Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

ANALISIS MASALAH

4.1. Masalah

1. Berdasarkan hasil pengamatan pemboran di lapangan :

Tabel 4.1. Waktu Edar Alat Bor dan Drilling Pattern Di lapangan.

Waktu Hasil Data Waktu


Pemboran B x S Pengamatan Pengamatan
Alat Bor (Menit/m) (m3) (Data) (Hari)
ECM-720 2,61 4.3 x 4.9 30 5
CM-351 3,28 3.4 x 3.4 32 7
Tamrock-
700 4,13 3.5 x 4 33 7

Dari tabel diatas, waktu pemboran dan jumlah lubang hasil pemboran dari

masing-masing alat berbeda. Hasil yang diperoleh, alat bor ECM membutuhkan

waktu pemboran yang cepat, sedangkan alat bor CM-351 waktu pemboran agak

lama, dan alat bor Tamrock waktu pemboran yang dibutuhkan cukup lama dari

alat bor yang lain.

Permasalahan yang timbul adalah kebutuhan alat bor, karena untuk mencapai

target produksi 450.000 ton/bulan. Waktu pemboran dari masing-masing alat bor

IV - 1
harus benar-benar diperhatikan, supaya jumlah lubang yang dihasilkan sesuai

dengan target yang diinginkan.

2. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap hasil peledakan dan data

peledakan yang dilakukan oleh PT. Karimun Granite, terdapat perbedaan

geometri peledakan yang digunakan oleh masing-masing jenis alat bor.

PT Karimun Granite menggunakan geometri peledakan untuk peledakan

produksi sebagai berikut :

Tabel 4.2. Geometri peledakan untuk alat bor ECM-720

NO GEOMETRI UKURAN (Meter)


1 Burden 4.3
2 Spasi 4.9
3 Stemming 3.75
4 Subdrilling 1.5
5 Kedalaman lubang tembak 16.5
6 Panjang muatan bahan peledak 12.75

Geometri peledakan seperti di atas didapat nilai powder faktor rata-rata sebesar

0,25 kg/ton. Fragmentasi yang dihasilkan peledakan dengan geometri ini kurang

baik karena oversize batuan kurang lebih 16,94%, tetapi membutuhkan biaya

bahan peledak yang sedikit. Masalah yang timbul pada peledakan ini ialah hasil

dari fragmentasi menghasilkan boulder yang cukup besar, walaupun biaya

peledakan sedikit.

Tabel 4.3. Geometri peledakan untuk alat bor CM-351

NO GEOMETRI UKURAN (Meter)

IV - 2
1 Burden 3.4
2 Spasi 3.4
3 Stemming 3.75
4 Subdrilling 1.5
5 Kedalaman lubang tembak 16.5
6 Panjang muatan bahan peledak 12.75

Geometri peledakan seperti diatas nilai powder faktor rata-rata sebesar 0,35
kg
/ton. Oversize yang dihasilkan peledakan dengan geometri ini 7,10%. Hasil

fragmentasi batuan yang dihasilkan sangat baik, tetapi membutuhkan biaya

bahan peledak yang sangat mahal. Permasalahannya biaya untuk peledakan

sangat besar.

Tabel 4.4. Geometri peledakan untuk alat bor Tamrock Ranger 7002

NO GEOMETRI UKURAN (Meter)


1 Burden 3.5
2 Spasi 4
3 Stemming 3.75
4 Subdrilling 1.5
5 Kedalaman lubang tembak 16.5
6 Panjang muatan bahan peledak 12.75
Geometri peledakan seperti diatas didapat nilai powder faktor rata-rata sebesar

0,23 kg/ton. Boulder yang dihasilkan peledakan dengan geometri ini 13,03%.

Hasil fragmentasi batuan yang dihasilkan cukup baik, dan pemakaian bahan

peledak cukup sedikit. Dalam geometri peledakan ini tidak terdapat masalah

karena pengaturan geometri sesuai. Hasil fragmentasi cukup baik juga didukung

dengan biaya peledakan yang sedikit.

Untuk mendapatkan ukuran fragmentasi yang baik, perlu dilakukan analisis

terhadap pengaruh geometri peledak dari masing-masing alat bor.

IV - 3
4.2. Evaluasi Produksi Alat Bor dan Pengaruh Geometri Peledakan

Untuk Mencapai Target Produksi di PT. Karimun Granite.

1. Evaluasi Produksi Alat Bor.

Tabel 4.5. Data Availability Alat Bor (Tahun 2004).

Physical Availability (%)


Rata-
Alat Bor Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah rata
ECM-720 73.01 46.33 74.6 75.98 48.99 318.91 63.782

IV - 4
CM-351 90.33 45.13 0 0 34.95 170.41 56.803
Tamrock-700 24.59 79.91 47.65 53.2 35.28 240.63 48.126

(Dapat dilihat pada lampiran N)

Total batuan yang harus diledakkan

= Target produksi + Kehilangan akibat penambangan

= 450.000 + (10% x 450.000) ton

= 495.000 ton.

Untuk Alat bor ECM-720

 Spacing = 4.9 m

 Burden = 4.3 m

 Produksi ECM / bulan = 18 lubang/hari.

= (18 lubang/hari x 30 hari)

= 540 lubang/bulan

Berdasarkan waktu edar alat : (dapat dilihat pada lampiran C).

Produktifitas = Produksi alat bor x Effisiensi Kerja x Physical Availability

= 540 lubang/bulan x 78 % x 63,782 %

= 269 lubang/bulan.

 Volume / hole = 4,9 m x 4,3 m x 15 m

= 316 m3.
 Jumlah Produksi Per lubang

= 316 m3 x 2,63 ton/m3

=831 ton/lubang.

IV - 5
 Volume batuan yang terbongkar

= 269 lubang x 831 ton/lubang.

= 223.539 ton/bulan.

Untuk Alat bor CM-351

 Spacing = 3,4 m

 Burden = 3,4 m

 Produksi CM-351 / bulan = 15 lubang/hari.

= (15 lubang/hari x 30 hari)

= 450 lubang/bulan

Berdasarkan waktu edar alat : (dapat dilihat pada lampiran C).

Produktifitas = Produksi alat bor x Effisiensi Kerja x Physical Availability

= 450 lubang/bulan x 78 % x 56,803 %

= 199 lubang/bulan.

 Volume / hole = 3,4 m x 3,4 m x 15 m

= 173 m3.
 Jumlah Produksi Per lubang

= 173 m3 x 2,63 ton/m3

= 455 ton/lubang.

 Volume batuan yang terbongkar

= 199 lubang x 455 ton/lubang.

= 90.545 ton/bulan.

IV - 6
Untuk Alat bor Tamrock

 Spacing =4m

 Burden = 3,5 m

 Produksi Tamrock / bulan = 15 lubang/hari.

= (15 lubang/hari x 30 hari)

= 450 lubang/bulan

Berdasarkan waktu edar alat : (dapat dilihat pada lampiran C).

Produktifitas = Produksi alat bor x Effisiensi Kerja x Physical Availability

= 450 lubang/bulan x 78 % x 48,128 %

= 169 lubang/bulan.

 Volume / hole = 3,5 m x 4 m x 15 m

= 210 m3.
 Jumlah Produksi Per lubang

= 210 m3 x 2,63 ton/m3

= 552 ton/lubang.

 Volume batuan yang terbongkar

= 169 lubang x 552 ton/lubang.

= 93.288 ton/bulan.

Jadi produksi dari ketiga alat bor adalah :

= 223.539 ton/bulan + 90.545 ton/bulan + 93.288 ton/bulan

= 407.372 ton/bulan.

Target produksi - Produksi alat bor

IV - 7
= 495.000 ton - 407.372 ton

= 87.628 ton ( Ini adalah target yang belum tercapai ).

Bila dilakukan penambahan alat bor jenis CM-351 (diasumsikan data dianggap

sama), maka target produksi yang diingikan akan tercapai :

= Produksi alat bor + Produksi alat Bor CM-351

= 407.372 ton + 90.545 ton

= 497.917 ton.

2. Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Hasil Fragmentasi

Terjadinya oversize batuan pada peledakan sangat dipengaruhi oleh geometri

peledakan yang digunakan. Jika burden dan spasi yang digunakan jarang maka

akan menghasilkan fragmentasi yang tidak baik dengan jumlah boulder yang

banyak, sedangkan apabila burden dan spasi terlalu rapat maka akan memerlukan

pemakaian bahan peledak yang besar. Hal ini harus disesuaikan dengan diameter

lubang ledak yang digunakan.

Untuk menentukan jumlah persentase oversize batuan tiap peledakan diperlukan

data jumlah boulder dan data jumlah total batuan hasil peledakan.

Tabel 4.6. Total Batuan Hasil Peledakan dan Data Fragmentasi

Total Batuan Hasil Peledakan Powder Faktor Boulder 81 - 100


No Alat Bor (Ton) kg/ton Mm (%)
1 ECM-720 58289 0.25 16.94
2 CM-351 41685 0.35 7.1
3 Tamrock 89096 0.23 13.03

IV - 8
Dari data diatas dapat dilihat powder faktor (Pf) untuk ECM adalah cukup

baik, tetapi hasil fragmentasi yang dihasilkan kurang baik. Juga untuk alat bor

tamrock ranger 7002, powder faktor yang dihasilkan sangat baik, hasil

fragmentasinya cukup baik. Sedang alat bor CM-351 hasil fragmentasi sangat

baik tetapi pemakaian bahan peledaknya sangat besar (Lihat lampiran H)

Jadi dapat dilihat bahwa boulder yang dihasilkan dengan drilling pattern B x S

=14 Ft x 16 Ft, lebih besar dibandingkan dengan drilling pattern B x S = 11 Ft

x 11 Ft. Hasil ini sesuai dengan jumlah bahan peledak yang digunakan juga

lebih banyak, sehingga fragmentasi hasil peledakan yang dihasilkan mempunyai

ukuran lebih kecil.Untuk mendapatkan drilling pattern yang sesuai dengan hasil

fragmentasi, disini digunakan geometri peledakan dengan metoda R.L Ash

sebagai pembanding secara teoritis.

Pada perhitungan geometri peledakan berdasarkan metoda R.L Ash didapatkan

geometri sebagai berikut : (Dapat dilihat pada lampiran G)

1. Untuk Alat bor ECM-720

Burden = 13 Ft =4m

Spasi = 16 Ft = 4,9 m

Stemming = 9 Ft = 2,75 m

Subdrilling = 4 Ft = 1,2 m

Kedalaman lubang tembak = 55 Ft = 16,8 m

Panjang kolom isian = 46 Ft = 14 m

IV - 9
Powder Faktor = 0,28 kg/ton

2. Untuk Alat bor Cm-315

Burden = 11 Ft = 3,4 m

Spasi = 13 Ft =4m

Stemming = 8 Ft = 2,4 m

Subdrilling = 3 Ft =1m

Kedalaman lubang tembak = 54 Ft = 16,5 m

Panjang kolom isian = 46 Ft = 14 m

Powder Faktor = 0,34 kg/ton

3. Untuk Alat bor Tamrock 7002

Burden = 10 Ft =3m

Spasi = 12 Ft = 3,7 m

Stemming = 7 Ft = 2,1 m

Subdrilling = 3 Ft =1m

Kedalaman lubang tembak = 54 Ft = 16,5 m

Panjang kolom isian = 47 Ft = 14,3 m

Powder Faktor = 0,31 kg/ton

Untuk menghemat pemakaian bahan peledak serta hasil powder faktor yang lebih

baik, maka digunakan stemming 3,75 (ini sesuai dengan geometri di

lapangan).

IV - 10
a. Untuk Alat bor ECM-720

 Jumlah bahan peledak yang digunakan :

= n x (Pc x de (5”)

= 71 x (12,75 x 15,62)

= 14689 kg

 Perhitungan Powder faktor

= ∑ bahan peledak yang dipakai / ∑ jumlah batuan yang terbongkar

= 14689 / 54125

= 0,27 kg/ton.

b. Untuk Alat bor CM-351

 Jumlah bahan peledak yang digunakan :

= n x (Pc x de (4.5”)

= 94 x (12,75 x 12,4)

= 14861 kg.

 Perhitungan Powder faktor

= ∑ bahan peledak yang dipakai / ∑ jumlah batuan yang terbongkar

= 14861 / 49265

= 0,30 kg/ton.

c. Untuk Alat bor Tamrock 7002

IV - 11
 Jumlah bahan peledak yang digunakan :

= n x (Pc x de (4”)

= 170 x (12,75 x 9,672)

= 20964 kg

 Perhitungan Powder faktor

= ∑ bahan peledak yang dipakai / ∑ jumlah batuan yang terbongkar

= 20964 / 74766

= 0,28 kg/ton.

Berdasarkan perhitungan ini diperoleh bahwa drilling pattern yang effektif

digunakan ialah :

1. Untuk Alat bor ECM.

=B x S = 13 Ft x 16 Ft = 4 m x 4,9 m

2. Untuk Alat bor CM-351.

=B x S = 11 Ft x 13 Ft = 3,4 m x 4 m.

3. Untuk Alat bor Tamrock 7002

=B x S = 10 Ft x 12 Ft = 3 m x 3,7 m.

Tetapi hal ini belum dibuktikan dengan hasil lapangan sehingga perlu dilakukan

penelitian lanjut.

IV - 12
IV - 13

Anda mungkin juga menyukai