Anda di halaman 1dari 9

TERAPI CAIRAN

I. Total Cairan Tubuh (Total Body Water)


 Jumlah total cairan tubuh (TBW) sekitar antara 55-70% BB, tergantung umur
dan jenis kelamin
 Patokan yang sering dipakai → TBW= 60% BW (Body Weight)
 Contoh:
BB 60 kg → TBW: 60 kg x 60% = 36 Liter
 TBW terbagi atas:
 Cairan intraseluler: 40% BB
 Cairan ekstraseluler, terbagi atas: 60% BB
o Cairan interstisial: 15% BB
20% BB
o Cairan intravaskular: 5% BB
 Cairan transeluler → biasanya diabaikan dalam perhitungan
II. Kebutuhan Dasar Air
 Kebutuhan air rata-rata tubuh sekitar 30-50 ml/kgBB/24 jam
 Kebutuhan cairan maintenance pada dewasa tanpa febris → 2000 ml/hari (2
Liter/hari)
 Laki-laki: 35 cc/kgBB/24 jam
 Perempuan: 40 cc/kgBB/24 jam
 Anak-anak pakai rumus 4-2-1
4 x 10 kg pertama = .....
2 x 10 kg kedua = .....
1 x sisa BB = .....
Jumlah = ..... cc/jam
 Kebutuhan puasa → berapa jam puasa x maintenance
Contoh:
1) ♀ BB 40 kg, defisit cairan (puasa) 12 jam, maka:
40 cc x 40 kg = 1600 cc/24 jam = 66,67 cc/jam
Jika defisit 12 jam = 66,67 cc x 12 jam = 800 cc
2) Anak BB 25 kg, defisit puasa 8 jam, maka:
4 x 10 kg = 40 cc
2 x 10 kg = 20 cc
1 x 5 kg = 5 cc
= 65 cc/jam
Defisit 8 jam = 66 cc x 8 jam = 520 cc
3) ♂ BB 60 kg, defisit puasa 6 jam, maka:
35 cc x 60 kg = 2100 cc/24 jam = 87,5 cc/jam
Defisit 6 jam = 87,5 cc x 6 jam = 525 cc
III. Kebutuhan Elektrolit
a. Kebutuhan Dasar Elektrolit
 Kalium: 1 – 3 mEq/kgBB/24 jam
 Natrium: 2-4 mEq/kgBB/24 jam

b. Rumus Hitung Defisit Elektrolit


Defisit Natrium: (Na serum yang diinginkan – Na serum sekarang) x 0,6 x BB
Defisit Kalium: (K serum yang diinginkan – Na serum sekarang) x 0,25 x BB
Defisit Klorida: (Cl serum yang diinginkan – Cl serum sekarang) x 0,45 x BB

c. Dehidrasi
 Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)
 Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)
 Dehidrasi berat (defisit 12% BB)
 Syok (defisit > 12% BB)

Jenis dehidrasi dan penyebab:

- Dehidrasi Isotonis: ileus obstruktif, peritonitis, diare, fistel usus


- Dehidrasi hipertonis: bisa terjadi setelah intake cairan hipertonik selama diare,
kehilangan air >> natrium, kejang, osmolaritas serum meningkat
- Dehidrasi hipotonis: rehidrasi dengan D5% yang belum cukup, gangguan
reabsorbsi natrium, hiponatremi, osmolaritas serum menurun.

Rehidrasi:

50% 8 jam

50% 16 jam
Contoh:
1. ♂ BB 50 kg dengan peritonitis & mengalami dehidrasi berat. Bagaimana
resusitasi cairan?
= - Pemilihan cairan = RL karena terjadi dehirasi isotonis
- Jumlah perkiraan defisit = 50 kg x 12% BB (dehidrasi berat)
= 6000 ml
- Teknik pemberian cairan = - 50% dari 6000 ml (3000 ml) diberi selama 8
jam pertama, lalu 50% sisanya (3000 ml)
diberi 16 jam berikutnya
- Agar gangguan hemodinamik cepat
kembali: - 1 jam pertama → 20 ml/kgBB =
20 ml x 50 kg = 1000 ml
- 7 jam berikutnya → 2000 ml
- 16 ja berikutnya → 3000 ml
- Setelah 24 jam pertama dilewati →
maintenance
2. ♂ BB 65 kg, diare, dehidrasi sedang
= - Diare = isotonis (cairan kristaloid isotonis)
- Dehidrasi sedang → defisit 8% BB = 8% x 65 kg = 5200 ml
- Cara pemberian (5200 ml)
8 jam pertama: 2600 ml
Tetesan: 2600 x 20 = 108,33 tpm
8 x 60
16 jam kedua: 2600 ml
Tetesan: 2600 x 20 = 54,17 tpm
16 x 60
PERDARAHAN

 Total Blood Volume (TBV)


Perempuan: 70 cc x BB
Laki-laki: 65 cc x BB
 Klasifikasi Perdarahan

Keterangan:
- Kristaloid rumus 3 : 1 = untuk mengganti darah dengan kristaloid, beri 3-4x
volume darah
- Koloid rumus 1 : 1 = sama dengan volume darah yang diperlukan

 Transfusi Darah
 Indikasi transfusi darah:
- Anemia karena perdarahan (batas Hb 7-8 gr/dl)
- Anemia hemolitik (batas Hb 5 gr/dl)
- Anemia aplasti, atau anemia karena sepsis
 Ketentuan:
- Hb 5 gr/dl → critical
- Hb 8 gr/dl → tolerable
- Hb 10 gr/dl → optimal
Transfusi dilakukan bila kadar Hb mencapai tahap CRITICAL dan
dihentikan bila kadar Hb sudah memasuki tahap TOLERABLE atau
OPTIMAL
 Rumus Perhitungan Darah untuk Tranfusi
Rumus: (Hb normal – Hb saat ini) x BB x jenis darah

 Jenis Darah Transfusi


1. PRC (Packed Red Cell)
- Terdiri dari eritrosit yang dipekatkan dengan memisahkan komponen yang
lain.
- Sering dipakai pada keadaan: anemia terutama talasemia, anemia aplasti,
leukimia, anemia akibat keganasan.
- Dalam 1 kantung PRC berisi 150-300 ml dengan hematokrit 3%
- Perhitungan dengan PRC dikalikan 3
- Contoh:
♀ BB 50 kg, Hb sekarang 4 gr/dl, mau dinaikkan menjadi Hb 10 gr/dl
= (10 – 4) x 50 kg x 3
= 900 cc
Menurut guideline WHO, disarankan pemberian tranfusi hanya 100-150
ml/jam

2. WB (Whole Blood)
- Terdiri dari sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma
- Indikasi: pengganti sel darah merah pada pasien perdarahan akut dengan
hipovolemia, untuk meningkatkan jumlah sel darah merah & volume
plasma bersamaan, dan sebagai alternatif jika PRC tidak tersedia.
- Kontra indikasi: pasien dengan anemia kronis & gagal jantung, berisiko
terjadi overload cairan
- Dalam 1 kantung WB: 450 ml darah (63 ml antikoagulan), 1 unit WB dapat
meningkatkan Hb sekitar 1 gr/dl atau hematokrit 3-4%.
- Perhitungan dengan WB dikalikan 6
- Contoh:
♀ BB 65 kg, Hb sekarang 5 gr/dl, mau dinaikkan menjadi 10 gr/dl
= (10 – 5) x 65 kg x 6
= 1950 cc
OBAT-OBAT ANESTESI
a. Sulfas Atropin
- Sediaan: serbuk injeksi ( 1 ml = 1 cc = 0,25 mg) dalam spoit 3 cc →
langsung 2 ampul = 0,5 mg/2 cc
- Dosis: 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3 – 5 menit, dosis total 0,03 –
0,04 mg/kgBB. Untuk bradikardi: 0,5 mg IV bolus tiap 3-5 menit, maksimal
3 mg.
- Indikasi: obat premedikasi untuk mengeringkan bronkus, kurangi
hipersalivasi
- Kontra indikasi: bradikardi dengan irama EKG AV Blok derajat II tipe 2
atau derajat III, glaukoma
- Efek samping: mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, takikardi,
halusinasi
b. Efedrin
- Sediaan: 1 amp = 1 cc = 50 mg, diencerkan dalam 9 cc NaCl dalam spoit
10 cc = 5 mg/cc
- Dosis: 5-10 mg IV
- Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi, obstruksi nasal
- Kontra indikasi: hipersensitivitas terhadap obat, glaukoma sudut tertutup,
riwayat PJK & hipertensi.
- Efek samping: hipertensi, aritmia, mual, muntah, gangguan tidur
c. Lidocain
- Sediaan: 1 amp = 2 cc = 40 mg
- Dosis: 1 – 1,5 mg/kgBB bolus IV dapat diulang 3-5 menit
- Indikasi: anestesi infitrasi, blok saraf, anastesi permukaan
- Kontra indikasi: alergi, penyakit parkinson, gangguan jantung
- Efek samping: kejang, mual, muntah, bingung, halusinasi, hipotensi
d. Fentanyl
- Sediaan: 1 amp = 2 cc, diencerkan dengan 8 cc NaCl → 10 cc
- Dosis: 1 – 2 ug/kgBB bolus IV
- Indikasi: nyeri kronik, analgetik pada anestesi regional/general
- Kontra indikasi: riwayat depresi napas, asma akut, ibu hamil & menyusui
- Efek samping: depresi napas, hipotensi, mual, muntah
e. Pethidin
- Sediaan: 1 amp = 2 cc = 100 mg, diencerkan dalam spoit 10 cc → 1 cc =
10 mg
- Dosis: 1 – 2 mg/kgBB, menggigil pasca bedah 0,2 – 5 mg/kgBB
- Indikasi: nyeri hebat, menggigil
- Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal berat
- Efek samping: pusing, mulut kering, euforia, berkeringat, mual, muntah
f. Propofol
- Sediaan: (1 amp = 20 cc → 1 cc = 10 mg) 1 amp → 200 mg dalam spoit
20 cc
- Dosis: 2 – 3 mg/kgBB IV bolus
- Indikasi: induksi anestesi, sedasi penderita yang diberi napas buatan
- Kontra indikasi: risiko kardiovaskular, hipersensitivitas
- Efek samping: pusing, batuk, depresi napas, apneu, hipotensi, bradikardi
g. Ketamin
- Sediaan: vial 1 cc = 10 mg
- Dosis: 1 – 2 mg/kgBB IV untuk induksi
- Indikasi: hipotensi, pengendalian jalan napas sulit
- Kontra indikasi: hipertensi (160/100 mmHg), pembedahan mata tertentu,
penyakit saraf dengan TIK meningkat
- Efek samping: halusinasi, mimpi buruk, takikardi, bingung, mual, muntah
h. Atracurium
- Sediaan: 1 amp = 5 cc = 50 mg
- Dosis: intubasi 0,5 – 0,6 mg/kgBB IV, maintenance 0,1 – 0,2 mg/kgBB IV
- Indikasi: pelemas otot non depolarisasi
- Kontra indikasi: penggunaan berkepanjangan
- Efek samping: bronkospasme, takikardi
TERAPI OKSIGEN

 Pada keadaan biasa, udara yang dihirup atau dikeluarkan (volume tidal)
sekitar 500 ml/kali, sedangkan frekuensi napas ± 15x/menit sehingga udara
yang dihirup dalam 1 menit sekita 7500 ml/menit
 Syarat pemberian O2:
- Konsentrasi O2 udara inspirasi terkontrol
- Tidak terjadi penumpukan CO2
- Mempunyai tahanan jalan napas yang rendah
- Efisien & ekonomis
- Nyaman untuk pasien
 Indikasi: kerusakan O2 jaringan yang diikuti gangguan metabolisme dan
sebagai bentuk hipoksemia
 Macam-macam alat terapi oksigen:
a) Nasal kanul: - kecepatan aliran 1 – 5 liter/menit
- FiO2 40%
- Jika > 5 lpm → iritasi & kering mukosa nasal
b) Simple mask: - kecepatan aliran 6 – 10 liter/menit
- FiO2 35% - 60%
- Jika > 6 lpm → penumpukan CO2
c) Non-Rebreathing: - kecepatan aliran 9 - 15 liter/menit
- FiO2 90 – 100%
d) Partial-Rebreathing: 1/3 gas awal ekspirasi masuk ke kantung reservoir
bercampur O2 yang ada
e) Venturi mask: - kecepatan aliran 4 - 8 liter/menit (24% - 35%), 10 – 15
liter/menit (40% - 50%)
- FiO2 dapat dikendalikan

Anda mungkin juga menyukai