Anda di halaman 1dari 2

9.

MIGRASI & AKUMULASI MINYAK DAN GAS BUMI

a. Macam dan proses migrasi


- Oil expulsion/primary migration
Ekspulsi dikenal juga sebagai migrasi primer (primary
migration). Hal ini terjadi akibat dari adanya kompaksi dari batuan induk
selama penimbunan sehingga ukuran pori akan menjadi semakin kecil
dari ukuran beberapa molekul petroleum.
Migrasi primer terjadi karena adanya retakan mikro yang
diakibatkan adanya overpressure. Adanya overpressure pada batuan
induk akibat dari kombinasi dari pembentukan minyak dan gas, ekspansi
fluida pada suhu yang naik, kompaksi dari unit batuan induk yang
terlindungi, atau pelepasan air pada dehidrasi mineral clay.
Perubahan kerogen menjadi petroleum berakibat pada kenaikan
volume secara signifikan. Ini akan mengakibatkan kenaikan tekanan pori
pada batuan induk. Tekanan yang naik ini terkadang cukup besar untuk
membuat adanya retakan mikro. Ketika tekanan ini terlepas, maka akan
terjadi migrasi petroleum keluar dari batuan induk menunju batuan
penghantar (carrier beds), dimana migrasi sekunder akan terjadi. Siklus
dari pembentukan petroleum, kenaikan tekanan, terjadi retakan mikro,
migrasi dari petroleum dan pelepasan tekanan akan terus berlanjut
sampai batuan induk ini kehabisan material organiknya.
Implikasi dari teori ini adalah bahwa batuan induk yang matang
akan selalu mengeluarkan petroleum selama masih kaya dengan material
organik. Migrasi primer ini dapat terjadi ke arah atas ataupun ke bawah
dari lapisan batuan induk sesuai dengan gradien tekanan lokal.
Suatu penambahan volume yang besar terjadi ketika cairan
petroleum pecah (cracked) menjadi gas dalam batuan induk. Dalam suatu
batuan induk yang miskin material organik, mungkin tidak akan
terbentuk hidrokarbon yang cukup banyak untuk mengakibatkan terjadi
retakan mikro. Sebagai akibatnya, tidak akan ada ekspulsi yang terjadi.
Jika terjadi kenaikan kematangan batuan induk, maka minyak yang
tersisa dalam batuan induk akan pecah menjadi gas. Sebagai akibatnya,
volume akan meningkat dan overpressure akan akan mengakibatkan
ekspulsi terjadi. Lebih jauh lagi, batuan induk yang miskin material
organik cederung akan melepas kondensat gas pada saat mencapai
tingkat kematangan yang cukup.

- Secondary migration
Migrasi sekunder akan mengkonsentrasikan petroleum pada
bawah permukaan pada suatu lokasi yang spesifik (perangkap) dimana
secara komersial akan diekstrak. Perbedaan utama dari migrasi primer
(keluar dari batuan induk) dan migrasi sekunder (melalui lapisan
penghantar) adalah porositas, permeabilitas dan distribusi ukuran pori
dari batuan dimana migrasi akan terjadi. Semua parameter tersebut jauh
lebih besar pada lapisan penghantar. Sebagai akibatnya, maka
mekanisme dari migrasinya juga akan berbeda.

b. Pentingnya waktu migrasi


Pengetahuan tentang waktu migrasi diperlukan dalam mengevaluasi
suatu prospek hidrokarbon. Waktu migrasi biasanya akan berhubungan
dengan perangkap yang telah terbentuk pada saat migrasi yang dapat
menampung petroleum yang terbentuk.

c. Proses akumulasi hidrokarbon


Poin akhir dari migrasi sekunder adalah perangkap atau rembesan
(seepage) pada permukaan. Jika perangkap terganggu pada suatu waktu
dalam sejarahnya, maka petroleum yang terakumulasi dari bermigrasi
kembali ke perangkap yang lain, atau pecah (leak) ke permukaan. Proses
migrasi sekunder dapat diaplikasikan pada migrasi ulangan (remigration)
sebagaimana yang terjadi pada migrasi aslinya menuju perangkap.

Anda mungkin juga menyukai