari tempat satu ke tempat yang lain. Hanya terjadi pada zat cair dan gas.

Contoh penerapan konveksi antara lain cerobong asap, pengisian gas freon, obat nyamuk, minyak
wangi, dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya konveksi terutama pada bangunan biasanya dipasang
plafon di bagian bawah atap bangunan.

 Radiasi (pancaran)

Radiasi adalah transformasi energi panas lantaran gelombang elektromagnetik, tidak ada zat perantara
yang memegang peranan dalam proses pemindahan ini.

Contoh : radiasi sinar matahari. Untuk mencegah terjadinya radiasi misalnya pemakaian kostum anti
radiasi, rumah dicat putih agar memantulkan kembali kalor radiasi matahari.
Materi Optik

Materi Kelas X Materi Kelas XI Materi Kelas XII Kumpulan Rumus Soal-Soal Les/Privat

——————————————————————————————————————————————
———–

1. Besaran, satuan, pengukuran dan vektor


2. Kinematika Gerak Lurus
3. Dinamika Gerak Lurus
5. Gerak Melingkar
6. Elastisitas dan Hukum Hooke
7. Fluida Statis
8. Suhu dan Kalor
9. Alat-alat Optik

Klik salah satu materi pokok di atas yang ingin Anda pelajari!

——————————————————————————————————————————————
———–

MODUL 2

OPTIK

Sasaran Pembelajaran
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
3.13 Memahami ciri-ciri cermin dan lensa
3.14 Menerapkan konsep alat–alat optik dalam teknologi dan rekayasa
4.6 Mengolah informasi yang berkaitan dengan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya
4.7 Merencanakan pembuatan alat-alat optik sederhana dengan menerapkan prinsip pemantulan dan
pembiasan pada cermin dan lensa

Indikator
1. Menjelaskan konsep cermin
2. Menyebutkan jenis-jenis cermin
3. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin
4. Menggambarkan pembentukan bayangan terjadi pada cermin cembung
5. Menggambarkan pembentukan bayangan terjadi pada cermin cekung
6. Menjelaskan hubungan antar besaran pada cermin
7. Mengitung jarak bayangan yang terjadi pada cermin cembung
8. Menghitung pembesaran bayangan pada cermin cekung
9. Menjelaskan konsep lensa
10. Menyebutkan jenis-jenis lensa
11. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa
12. Menggambarkan pembentukan bayangan terjadi pada lensa cembung
13. Menggambarkan pembentukan bayangan terjadi pada lensa cekung
14. Menjelaskan hubungan antar besaran pada lensa
15. Mengitung jarak bayangan yang terjadi pada lensa cembung
16. Menghitung pembesaran bayangan pada lensa cekung
17. Menerapkan persamaan pembuat lensa untuk menyelesaikan persoalan fisika
18. Menghitung besarnya kuat lensa
19. Menjelaskan proses terjadinya pelangi
20. Menyebutkan minimal tiga (3) alat-alat optik
21. Menentukan kuat lensa yang diperlukan oleh penderita rabun jauh
22. Menjelaskan konsep serat optik
Uraian Isi Pembelajaran

Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan kacamata, lup, mikroskop dan teropong. Alat-alat itu
merupakan alat-alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya untuk membantu penglihatan mata dan
dikenal sebagai alat-alat optik. Tahukah kalian komponen-komponen yang ada pada alat optik itu?
Ternyata komponen utamanya adalah cermin lengkung dan lensa. Oleh sebab itu untuk mempelajari
alat-alat optik
ini perlu memahami sifat-sifat cahaya yang mengenai cemin lengkung dan lensa tipis. Pahamilah sifat-
sifat cahaya tersebut pada penjelasan berikut.

Cermin
Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan sehingga membentuk bayangan.
(dalam wikipedia, 2015). Banyak benda-benda lain di sekitar kita yang dapat memantulkan cahaya,
misalnya air di kolam dan benda-benda yang terbuat dari logam mengilat seperti emas, perak, dan
perunggu.
Cermin terdiri atas cermin datar dan cermin lengkung. Cermin datar memiliki permukaan yang datar,
sedangkan cermin lengkung memiliki permukaan yang lengkung. Cermin lengkung terdiri atas cermin
silinder dan cermin bola. Cermin lengkung yang akan dibicarakan dalam modul ini adalah cermin bola.
Jika permukaan bola bagian dalam yang mengkilap, jenis cermin adalah cermin cekung. Jika permukaan
bagian luar bola yang mengkilap, jenis cermin adalah cermin cembung. Ruang di belakang cermin yang
dapat dilihat oleh mata disebut dengan medan penglihatan. Medan penglihatan tergantung pada ukuran
cermin dan letak mata di depan cermin

Pemantulan pada cermin Lengkung

Sewaktu di SMP kalian telah dikenalkan tentang cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua jenis yaitu
cermin cembung dan cemin cekung. Pertama-tama yang perlu kalian ketahui adalah daerah di sekitar
cermin lengkung. Daerah ini dibagi menjadi empat ruang. Perhatikan pembagian ruang ini pada Gambar
berikut. Coba kalian amati apa persamaan dan perbedaan dari cermin cekung dan cermin cembung.

Pembagian ruang pada cermin cekung itu dibatasi oleh cermin (titik O), titik R (titik pusat kelengkungan)
dan titik F (titik fokus). Jarak OF sama dengan FR sehingga berlaku hubungan:

dengan:
f = jarak fokus cermin
R = jari-jari kelengkungan
Ruang-ruang di sekitar cermin ini juga dibagi menjadi dua lagi yaitu daerah di depan cermin bersifat
nyata dan di belakang cermin bersifat maya.

Sifat-sifat bayangan
Bayangan-bayangan benda oleh cermin lengkung dapat ditentukan dengan berbagai metode. Metode
itu diantaranya adalah dengan percobaan dan penggambaran sinar-sinar istimewa. Ada tiga sinar
istimewa yang melalui cermin yaitu:
1. Sinar yang menuju fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
2. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju fokus (untuk cermin cekung) atau seolah-
olah dari fokus (untuk cermin cembung).
3. Sinar yang menuju atau melalui titik pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan kembali.
Contoh:
Sebuah benda di tempatkan di ruang kedua cermin cekung. Tentukan sifat-sifat bayangan yang terjadi
dengan menggambarkan pembentukan bayangan yang dibentuk dari sinar-sinar istimewanya!
Penyelesaian
Pembentukan bayangan pada cermin lengkung dapat menggunakan dua sinar istimewa. Misalnya kita
menggunakan dua sifat sinar istimewa, yaitu:
1. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang menuju fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
2. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju fokus (untuk cermin
cekung) atau seolah-olah dari fokus (untuk cermin cekung).
Jika kedua gambar tersebut digabung akan menjadi:

Sehingga bayangan yang terbentuk adalah:


• Bayangan terjadi di ruang ketiga di depan cermin artinya bayangan bersifat nyata dan terbalik
• Bayangan lebih besar.

Berarti sifat bayangan : nyata, terbalik, diperbesar.

Contoh:
Sebuah benda di tempatkan di depan cermin cembung. Tentukan sifat-sifat bayangan yang terjadi
dengan menggambarkan pembentukan bayangan yang dibentuk dari sinar-sinar istimewanya!

Penyelesaian
Pembentukan bayangan pada cermin lengkung dapat menggunakan dua sinar istimewa. Misalnya kita
menggunakan dua sifat sinar istimewa, yaitu:
1. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus (untuk
cermin cembung).
2. Sifat sinar istimewa 3: Sinar yang menuju atau melalui titik pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan
kembali.
Jika kedua gambar tersebut digabung akan menjadi:

Sehingga bayangan yang terbentuk adalah:


• Bayangan terjadi di ruang pertama di belakang cermin artinya bayangan bersifat maya dan tegak
• Bayangan lebih kecil.
Berarti sifat bayangan : maya, tegak, diperkecil.

Hubungan antar besaran


Sifat-sifat bayangan oleh cermin lengkung juga dapat ditentukan secara matematis. Masih ingat
hubungan jarak benda ke cermin (S), jarak bayangan ke cermin (S’) dan jarak fokus (f)? Di SMP kalian
sudah diajarkan. Hubungan itu dapat dituliskan sebagai berikut.

Dengan ketentuan sebagai berikut:


s bertanda (+) jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)
s bertanda (-) jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
s’ bertanda (+) jika bayangan terletak di depan cermin (bayangan nyata)
s’ bertanda (-) jika bayangan terletak di belakang cermin (bayangan maya)
f dan R bertanda (+) jika pusat lengkung cermin terletak di depan cermin (cermin cekung)
f dan R bertanda (-) jika pusat lengkung cermin terletak di belakang cermin (cermin cembung)

Hubungan kedua yang perlu kalian mengerti adalah perbesaran bayangan. Perbesaran bayangan oleh
cermin lengkung memenuhi:

Dimana:
M = perbesaran bayangan
h’ = tinggi bayangan (m)
h = tinggi benda (m)

Untuk cermin lengkung akan berlaku:

Dalam persamaan ini akan berlaku:


h’ positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak (dan maya)
h’ negatif (-) menyatakan bayangan adalah terbalik (dan nyata)

Untuk melihat hubungan antara nilai M dengan sifat-sifat bayangan yang terbentuk, dapat dlihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Perbesaran Cermin


Nilai M Sifat Bayangan
M > 1 (positif)
0 < M < 1 (positif) Maya, tegak, diperbesar
Maya, tegak, diperkecil
M < -1 (negatif)
M = -1 (negatif)
-1 < M < 0 (negatif) Nyata, terbalik, diperbesar
Nyata, terbalik, sama besar
Nyata, terbalik, diperkecil

Contoh Soal
1. Jarak fokus sebuah cermin cekung 8 cm. Tentukan letak, perbesaran, dan sifat bayangan dari benda
yang terletak di depan cermin sejauh 20 cm!
Penyelesaian:
Dik: f = 8 cm
s = 20 cm
Ditanya: s’ = …. ?
M = …. ?
sifat bayangan?
Jawab:
Jarak bayangan:

s’ = 40/3 cm (karena positif berarti di depan cermin)


Perbesaran:

Sifat-sifat bayangan:
– terletak di depan cermin (karena f < s’ < 2f)
– nyata (karena s’ positif)
– terbalik (karena M negatif)
– diperkecil (karena )
2. Jarak fokus sebuah cermin cembung 10 cm. Sebuah benda setinggi 6 cm diletakkan 25 cm di depan
cermin. Tentukanlah letak bayangan, perbesaran bayangan, dan tinggi bayangan!
Penyelesaian:
Dik: f = -10 cm (negatif karena cermin cembung)
h = 6 cm
s = 25 cm
Ditanya: s’ = …. ?
M = …. ?
h’ = …. ?
Jawab:
Jarak bayangan:

s’ = = -7,14 cm (negatif berarti letaknya di belakang cermin cembung)

Perbesaran bayangan:
(perbesaran positif menunjukkan bahwa bayangan adalah tegak dan maya)

Tinggi bayangan:
= 0,29 . 6 = 1,74 cm
(h’ positif berarti bayangan adalah tegak)
LENSA
Lensa adalah benda tembus cahaya yang dibatasi oleh dua bidang lengkung, biasanya bidang bola,
kadang-kadang bidang silinder, atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa terdiri dari
beberapa jenis; ada lensa cembung, ada lensa cekung. Lensa cembung ialah lensa yang bagian
tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya; sedangkan lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung (lensa konveks) terdiri dari beberapa macam: Lensa
cembung rangkap (bi-konveks), lensa cembung datar (plano-konveks), lensa cembung cekung (konkaf-
konveks). Lensa cekung (lensa-konkaf) terdiri beberapa jenis, yaitu; lensa cekung rangkap (bi-konkaf),
lensa cekung datar (plano-konkaf), dan lensa cekung cembung (konveks-konkaf). Lensa cembung disebut
juga lensa konvergen, karena bersifat mengumpulkan sinar-sinar. Lensa cekung disebut juga lensa
divergen, karena bersifat memencarkan sinar-sinar.
Ilustrasi
Seperti halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga dibagi menjadi empat ruang. Pembagian
ruangannya berbeda antara ruang benda dan ruang bayangan. Perhatikan Gambar berikut.
Pembentukan bayangan hasil pembiasan lensa juga mirip pada cermin lengkung, ada tiga sinar istimewa
yang perlu dimengerti. Tiga sinar istimewa itu adalah sebagai berikut.
1. Sinar yang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
2. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus lensa (untuk lensa cembung) atau
seolah-olah dari fokus (untuk lensa cekung).
3. Sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan.

Contoh Soal
Sebuah benda ditempatkan 40 cm dari sebuah lensa yang berjarak fokus 25 cm. Tentukan sifat-sifat
bayangan yang dihasilkan benda dengan metode gambar jika:
a. lensanya cembung,
b. lensanya cekung!

Penyelesaian
a. lensa cembung
Pembentukan bayangan pada lensa dapat menggunakan dua sinar istimewa. Misalnya kita
menggunakan dua sifat sinar istimewa, yaitu:
1. Sifat sinar istimewa 1: Sinar yang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama
2. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus lensa
Jika kedua gambar tersebut digabung akan menjadi:

Sehingga bayangan yang terbentuk adalah: nyata, terbalik, diperbesar


b. lensa cekung
Pembentukan bayangan pada lensa dapat menggunakan dua sinar istimewa. Misalnya kita
menggunakan dua sifat sinar istimewa, yaitu:
1. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari fokus
2. Sifat sinar istimewa 2: Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus lensa
Jika kedua gambar tersebut digabung akan menjadi:
Sehingga bayangan yang terbentuk adalah: maya, tegak, diperkecil.

Hubungan Antar Besaran

Rumus umum cermin lengkung dan rumus perbesaran linier pada cermin lengkung juga berlaku untuk
lensa tipis yaitu:

Sedangkan perjanjian tanda untuk menggunakan persamaan di atas pada lensa tipis yaitu:
s bertanda (+) jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)
s bertanda (-) jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)
s’ bertanda (+) jika bayangan terletak di belakang lensa (bayangan nyata)
s’ bertanda (-) jika bayangan terletak di depan lensa (bayangan maya)
f bertanda (+) untuk lensa cembung/konveks/konvergen
f bertanda (-) untuk lensa cekung/konkaf/divergen
h’ bertanda (+) menyatakan bayangan tegak (maya)
h’ bertanda (-) menyatakan bayangan terbalik (nyata)
Contoh Soal
1) Sebuah benda diletakkan 30 cm di depan lensa konvergen dengan jarak fokus 15 cm. Tentukan:
a) letak bayangan
b) perbesaran bayangan
c) sifat-sifat bayangan
Penyelesaian:
Dik: s = +30 cm (di depan lensa)
f = +15 cm (lensa cembung)
Ditanya:
a) s’ = … ?
b) M = …..?
c) sifat-sifat bayangan?
Jawab:
a)
s’ = 30 cm (s’ positif berarti di belakang lensa/bayangan nyata)
b) (M negatif berarti bayangan terbalik)
c) Sifat-sifat bayangan:
– nyata
– 30 cm di belakang lensa
– terbalik (M negatif)
– sama besar dengan bendanya ( )

2) Sebuah benda diletakkan 30 cm di depan lensa divergen dengan jarak fokus 15 cm. Tentukan:
a) letak bayangan
b) perbesaran bayangan
c) sifat-sifat bayangan
Penyelesaian:
Dik: s = +30 cm (di depan lensa)
f = -15 cm (negatif karena lensa cekung)
Ditanya:
a) s’ = … ?
b) M = …..?
c) sifat-sifat bayangan?
Jawab:
a)
s’ = -10 cm (s’ negatif berarti bayangan di depan lensa)
b) (M positif menunjukkan bayangan maya dan tegak)
c) Sifat-sifat bayangan:
– maya
– tegak
– 10 cm di depan lensa
– diperkecil (M=1/3<1)
Indeks Bias
Indeks bias mutlak suatu medium dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk
membelokkan cahaya. Medium yang memiliki indeks bias lebih besar adalah medium yang lebih kuat
membelokkan cahaya. Persamaan Snellius menyatakan bahwa:
n1 sin Θ1 = n2 sin Θ2
Hubungan antara cepat rambat dengan indeks bias dinyatakan dengan:
v1 n1 = v2 n2
Dan hubungan antara panjang gelombang dengan indeks bias dinyatakan dengan:
λ1 n1 = λ2 n2
Dimana:
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
Θ1 = sudut sinar datang di medium 1
Θ2 = sudut sinar bias di medium 2
v1 = cepat rambat gelombang di medium 1
v2 = cepat rambat gelombang di medium 2
λ1 = panjang gelombang di medium 1
λ2 = panjang gelombang di medium 2

Persamaan Pembuat Lensa

Jarak fokus lensa dalam suatu medium berhubungan dengan jari-jari kelengkungan bidang depan dan
bidang belakang lensa dan indeks bias bahan lensa, yang dinyatakan dengan:

Dimana:
n2 = indeks bias bahan lensa
n1 = indeks bias medium di sekitar lensa
R = jari-jari bidang lengkung
R1 atau R2 (+) untuk bidang cembung
R1 atau R2 (-) untuk bidang cekung
R1 atau R2 (~) untuk bidang datar

Persamaan di atas sering digunakan untuk menetukan jarak fokus lensa yang ingin dibuat oleh para
pembuat lensa sehingga disebut persamaan pembuat lensa.

Contoh Soal
Jarak fokus sebuah lensa ketika berada di udara adalah 12 cm. Berapakah jarak fokus lensa jika lensa itu
dicelupkan ke dalam air? Indeks bias lensa = 1,5 dan indeks bias air = 4/3.
Penyelesaian:
Untuk lensa berada di udara:
n2 = nlensa = 1,5
n1 = nudara = 1
……………………………..(*)
Untuk lensa dicelup dalam air:
n2 = nlensa = 1,5
n1 = nair = 4/3

………………………………………………………………………………(**)
Dengan membagi persamaan (*) dan (**) diperoleh:
Kuat Lensa
Besaran yang menyatakan ukuran lensa dinamakan kuat lensa/daya lensa (P) yang secara matematis
dirumuskan dengan:
untuk f dalam satuan meter
jika f dalam cm.
Kuat lensa menggambarkan kemampuan lensa untuk membelokkan sinar. Satuan kuat lensa adalah
dioptri.

Contoh Soal
Di depan sebuah lensa ditempatkan benda sejauh 30 cm. Ternyata bayangan yang terjadi berada 15 cm
dibelakang lensa. Tentukan daya lensa yang digunakan tersebut.

Penyelesaian
Diketahui:
S = 30 cm
S’ = 15 cm
Ditanyakan: P = …?
Jawab:
Kita hitung dulu besarnya f dengan persamaan

Daya lensa memenuhi

Jadi besarnya kuat lensa tersebut adalah 10 dioptri.

PRISMA
Dalam optik fisika ada yang namanya prisma. Ia adalah salah satu alat optik berupa benda transparan
(bening) terbuat dari bahan gelas atau kaca yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk
sudut tertentu. Sudut diantara dua bidang tersebut disebut sudut pembias sedangkan dua bidang
pembatas disebut bidang pembias. Alat optik prisma digunakan untuk analisis pembiasan, pemisahan,
maupun pemantulan cahaya. Benda optik ini dapat memisahkan cahaya putih menjadi cahaya warna-
warni (warna pelangi) yang menyusunnya yang sering disebut dengan spektrum.
Prisma banyak digunakan dalam instrumen stereoskopik dengan memanfaatkan pembiasan cahaya pada
prisma untuk memberikan efek tiga dimensi dalam visualisasi grafis.

Pembiasan Cahaya pada Prisma

Jalannya sinar pada peristiwa pembiasan cahaya pada prisma ditunjukkan oleh gambar berikut
Keterangan:
θ1 adalah sudut datang pertama
θ2 adalah sudut bias pertama
θ3 adalah sudut datang kedua
θ4 sudut bias terakhir
β sudut pembias prisma
δ (delta) adalah sudut deviasi

Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan cahaya yang masuk pada prisma dengan
cahaya yang meninggalkan prisma

PEMBIASAN PADA GELEMBUNG SABUN


DAN LAPISAN MINYAK DI ATAS AIR
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna, warni.
Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni.

Apa yang terjadi dengan peristiwa itu ?

Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya interferensi yaitu perpaduan
dua gelombang cahaya a yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun. Sinar datang (AB) jatuh
pada selaput tipis dengan tebal lapaisan (d), oleh selaput akan dibiaskan sinar (BC) dan dua sinar
dipantulkan yaitu sinar (BD) dan EF, kedua sinar S1 dan S2 akan berinterferensi di retina mata, sehingga
kita bisa melihat gelembung sabun berwarna warni.
Jika cahaya yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya monokhromatik, maka pada gelembung sabun
tidak akan terlihat warna pelangi, melainkan warna terang dan gelap.
PELANGI
Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh
butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar
yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan
ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air
terjun yang deras. Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-
rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi
dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.
Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan
merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga
spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.

Proses Terjadinya Pelangi


Bagaimana proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari melewati sebuah tetes
hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan
cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini memantul
di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya
tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya dengan panjang
gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki panjang gelombang
terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
PERALATAN OPTIK
Mata

Mata manusia terdiri dari kornea, cairan aqueous humor, lensa mata (lensa kristalin), iris, pupil, vitreous
humor, retina, otot siliar, dan saraf optik. Ketika cahaya masuk ke mata melalui kornea, dibiaskan oleh
cairan aqueous humor. Iris mengendalikan besar kecilnya pupil, yang mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke lensa mata. Cahaya ini difokuskan oleh lensa mata ke retina, yang terdiri atas
berjuta-juta sel sensitif (sel batang dan sel kerucut). Ketika dirangsang oleh cahaya sel-sel ini mengirim
sinyal-sinyal melalui saraf optik ke otak. Jadi, suatu bayangan nyata benda dapat diterima dengan jelas
jika bayangan tersebut jatuh di retina. Bayangan yang dibentuk pada retina adalah nyata, terbalik, dan
lebih kecil, namun bayangan yang terbalik ini diinterpretasikan oleh otak sebagai bayangan tegak.
Untuk mencapai retina, cahaya mengalami 5 kali pembiasan yaitu dari udara (n = 1), kornea (n = 1,38),
aqueous humor (n = 1,33), lensa (rata-rata n = 1,40), dan vitreous humor (n = 1,34). Prosentase
pembiasan yang terbesar terjadi pada bidang batas antara udara-kornea karena perbedaan indeks bias
antara keduanya paling besar daripada bidang batas pembiasan yang lainnya. Mata memiliki jarak
bayangan tetap karena jarak lensa mata dan retina adalah tetap. Agar benda-benda dengan jarak
berbeda dapat difokuskan pada retina maka jarak fokus lensa mata harus diatur. pengaturan jarak fokus
ini dilakukan oleh otot siliar. Proses dimana lensa mengubah jarak fokus untuk keperluan memfokuskan
benda-benda pada berbagai jarak disebut akomodasi mata.

Cacat Mata (Aberasi) dan Cara Menanggulanginya


Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan penglihatan, yaitu antara titik
dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh mata (punctum remotum). Titik dekat mata adalah titik
paling dekat ke mata dimana suatu benda dapat diletakkan dan masih menghasilkan suatu bayangan
tajam pada retina ketika mata berakomodasi maksimum. Titik jauh mata adalah lokasi paling jauh benda
dimana mata yang relaks (mata tak berakomodasi) dapat memfokuskan benda. Mata normal (emetropi)
memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak berhingga (~).

1. Rabun jauh (miopi)


Mata rabun jauh memiliki titik dekat lebih kecil daripada 25 cm dan titik jauh pada jarak tertentu. Cacat
ini disebabkan oleh karena lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana mestinya sehingga
bayangan jatuh di depan retina. Cacat mata ini dapat dibantu dengan lensa cekung, karena lensa cekung
akan memencarkan cahaya sebelum masuk ke mata sehingga dapat membuat bayangan jatuh tepat di
retina.
2. Rabun dekat (hipermetropi)
Mata rabun dekat memiliki titik dekat lebih besar daripada 25 cm dan titik jauh pada jarak tak terhingga.
Keadaan ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya sehingga
bayangan jatuh di belakang retina. Untuk membantu penderita rabuh dekat digunakan kacamata
berlensa cembung yang akan menguncupkan cahaya sebelum masuk ke mata sehingga bayangan akan
jatuh tepat di retina.
3. Mata tua (presbiopi)
Mata tua adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi mata pada usia lanjut. Titik dekatnya
lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya pada jarak tertentu. Mata presbiopi ditolong dengan kacamata
berlensa rangkap/bifokal.

4. Astigmatisma
Cacat mata astigmatisma disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferik (irisan bola),
melainkan lebih melengkung pada satu bidang daripada bidang lainnya (bidang silinder). Akibatnya,
benda titik difokuskan sebagai garis pendek. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada
bidang vertikal lebih pendek daripada bidang horisontal. Cacat mata ini dapat dibantu dengan kacamata
silindris.

5. Katarak dan glaukoma


Seseorang yang berumur panjang sewaktu-waktu dalam hidupnya akan mengalami pembentukan
katarak, yang membuat lensa matanya secara parsial atau secara total buram (tak tembus cahaya).
Pengobatan umum untuk katarak adalah operasi pembersihan lensa. Glaukoma disebabkan oleh
peningkatan abnormal pada tekanan fluida dalam mata. Peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan
pengurangan suplai darah ke retina, yang akhirnya dapat mengarah kepada kebutaan. Jika gejala
penyakit ini ditemukan lebih dini, penyakit ini bisa ditanggulangi dengan obat atau pembedahan.

Contoh Soal
1. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik jauh 100 cm. Jika ia ingin dapat melihat benda-benda jauh
seperti orang normal, berapa kuat lensa yang harus digunakannya?

Penyelesaian:
(Pada penderita cacat mata, fungsi kacamata adalah untuk menghasilkan bayangan benda agar jatuh
pada titik dekat/titik jauh penderita (s’ = pp atau pr), sehingga bayangan tersebut berada di depan lensa.
Menurut perjanjian, untuk bayangan yang terletak di depan lensa s’ bernilai (-).)

Dik:
s’ = -100 cm
s = ~ (penderita ingin melihat benda-benda jauh seperti orang normal, dimana orang normal memiliki
titik jauh tak berhingga/benda-benda dianggap berada pada jarak tak berhingga)
Ditanya: P = …. ?
Jawab:

f = – 100 cm
2. Seorang penderita rabun dekat memiliki titik dekat 100 cm. Jika ia ingin dapat membaca pada jarak
baca normal, tentukan kuat lensa yang harus digunakannya!

Penyelesaian
Dik:
s’ = -100 cm
s = 25 cm (benda terletak di titik dekat orang normal)
Ditanya: P = …. ?
Jawab:

Kamera

Kamera memiliki sebuah lensa positif dan cara kerjanya sama dengan mata. Berkas cahaya yang masuk
pada kamera akan dibiaskan sehingga benda yang ditempatkan di depan lensa akan memberikan suatu
bayangan di belakang lensa yang kemudian ditangkap oleh film. Bayangan ini nyata, diperkecil, dan
posisinya terbalik. Kamera mempunyai diafragma yang fungsinya sama dengan dengan fungsi pupil pada
mata. Jarak fokus kamera tetap, tapi jarak bayangannya dapat diubah-ubah.

Lup (Kaca Pembesar)


Lup adalah alat optik yang paling sederhana yang hanya menggunakan sebuah lensa cembung. Lup
digunakan untuk melihat angka-angka yang sangat kecil, dan banyak digunakan oleh tukang arloji untuk
melihat komponen-komponen arloji yang berukuran kecil.
Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang menggunakan dua buah lensa positif. Satu lensa diletakkan di
dekat objek yang disebut lensa objektif dan lensa lainnya diletakkan dekat mata pengamat yang disebut
lensa okuler. Fungsi mikroskop yaitu untuk melihat benda-benda renik (benda-benda yang sangat kecil).
Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop adalah maya, diperbesar, dan terbalik.

Teropong
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh
letaknya agar tampak lebih dekat dan jelas. Teropong dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu
teropong lensa (bias), yaitu teropong yang menggunakan lensa, dan teropong cermin (pantul), yaitu
teropong yang menggunakan cermin dan lensa. Yang termasuk teropong bias yaitu:
1) Teropong bintang (teropong astronomi), menggunakan dua lensa positif, untuk mengamati benda-
benda yang jauh.

2) Teropong bumi, digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh di permukaan bumi.
Teropong ini dilengkapi dengan lensa pembalik yang juga lensa positif, yang ditempatkan setelah lensa
objektif, yang fungsinya adalah untuk membalikkan bayangan sehingga bayangan akhir menjadi tegak.
3) Teropong panggung (teropong Galilei), menggunakan lensa positif sebagai lensa objektif, dan lensa
negatif sebagai lensa okuler. Bayangan akhir yang dihasilkan adalah bayangan tegak.
4) Teropong prisma (binokuler), menggunakan dua lensa positif yang berfungsi sebagai lensa objektif
dan lensa okuler, dan prisma sebagai pengganti lensa pembalik.

Sedangkan teropong pantul, misalnya teropong pantul astronomi, menggunakan cermin cekung besar
yang berfungsi sebagai pemantul cahaya, satu cermin datar kecil, dan satu lensa cembung. Seperti
terlihat pada gambar berikut.

SERAT OPTIK
Anda mungkin sering melihat ada pekerjaan galian kabel optik di jalan (seperti gambar di atas). Tahukah
Anda apa itu kabel serat optik dan bagaimana prinsip kerjanya? Berikut ini akan dijelaskan tentang serat
optik.
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat
halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya
dari suatu tempat ke tempat lain. Pada saat ini banyak penelitian dilakukan untuk menyalurkan cahaya
melalui kabel. Penggunaan serat kaca (glass fiber) untuk menyalurkan cahaya dengan peristiwa
pemantulan sempurna dinamakan teknologi serat optik (fiber-optic technology), seperti gambar berikut.
Dalam metode konvensional, arus listrik atau gelombang radio digunakan untuk membawa sinyal-sinyal
komunikasi. Metode serat optik dapat dipakai di bidang komunikasi untuk menggantikan metode
konvensional. Penggunaan serat optik dalam telekomunikasi adalah dengan menggunakan sinar laser
yang menggantikan arus listrik dan gelombang radio sebagai pembawa sinyal. Keuntungan lain adalah
gelombang cahaya memiliki frekuensi lebih tinggi daripada arus listrik dan gelombang radio. Dengan
demikian, jumlah informasi per satuan waktu yang disalurkan melalui serat optik lebih banyak daripada
melalui kabel biasa atau gelombang radio.

Cara Kerja Fiber Optik


Pada prinsipnya fiber optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat di
dalamnya. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca.
Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh fiber optik. Untuk mengirimkan
percakapan-percakapan telepon atau internet melalui fiber optik, sinyal analog di rubah menjadi sinyal
digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel melakukan on/off untuk mengirimkan
setiap bit sinyal. Sistem fiber optik modern dengan single laser bisa mentransmitkan jutaan bit/second.
Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali /second.
Sebuah kabel fiber optics terbuat dari serat kaca murni, sehingga meski panjangnya berkilo-kilo meter,
cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung lainnya.
Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus, ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut
manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating) dengan melapisi serat
kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah cermin disekitar serat kaca. Cermin ini
menghasilkan refleksi total pada bagian dalam serat kaca (total internal reflection).
Sama halnya ketika kita berada pada ruangan gelap dengan sebuah jendela kaca, kemudian kita
mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus dengan kaca, maka cahaya senter akan tembus ke
luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya senter tersebut diarahkan ke kaca jendela dengan sudut yang
rendah (hampir paralel dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan berfungsi menjadi cermin yang
akan memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan. Demikian pula pada fiber optics, cahaya berjalan
melalui serat kaca pada sudut yang rendah.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat
optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang
rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah
kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan
pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Penggunaan Serat Optik dalam dunia kedokteran


Penggunaan saluran serat optik dalam dunia kedokteran adalah untuk memeriksa bagian dalam tubuh
seorang pasien tanpa harus membedahnya. Ujung saluran serat optik dimasukkan ke dalam tubuh
pasien dan dokter memeriksa (melihat) bagian dalam tubuh pasien melalui kamera. Teknologi ini
dinamakan endoskopi.
Rangkuman

1. Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan sehingga membentuk
bayangan.

2. Cermin terdiri atas cermin datar dan cermin lengkung. Cermin datar memiliki permukaan yang datar,
sedangkan cermin lengkung memiliki permukaan yang lengkung. Cermin lengkung terdiri atas cermin
silinder dan cermin bola. Cermin bola terdiri dari cermin cekung dan cermin cembung.

3. Tiga sinar istimewa yang melalui cermin yaitu:


a. Sinar yang menuju fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
b. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju fokus (untuk cermin cekung) atau seolah-
olah dari fokus (untuk cermin cembung).
c. Sinar yang menuju atau melalui titik pusat kelengkungan (R) akan dipantulkan kembali.

4. Hubungan antar besaran pada pemantulan.

Hubungan kedua yang perlu dimengerti adalah perbesaran bayangan. Perbesaran bayangan oleh cermin
lengkung memenuhi:

5. Lensa adalah benda tembus cahaya yang dibatasi oleh dua bidang lengkung, biasanya bidang bola,
kadang-kadang bidang silinder, atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.

6. Lensa terdiri dari beberapa jenis, yaitu: lensa cembung, ada lensa cekung.

7. Tiga sinar istimewa pada pembiasan.


a. Sinar yang menuju fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
b. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus lensa (untuk lensa cembung) atau
seolah-olah dari fokus (untuk lensa cekung).
c. Sinar yang menuju pusat lensa akan diteruskan.

8. Rumus umum cermin lengkung dan rumus perbesaran linier pada cermin lengkung juga berlaku untuk
lensa tipis yaitu:

9. Persamaan Pembuat Lensa

10. Kuat Lensa


untuk f dalam satuan meter
jika f dalam cm.

11. Prisma dalah salah satu alat optik berupa benda transparan (bening) terbuat dari bahan gelas atau
kaca yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.
12. Gelembung sabun dan lapisan minyak di atas air menjadi berwarna warni serta pelangi merupakan
contoh peristiwa yang terjadi karena proses pembiasan.

13. Mata, kamera, lup, mikroskop dan teropong merupakan contoh alat-alat optik.

14. Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang
sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Latihan Soal-soal

1 Sebuah benda di tempatkan di ruang pertama cermin cekung. Tentukan sifat-sifat bayangan yang
terjadi dengan menggambarkan pembentukan bayangan yang dibentuk dari sinar-sinar istimewanya!

2 Jarak fokus sebuah cermin cekung 4 cm. Tentukan letak, perbesaran, dan sifat bayangan dari benda
yang terletak di depan cermin sejauh 10 cm!

3 Jarak fokus sebuah cermin cembung 8 cm. Sebuah benda setinggi 2 cm diletakkan 25 cm di depan
cermin. Tentukanlah letak bayangan, perbesaran bayangan, dan tinggi bayangan!

4 Sebuah benda ditempatkan 60 cm dari sebuah lensa yang berjarak fokus 25 cm. Tentukan sifat-sifat
bayangan yang dihasilkan benda dengan metode gambar jika:
a. lensanya cembung
b. lensanya cekung

5. Sebuah benda diletakkan 40 cm di depan lensa divergen dengan jarak fokus 15 cm. Tentukan:
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan
c. sifat-sifat bayangan

6. Jarak fokus sebuah lensa ketika berada di udara adalah 10 cm. Berapakah jarak fokus lensa jika lensa
itu dicelupkan ke dalam air? Indeks bias lensa = 1,2 dan indeks bias air = 4/3

7. Di depan sebuah lensa ditempatkan benda sejauh 20 cm. Ternyata bayangan yang terjadi berada 10
cm dibelakang lensa. Tentukan daya lensa yang digunakan tersebut.

8. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik jauh 120 cm. Jika ia ingin dapat melihat benda-benda jauh
seperti orang normal, berapa kuat lensa yang harus digunakannya?

9. Seorang penderita rabun dekat memiliki titik dekat 120 cm. Jika ia ingin dapat membaca pada jarak
baca normal, tentukan kuat lensa yang harus digunakannya!

10. Jelaskan proses terjadinya pelangi!

Umpan Balik
a. Kriteria Penilaian Tes
Skor Kriteria
5 Memberikan suatu penyelesaian lengkap dan benar
4 Memberikan suatu penyelesaian yang benar, sedikit cacat, tetapi memuaskan
3 Memberikan suatu penyelesaian yang benar, banyak cacat, tetapi hampir memuaskan
2 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya, tetapi tidak memadai
1 Mencoba memberikan suatu penyelesaian, tetapi salah total
0 Tidak mencoba memberikan penyelesaian sama sekali

b. Rumus untuk menghitung skor akhir tes

Contoh:
Dalam tes yang terdiri dari 5 buah soal, dengan menggunakan kriteria penilaian tes, anda mendapatkan
nilai sebagai berikut.

No Tes Nilai
14
25
35
45
55
Jumlah 24

Karena jumlah soal adalah 5, maka nilai skor maksimumnya adalah 5 × 5 = 25.

Jadi nilai Anda adalah 96.


Konversi Dari Skor 1-100 Ke 1-4

INTERVAL HASIL KONVERSI PREDIKAT


96 – 100 4.00 A
91 – 95 3.66 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B
75 – 80 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C+
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
≤ 54 1.00 D

Jadi dari konversi di atas, nilai yang Anda peroleh adalah 4,00 dengan predikat A.

c. Pedoman menentukan tingkat pencapaian sasaran belajar


KKM untuk mata pelajaran fisika kelas X semester genap adalah 2,66.
• Jika nilai yang Anda dapatkan dalam tes kurang dari 2,66, maka Anda belum tuntas.
• Jika nilai yang Anda dapatkan dalam tes lebih dari atau sama dengan 2,66, maka Anda sudah tuntas.
d. Tindak lanjut
• Jika nilai Anda belum tuntas, maka Anda perlu menempuh remidi.
• Jika nilai Anda sudah tuntas, maka Anda bisa melanjutkan ke materi pembelajaran berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai