Anda di halaman 1dari 17

PORTOFOLIO

EPISTAKSIS
IDENTITAS • Nama : Ny. M

PASIEN • Usia : 23 tahun


• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Jatiwangi, Kota Bima
• Tanggal Pemeriksaan: 26 November 2012
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Keluar darah dari lubang hidung sebelah kiri
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke POLI THT mengeluhkan keluar darah dari lubang hidung sebelah kiri sejak 13 tahun yang lalu (Usia 10 tahun). Pasien
mengeluhkan darah yang keluar berwarna merah segar, dengan jumlah ± 20 cc. Darah yang keluar tidak menentu waktunya, terkadang saat
pasien lelah bekerja, duduk santai dan beristirahat ataupun setelah bangun tidur. Pasien mengaku dalam 1 bulan dapat keluar darah 4 – 5
kali, namun keluar darah yang terakhir pada 3 minggu yang lalu hanya 1 kali selama bulan ini. Darah akan berhenti mengucur setelah
pasien menyumbat lubang hidungnya menggunakan kapas atau kassa dalam waktu yang agak lama. Riwayat trauma sebelumnya disangkal
oleh pasien. Pasien juga tidak pernah mengorek-ngorek hidungnya, tidak ada keluhan hidung seperti pilek, hidung tersumbat, hidung terasa
gatal, ataupun merasa kering dan panas. Riwayat perdarahan gusi atau perdarahan pada bagian tubuh lainnya disangkal oleh pasien. Pasien
terkadang mengeluhkan pusing saat darah keluar dari hidungnya, dan badannya sedikit lemas. Tidak ada mual muntah, makan minum
sehari-hari normal dan untuk BAB serta BAK setiap harinya lancar.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat mimisan sebelumnya (+), riwayat hipertensi (-), riwayat penyakit

jantung (-), diabetes mellitus (-), sakit ginjal (-).

• Riwayat Penyakit Keluarga : Didalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.

• Riwayat Alergi : Pasien tidak ada alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.

• Riwayat Pengobatan : Setiap perdarahan keluar biasanya pasien memberikan tampon pada hidungnya

untuk menghentikan perdarahan, dan terkadang pasien minum Asam Traneksamat untuk menghentika

perdarahannya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Temperatur : 36,4 oC
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normosefal
Mata : Konjunctiva anemis -/-
THT : status lokalis
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Jantung dan Paru dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema (-)
PEMERIKSAAN
Status Lokalis : Telinga
FISIK
No. Pemeriksaan Telinga Telinga kanan Telinga kiri
1. Tragus Nyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dalam batas normal, Bentuk dan ukuran dalam batas normal,
hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-) hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-)
3. Liang telinga Serumen (-), hiperemis (-), furunkel (-), edema (-) Serumen (+), hiperemis (-), furunkel (-), edema (-)
 
 
4. Membran timpani Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), edema (-), Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), edema (-),
  perforasi (-), kolesteatom (-), cone of light (+) perforasi (-), kolesteatom (-), cone of light (+)
 MT intak Cone of light
 
Cone of light  

 
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis : Hidung

Pemeriksaan Hidung Hidung kiri Hidung kanan

Hidung luar Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri tekan (-), Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri tekan (-),
deformitas (-) deformitas (-)
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), mukosa Hiperemi (+). Bentuk (normal), mukosa pucat

Konka nasi media Mukosa normal, sekret (-), massa berwarna putih Mukosa normal, sekret (-), massa berwara putih
mengkilat (-), sekret pada meatus nasi media (-) mengkilat (-), sekret pada meatus nasi media (-)

Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi Deviasi (-), benda asing(-), perdarahan (-), ulkus (-) Deviasi (-), benda asing(-), perdarahan (-), ulkus
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis : Tenggorokan

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)


Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda
Geligi Normal
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), pseudomembran (-)

Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)


Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-), lender (-)

Tonsila palatine Kanan Kiri


T1 T1
Fossa Tonsillaris dan Arkus Faringeus hiperemi (-), detritus (-), kripte melebar (-) hiperemi (-),detritus (-), kripte melebar (-)
DIAGNOSIS Epistaksis Anterior
TERAPI • Tampon dengan kasa adrenalin + lidokain dipasang
2x24 jam

KIE • Epistaksis yang terjadi pada pasien belum diketahui secara


pasti penyebabnya, oleh karena itu pasien diberitahukan
suatu saat nanti kejadian seperti ini akan sering terjadi lagi.
• Jika epistaksis yang dialami pasien kambuh lagi maka
disarankan pada pasien untuk memposisikan kepala
ditinggikan 45, kemudian dilakukan Pemasangan tampon
anterior untuk menghentikan perdarahannya. Yang
digunakan untuk menjadi tampon dapat kapas atau kassa
bersih.
• Dari etiologi yang memungkinkan pada pasien ini
mengalami epistaksi dikarenakan kelainan pada pembuluh
darah, sehingga pasien disarankan untuk jangan
mengucek-ngucek terlalu keras pada hidungnya.
PROGNOSIS

• Ad Vitam : bonam
• Ad Fungtionam : bonam
• Ad Sanationam : bonam
DEFINISI
• Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal atau
sistemik. Sumber perdarahan biasanya berasal dari bagian depan atau bagian
belakang hidung.

• Terdapat 2 jenis epistaksis yaitu epistaksis;

• Anterior yang berasal dari Pleksus Kiesselbach ataupun dari arteri ethmoidalis
anterior.

• Posterior berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoidalis posterior


ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis
Harus ditanyakan tentang awal Pemeriksaan Fisik THT-KL
terjadinya perdarahan, riwayat
Memeriksa keadaan umum pasien
perdarahan sebelumnya, penyakit
serta memastikan Tanda-tanda vital
penyerta, pemakaian obat-obatan
stabil, setelah itu perhatian diarahkan
seperti aspirin atau warfarin, serta
pada hidung.
riwayat kelainan darah atau leukemia
dalam keluarga.

Penunjang
1. Pemeriksaan hitun darah lengkap,
Pem. fisik PT dan PTT dapat dilakukan jika
1. Rinoskopi anterior curiga koagulopati
2. Rinoskopi posterior 2. CT scan kepala dan facial jika curiga
karena trauma atau neoplasma
3.Naso endoskopi
TATALAKSANA
Prinsip tatalalaksana pada epistaksis dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Perbaiki keadaan umum (pasang infus, bersihkan sumbatan jalan napas)
• Cari sumber perdarahan
• Posisikan pasien
• Menghentikan perdarahan dengan :
Anterior : kompresi hidung manual dan pemasangan tampon anterior, kauterisasi
Posterior : pemasangan tampon bellocq atau dengan kateter folley dengan balon
Ligasi arteri jika tampon anterior dan posterior gagal mengendalikan epistaksis. Arteri tersebut (A.
carotis externa, Amaxillaris interna, A.sphenopalatine dan A.etmoidalis posterior et anterior.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai