Anda di halaman 1dari 110

1

2
Yo, kita buka hari-hari kita dengan
Sholat Subuh di masjid berjamaah
Dengan 27 derajat pahala kebaikan
dari Allah Ta’ala.
Tahukah Anda pahala lainnya?
Sholat Subuh di masjid berjamaah
senilai dengan pahala Sholat
sepanjang malam penuh berkah.
Yo, kita buka juga hari-hari kita
dengan bersedekah walau dengan
seribu rupiah. Insya Allah hari-hari
kita akan penuh berkah.
Tahukah Anda pahala kebajikan
lainnya?

3
Sedekah akan membuat harta kita
bertambah, dan juga Baginda Rasul
SAW bersabda: “Perbanyaklah sedekah,
sebab sedekah dapat memanjangkan
usia”. Tentu semua atas izin Allah
Ta’ala juga.
Anda pasti sudah tahu semua bahwa
pahala sedekah jariyyah berkekalan
sampai ke alam barzakh, sebagai
bekal untuk menghadap-Nya. Tentu
itu semua harus diamalkan dengan
ikhlas dan istiqamah.

4
Daftar Isi

Daftar isi............................................. 5
Kata Pengantar.................................. 7
Mukaddimah..................................... 17

Bagian Pertama................................ 29
- Karena belum tahu......................... 29
- Hukum Sholat dan Hukum Sholat
berjamaah di masjid....................... 34
- Ilmu Tauhid dan Fiqih.................. 34

5
- Hukum Diwajibkannya Sholat..... 36
- Sholat, Syarat Diterimanya Iman dan
Amal................................................. 40
- Hukum Sholat Berjamaah............. 44
- Hukum Jamaah di Masjid.............
.........................................................46
- Keutamaan Sholat Berjamaah di
Masjid..............................................
.........................................................50
- Keutamaa Sholat Subuh berjamaah
di
Masjid............................................... 52
- Salah satu Keutaman
pergi ke Masjid............................... 53
- Kehadiran Kaum Wanita untuk
Sholat Berjamaah di Masjid.......... 58

Bagian Kedua
- Membuka Hari dengan
6
Bersedekah......................................
.........................................................63
- Keutamaan Sedekah...................... 67

Bagian Ketiga
Renungan
- ‘Mau kemana lagi Kita?’............... 71

Penutup.............................................. 79

Kata Pengantar
Cetakan Kelima

7
Assalamuálaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robbil älamiin. Segala
puji bagi Allah SWT., Sholawat serta
Salam bagi junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW., keluarga, sahabat
dan para pengikut setia hingga akhir
zaman.
Mengawali amalan di awal bulan
Muharram 1441 H., seperti juga di
awal setiap bulan Muharram sebagian
umat Islam menyelenggarakan
Tabligh Akbar dan Pawai Muharram.
Sebagai wujud rasa syukur ke hadirat
Ilahi Robbi, saya ingin mengisi awal
Muharram 1441 H. untuk
mengingatkan dan mengajak sahabar
dan kerabat untuk meningkatkan
kualitas ibadah sholat fardhu
berjamaah di masjid terutama bagi
8
mereka yang belum istiqomah
mendirikan sholat berjamaah di
masjid, apalagi mereka yang belum
tergerak memulai.
Melalui cetak ulang Buku “Membuka
Hari dengan SHOLAT SUBUH
BERJAMAAH”, semoga Allah SWT
memudahkan langkah sahabat dan
kerabat menuju masjid untuk
mendirikan sholat berjamaah di
Masjid.
Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami,
mudahkanlah segala urusan kami dan
masukkan kami ke dalam golongan
orang-orang yang bertaqwa
(muttaqiin).
Wassalamuálaikum Warohmatullahi
Wabarakatuh

9
Puri Indah, 1 Muharram 1441 H.
31 Agustus 2019
Kata Pengantar
Cetakan Keempat

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Ahlan wa Sahlan ya Syahru
Ramadhan, bulan yang suci, bulan
keistimewaan, bulan yang penuh
keberkahan.
Untuk kesempurnaan kita
menjalankan ibadah puasa, melalui
Kata Pengantar Buku ini, Penyusun
mohon maaf lahir dan batin atas
segala salah dan khilaf, sengaja

10
maupun tidak sengaja, agar
sempurnalah ibadah puasa kita.
Aamiin.
Dalam menunaikan ibadah puasa di
Bulan Ramadhan, disunnahkan kita
untuk mengakhirkan makan sahur
kita. Mari kita manfaatkan waktu
imsak yang singkat itu) untuk
mempersiapkan diri untuk
menunaikan ibadah sholat Subuh
berjamaah di masjid.
Marhaban Ya Ramadhan 1438 H.

Puri Indah, 23 Sya’ban 1438 H.


11
20 Mei 2017 M.

Kata Pengantar
Cetakan Ketiga

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wa bihi
nasta’in ‘ala umuurid dunya wad diin.

12
Ada tiga alasan untuk mencetak
ulang buku ini:
Pertama, Alasan klasik, yaitu masih
banyak kerabat dan sahabat yang
masih membutuhkan buku ini, baik
untuk keluarganya maupun untuk
para sahabat yang kebetulan
membaca buku tersebut, tertarik dan
minta untuk dapat memilikinya.
Kedua, mulai tanggal 7 sampai
dengan tanggal 16 Agustus 2009,
Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara menyelenggarakan
“Pesta Buku Budaya Teknologi”.
Merupakan nikmat yang saya syukuri
bisa hadir dalam acara tersebut.
Untuk mensyukuri nikmat tersebut,
13
saya ingin melengkapinya dengan
partisipasi menyiapkan ‘BUKU’ ini,
untuk hadiah bagi yang hadir.
Walaupun sangat kecil, semoga
kandungannya dapat bermanfaat.
Ketiga, ‘Majelis Zikir “TAZKIRA”
Sumatera Utara (pimpinan KH. Dr.
Amiruddin MS., MA., MBA),
menyelenggarakan Program dan
Kegiatan ‘Diklat Kader Khotib,
Muballigh-Muballighah dan
Presenter’ mulai bulan Mei sampai
dengan Agustus 2009.
Alhamdulillah, saya sudah turut
berpartisipasi dari awal
penyelenggaraan program ini. Dan
ingin melengkapi keikutsertaan saya
dengna menyiapkan ‘BUKU’ ini,
14
khususnya untuk para peserta diklat.
Walaupun sangat kecil, semoga
kandungannya dapat bermanfaat.
“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-
dosa kami dan tindakan-tindakan
kami yag berlebihan dalam urusan
kami. Tetapkanlah pendirian kami,
tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir”. (QS. Ali Imran [3]: 147).

Puri Indah
01 Agustus 2008 M
10 Sya’ban 1430 H.

Kata Pengantar
15
Cetakan Kedua

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji selalu kita
panjatkan hanya kepada Allah SWT,
khususnya berkenaan dengan karunia
nikmat-Nya, kami dapat menerbitkan
cetakan kedua buku ini.
Banyak laporan positif atas manfaat
buku ini, untuk membantu
mengingatkan dan menggerakkan
sesama Muslim untuk dapat
mendirikan Sholat Isya dan Subuh
berjamaah di masjid. Karenanya,
banyak kerabat dan sahabat yang
meminta kiriman buku lebih banyak
16
lagi. Inilah salah satu alasan kami
menerbitkan kembali buku ini.
Namun demikian masih banyak juga
yang belum tergerak untuk
menunaikan Sholat Isya dan Subuh
berjamaah di masjid, walaupun
dengan ‘iming-iming atau janji Allah
berupa pahala yang berlimpah’.
Menanggapi kondisi ini, dalam Buku
Cetakan Kedua ini kami masukkan
satu renungan yang kami kutif dari
Buletin Masjid Baitul Ihsan BI (karya
M. Ihsan) yang sudah dimuat dalam
buku kami sebelumnya, yakni
Merumput di Taman Surga.
Renungan ini semoga dapat
memberikan gambaran lebih jelas
bahwa kehidupan dunia yang bersifat
17
sementara dan penuh tipu daya itu,
tidak akan luput dari ancaman siksa
dan adzab Allah yang sangat pedih
atas semua dosa dan amal buruk yang
dilakukan manusia sekecil apapun,
serta betapa tak berdayanya manusia
di hadapan Sang Pencipta, apabila
Malakul Maut sudah datang
menjemput.
Allahumma ya muqallibal quluub
tsabbit quluubanaa ‘alaa diinika (Ya
Allah yang membolak balikkan hati
(manusia), mantapkanlah hati kami
atas agamaMu. Amiin.

Puri Indah, 18 November 2007 M.


18
20 Dzulqa’dah 1429 H.

Mukaddimah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah was syukru lillah. Segala
puji hanya bagi Allah subhanahu wa
ta’ala atas segala nikmat yang
berlimpah. Sholawat dan Salam bagi
baginda Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta pengikutnya
yang setia.

19
Dalam salah satu bukuku yang terbit
bulan Juni 2005 (jumadil Awal 1426
H), aku menuliskan perasaan hatiku
dengan ungkapan: “Alangkah
nikmatnya sholat berjamaah di kala
subuh, suasana hening. Menyaksikan
jamaah sholat sunat tahiyyatul masjid
dan qabliyah shlat subuh nampak
damai dan khusyu’ (hanya Allah
yang maha mengetahui). Kemudian
masing-masing menengadahkan
tangan berdo’a ke hadirat ilahi. Apa
yang dilakukan jamaah hampir sama,
siapapun dia, mantan pejabat atau
karyawan, pedagang kecil, petugas
kebersihan lingkungan, supir taksi,
supir mobil box, kontraktor, orang
kaya harta atau orang tak berpunya
(dhu’afa), dan lainnya, duduk di
20
lantai yang sama. Siapa yang datang
duluan (berhak duluan memilih)
tempat duduk di depan, yang
dipercaya jamaah untuk memimoin
sholat, berhak menjadi imam, atau
bila dia merasa ada udzur, boleh
menolak”.
Tulisku selanjutnya..
“Barangkali mereka yang belum
pernah sholat Subuh berjamaah di
masjid belum pernah merasaan
kenikmatan seperti itu...”
Dalam bagian lain saya juga
menuliskan: “Sholat berjamaah akan
mendapat pahala 27 derajat pahala
amal kebajikan, sedangkan sholat
sendirian (munfarid) hanya akan
21
mendapat satu pahala amal kebajikan.
Perbuatan yang disukai Allah adalah
sholat di awal waktu. Sholat di awal
waktu akan mendapat ridho Allah,
sedangkan shalat di akhir waktu
hanya akan mendapat ampunan
Allah”.

Keutamaan Sholat Subuh


Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-
Fajr ayat 1-5:

َّ ‫َوالْ َف ْج ِر َولَيَ ٍال َع ْش ٍر َو‬


‫الش ْف ِع َوالْ َوتْ ِر َواللَّْي ِل‬
‫ك قَ َس ٌم لِ ِذي ِح ْج ٍر‬ ِ
َ ‫إِ َذا يَ ْس ِر َه ْل يِف َذل‬
Artinya:

22
“Demi fajar dan malam yang sepuluh,
dan yang genap dan yang ganjil, dan
malam bila berlalu. Pada malam yang
demikian itu terdapat sumpah (yang
diterima) oleh orang-orang yang
berakal”

Nabi SAW bersabda sebagaimana


diriwayatkan oleh A’isayah ummul
mukinin:

‫الد ْنيَا َو َما فِْي َها‬


ُّ ‫َر ْك َعتَا الْ َف ْج ِر َخْيٌر َم َن‬

“Dua rokaat sholat fajar (sebelum shalat


subuh) lebih baik daripada dunia dan
isinya”.

23
Ikhwan dan akhwat...
Beberapa pertimbangan yang
mendorong aku menerbitkan buku
ini, yang berbeda dari buku-buku
yang telah kami terbitkan:
Pertama, seorang jamaah yang usianya
sudah di atas tujuh puluh tahunan,
beliau sering menyarankan supaya
aku menerbitkan buku kecil yang
mudah dibawa dalam saku. Karena
beliau pensiunan BI, beliau
mencontohkan seperti ‘Al-Ihsan’,
buletin Masjid Baitul Ihsan Bank
Indonesia.
Kedua, dari seorang yang akhir-akhir
ini sering mendapat buku dariku,
24
terutama tentang keharusan sholat
berjamaah di masjid. Laa sholaata li
jaaril masjid illa fil masjid (tiada
sholat bagi tetangga masjid (laki-laki)
kecuali di masjid”. (dari buku
Bimbingan untuk Mencapai Tingkat
Mu;min).
Tetangganya yang turut membaca
buku-buku itu, secara khusus
menyampaikan terima kasih, karena
setelah membaca buku itu, dia baru
tahu bahwa sebagai tetangga masjid
dia harus sholat berjamaah di masjid.
“Terima kasih bukunya Ton, saya jadi
merasa diingatkan harus sholat
berjamaah di masjid, yang selama ini
tak pernah saya penuhi panggilan
adzan dari masjid, padahal rumah
25
kita dekat masjid”. (lebih kurang
demikian ungkapannya).
Ketiga, saya sering ke toko buku
Gramedia di Mall Puri Indah yang
relatif dekat dengan rumahku sama-
sama di Perumahan Puri Indah. Dan
pada Selasa 13 Mei yang lalu saya
bersama dua orang cucuku
berkunjung ke toko buku Wali Songo
Gunung Agung di Kwitang. Betapa
banyak sekali buku-buku yang
bermutu dan perlu dibaca. Tapi bagi
kita yang sering ke toko buku, pasti
sependapat bahwa:
- Sedikit sekali umat Islam yang
gemar membaca

26
- Dari yang sangat sedikit itu, juga
sedikit sekali yang sempat
berkunjung ke toko buku.
- Dan sedikit sekali yang mampu
beli buku
- Apalagi buku bermutu dan sangat
mahal harganya.
- Padahal ada ilmu mendasar untuk
mengingatkan dalam
meningkatkan kualitas ibadah
yang banyak diperlukan dan
diperlukan banyak umat.

Keempat, saya sering mendapat


kiriman dan pemberian buku dan
majalah Islam dari kerabat dan
27
sahabat, yang sangat bermanfaat
bagiku untuk menambah ilmu dan
sebagai tambahan referensi.
Pada bulan Januari 2008 yang lalu,
saya menerima 2 buah buku dari
Saudara Emir ‘Quantum Ikhlas’ dan
buku saku Renungan Sholat
Berjamaah. Yang buku saku, ternyata
dapat dipesan via telepon dan
pembayaran via tranfer Bank. Saya
langsung pesan 100 buku. ‘Saya
bawakan 50 buku untuk oleh-oleh
dalam acara temu kangen Paguyuban
Tibta ’65, dan yang 50 buku dibagikan
kepada jamaah melalui Pengurus
Masjid Al-Hurriyyah.
Dua minggu kemudian seorang
jamaah laporan bahwa beliau suka
28
buku itu, dan ingin memberikan lagi
kepada 10 orang sesama jamaah. Tapi
ternyata tak bisa beli 10 buah,
minimal harus pesan 60 buah buku.
Akhirnya...., nggak jadi deh...!
Pada bulan April 2008, saya juga
menerima 2 buah majalah Islam dan 3
buah buku, dari Ustadz Saefuddin
Zuhri. Salah satunya berjudul
‘Keajaiban Sholat Subuh’ karya Imad
Ali Abdus Sami’ Husain – Doktor
Bidang Dakwah dan Tsaqafah
Islamiyyah Universitas Al-Azhar
Kairo.
Dan pada hari Jumat di bulan April
2008, saya juga menerima majalah
Fajar Islam dari Ustadz Drs. Yosri
Fajar, Khatib Jum’at di Masjid Al-
29
Hurriyyah hari itu. Pada cover depan
ada tulisan warna kuning dan merah
kontras dengan latar belakang
gambar siluet (warna hitam) sebuah
masjid megah ‘Kembali ke Masjid,
Kembali kepada Kejayaan Islam’.
Akhirnya, saya susun tulisan dan
menerbitkan buku dengan judul
‘Membuka Hari dengan Sholat Subuh
Berjmaah’, dengan bentuk dan
ukuran seperti yang ada di tangan
Sahabat dan Kerabat ini.
Semoga bermanfaat dan dapat
menggugah lebih banyak lagi umat
yang akan menjadi’tahu dan tambah
ilmu sehingga gemar memakmurkan
masjid dengan sholat berjamaah
khususnya sholat Isya dan Subuh di
30
masjid (bagi laki-laki) dengan
berjamaah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sholat yang paling berat bagi orang-
orang munafik adalah sholat Isya dan
Sholat Subuh” (HR. Imam Ahmad).

Puri Indah, 20 Mei 2008 M.


14 Jumadil Awal 1429 H
(Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional)

31
32
Bagian Pertama

Karena Belum Tahu


Suasana shalat berjamaah di masjid-
masjid kita di Indonesia, pada
umumnya masih sangat memperi-
hatinkan dari jumlah kehadiran
jamaah dalam kelima waktu shalat
fardhu berjamaah. Saya yakin bahwa
Ikhwan dan dan Akhwat pernah
menjadi makmum pada shalat fardhu
berjamaah di Masjid, yang Imamnya
(Nazir Masjid), sebelumnya beliau
yang mengumandangkan adzan,
masih bersyukur kalau yang
melantunkan iqamah salah seorang

33
makmum (muqimin atau muhajir)
yang jumlahnya bisa dihitung cukup
dengan jari tangan. Jangankan shalat
Shubuh berjamaah, bahkan shalat
fardhu Zhuhur dan Ashar pun, masjid
masih tetap sepi dari jamaah shalat
fardhu berjamaah. Alhamdulillah di
beberapa masjid sudah cukup banyak
makmum shalat Zhuhur, Ashar, dan
Maghrib. Ada yang sudah ada 2 atau
3 shaf makmum a 20 atau 30 jamaah.
Waktu saya masih dinas aktif, di
masjid Al Ikhlas (Masjid AMP-Amal
Bhakti Muslim Pancasila) yang luas
itu, yang letaknya tak terlalu jauh dari
'rumah dinas,' 'bila saya shalat
Shubuh di masjid berjamaah', jumlah
jamaah hanya terdiri dari Nazir
34
Masjid (beliau yang
mengumandangkan Adzan dan
sebagai Imam shalat), satu atau dua
orang remaja pembantu pengurus
masjid (yang bergilir melantunkan
iqamah), saya, ajudan, dan supir.
Memang letak masjid ini jauh dari
pemukiman penduduk.
Sengaja saya tulis:
'Bila saya shalat Shubuh di masjid
berjamaah', karena waktu itu saya belum
ISTIQAMAH mendirikan shalat
Shubuh di masjid berjamaah.' Padahal
(pada saat tidak dinas ke luar daerah)
sangat memungkinkan untuk mendirikan
shalat Subuh berjamaah di masjid itu
dengan istiqamah .

35
Pertanyaannya, kenapa?
Jawabannya, “waktu itu saya belum tahu,
apalagi memahami dan meyakini,
sehingga belum tergerak untuk
memakmurkan masjid dengan shalat
Shubuh berjamaah dengan istiqamah.'
Apa yang saya belum pahami dan yakini
waktu itu?
Yaitu:
- Hukum shalat fardhu berjamaah di
masjid bagi (laki-laki) tetangga
masjid. 'Tiada shalat bagi tetangga
masjid (laki-laki) kecuali di masjid.
- Keutamaan shalat fardhu
berjamaah di masjid.

36
- Keutamaan shalat fardhu Shubuh
berjamaah di masjid.
- Keutamaan shalat fardhu Isya
berjamaah di masjid.
Dari pengalaman yang pernah saya
jalani ini, saya ingin mengingatkan
dan mengajak Ikhwan dan Akhwat
(yang belum istiqamah dalam
mendirikan shalat berjamaah di
masjid, karena belum memahami
hukum dan keutamaan shalat
berjamaah di masjid, yang saya
ungkapkan di atas) dengan
menyusun buku panduan walau
dalam 'keterbatasan ilmu yang saya
miliki,' sehingga akan di jumpai
kekurangan-kekurangan.

37
Tapi untuk 'penggugah awal' kiranya
cukup memadai dan bermanfaat, dan
selanjutnya Ikhwan dan Akhwat
perlu mempelajari dari sumber yang
lebih luas lagi.
Dan ingat kata-kata bijak berikut,
”orang belajar dari pengalaman hidupnya
sendiri, tapi orang pandai belajar dari
pengalaman hidup orang lain.”
Allah SWT berfirman:

ِ
َ َ‫َوأَنْذ ْر َع ِش َريت‬
َ ِ‫ك األ ْقَرب‬
‫ني‬
Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-
kerabatmu yang terdekat.” (QS. 26 Asy-
Syu'ara: 214).

38
Hukum shalat dan Hukum shalat
berjamaah di masjid
Ilmu Tauhid dan Fikih
Sebagai dasar atau landasan semua
amal ibadah kita adalah 'Ilmu Tauhid
dan Fikih.' Oleh karena itu untuk
penyegaran ingatan kita, saya awali
bahasan ini dengan mengingatkan
kembali secara singkat, bahwa:
1. Tauhid, yaitu Keimanan, adalah
'Ilmu yang membahas hal-hal yang
berhubungan dengan akidah atau
kepercayaan,' yang meliputi:
- keimanan kepada Allah,
- keimanan kepada Malaikat,
39
- keimanan kepada rasul,
- keimanan kepada kitab,
- keimanan kepada hari kiamat,
- keimanan kepada qadla dan
qadar.

2. Fikih, adalah 'Ilmu yang


membahas mengenai hukum,'

- Sahadat,
- Shalat,
- Puasa,
- Zakat,
- Haji.

Kita bukan sekedar harus tahu, tapi


harus memahami (walau dalam kadar
terbatas) dan meyakini, karena semua
40
itu hukumnya 'wajib kita amalkan agar
kita tetap sebagai Muslim.'
Sesuai dengan pokok bahasan,
selanjutnya kita hanya akan
menguraikan penjelasan secara rinci
dan luas mengenai 'SHALAT.'

Hukum diwajibkannya shalat


Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-
Qur'an yang menjelaskan 'hukum
diwajibkannya shalat bagi orang-orang
yang beriman.' Berikut kami kutipkan
tiga ayat (saja) dari ayat-ayat
dimaksud lengkap dengan rincian
tafsirnya.
Allah SWT berfirman:
41
‫ني كِتَابًا َم ْوقُوتًا‬ِِ
َ ‫ت َعلَى الْ ُم ْؤمن‬ َّ ‫إِ َّن‬
ْ َ‫الصال َة َكان‬
“Sesungguhnya shalat itu adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman.” (QS. 4
An-Nisa: 103).
Dalam Kitab Al Qur'an dan Tafsirnya
(UII) menjelaskan tentang tafsir
potongan ayat di atas, 'Shalat adalah
suatu kewajiban bagi orang-orang
mukmin dan mereka wajib memelihara
waktunya yang telah ditetapkan. Paling
kurang lima kali dalam sehari semalam
orang Islam bershalat agar dia selalu
ingat kepada Tuhannya, sehingga
meniadakan kemungkinan terjerumus ke
dalam kejahatan dan kesesatan.

42
Mari kita perhatikan ayat berikut:

‫اعبُ ْديِن َوأَقِ ِم‬


ْ َ‫إِنَّيِن أَنَ ا اللَّهُ ال إِلَ هَ إِال أَنَ ا ف‬
‫الصالةَ لِ ِذ ْك ِري‬
َّ
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(QS. 20 At Thaha: 14).
Pada ayat ini Allah SWT
menerangkan wahyu yang utama dan
terpenting ialah bahwa 'tiada Tuhan
yang sebenarnya melainkan Allah SWT,
tiada sekutu bagi-Nya, untuk
menanamkan rasa tauhid, meng – Esa -
kan Allah SWT, memantapkan

43
pengakuan yang disertai dengan
keyakinan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan. Pada akhir ayat ini Allah
SWT menekankan supaya mendirikan
shalat. Tentunya shalat yang sesuai
dengan perintah-Nya, lengkap dengan
rukun-rukun dan syariat-syariatnya,
utuk mengingat Allah SWT dan berdoa
memohon kepada-Nya dengan penuh
ikhlas. Menyebut ibadat shalat disini
secara khusus, menunjukkan keutamaan
ibadat shalat itu dibanding dengan
ibadat-ibadat wajib yang lain seperti
puasa, zakat, dan haji.
Allah SWT berfirman:

44
‫الص ال َة َتْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء‬ َّ ‫َوأَقِ ِم‬
َّ ‫الص ال َة إِ َّن‬
‫َوالْ ُمْن َك ِر‬
“Dan dirikanlah olehmu shalat,
sesungguhnya shalat itu mencegah
manusia dari perbuatan keji dan
munkar.” (QS 29 Al Ankabut: 45)
Dalam bagian lain potongan ayat ini
dijelaskan sebagai berikut, 'Maka
Allah memerintahkan pula atas kaum
Muslimin mengerjakan shalat wajib,
yaitu shalat yang lima waktu. Shalat itu
hendaklah dikerjakan dengan rukun-
rukun dan syarat-syaratnya dan
dikerjakan dengan penuh kekhusyukan.
Sangat dianjurkan mengerjakan shalat
itu lengkap dengan sunat-sunatnya. Jika
45
shalat itu dikerjakan sedemikian rupa,
maka shalat dapat menghalangi dan
mencegah orang yang mengerjakannya
dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar.'

Shalat, syarat diterimanya Iman dan


Amal
Allah SWT berfirman: “Alif laam miim.
Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman
kepada yang gaib, yang mendirikan
shalat, dan menafakahkan sebagian rizki
yang Kami anugrahkan kepada mereka.
Dan orang-orang yang beriman kepada
kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan
46
kepadamu dan kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu. serta mereka
yakin akan adanya (kehidupan) hari
akhirat. Mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,
dan merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. 2 Al Baqarah: 1-5).
Dalam salah satu buku 'PEDOMAN
SHALAT,' ada penjelasan ayat-ayat di
atas antara lain sebagai berikut: 'bahwa
orang-orang yang bertakwa (muttaqien),
ialah mereka yang beriman akan “yang
ghaib,” (yang tidak nampak pada
pandangan matanya), yang mendirikan
shalat dan mengeluarkan sebahagian
hartanya di jalan (yang diridlai) Allah.
Tuhan meletakkan perkataan 'dan
mendirikan shalat,' sesudah perkataan
47
“beriman kepada yang ghaib,” dan
Tuhan meletakkan perkataan “dan
mengeluarkan sebahagian hartanya di
jalan Allah,” sesudah perkataan
“mendirikan shalat.” Susunan ini
memberikan pengertian, bahwa:
“iman yang teguh bersemi di lubuk jiwa,
membawa kepada mendirikan shalat.
Shalat yang ditegakkan dengan sempurna
dan khusyuk yang menjadi spiritnya
(rohnya), mendorong kepada rela
mengorbankan sebahagian harta di jalan
(yang diridlai) Allah.”
Sungguh banyak keterangan yang
dapat kita baca yang menegaskan,
bahwa: “Tiada diterima sesuatu amal
dari seseorang, melainkan dia
mengerjakan shalat.”
48
Rasulullah Saw bersabda:
“Bahwasanya permulaan amalan seorang
yang diperhatikan (pada hari kiamat)
ialah shalat. Maka jika benar urusan
shalatnya, dilihatlah amalan-amalannya
yang lain. Jika tidak benar urusan
shalatnya, tidaklah dilihat lagi kepadanya
amalan-amalannya yang lain.” (HR
Al-'Iraq dari Abu Hurairah dan Abu
Said).
“Permulaan amalan yang diperiksa dari
amalan seseorang hamba pada hari
kiamat, ialah: shalatnya, mendapat
kemenanganlah dia. Jika tidak betul
urusan shalatnya, rugi dan sia-sialah
usahanya.” (HR Ath Thabarany dari
Anas r.a).

49
Dalam risalah Ash-Shalah, Imam
Ahmad berkata:
“Wahai anakku Abdullah! Nabi Saw
telah menegaskan dalam suatu Hadits
bahwa 'tak ada peruntungan apa-apa
dalam Islam untuk orang yang
meninggalkan shalat.' Wahai anakku!
Umar Ibnui Khaththab r.a. Pernah
mengirim surat peringatan kepada
segenap wali negeri. Dalam isi surat itu
beliau berkata: “Wahai segenap wali
negeri, sesungguhnya tugas yang
kupandang paling penting, yang harus
kamu selenggarakan dengan seksama,
ialah: 'urusan shalat. Maka
barangsiapa memelihara shalat,
niscaya dia telah memelihara
agamanya (Islam). Orang yang
50
mensia-siakan shalat, maka yang
selain dari shalat tentu lebih-lebih
lagi ia sia-siakan. Tidak ada
bahagian apa-apa dalam Islam bagi
orang yang meninggalkan shalat.”
(HR Malik, Taisierul Wushul 2:194).

Hukum Shalat Berjamaah


Allah SWT berfirman:

َّ ‫الص الةَ َوآتُ وا‬


‫الز َك اةَ َو ْار َكعُ وا َم َع‬ َّ ‫يم وا‬ ِ
ُ ‫َوأَق‬
‫ني‬ ِ ِ َّ
َ ‫الراكع‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat, dan ruku' lah bersama orang-orang
yang ruku'.” (QS. 2 Al Baqarah: 43).

51
Dalam ayat ini Allah SWT
menegaskan lagi perintah wajib
mendirikan shalat, yang dipadukan
dengan perintah wajibnya
menunaikan zakat.
DAN secara khusus bahwa ayat ini
mempertegas tentang hukum
wajibnya mendirikan shalat yaitu
mengerjakan shalat yang sebaik-
baiknya, dengan melengkapi segala
syarat-syarat dan rukun-rukunnya,
serta menepati waktu-waktunya yang
telah ditentukan. Serta penegasan
'agar mereka ruku' bersama orang-
orang yang ruku', maksudnya ialah
agar mereka masuk ke dalam jamaah
shalat yang (akan atau sedang)
didirikan. Jadi ayat ini dapat
52
menjadi rujukan hukum tentang
perintah mendirikan shalat
berjamaah.

Hukum Shalat Berjamaah di Masjid


Mengapakah kita sangat dianjurkan
untuk mendirikan shalat berjamaah di
masjid, dan mengapa Baginda Rasul
Saw sangat murka kepada orang-
orang yang tidak menegakkan shalat
berjamaah di masjid, sehingga beliau
sempat mengutarakan 'berkeinginan'
dan mengancam hendak membakar
rumah orang-orang yang tidak suka
menghadiri shalat berjamaah di
masjid.

53
Rasulullah Saw bersabda:
“Laa shalata lijaaril masjidi illa filmasjidi
= Tidak ada shalat bagi tetangga masjid
(laki-laki) kecuali di masjid.” (Riwayat
Daraquthni dan Hakim).

Mari kita ikuti riwayat berikut:


Abdullah bin Um Maktum r.a datang
kepada Nabi Saw dan berkata: “Ya
Rasulullah, di Madinah ini banyak
binatang-binatang buas, sedangkan saya
seorang yang buta, dan rumah saya juga
jauh (dari masjid), dan penuntunku tidak
selalu di sampingku, apakah boleh
(diizinkan) saya shalat di rumahku?
Nabi Saw bertanya: “Apakah engkau
mendengar panggilan adzan?”
54
Jawabnya: “Ya Rasul.”
Sabda Nabi Saw: “Maka datangilah
(untuk shalat berjamaah di masjid), dan
aku tidak mendapatkan izin untuk tidak
mendatangi (shalat berjamaah dimasjid)
bagi orang yang mendengar panggilan
adzan, bila tidak ada udzur.”
Ketika ditanya, “apakah udzur itu?”
Nabi Saw menjawab, “Takut atau
sakit.”
Di mana keadaan kita dibandingkan
dengan kondisi Abdullah bin Um
Maktum r.a.?

Allah SWT berfirman:

55
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-
masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian,
serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan tidak takut
(kepada siapa pun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 9
At Taubah: 18).
Pada ayat ini Allah SWT menegaskan
bahwa hanyalah orang-orang yang
benar-benar beriman kepada Allah
dan berserah diri kepada Allah, yang
'mampu dan mau untuk memakmurkan
masjid-masjid Allah, dengan amal
ibadahnya yang ikhlas karena Allah,
dengan tetap mendirikan shalat,'
56
menunaikan zakat, dan yakin akan
mendapatkan balasan atas segala
amal ibadahnya di hari akhirat.
Ditutup dengan penegasan bahwa
'merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.'
Selanjutnya, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya masjid yang didirikan
atas dasar takwa, sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu shalat di
dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang
yang yang ingin membersihkan diri. Dan
Allah menyukai orang-orang yang
bersih.” (QS. 9 At Taubah: 108).
Dari sekian banyak makna dari ayat
ini, kita kutip sebagian yang
57
menegaskan bahwa Allah
memberikan petunjuk kepada Rasul
Saw, bahwa masjid yang dibangun
sejak semula atas dasar ketakwaan
kepada Allah SWT, adalah lebih baik
untuk dijadikan tempat ibadah shalat
bersama-sama (berjamaah) serta
mempersatukan kaum Muslimin
semuanya dalam segala hal yang diridlai-
Nya.
Di akhir ayat ini Allah SWT
menegaskan bahwa Dia menyukai
orang-orang yang sangat menjaga
kebersihan jiwa dan jasmaninya,
karena kesempurnaan orang-orang
yang bertakwa terletak pada kesucian
lahir batin.

58
Keutamaan Shalat Berjamaah di
Masjid.
Rasulullah Saw bersabda: “Shalat
dengan berjamaah itu melebihi utamanya
shalat sendirian dengan 27 derajat.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim)
Pernah Rasulullah Saw ditanya:
“Amalan-amalan apakah yang lebih
utama?”
Beliau menjawab: “Yaitu shalat tepat
pada waktunya.” (Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim).

Taujih (arahan)

59
Salah satu keutamaan yang dapat
dipetik dari shalat berjamaah di
masjid adalah shalat tepat waktu atau
shalat di awal waktu. Dengan
demikian kita dapat mengerjakan
amalan-amalan yang dimaksud
dalam kedua hadits di atas secara
bersamaan.
Mengapa demikian?
Jawabannya: “Hanya shalat berjamaah
yang didirikan di masjid yang dengan
teratur berurutan, mulai dengan:
- Mengumandangkan adzan,
- Jamaah yang sudah hadir mendirikan
shalat sunat 'qabliyah' (bagi shalat
fardhu yang ada shalat sunat
qabliyah).
60
- Dikumandangkan Iqamah,
- Didirikan shalat fardhu berjamaah.

Keutamaan Shalat Shubuh Berjamah


di Masjid.
Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa menghadiri shalat Isya
berjamaah (di masjid), maka ia seolah-
olah mendirikan shalat setengah malam,
dan barangsiapa menghadiri shalat
Shubuh berjamaah (di masjid), maka
ia seolah-olah mendirikan shalat
sepanjang malam (semalam suntuk).”
(Diriwayatkan oleh Muslim).

61
Salah satu keutamaan pergi ke
Masjid
Rasulullah SAW. Bersabda:
“Barangsiapa jika salah seorang di
antara kamu berwudhu dengan baik
kemudian pergi ke masjid dan tidak
ada niatan kecuali untuk sholat, maka
tiadalah dia melangkahkan kaki satu
langkah kecuali pastilah Allah
mengangkat dirinya satu derajat dan
menghapuskan darinya satu dosa
sampai ia masuk masjid”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa
Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada
shalat yang lebih berat bagi orang
munafik daripada shalat Isya dan Shubuh
(di masjid), dan andaikan mereka tahu
62
'betapa besarnya pahala pada kedua
shalat itu,' niscaya mereka akan
mendatanginya (menghadirinya)
walaupun harus merangkak-
rangkak.” (HR Bukhari dan Muslim).
Allah SWT berfirman:

‫س إِىَل َغ َس ِق اللَّْي ِل‬


ِ ‫الش ْم‬ َّ ‫وك‬ ِ ُ‫الص ال َة لِ ُدل‬ َّ ‫أَقِ ِم‬
ً ‫َو ُق ْرآ َن الْ َف ْج ِر إِ َّن ُق ْرآ َن الْ َف ْج ِر َك ا َن َم ْش ُه‬
‫ودا‬
ِ
‫ك َع َس ى أَ ْن‬ َ َ‫َو ِم َن اللَّْي ِل َفَت َه َّج ْد بِ ِه نَافلَ ةً ل‬
. ‫ودا‬ ً ‫ك َم َق ًاما حَمْ ُم‬ َ ُّ‫ك َرب‬ َ َ‫َيْب َعث‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan
dirikanlah pula shalat) Shubuh.
Sesungguhnya shalat Shubuh itu
63
disaksikan (oleh malaikat).Mudah-
mudahan Robbmu mengangkat kamu
ke tempat yang terpuji.” (QS. 17 Al
Isra': 78-79).
Dalam ayat 78 ini Allah SWT
memerintahkan kita untuk
mendirikan semua shalat yang telah
diwajibkan kepada kita umat Islam,
akan tetapi Allah SWT secara khusus
memberikan penekanan pada
'mendirikan shalat Shubuh (berjamaah di
masjid) dengan memberikan pujian yang
lebih, yaitu shalat Shubuh itu disaksikan
oleh malaikat-malaikat Allah.'
Selanjutnya pada ayat 79 Allah juga
menjanjikan mereka yang mendirikan
shalat Shubuh (berjamaah di masjid)
akan memberikan balasan dengan
64
ditinggikannya derajat dan
dinaikkannya kedudukan mereka ke
tempat yang terpuji.
Dalam bukunya 'Lentera Hati', Dr. M.
Quraisy Shihab menulis: Nabi
Muhammad Saw berpesan “Jadilah di
dunia ini bagai seorang musafir.” Boleh
Anda berteduh sejenak di bawah
pohon yang rindang, tapi ingat
bahwa perjalanan masih jauh dan
bekal harus dipersiapkan. Itulah
makanya ketika seseorang bertanya
kepada Nabi Saw tentang akhir masa
pergantian malam dan siang, Nabi
Saw balik bertanya: “Madza 'adadta
laha?” (=bekal apa yang engkau
persiapkan?).

65
Perjalanan sugguh panjang dan bekal
yang dipersiapkan harus banyak. Dan
kita tak tahu kapan perjalanan hidup
di dunia yang fana ini akan berakhir,
entah esok atau lusa, setiap saat ajal
bisa tiba, sesuai dengan waktu kematian
yang telah ditetapkan-Nya, tidak ada
yang dapat menolak dan mohon tangguh,
juga tak ada yang dapat mohon
dipercepat dengan alasan apapun.
Allah SWT berfirman: “Sesuatu yang
bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Allah sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya.” (QS. 3 Ali
Imran: 145).
Makanya 'wahai saudara-saudaraku
sesama Muslim, mari manfaatkan
setiap peluang yang dijanjikan Allah
66
dengan pahala yang berlimpah, mari
kita buka hari-hari kita dengan
shalat Shubuh di masjid berjamaah,
semoga Rabb mengangkat kita ke
tempat yang terpuji.'

Kehadiran Kaum Wanita untuk


Shalat Berjamaah di Masjid
Syara' membenarkan para wanita
turut berjamaah di dalam masjid
bersama jamaah laki-laki.
Rasulllah Saw bersabda:
“Apabila perempuan meminta izin
kepadamu untuk pergi (shalat berjamaah)
ke masjid di malam hari, izinkanlah

67
mereka itu.” (HR Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Umar r.a)
“Janganlah kamu melarang istri-istrimu
pergi (untuk shalat berjamaah) ke masjid
di malam hari.” (HR. Muslim dari
Ibnu Umar r.a.).
Penulis buku 'PEDOMAN
SHALAT' , Prof.Dr.T.M.Hasbi Ash
Shiddieqy menjelaskan dalam
bukunya, 'Bagaimana harus kita
pahamkan hadits “wa buyutuhunna
khairul lahuma = rumah-rumah mereka,
lebih baik bagi mereka?”
Menurut penyelidikan kami,
bahwasanya bershalat di rumah lebih
baik bagi para wanita daripada
menghadiri jamaah di masjid
68
bersama laki-laki adalah ketika
ditakuti timbul fitnah saja, karena
andaikata secara mutlak para wanita
lebih baik bershalat di rumah,
tentulah Nabi Saw tidak berdiam diri
membiarkan wanita menghadiri shalat
berjamaah di masjid. Dalam pada itu,
hendaklah para wanita menjauhkan
segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gairah orang lelaki
kepadanya, baik mengenai pakaian,
maupun bau-bauan/wangi-wangian.
Diberitakan oleh Abu Hurairah r.a.
bahwasanya Nabi Saw bersabda:
“Janganlah kamu melarang orang
perempuan pergi (shalat berjamaah) ke
masjid Allah. Dan hendaklah mereka
pergi ke masjid tanpa memakai bau-
69
bauan/ wangi-wangian.” (HR Ahmad
dan Abu Dawud).
Sungguh terdapat kebajikan yang
besar pada kehadiran kaum wanita
shalat berjamaah di masjid. Mereka
dapat mendengar bacaan Al Qur'an,
dapat menyaksikan (makmurnya
shalat) jamaah kaum Muslimin.
Kehadiran mereka ini, meninggalkan
kesan kebajikan dan kelurusan pada
diri mereka. Akan tetapi ada
sebahagian orang mengatakan, bahwa
kehadiran para wanita (shalat
berjamaah) ke masjid, menghasilkan
fitnah. Sebenarnya, fitnah itu, jika kita
takdirkan ada, seribu kali lebih
enteng dari fitnah yang hasil dari
melepaskan orang-orang perempuan
70
(wanita) ke pasar-pasar, ke kedai-
kedai, dan tempat-tempat perayaan
umum yang penuh melimpah dengan
orang-orang fasik.
Sebenarnya pula, sekiranya orang-
orang wanita biasa (shalat berjamaah)
ke masjid, bertambah kuranglah
kefasadan dan bertambah sempitlah
gelanggang kejahatan. Mudah-
mudahan hal ini, diperhatikan oleh
kaum Muslimin.
Di masa Nabi Saw diadakan pintu-
pintu di masjid, untuk para wanita.
Dan sampai saat ini juga di masjid
Nabawi (di kota Madinah al
Munawarah) ada ruangan yang luas

71
dan pintu-pintu khusus untuk (shalat
berjamaah) kaum wanita.

72
Bagian Kedua

Membuka Hari dengan Sedekah,


walau hanya dengan seribu rupiah
Apabila kita sudah 'paham dan yakin
akan dahsyatnya pahala dan ganjaran
nikmat dari shalat Shubuh berjamaah di
Masjid,' marilah kita kerjakan ibadah
shalat fardhu Shubuh berjamaah di
masjid dengan istiqamah. Dan apabila
ibadah shalat fardhu Shubuh itu
sudah mampu kita kerjakan dengan
istiqamah, mari kita lengkapi dengan
amal ibadah sunah yang ringan tapi berat
timbangannya, yaitu sedekah Jariyah.
'Sedekah jariyah pahalanya akan

73
terus mengalir berkekalan sampai ke
alam barzah.'
Rasulullah Saw bersabda: “Bila anak
Adam mati, putuslah hubungnnya
dengan dunia, kecuali tiga perkara, yaitu
ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah,
dan anak yang shaleh yang
mendoakannya.”
Dalam salah satu buku, saya pernah
menulis tentang sedekah sebagai
berikut:
'Dari suatu riwayat, diceritakan bahwa
suatu waktu ketika Nabi Ayub A.s.
sedang mandi, tiba-tiba Allah SWT
mendatangkan seekor belalang emas dan
hinggap di lengannya. Baginda menepis-
nepis lengan bajunya agar belalang jatuh.
74
Kemudian Allah SWT berirman:
“Bukankah Aku lakukan itu supaya
engkau lebih kaya?” Nabi Ayub A.s.
menjawab, “Ya benar, wahai Sang
Pencipta! Demi keagungan-Mu
apalah makna kekayaan tanpa
keberkahan-Mu.”
Ki s ah Nabi Ay ub As di atas
m en eg as k an betapa penting ny a
keb e r kahan dalam r izki yan g
dikar u n iakan ole h A llah S WT.
Ke kayaan tidak akan me mb aw a
ar ti tan pa ada ke be r kahan .
Den ga n a d an y a k eber k a h an
ha r ta da n rizk i ya n g sed ik it
ak a n bisa t er a sak a n
men cu ku p i. S eba lik n y a h ar t a
da n r izk i yang wa la u pu n
75
ba ny a k a k an t era sa k a n semp it
da n men y u sah k a n .
Agar rizki yang Allah SWT berikan
kepada kita menjadi berkah,
Rasulullah Saw menganjurkan
kepada umatnya untuk
memperbanyak sedekah.
Rasulullah Saw bersabda: “Belilah
semua kesulitanmu dengan sedekah.”
Dalam hadits lain, Rasulullah Saw
menjelaskan: “Setiap awal pagi,
semasa terbit matahari, ada dua
malaikat menyeru kepada manusia
di bumi. Yang satu menyeru, “Ya
Tuhanku, karuniakanlah ganti
kepada orang yang membelanjakan
hartanya karena Alah.” Yang satu
76
lagi menyeru, 'Ya Tuhanku,
musnahkanlah orang yang menahan
hartanya.”
Makanya saya cantumkan judul di
atas, Mari Kita Buka Hari-Hari Kita
dengan Sedekah (walau hanya
dengan seribu rupiah).
Sedekah walaupun kecil, tetapi amat
berharga di sisi Allah SWT. Orang
yang bakhil dan kikir dengan tidak
mau menyedekahkan sebahagian
hartanya akan merugi di dunia dan di
akhirat, karena tidak ada keberkahan.
Jadi, sejatinya orang bersedekah
adalah untuk kepentingan dirinya.
Sebab, menginfakkan
(membelanjakan) harta akan

77
memperoleh berkah, sebaliknya
menahannya adalah celaka.

Keutamaan Sedekah
Sedekah memiliki beberapa
keutamaan bagi yang
mengamalkannya.
Pertama, sedekah mengundang
datangnya rizki. Allah SWT berfirman,
bahwa Dia akan membalas setiap
kebajikan hamba-hamba-NYA dengan
10 kebajikan. Bahkan di ayat lain,
dinyatakan 700 kebajikan. Khalifah Ali
bin Abi Thalib r.a. menyatakan,
“pancinglah rizki dengan sedekah.”

78
Kedua, sedekah dapat menolak bala.
Rasulullah Saw bersabda:
“Bersegeralah bersedekah, sebab yang
namanya bala tidak pernah bisa
mendahului sedekah.”
Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan
penyakit. Rasulullah Saw bersabda:
“Obatilah penyakitmu dengan sedekah.”
Keempat, sedekah dapat menunda
kematian dan memperpanjang usia.
Sabda Rasulullah Saw, “Perbanyaklah
sedekah. Sebab sedekah dapat
memanjangkan usia.”
Mengapa semua itu bisa terjadi?
Sebab, Allah SWT mencintai arang-
orang yang bersedekah.

79
Kalau Allah SWT sudah mencintai
seorang hamba-NYA, tidak ada persoalan
yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada
permintaan dan doa yang Allah tidak
kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah
tidak ampuni, dan hamba tersebut akan
meninggal dalam keadaan khusnul
khatimah (baik). Kekuatan dan kekuasaan
Allah jauh lebih besar dari persoalan
yang dihadapi manusia.
Lalu, kalau manfaat sedekah begitu
dahsyatnya, masihkah kita belum
juga tergerak untuk mencintai
sedekah?

Wallahu 'alam bi shawab.

80
81
Bagian Ketiga

82
Renungan:
“Mau Kemana lagi Kita?”
Suatu hal yang pasti alam kehidupan
ini adalah bahwa kita akan mati.
Karena itu kita harus selalu yakin dan
sadar bahwa dunia hanyalah tempat
pergantian hidup, bergiliran, muncul
sebentar, hidup lalu mati, yang lain
akan lahir, dan hidup.
Di dunia sekarang giliran kita hidup
dan ada saatnya hidup kita akan berakhir,
lalu mau ke mana lagi kita? Dunia ini
tidak akan kita bawa, tetap saja di
sini, kita hanya mengaku-ngaku
sebentar, mengaku punya tanah,
mengaku punya rumah, mati pun
tidak kita bawa. Kubur kita pun di
83
tanah, bahkan nanti yang akan
berpesta pora hanyalah cacing, dan
ulat. Tubuh kita ang sekerang kita
pelihara,kalau kita sudah jadi mayat 3
hari saja, orang sudah tidakk mau lagi
berdampingan dengan kita.
Mata kita akan meleleh, tubuh kita
menggelembung membusuk. Tubuh
ini bukan milik kita, mau ke mana
kita? Orang yang kaya mati, orang
berpangkat mati, orang yang kuat
mati, dan kita pasti akan
mempertanggung jawabkan sekecil
apa pun yang kita lakukan.
Kedzaliman sekecil apa pun yang kita
lakukan pasti akan kembali kepada
kita. Itu pasti. Tidak ada orang yang
terluka hatinya, kecuali kita pun akan
84
mendapatkan balasannya. Tidak ada
cibiran atau lirikan mata sisis, kecuali
akan kembali bencananya menimpa
kita. Kita akan menderita dunia
akhirat karena perbuatan kita sendiri.
Setiap melampiaskan hawa nafsu di
hati, kita sudah menggali lubang
kehinaan menantang adzab kubur,
menantang laknat Allah. Lirikan mata
melihat yang haram, tubuh kita
mendekati zina. Sesungguhnya itu
tidak akan menyenangkan kita,
melainkan hanya akan mengundang
siksa di akhirat nanti. Uang haram
yang kita ambil, sungguh tidak akan
memperkaya diri kita, kecuali
membuat tubuh kita haram menjadi
ahli surga. Semua kemaksiatan yang
kita lakukan sama sekali tidak kan
85
menolong kita, kecuali membuat kita
nista di dunia, tersiksa di kubur,
membara di dalam neraka jahanam,
dan ini adalah benar. Setiap
kesombongan kita pun tidak akan
mengangkat derajat kita, kecuali kita
akan dipelantingkan oleh Allah
menjadi makhluk nista di dunia,
makhluk terlaknat di kubur, lalu kita
kena adzab di akhirat nani.
Kesombingan kita, petantang-
petenteng kita, kedengkian kita, sifat
pamer, dan memamerkan dunia ini,
sama sekali tidak menyelamatkan
kita. Tidak juga membuat kita
terhormat. Semuanya hanya menjadi
bekal kenistaan. Na'udzubillah.

86
Mau ke mana lagi? Makin hari makin
dekat dengan saat kematian kita. Kain
kafan sudah dirajut, batu nisan sudah
siap, papan-papan sudah ditumbuhkan
oleh Allah, tinggal digergaji untuk kita.
Liang lahat sudah ditetapkan, mana yang
akan kita huni. Belatung dan ulat sudah
ditentukan, mana yang akan mengunyah
tubuh kita.
Semakin hari semakin dekat perpisahan
dengan keluarga, ibu-ibu kita, istri kita,
suami kita, anak-anak, dan cucu-cucu
kita. Kumpulan harta yang mati-matian
kita kumpulkan, akan berpisah dengan
kita. Itu pasti. Pangkat yang mati-matian
dirindukan, pasti akan kita tanggalkan.
Siapkah kita menyongsong
kematian? Bagaimana kalau malam ini
87
malam terakhir kita, mungkin besok kita
sudah terbujur kaku dan dingin ketika
dibangunkan. Mungkin shalat tadi,
shalat terakhir dan sujud terakhir kita.
Semua tidak tahu apakah besok
masih bisa menikmati cahaya
matahari atau tidak. Pasti di antara
makhluk Allah ada yang malam ini
dijemput oleh malaikat maut. Kita
pun harus siap apabila giliran kita
yang dijemput. Oleh karena itu, tidur
kita hars tidur yang siap untuk tidak
bangun lagi.
Apakah kita akan selamat atau tidak di
kubur nanti? Mungkinkah pada saat-
saat akhir seseorang ampu menyebut
nama Allah, padahal berhari-hari
sebelumnya mulutnya kotor?
88
Mungkinkah Allah rela namanya
disebut ketika ajal menjemput?
Janganlah mulut ini penuh nista, penuh
ghibah, makanan haram, dan mendekati
zina.
Andaikata tubuh kita sudah kaku,
kita pasti sedih. Mata sudah tidak bisa
lagi membaca Al-Qur'an, telinga tak
bisa lagi mendengar majelis taklim,
tidak ada lagi mendengar suara
adzan, mulut tidak bisa lagi berdzikir
menyebut nama Allah, tangan tidak
bisa lagi bersedekah kalau sudah
kaku. Tidak ada lagi kesempatan
beramal. Lalu mengapa kita sia-siakan
kesempatan yang ada ini?
Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar.
Ya Robb, Engkau mengetahui hati kami
89
sangat keras, kasar dan hampa. Engkau
mengetahui batin kami selalu resah.
Ya Allah, Engkau mengetahui kami
jarang ingat kepada-Mu, bahkan Engkau
lihat shalat kami pun hanya sekedar
tubuh yang ruku, sujud, bahkan ketika
lisan ini menyebut nama-Mu, Engkau
mengetahui hati kami tidak ingat kepada-
Mu.
Ya Allah, ampunkan kami atas segala
kelalaian dalam shalat kami, sucikanlah
amal kami dari riya, sucikanlah lisan
kami dari bicara ghibah dan dusta,
sucikanlah qolbu kami dari munafik dan
buruk sangka.
Ya Allah sinarilah qalbuku dengan
hidayah dan petunjuk-Mu agar kamis
90
selalu dapat memelihara dan
menyambung silaturahim dengan
sahabat, kerabat dekat dan jauh.
Ya Robb, kuatkanlah hati kami untuk
dapat selalu memelihara dan
menyempurnakan keikhlasan niat kami
dalam semua ibadahku.
Ya Robb, anugerahkan kepada kami
pasangan dan keturunan yang
menyejukkan mata, dan jadikanlah kami
imam dari orang-orang yang bertaqwa.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu atas
junjungan kami Nabi Muhammad Saw,
keluarga , dan sahabatnya. Maha suci
Tuhan. Tuhan keperkasaan dari segala
sesuatu yang mereka sifatkan. Dan
semoga kesejahteraan tetap atas semua
91
utusan. Robbanaa aatina fid dunyaa
hasanah wa fil akhirai hasanah wa qinaa
adzaaban naar”.
Walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.

Penutup

Alhamdulillahirabbil 'alamiin.
Segala puji hanya bagi Allah SWT,
yang hanya dengan pertolongan-NYA
bagian akhir dari buku ini bisa saya
selesaikan. Kami yang dhaif dan
lemah ini, menyadari dengan 'ainul
yakin,' bahwa tak mungkin dapat
menghasilkan amal shaleh sekecil apa

92
pun tanpa 'izin dan rahmat Allah
SWT.'
Allah SWT berfirman:

‫ض ُل اللَّ ِه َعلَْي ُك ْم َو َرمْح َتُهُ َما َز َكا ِمْن ُك ْم‬


ْ َ‫َولَ ْوال ف‬
ِ ٍ ‫ِمن أ‬
ُ‫َحد أَبَ ًدا َولَك َّن اللَّهَ يَُز ِّكي َم ْن يَ َشاء‬ َ ْ
‫يم‬ ِ ِ‫واللَّه مَس‬
ٌ ‫يع َعل‬ ٌ ُ َ
“Sekiranya tidaklah karena karunia Allah
dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorang pun dari kamu
bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
munkar itu) selama-lamanya, tetapi
Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha

93
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. 24 An Nur: 21).

Ikhwan dan Akhwat,


Bagi siapa saja yang belum istiqamah
mendirikan shalat Shubuh di masjid
dengan berjamaah, setelah selesai
membaca naskah ini sampai akhir, mari
niatkan dengan tulus dan bulatkan tekad
kuat dalam hati, 'demi Allah mulai
hari ini akan mendirikan shalat
Shubuh berjamaah di masjid, seraya
memohon semoga Allah memberikan
petunjuk-Nya.' Jangan malu 'takut
dicemooh tetangga, bahkan
seharusnya dengan hikmah serta
mohon pertolongan Allah, kita
94
mengajak tetangga yang melecehkan
kita tadi. '

Seyogyanya,
Malu dan takut hanya kepada Allah
Ta'ala, begitu besar Allah beri kita
peluang, apakah kita tidak manfaatkan
untuk bekal pulang, agar tidak keduluan
Malaikat Izrail datang menjelang'
Karena saya mengawali 'ajakan
didasari pengalaman sendiri dan
pengalaman orang lain, maka saya ulangi
bahwa sayapun setelah tahu, paham
dan meyakini, maka sayapun
memulai dan alhamdulillah
'istiqamah.' Makanya (melalui
tulisan ini) berani mengajak rekan-
95
rekan untuk bersama-sama memulai
shalat Shubuh berjamaah di masjid,
semoga istiqamah.'
Banyak sekali kiat-kiat yang dapat
dilakukan, agar kita dapat bangun
lebih dini untuk mendirikan shalat
Shubuh berjamaah di masjid. Berikut
beberapa kiat yang kerabat dan
sahabat dapat lakukan:
Pertama, jangan tidur terlalu larut
malam. Tidurlah paling lambat pukul
22.00 setiap malam.
Kedua, berwudhu dan selalu membaca
surat Al Fatihah, surat Al Ikhlas, surat
Al Falak, surat An Nas, ayat Qursi, dan
membaca do'a menjelang tidur.

96
Ketiga, gunakan alat-alat elektronik
untuk membunyikan alarm (jam wekker,
hp/ponsel)
Keempat, minta bantuan anggota
keluarga di rumah. Atau minta tolong
tetangga dekat (yang sudah istiqamah
mendirikan shalat Shubuh berjamaah di
masjid) untuk mengajak serta ke masjid
pada tahap-tahap awal.
Kelima, sebelum tidur persiapkan
pakaian yang akan digunakan untuk
shalat Subuh berjamaah besok pagi.
Rasulullah Saw bersabda: “Setiap
awal pagi, semasa terbit matahari, ada
dua malaikat menyeru kepada manusia di
bumi. Yang satu menyeru, “Ya
Tuhanku, karuniakanlah ganti
97
kepada orang yang membelanjakan
hartanya karena Allah.” Yang satu
lagi menyeru, “Ya Tuhanku,
musnahkanlah orang yang menahan
hartanya.”
Hadits di atas adalah salah satu dasar
saya mengajak rekan-rekan untuk
beramal shaleh melalui 'Membuka
hari dengan sedekah walau hanya
dengan seribu rupiah', saya
gandengkan dalam bahasan
'Membuka hari dengan shalat Shubuh
berjamaah.'
Karena bersedekah di pagi hari
bukanlah '' niat mulia yang mudah di
amalkan, apalagi hanya dengan seribu
rupiah.” Nah, dengan kita hadir ke
masjid untuk berjamaah, maka kita
98
mudah untuk 'bersedekah jariyah
dengan seribu rupiah ke 'kotak amal
jariyah' masjid tempat kita
mendirikan shalat Shubuh
berjamaah.'
Kita semua sudah mengetahui pasti
bahwa, 'sedekah jariyah pahalanya akan
berkekalan mengalir (mengiringi manusia
sesudah wafatnya) sampai ke alam
barzakh.'
Lantas, kalau manfaat sedekah
begitu dahsyatnya, masihkah kita
belum tergerak untuk mencintai
sedekah?
Untuk dapat mengamalkan kedua
ibadah di atas dengan istiqamah, kita

99
memang harus niatkan dan bulatkan
tekad yang kuat.
Kiatnya, kita harus punya persediaan
uang lembaran seribu rupiah. Agar
tidak lupa, sebelum tidur kita harus
sudah masukkan (seribu rupiah) ke
saku baju yang akan dipakai untuk
shalat Shubuh berjamaah.

Allah SWT berfirman:

ُّ ِ‫ت َفَت َو َّك ْل َعلَى اللَّ ِه إِ َّن اللَّهَ حُي‬


‫ب‬ َ ‫فَ ِإذَا َع َز ْم‬
ِ
َ ‫الْ ُمَت َو ِّكل‬
‫ني‬
“Faidzaa 'aazamta fatawakkal 'alallaahi,
innaallaaha yuhibbul mutawakkiliin =

100
Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya.” (QS. 3 Ali Imran: 159).
Kepada kerabat dan sahabat yang
menerima buku ini, apabila merasa
tidak memerlukannya lagi, dengan
segala kerendahan hati, kami mohon
dapat memberikannya ke masjidatau
musholl saat Anda singgah untuk
sholat.
S em og a Allah SWT
m en g am pun i atas s eg ala
k es al ah an dan k ekhilafank u,
s erta m el i mpahk an pahala
k epada pen ulis , penerbit, y ang
m en y i m pan dan membantu
101
m en g edark an ny a, jug a
terutam a bag i pembaca y ang
m en g am alk anny a. Amin ya
Ro bbal ‘al am in.
“Wain yakun showabun faminaLlah, fain
yakun khathaun faminnii wa minasy
syaithani. Wallahu wa rasuluhu barii-un
‘anni minhu (Dan sekiranya benar,
maka itu datang dari Allah SWT. Dan
sekiranya salah maka itu datangnya
dariku sendiri dan daripada syaithan.
Allah dan Rasul-Nya terlepas
daripadanya}.
‘Robbana aatinaa fid dunyaa hasanah
wafil akhirati hasanah wa qina
adzaaban naar. Wa sholla Allahu alaa
sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa
aalihi wa shahbihi wa sallama.
102
Subhaana rabbika rabbil ‘izzai ‘amma
yashifuun wa salaamun ‘alal
mursaliin wal hamdulillahi rabbil
‘alaminn.

--ooOOOooo--

103
Profil Penulis

H. Maymaran NS.

104
Lahir di Serpong Tangerang, 26 Maret
1940 Jenjang Pendidikan: 1). Madrasah /
SD Serpong, Tangerang; 2). SMP-SMA di
Jakarta; 3). Akademi Militer Nasional di
Magelang; 4). Sekolah Staf &Komando
TNI-AD (Seskoad) Bandung; 5).
University of Pittburgh di Pennsylvania,
USA; 6). University of South
Australia, Adelaide, Australia.
Pengalaman
Jabatan Militer:
1. DAN TON S/D WA DAN YON DI
KODAM BUKIT BARISAN, SUMUT
2. DAN YON S/D WA DAN MEN DI
AKABRI, MAGELANG
3. KOMANDAN KODIM TANGERANG
DI KODAM JAYA JAKARTA
4. DOSEN SESKOAD DI BANDUNG

105
5. KOMANDAN RESIMEN INDUK
KODAM SILIWANGI BANDUNG
6. KOMANDAN KOREM 022/PT DI
KODAM BUKIT BARISAN, SUMUT
7. PERWIRA STAF SOSPOL ABRI,
MABES ABRI CILANGKAP,
JAKARTA

Jabatan Sipil:
- KETUA RT DI KODYA MAGELANG
- BUPATI / KDH - TKII DELI
SERDANG, SUMATERA UTARA
Negara & Kota yang pernah dikunjungi:
BENUA ASIA:
1. Negara Arab Saudi: Jeddah,
Madinah, Makkah (Perjalanan
Umroh & Haji, Perjalanan Umroh)

106
2. Negara Yordania: Amman (singgah
ke Palestina dan Israel di Jerryho dan
Yerussalem)
3. Negara Qotar: Doha
4. Negara Bahrain: Bahrain
5. Negara Cina: Hongkong, Beijing,
Guilin, Shanghai
6. Negara Taiwan: Taipei, Huilien,
Taichung, Kaohsiung
7. NegaraThailand: Bangkok
8. Negara Brunei Darussalam: Bandar
Sri Begawan
9. Negara Malaysia: Kualalumpur,
Penang, Johar Baru
10. Negara/Kota Singapura
11. Negara Jepang: Tokyo, Nagoya,
Kyoto, Osaka
BENUA AMERIKA:
12. Negara Amerika Serikat: Washington
DC, New York, Philadelpia,
107
Baltimore, Pittsburgh, Harrisburgh,
Albany, Detroit, Orlando dan Boston

BENUA AUSTRALIA:
13. Negara Australia: Sidney,
Melbourne, Canberra, Adelaide,
Brisbane
14. Negara Selandia Baru: Aukland

BENUA EROPA:
15. Negara Belanda: Amsterdam,
Rotterdam
16. Negara Belgia: Brussel
17. Negara Jerman: Berlin, Frankfurt,
Postdam, Heidelberg
18. Negara Inggris: London
19. Negara Italia: Roma, Milan, Vanesia,
Florence, Pisa
20. Negara Vatican: Vatican

108
21. Negara Perancis: Paris
22. Negara Swiss: Luzerne, Engelberg,
Ladenberg
23. Negara Spanyol: Madrid, Cordoba,
Seville, Granada, Malaga
24. Negara Turki: Istambul
25. Negara Polandia: Warsawa, Krakow,
Wraclow, Bydghghozsh, Torun
26. Negara Ceko: Praha
27. Negara Austria: Wina
28. Negara Hongaria: Budapest
29. Negara Slovakia: Ruzonberok
30. Negara Rusia: Moskow, St.
Petesburgh

BENUA AFRIKA:
31. Negara Maroko: Tangier, Rabat,
Casablanca
32. Negara Mesir: Cairo

109
110

Anda mungkin juga menyukai