OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN SEMESTER V
S.Tr KEPERAWATAN
2020
2
3) Penyaji : Kelompok V
4) Sasaran : Masyarakat
8) Latar Belakang
9) Pengertian
A. Kegiatan
Setting Tempat
Penyuluh
Peserta
A B
D. Materi : Terlampir
E. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Surat undangan untuk keluarga sasaran disiapkan saat 4 hari sebelum penyuluhan.
2. Satuan acara penyuluhan (SAP) disiapkan saat 5 hari sebelum penyuluhan.
3. Leaflet disiapkan saat 4 hari sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1. Sasaran hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan sebanyak 4 orang.
2. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
3. Sasaran dapat menjalin interaksi yang baik dengan penyuluh.
4. Sasaran mengajukanpertanyaan dan menjawabpertanyaan secara benar 80% dari
jumlah pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh.
5. Sasaran dapat mengulang
5
Lanpiran 1
6
A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu sejak
mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil. Kebiasaan makan sudah
dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah suatu zat yang berguna dan
dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk menjalankan proses
dalam tubuh.
Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3 fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk
melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh
karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada
orang dewasa. Zat tenaga dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-
organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Zat pembangun
dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur dapat diperoleh dari
vitamin, mineral dan air
gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai
macam keadaan patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun
protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro
(Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Berikut ini sebab-
sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak
dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak
diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak
memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia
(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang).
Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan berlanjut
sampai anak beranjak remaja dan dewasa.
Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
sesuai dengan keinginan orang tua
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga. Ada
banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
8
B. 1000 HPK
Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai
matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian
organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan fungsi
melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya pada usia
0-2 tahun
a. Pengertian
9
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai
sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. 1000 HPK juga
disebut periode emas, karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat
pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang gizi
pada 1000 HPK tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan
bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih
rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara
memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2 tahun
pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.
1
0
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak
yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam.
Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka
perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per
hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak harus makan
berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12 bulan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan
serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian
1
1
MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan
padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk
encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental sampai padat. Anjuran
pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada Tabel 1
MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI, 2009
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang mencakup
jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan menurut kelompok
usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI
Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cairMakanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangilunak (disaring
campuran airkasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4
Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan
utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari
sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
1
2
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu diperhatikan
sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan untuk bayi harus
mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang layak. Selain itu dilihat
dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya sudah dipersiapkan dengan
waktu pengolahan yang singkat.
Berikut ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk bayi :
Bahan Makanan yang dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan atau
kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan
blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender
5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Makanan yang tidak mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji
gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat membuat
perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan karena reaksi
gluten intolerance
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa.
3. Makanan terlalu berlemak.
4. Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam
6. Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran yang
mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat
menyebabkan perut bayi kembung.
1
3
Lampiran 2