Laporan Pendahuluan Aldina

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN VERTIGO

Disusun oleh:
Aldina Putri Bekti A,S.Kep,.Ns

UNIT RAWAT JALAN

BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 1
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan salah satu gejala sakit kepala yang disertai pusing yang berputar
yang pada umumnya penyakit tersebut tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di
dalam otak. Namun, suatu ketegangan atau tekanan selaput otak atau pembuluh darah
besar di dalam kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala (Junaidi,
2013)
Berdasarkan data di amerika keluhan pusing merupakan alasan 5,6 juta orag
berkunjung di klinik. Menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa 1/3 orang
mengeluhkan pusing mengalami vertigo. Pada tahun 2010 di indonesia angka kejadian
vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun, 50% dsri usia 49-
50 tahun dan juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikemukakan oleh
penderita yang datang di pratek umum (Miralza Diza, 2008). Rasa pusing atau vertigo
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan
antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf
pusat. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga
timbul respon yang dapat berupa nigtagmus (usah koreksi bola mata), ataksia atau sulit
berjalan (gangguan vestibuler, serebellum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal
dari sensasi kortikal) (Wreksoatmodjo, 2006).
Gerakan kepala akan memperhebat vertigo, maka pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 jam pada hari pertama (Cermin Dunia Kedokteran
No. 144, 2006). Selain itu terdapat pemberian terapi latihan brandt Daroff merupakan
latihan fisik yang bertujuan untuk melakukan habituasi terdapat sistem vestibular central.
Selain itu sebagian ahli berpendapat bahwa gerakan pada latihan Brandt Daroff dapat
melepaskan otokonia pada kupula berdasarkan teori chupulolithiasis. Berdasarkan teori
kanatulitiasis bila kanalis telah kembali ke ultrikulus,maka kanalit tidak akan menganggu
fungsi kupula lagi, sehingga tidak akan tercetus gejala vertigo (Rully dkk, 2008).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah, Bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien vertigo ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1). Setelah menyelesaikan tugas ini mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan
penyakit vertigo.
2). Mampu menyusun pengkajian pada pasien vertigo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 2


Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita berputar, bergerak atau seolah-
olah benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan
mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo dapat berlangsung hanya beberapa saat
atau berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Lebih dari dua juta orang pertahun
mengunjungi dokter karena vertigo dengan penggunaan keseimbangan (sumarliyah,
2008)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak
naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2012)

B. Etiologi
Menurut Michael, 2005 etiologi dari antara lain :
1. Perifer
Lebih kurang 80% pasien dengan pusing mengalami disfungsi labirin.
1). Penyakit menierre
Biasanya timbul pada usia pertengahan dan disertai dengan tinitus, kehilangan
pendengaran, dan vertigo serta pucat, mual dan muntah. Serangan berakhir
dalam beberapa menit sampai satu jam, dan biasanya menghilang secara
mendadak. Sering kali bilateral, dengan persistensi beberapa gejala selama
beberapa tahun.
2). Neuronitis vestibular
Timbul pada dewasa muda dan kelompok usia pertengahan biasanya unilateral
dengan serangan mendadak hebat berupa vertigo, mual muntah,. Vertigo hilang
secara spontan sesudah beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering
berhubungan dengan infeksi viral yang terbaru.
3). Vertigo postional benigna
Berakhir dalam waktu kurang dari 1 menit dan dipresitasi oleh gerakan dan posisi
tertentu. Biasanya timbul pada orang muda dan sering berhubungan dengan
infeksi saluran nafas bagian atas.
4). Penyebab lain
Obat-obatan, alergi, sifilis kongenital dan infeksi bakterial dan viral.
2. Sentral
Pusing dalam keadaan ini jauh lebih sedikit rasional dan tidak intermiten.
Mual dan muntah biasanya tidak ditemukan.
1). Tumor fossa posterior
Yang paling sering adalah neuro akustika.
2). Insufisiensi arteri vertebrobasiler

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 3


Penyakit ateroklerotik menyebabkan iskemia dan konsekensinya timbul gejala.
Serangannya singkat, biasanya berhubungan dengan perubahan mendadak pada
posisi kepala.
3). Pusing pada trauma
Hal ini sering terjadi sesudah cidera kepala dan sering berhubungan dengan nyeri
kepala. Mekanisme tidak diketahui secara pasti.

C. Klasifikasi vertigo
Menurut Yayan A., 2008 klasifikasi dari vertigo adalah :
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang
mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular
adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi
tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan,
1. Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan disaluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo perifer antara lain penyakit-
penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan
pengiriman pesan), penyakit menierre (gangguan keseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran), vestibuler neuritis (peradangan pada sel-sel
saraf keseimbangan keseimbangan), dan labyrinthitis (radang dalam pendengaran).
2. Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya dibagian saraf keseimbangan yaitu daerah percabangan otak dan
screbellum (otak kecil).

D. Patofisiologi
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere, parese
N VIII, otitis media. Dari berbagai penyakit yang terjadi pada telinga tersebut
menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena
penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).
Selain dari segi etiologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik lainnya. Selain
saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan
VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan
menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam
mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan
fungsi telinga akan keseimbangan terganggu dan menimbulkan vertigo. Begitulah
dengan tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh
darah di telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII psikiatrik meliputi depresi,
fobia, ansietas, psikomatis yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada seseorang.
Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 4
dengan perjalannya seperti diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan. Karena persepsi orang berbeda-beda.

E. WOC

Vestibuler Non - Vestibuler


- Fisiologis : motion - Cerebeller hemorrage
sickness - Brainstrem ischemic attacks
- Vestibular neuronitis - Basilar artery migrane
- Manieres’ disease - Posterior fossa tumors
- labyrnthitis - Arteriosklerosis
- Anemia
- Intoksikasi

Neuroma Akustik Sklerosis arteri Meniere Motion


auditoria interna

Mengenai N. VIII Atrofi stria vaskularis Gerakan berulang


Suplai darah ke dirasakan oleh otak
labirin melalui N. Optikus, N
Malabsorbsi dalam Vestibularis, N
Peningkatan TIK
sakus endolimfatikus spinovestibuloserebralls
Iskemik Labirin

Nekrosis di area sekitar labirin Keabnormalan Otak tidak bisa


volume cairan mengoordinasikan ke-
3 input dengan baik

Hidrops (Pembengkakan
endolimfe) Konflik dalam
koordinasi ke-3 input

Sistem keseimbangan tubuh


(vestibuler) terganggu

Sensai seperti bergerak,


berputar
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 5
VERTIGO

Dizzines B2 B3 B4

Merangsang saraf Ketidakseimbangan proses Gangguan di SSP Sirkulasi oksigen di


parasimpatis peredaran darah otak
Spasme
Kontraksi jantung Kompensasi jantung
Bronkokontriksi mempompa lebih cepat
Nyeri, sakit
Takikardi kepala
Hipoventilasi Redistibusi
MK : Nyeri Akut Disorientasi aliran darahke
Disritmia
organ2 vital
Kerja Napas MK : Kerusakan Kesadaran
MK : Gangguan
Pertukaran Gas perfusi jaringan Perfusi jaringan
MK : Resiko Cidera
Dyspnea
Penurunan
fungsi ginjal
MK : Pola Nafas
Tidak Efektif
MK : Gangguan
eliminasi urine

B5 B6

Pusing, sakit kepala Ketidakcocokan informasi


yang di sampaikan ke otak
oleh saraf aferen
Gelisah, ansietas

Proses pengolahan informasi


Peristaltik terganggu
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 6
Mual, Muntah
Transmisi persepsi ke
reseptor proprioception
Anoreksia terganggu

MK : Nausea Kegagalan koordinasi otot

Ketidakteraturan kerja otot

MK : Intoleransi
aktifitas

F. Manifestasi klinis
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak
yang lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah
pucat dengan selaput putih, lengket, nadi lemah, puyeng, nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput putih.

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan CT-scan MRI kepala kepala dapat menunjukkan kelainan tulang atau
tumor yang menekan saraf. Jika diduga infeksi maka bisa di ambil contoh cairan dari
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 7
sinus atau dari tulang belakang. Sedangkan jika diduga terjadi penurunan aliran darah ke
otak maka dilakukan pemeriksaan angiogram. Untuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.

H. Penatalaksanaan
Langkah-langkah untuk meningkatkan atau mencegah gejala vertigo :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan pejamkan mata
2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
3. Dibuka mata pelan-pelan, meningkatkan badan atau kepala kekiri dan kekanan
4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
5. Hindari
6. posisis membungkuk bila mengangkat barang
7. Gerakan kepala secara berhati-hati

H. Komplikasi
1. Cedera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbanag akibat terganggunya
saraf VIII (vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk
tetap berdiri berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktifitas. Mereka lebih
sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lam dan gerak
yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian
1. Indentitas klien
Usia kebanyakan terjadi pada usia tua (40-60), tetapi tidak menutup kemungkinan
juga terjadi pada usia muda, jenis kelamin lebih banyak menyerang perempuan
daripada laki-laki (muttaqin,2013 : 210).
2. Alasan masuk rumah sakit
Pasien dengan vertigo biasanya datang dengan keluhan perasaan atau sensasi tubuh
yang berputar-putar terhadap lingkungan (junaidi, 2013 :11).

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 8


3. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan pasien vertigo untuk meminta bantuan
kesehatan adalah mengalami rasa sakit yang hebat pada kepala (junaidi, 2013: 11).
4. Riwayat kesehatan 
1). Riwayat penyakit sekarang
Vertigo terjadi karena adanya kerusakan didalam otak. Pada kondisi akut pasien
akan mengalami perasaan atau sensasi tubuh berputar terhadap lingkungan,
terjadi nyeri kepala yang hebat, terjadi mual, muntah. Serangan vertigo hanya
berlangsung sebentar, tetapi vertigo juga dapat kambuh lagi setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun (junaidi, 2013:11).
2). Riwayat penyakit dahulu
Vertigo dapat terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi, gangguan pada otak,
dan gangguan pada telinga bagian dalam (junaidi, 2013:11).
3). Riwayat penyakit keluarga
Pada vertigo dapat terjadi pada keluarga dengan riwayat yang menderita
hipertensi dan juga strok (batticca, 2008).
5. Pola Fungsi Kesehatan
1). Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Pasien biasanya tidak mengerti tatalaksana pada pasien vertigo. Seperti
mengurangi stimulus dan mengurangi rasa nyeri hebat pada kepala (Elizabeth,
2009:243).
2). Pola nutrisi dan metabolisme
Pasien vertigo mengalami nafsu makan menurun, mual, dan muntah pada fase
akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan sensasi atau perasaan berputar
terhadap lingkungan sehingga menimbulkan masalah pemenuhan kebutuhan
nutrisi (junaidi, 2013:12).

3). Pola eliminasi


a. Uri
Pasien dengan vertigo biasanya tidak mengalami gangguan eliminasi uri
(junaidi, 2013: 12).
b. Alvi
Pasien dengan vertigo biasanya tidak terjadi gangguan pada eliminasi alvi
(junaidi, 2013: 12).
4). Pola aktivitas dan kebersihan diri
Gangguan neurologis pada pasien dengan vertigo disebabkan oleh karena
gangguan dalam otak, sehingga pasien dengan vertigo mengalami penurunan
dalam melakukan personal hyigene (junaidi, 2013: 13).
5). Pola istirahat tidur
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 9
Pola pasien dengan vertigo biasanya mengalami gangguan istirahat tidur jika
dalam fase akut (junaidi, 2013: 13).
6). Pola kognitif dan persepsi sensori
Pada pasien dengan vertigo mengalami gangguan dalam fungsi kognitif kadang
terjadi penurunan dalam ingatan, penurunan kemampuan berhitung dan kalkulasi
(muttaqin, 2011: 210).
6. Pola konsep diri
1). Indestitas diri
Pasien merasa identitasnya terganti dalam keluarga karena sakit dialaminya
(muttaqin, 2011: 210).
2). Peran diri
Peran pasien dengan vertigo dalam keluarga terganggu karena nyeri hebat pada
kepala (muttaqin, 2011: 210).
3). Gambaran diri
Pola pasien dengan vertigo umumnya inginlekas sembuh tidak mengalami nyeri
yang berkelanjutan (muttaqin, 2011: 210). Pasien jenuh dengan keadaan yang
dialaminya, berharap ingin pulih bagaimana pun perawatannya dan biayanya
(Elizabeth, 2009: 252).
4). Harga diri
Pola pasien dengan vertigo merasa tidak berdaya karena pasien tidak mampu
melakukan tindakan (muttaqin, 2011: 210).
5). Pola peran hubungan
Pola pasien dengan vertigo tidak terdapat adanya perubahan hubungan dan peran
karena klien dapat berkomunikasi dengan baik (muttaqin, 2008: 211).

6). Pola seksual reproduksi


Gangguan neurologis yang terjadi pada pasien vertigo dapat mengakibatkan
kerusakan pada fungsi kognitif dan efek psikologis sehingga menjadikan seseorang
mengalami penurunan gairah seksual (muttaqin, 2011: 211)
7). Pola mekanisme koping
Pola penderita vertigo biasanya pasien cenderung diam dalam menghadapi
masalahnya (muttaqin, 2011: 211)
8). Pola dan kepercayaan
Pasien dengan vertigo mengalami sensasi atau perasaan berputar terhadap
lingkungan sehingga mengalami penurunan pratik ibadah (junaidi, 2013: 13).

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 10
Umumnya klien dengan vertigo mengalami nyeri kepala yang hebat sensasi atau
perasaan berputar terhadap lingkungan, mual, muntah dan tanda-tanda vital : tekanan
darah meningkat, denyut nadi bervariasi (junaidi, 2013: 13).
2. Pemeriksaan fisik per-system
1). Sistem Pernapasan
Pada sistem pernapasan menurut junaidi, 2013 pada pasien vertigo adalah :
a. Ispeksi: pada klien dengan vertigo tidak terjadi gangguan sistem pernapasan, RR
dalam batas normal, tidak ada sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu
napas.
b. Palpasi : didapatkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
c. Perkusi : pada klien dengan vertigo tidak mengalami perubahan suara saat
diperkusi karena paru pada klien vertigo tidak mengalami konsolidasi.
d. Auskultasi : tidak terdapat bunyi nafas tambahan seperti ronchi pada klien
dengan vertigo.
2). Sistem Kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskular menurut muttaqin, 2008 : 213 ditemukan tanda:
a. Inspeksi : pada pasien dengan vertigo didapatkan terjadi ekstremitas pucat
karena terdapat gejala migrain.
b. Palpasi : saat palpasi pada pasien vertigo denyut nadi bervariasi dapat terjadi
bradikardia atau takhikardia.
c. Perkusi : pada pasien dengan vertigo didapatkan suara redup.
d. Auskultasi : pada pasien dengan vertigo biasanya tidak mengalami perubahan
suara jantung S1, S2, S3, dan S4.

3). Sistem Persyarafan


Vertigo menyebabkan gangguan neurologis bergantung pada letaknya. Pengkajian
sistem persyarafan merupakan pemeriksaan terfokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya
4). Tingkat Kesadaran
Pada keadaan lanjut, tingkat kesadaran vertigo biasanya tetap composmetis.
5). Fungsi Serebri
a. Status mental
Pada vertigo tahap lanjut biasanya statusmental klien mengalami gangguan.
b. Fungsi Intelektual
Pasien vertigo didapatkan kadang mengalami penurunan dalam ingatan dan
motorik baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penurunan kemmapuan
berhitung dan kalkulasi pada beberapa kasus klien mengalami gangguan saraf

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 11


otak, yaitu kesukaran untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak
begitu nyata.
c. Kemampuan bahasa
Pada pasien vertigo tidak terjadi penurunan kemampuan bahasa tergantung
dari daerah yang terganggu mempengaruhi fungsi dari serebri.
d. Lobus Frontal
Pada pasien vertigo tidak terjadi kerusakan lobus frontal maka akan terjadi
gangguan fungsi kognitif, efek psikologis dan fungsi intektual kortikal yang
lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapang
perhatian terbatas kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi.
6). Sistem Perkemihan
a. Inspeksi : pada pasien dengan vertigo tidak terlihat distensi abdomen hal ini
dikarenakan pasien dengan vertigo biasanya mengalami pengosongan
sempurna pada kandung kemih (muttaqin, 2008 : 213).
b. Palpasi : pada pasien dengan vertigo tidak ditemukan distensi kandung kemih,
hal ini terjadi karena pasien tidak mengalami kerusakan neurologis terutama
pada kontrol sfingter urinarius eksternal dan pasien dapat berkemih dengan
normal (muttaqin, 2008: 213)
7). Sistem Perncernaan
Sistem pencernaan pada pasien dengan vertigo menurut muttaqin, 2008: 213
adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi : pada pasien dengan vertigo biasanya tidak tampak terjadi kesulitan
menelan saat makan, abdomen terlihat cekung karena pada pasien dengan
vertigo mengalami kekurangan nutrisi akibat mual, muntah dan penurunan
nafsu makan.
b. Auskultasi : saat auskultasi biasanya pada pasien dengan vertigo bising usus
normal.
c. Perkusi : saat palpasi karena bising usus normal biasanya suaranya akan
timpani.
d. Palpasi : pada pasien dengan vertigo tidak terjadi nyeri tekan dibagian
abdomen.
8). Sistem Muskuloskeletal
Vertigo adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya abnormalitas organ-organ
vestibuler. Tidak terjadi disfungsi motorik. Pada kulit, jika kekurangan oksigen kulit
akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea berhungan dengan mual, muntah
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakteraturan kerja otot
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 12
3. Nyeri akut berhubungan spasme
4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi
5. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dyspnea
6. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan distrimia
7. Resiko cidera berhubungan dengan kesadaran menurun
8. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan produksi urine meningkat

D. INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA INTERVENSI


1. Nausea Tujuan : Observasi
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi pengalaman mual
keperawatan selama ….. X …… 2. Identifikasi faktor penyebab mual
menit/Jam diharapkan tingkat 3. Monitor mual pasien meliputi :
nausea menurun. frekuensi, durasi keparahan dan
Kriteria Hasil : factor penyebab
1. Perasaan ingin muntah 4. Identifikasi dampak mual terhadap
menurun kualitas hidup (nafsu
2. Perasaan asam di mulut makan,aktivitas,kinerja)
menurun 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori
3. Sensasi panas dan dingin 6. Identifikasi isyarat nonverbal
menurun ketidaknyamanan
4. Diaforesis menurun
5. Tanda-tanda vital dalam Terapeutik
batas normal 1. Kendalikan faktor lingkungan
6. Membrane mukosa lembab penyebab mual
7. Intake makanan dan 2. Berikan makanan dalam jumlah
minuman oral membaik kecil dan menarik
8. Jumlah saliva membaik 3. Kurangi atau hilangkan keadaan
Frekuensi menelan membaik penyebab mual
4. .................................

Edukasi
1. Anjurkan pasien untuk istirahat
dan tidur yang adekuat
2. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
3. Anjurkan tehnik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (seperti
relaksasi,terapi musik)
4. .................................

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
perencanaan diet pasien
Kolaborasi pemeberian obat
antiemetik,jika perlu
2. Intoleransi Tujuan Observasi
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 13
Aktivitas Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi batas kemampuan fisik
keperawatan selama ..... x ..... pasien
menit/ jam toleransi pasien 2. Identifikasi penyebab kelemahan pasien
terhadap aktifitas meningkat. (aktivitas, nyeri, atau pengobatan)
3. Monitor intake nutrisi untuk
Kriteria Hasil: memastikan sumber energi yang
1. Saturasi oksigen dalam adekuat
batas normal setelah 4. Monitor respon cardiorespiratory
melakukan aktivitas terhadap aktivitas (takikardi,
2. Nadi dalam batas normal disritmia, dispnea, RR, diaphoresis,
setelah melakukan aktivitas tekanan hemodinamik)
3. Frekuensi nafas dalam batas 5. Monitor pola dan jumlah jam tidur
normal setelah melakukan pasien
aktivitas 6. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
4. Tekanan darah (Sistole dan selama melakukan aktivitas
Diastole) dalam batas 7. .......................................................
normal setelah beraktivitas
5. ECG normal Terapeutik
6. Kemudahan melakukan 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
aktivitas sehari-hari rendah stimulus
meningkat 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif
7. Kecepatan berjalan dan/atau aktif
meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi yang
8. Kekuatan tubuh bagian atas menenangkan
dan bawah meningkat 4. Batasi aktivitas fisik agar suplai
9. Keluhan lelah menurun oksigen dalam tubuh tercukupi
10. Dispnea saat/setelah 5. Lakukan ROM pasif dan aktif untuk
aktivitas menurun mengurangi kekakuan pada sendi
11. Aritmia saat/setelah 6. Rencanakan aktivitas bertahap, jika
aktivitas menurun pasien telah memiliki banyak energy
Perasaan lemah menurun 7. Bantu pasien untuk duduk di tepi
tempat tidur, jika tidak mampu
pindah atau berjalan
8. Bantu ADL pasien
9. ........................................................

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. ........................................................

Kolaborasi
1. Konsul dengan ahli gizi tentang diet
untuk meningkatkan intake dari
makanan yang tinggi energi
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 14
2. Konsul dengan tim kesehatan lain
untuk pemberian oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur

3. Nyeri akut Tujuan Observasi


Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi nyeri secara
keperawatan selama ….x… komprehensif meliputi (lokasi,
menit/jam, diharapkan tingkat karakteristik, dan onset, durasi,
nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri)
2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil 3. Identifikasi reaksi non verbal
1. Kemampuan melakukan 4. Identifikasi factor yang
aktivitas meningkat memperberat dan memperingan
2. Keluhan nyeri menurun nyeri
3. Meringis menurun 5. Monitor tanda tanda vital
4. Sikap protektif menurun 6. ......................................
5. Gelisah menurun
6. Kesulitan tidur menurun Terapeutik
7. Tanda-tanda vital dalam 1. Kontrol  lingkungan yang dapat
batas normal (membaik) mempengaruhi nyeri
8. Nafsu makan membaik 2. Gunakan komunikasi terapeutik
9. Perasaan depresi menurun agar klien dapat mengekspresikan
10. Pola tidur membaik nyeri
3. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi (relaksasi) untuk
mengurangi nyeri
4. Ajarkan penggunaan teknik
relaksasi napas dalam
5. ......................................

Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
5. Ajarkan tehnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
6. ..........................................

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu
4. Pola Nafas Tujuan Observasi
tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola bafas
keperawatan selama ...x.... (frekuensi,kedalaman, usaha nafas)
menit/jam pola nafas membaik 2. Auskultasi bunyi nafas tambahan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 15
(gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
Kriteria Hasil 3. Monitor sputum (jumlah, warna)
1. Dispnea menurun 4. Identifikasi faktor pencetus
2. Penggunaan otot bantu terjadinya sesak
nafas menurun 5. Monitor saturasi oksigen
3. Pemanjangan fase ekspirasi 6. Monitor hasil X-Rays toraks
menurun 7. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
4. Pernafasan cuping hidung 8. ............................................
menurun
5. Frekuensi nafas membaik
a. Bayi : > 25 atau < 60 Terapeutik
b. Usia 1-4 : >20 atau < 30 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Usia 5-14 : > 14 atau < dengan head tilt dan chin lift (jaw
25 thrust jika curiga trauma servikal)
d. Usia > 14 : > 11 atau < 2. Posisikan semi fowler atau fowler
24 3. Berikan minum hangat
6. Kedalaman pernafasan 4. Lakukan fisoterapi dada
membaik 5. Berikan oksigen, jika perlu
7. Ekskursi dada membaik 6. Lakukan penghisapan lendir kurang
8. Ventilasi semenit membaik dari 15 detik
9. Tekanan ekspirasi membaik 7. ..............................................
10.Tekanan inspirasi membaik
Edukasi
1. Dorong bantu pasien melakukan
nafas dalam dan latihan batuk
efektif
2. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
3. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
4. ............................................

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. ..............................................

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 16


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vertigo merupakan salah satu gejala sakit kepala yang disertai pusing yang berputar yang
pada umumnya penyakit tersebut tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di dalam otak.
Namun, suatu ketegangan atau tekanan selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam
kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala. Penyakit Vertigo ini sering
menyerang usia kebanyakan terjadi pada usia tua (40-60), tetapi tidak menutup kemungkinan
juga terjadi pada usia muda, jenis kelamin lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-
laki.

B. Saran
Perawat mampu memahami tentang penyakit vertigo sehingga dapat menerapkan
tentang  keperawatan kepada pasien dengan memenuhi asuhan standart-standart asuhan
keperawatan.

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 17


DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiolog.Jakarta:EGC.


Israr Y,A.2008.Vertigo.Pekanbaru:Jurnal Keperawatan Indonesia.
Muttaqin, Arif.2008. Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan.jakarta:Salemba Medika.
Wilkinson, M.J.2012. Buku Saku Keperawatan NANDA NIC NOC.Jakarta:EGC.
Wreksoatmodjo.2006.Cermin dunia kedokteran.Bogor:Jurnal keperawatan indonesia

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 18


Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Vertigo |Hal 19

Anda mungkin juga menyukai